DIAGNOSI PENYAKIT VASKULAR

DISKUSI TOPIK
PENYAKIT VASKULAR - I
Oleh: Bryan Christian, Harri Hardi, Komang Shary K.
Narasumber: dr. Taofan, SpJP (K)
Modul Praktik Klinik Kardiovaskular dan Bantuan Hidup Lanjut

Divisi Kedokteran Vaskular, Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UI
Rumah Sakit Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita
Mei 2017
OUTLINE
I. Penyakit Aorta II. Peripheral Arterial Disease (PAD)

• Aneurisma aorta • PAD Asimtomatik
• Klaudikasio Intermiten
• Diseksi aorta
• Chronic Limb Ischemia (CLI)
• Koarktasio aorta • Acute Limb Ischemia (ALI)
STANDAR KOMPETENSI DOKTER
INDONESIA
1. ANEURISMA AORTA
I. PENYAKIT AORTA
Definisi Aneurisma Aorta
• pathologic segment of aortic dilation that has a propensity

to expand and rupture
• an increase in diameter of at least 50% greater than
expected for the same aortic segment in unaffected
individuals of the same age and sex.
Braverman AC. Disease of the aorta. In: Mann DL, Zipes DP, Libby P, Bonow RO, Braumwald E, ed. Braunwald’s Heart Disease: A Textbook of
Cardiovascular Medicine. USA: Elsevier; 2015. pp 1277-302
Klasifikasi Aneurisma Aorta Berdasar
Lokasi
Aorta Asenden
(60%)
Aneurisma
Arkus Aorta
Aorta
(10%)
Thorakalis
Aorta
Desenden
(30%)
Aneurisma
Aorta
Abdominalis
Liang F, Creager MA. Disease of peripheral vasculature. In: Lilly LS, ed. Pathophysiology of Heart Disease: A Collaborative Project of Medical Student and Faculty. 5 th ed. USA:
Lippincott Williams & Wilkins; 2011. pp 339-46
Histologi Aorta
Tunika Intima: terdiri atas sel

endotelial, pembatas antara dinding dan
alliran darah
Tunika Media: otot polos dan matriks
(kolagen dan elastin)
Kolagen: menahan tekanan
Elastin: meregang dan kembali ke
posisi semula
Tunika Adventitia: Kolagen, saraf
perivaskular
https://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/histology/artery3.jpg
Tipe Aneurisma Aorta
ANEURISMA: terdilatasinya
tunika intima, media, dan
adventitia
• Fusiform: simetris
• Saccular: sebagian segmen
PSEUDOANEURISMA: ruptur
tunika intima dan media, darah
tertampung di tunika adventitia
Braverman AC. Disease of the aorta. In: Mann DL, Zipes DP, Libby P, Bonow RO, Braumwald E, ed. Braunwald’s Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. USA: Elsevier;
2015. pp 1277-302
Etiologi
Aorta asenden Aorta desenden dan

• Degenerasi kistik medial abdominalis
• Elastin yang terdegenerasi dan • Arterosklerosis
defragmentasi • Merokok, dyslipidemia, hipertensi,
• Berkaitan dengan penuaan, usia tua
hipertensi, penyakit arteri koroner
Liang F, Creager MA. Disease of peripheral vasculature. In: Lilly LS, ed. Pathophysiology of Heart Disease: A Collaborative Project of Medical Student and
Faculty. 5th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2011. pp 339-46
Prevalensi dan Rekomendasi Screening
Prevalensi: sebanyak 3-9% laki-laki berusia lebih

dari 50 tahun memiliki aneurisma aorta
abdominalis
Rekomendasi: screening menggunakan USG harus

dilakukan pada semua laki-laki berusia >65 tahun
sebanyak 1 kali atau pada usia >55 tahun pada pria
ataupun perempuan, dengan riwayat keluarga yang
memiliki aneurisma. (The Society for Vascular
Surgery)
Manifestasi Klinis Aneurisma
Aorta
• Umumnya bersifat asimptomatik
• Menjadi simptomatik apabila menekan organ tertentu
• Trakea / bronkus: Batuk, sesak, pneumonia
• Esofagus: disfagia
• N. Larigeal rekuren: serak
• Nyeri perut/punggung + massa berdenyut + bruit pada auskultasi
• Regurgitasi aorta (bunyi jantung S3 dan peningkatan JVP)
Bonow RO, Mann DL, Zipes DP, Libby P. Braunwald’s Heart Disease, A Textbook of Cardiovascular Medicine. 9th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2012
Lee CT, Williams GH, Lilly LS. Hypertension. In: Pathophysiology of Heart Disease. Editor: Lilly LS. 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2011
Aggarwal S, Qamar A, Sharma V. Abdominal aortic aneurysm: A comprehensive review. Exp Clin Cardiol. 2011 Spring; 16(1): 11–15.
Diagnosis Aneurisma (1)
Terdiagnosis tidak sengaja pada pemeriksaan foto polos
http://img.medscape.com/pi/features/slideshow-slide/non-intestinal-xray/fig6.jpg
Diagnosis Aneurisma (2)
Terdapat keluhan  diperiksakan USG serta CT dengan kontras
Tatalaksana Aneurisma
Terdiagnosis Evaluasi setiap
Lihat ukuran
Aneurisma 6-12 bulan
Evaluasi dapat dilakukan setiap 2-3 tahun apabila aneurisma tidak bertambah besar
Indikasi operasi: Belum indikasi operasi:

• Aneurisma aorta asenden >5,5 cm
• Aneurisma aorta asenden dengan sindrom marfan • Kontrol tekanan darah
• Aneurisma aorta desenden thorakal >6,5 cm • Berhenti merokok
• Aneurisma aorta abdominal >5,5 cm
• Turunkan kolesterol
• Aneurisma lain dengan pertumbuhan >1cm/tahun
Liang F, Creager MA. Disease of peripheral vasculature. In: Lilly LS, ed. Pathophysiology of Heart Disease: A Collaborative Project
of Medical Student and Faculty. 5th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2011. pp 339-46
Tatalaksana Operasi
http://www.esteemmedical.com.hk/img/aaa/aaa7-english.jpg
Prognosis Pasien Aneurisma
Aneurisma Aorta Thorakalis Aneurisma Aorta Abdominalis
Diameter Risiko Diameter Risiko
pecah/tahun pecah/tahun
<5 cm 2% <4 cm 0,3%
5-5,9 cm 3% 4-4,9 cm 1,5%
>6 cm 7% 5-5,9 cm 6,5%
Apabila dilakukan operasi: 2% akan mengakibatkan

kematian
Liang F, Creager MA. Disease of peripheral vasculature. In: Lilly LS, ed. Pathophysiology of Heart Disease: A
Collaborative Project of Medical Student and Faculty. 5th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2011. pp 339-46
Kegawatdaruratan Aneurisma
RUPTUR
Perdarahan
Aneurisma aorta thorakalis
Mortalitas: 90% • Rongga pleura
Triad klasik (25-50% kasus) • Mediastinum
• Nyeri • Bronkus
• Hipotensi Aneurisma aorta
• Massa berdenyut abdominalis
• Rongga abdomen
• Retroperitoneal
• Saluran cerna
Assar AN, Zarins CK. Ruptured abdominal aortic aneurysm: a surgical emergency with many clinical presentations.
Postgrad Med J. 2009 May;85(1003):268-73.
1.2. DISEKSI AORTA
PENYAKIT AORTA
Diseksi Aorta
is a life-threatening condition in which blood from the

vessel lumen passes through a tear in the intima into the
medial layer and spreads along the artery
Salah satu dari 3 Dapat mengancam

sindrom akut aorta jiwa
Liang F, Creager MA. Disease of peripheral vasculature. In: Lilly LS, ed. Pathophysiology of Heart Disease: A Collaborative Project of Medical Student
and Faculty. 5th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2011. pp 339-46
Sindrom Akut aorta
90% merupakan diseksi aorta

Insidensi (USA): 2-3,5 dari 100.000
Terbanyak pada usia 60-70 tahun
Patofisiologi Diseksi Aorta (Hipotesis)
B. Ruptur primer pada vasa vasorum yang

A. Robeknya tunika intima yang menyebabkan menghasilkan perdarahan pada dinding
darah dari lumen masuk ke tunika media aorta, selanjutnya merusak dinding tunika
intima
Braverman AC. Disease of the aorta. In: Mann DL, Zipes DP, Libby P, Bonow RO, Braumwald E, ed. Braunwald’s
Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. USA: Elsevier; 2015. pp 1277-302
Klasifikasi Diseksi Aorta
Klasifikasi DeBakey
I = berasal dari aorta asenden, melibatkan arkus aorta
II = berasal dari aorta asenden, tidak melibatkan struktur lain
III = berasal dari aorta desenden
Klasifikasi Stanford
A: melibatkan aorta asenden
B: tidak melibatkan aorta asenden
Epidemiologi dan Faktor Risiko
Epidemiologi:
2/3 pasien dengan diseksi aorta
memiliki riwayat hipertensi
Lokasi: Asenden (65%), Desenden
(20%)
Faktor risiko:
• Genetik
• Penyakit jantung lain
• Trauma
• Infeksi
The Task Force for the Diagnosis and Treatment of Aortic Diseases of the
European Society of Cardiology (ESC). 2014 ESC guidelines on the diagnosis
and treatment of aortic diseases. European Heart Journal (2014) 35, 2873–
2926
Manifestasi Klinis
• Nyeri dengan rasa terobek

(93,6% kasus)
• Komplikasi lain berkaitan
dengan ruptur
• Hipertensi
1. Liang F, Creager MA. Disease of peripheral vasculature. In: Lilly LS, ed. Pathophysiology of Heart Disease: A Collaborative Project of Medical Student and Faculty.
5th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2011. pp 339-46
2. Braverman AC. Disease of the aorta. In: Mann DL, Zipes DP, Libby P, Bonow RO, Braumwald E, ed. Braunwald’s Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular
Medicine. USA: Elsevier; 2015. pp 1277-302
Pemeriksaan Penunjang
Terduga diseksi aorta  foto thoraks
Mediastinum melebar (70- Tonjolan aorta abnormal

80% kasus) disertai kalsifikasi
Diagnosis Pasti
Emergensi: CT Scan dengan kontras atau Transesofageal Echocardiography
Diagnosis (Ringkasan)
Smith AD, Schoenhagen P. CT-Imaging for acute aortic syndrome. Cleve Clin J Med. 2008 Jan;75(1):7-9
Tatalaksana
Stanford Stanford
A B Operasi dilakukan
Farmakologi
apabila terdapat
bersamaan
ruptur ataupun
dengan operasi
nyeri
segera
berkelanjutan
Farmakologi:
Menurunkan tekanan sistolik (target 100-120)
Mengurangi kontraksi ventrikel kiri sehingga tekanan berkurang dengan beta
blocker
1.3. KOARKTASIO AORTA
PENYAKIT AORTA
KOARKTASIO AORTA
• Penyempitan diskret lumen aorta

• PJB asianotik
• insidens 1 dari 6.000 kelahiran hidup
• sering terjadi bersamaan dengan Sindroma
Turner (54, XO)
• Patofisiologi:
• Hipertrofi ventrikel kiri
• Dilatasi pembuluh darah kolateral
Liang F, Creager MA. Diseases of the peripheral vasculature. In: Lilly LS, editor. Pathophysiology of heart disease. 5th
Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Klasifikasi
1. Duktal (infantile)
• penyempitan terjadi proksimal
dari duktus akibat hipoplasia
• disebabkan oleh kelainan jantung
 aliran darah menuju bagian kiri
jantung.
2. Postduktal (adult)
• terjadi karena perluasan jaringan
otot duktus ke aorta pada janin.
• Ketika jaringan duktus mengalami
konstriksi setelah partus, jaringan
ektopik di dalam aorta juga
berkonstriksi  obstruksi.
Liang F, Creager MA. Diseases of the peripheral vasculature. In: Lilly LS, editor.
Pathophysiology of heart disease. 5th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Manifestasi Klinis
• Berat  gagal jantung segera setelah dilahirkan.
• koarktasio preduktal  sianosis diferensial jika duktus arteriosus masih
terbuka
• Postduktal  tidak berat
• PF: denyut nadi arteri femoralis yang lambat dan lemah + peningkatan
tekanan darah pada ekstremitas atas.
• Bunyi jantung:
• Murmur ejeksi middiastolik akibat aliran darah yang melalui koarktasio dapat
ditemukan
• Pada orang dewasa, sirkulasi arteri kolateral dapat menimbulkan murmur yang
continuous pada dada.
Liang F, Creager MA. Diseases of the peripheral vasculature. In: Lilly LS, editor.
Pathophysiology of heart disease. 5th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Diagnosis dan Tatalaksana
Tata laksana
Diagnosis
• Pada neonatus dengan obstruksi berat,
• EKG infus prostaglandin  duktus
• Hipertrofi ventrikel kiri arteriosus tetap paten
• Ekokardiografi • Pembedahan:
• adalah eksisi segmen aorta yang
• Foto polos toraks menyempit  end-to-end
• Hipertrofi ventrikel reanastomosis & direct repair of the
• Penyempitan aorta coarctation
• anak-anak yang lebih tua, orang dewasa,
Liang F, Creager MA. Diseases of the peripheral vasculature. In: Lilly LS,
pasien dengan koarktasio rekuren setelah
editor. Pathophysiology of heart disease. 5th Ed. Philadelphia: Lippincott reparasi  intervensi transkateter
Williams & Wilkins.
II. PERIPHERAL ARTERIAL
DISEASE
DEFINISI
Penyempitan
Peripheral Arterial Disease
• Gangguan aliran darah ke perifer  penyempitan

terjadi ??
pembuluh darah (oklusi/stenosis)
• Except : koroner, arkus aorta, cerebral Struktural (organik)
• Diakibatkan : Aterosklerosis / Non-Aterosklerosis -Inflamasi-
• Terbanyak  Ekstremitas
Fungsional
Gejala Timbul (spasme)
• ↑kebutuhan metabolik jaringan yg iskemik (aktivitas)
• Ada tidaknya sirkulasi kolateral
• Ukuran & lokasi arteri yang terkena
Pasokan darah ke
SUMBER:
Perifer Terhambat
1. Hirsch AT, Haskal ZJ, Hertzer NR, Bakal CW, Creager MA, Halperin JL, et al. ACC/AHA 2005 practice guidelines for management of patient
with peripheral arterial disease (lower extremity, renal, mesenteric, and abdominal aortic). Circulation. 2006;113:e463-e654.
2. Liang F, Creager MA. Diseases of the peripheral vasculature. In: Lilly LS, editor. Pathophysiology of heart disease. 5th Ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2011. p. 339-360.
3. Abdulhannan P, Russell DA, Homer-Vanniasinkam S. Peripheral arterial disease: a literature review. British Medical Bulletin. 2012; 104: 21–39
SUMBER: https://www.nhlbi.nih.gov/sites/www.nhlbi.nih.gov/files/images_281
SUMBER: http://patienteducationcenter.org/wp-content/themes/default/image.php?image=189368
EPIDEMIOLOGI
Insiden Meningkat seiring pertambahan
usia ( 60 hingga 70-an)
Laki-laki >> Wanita
40% PAD Asimptomatik
10%  Klaudikasio Intermiten
Paling sering menyerang

ekstremitas  Tungkai Bawah
SUMBER:
2. Shammas NW. Epidemiology, classification, and modifiable risk factors of peripheral arterial disease. Vascular Health and Risk Management. 2007:3(2) 229–234
3. Creager MA, Loscalzo J. Vascular diseases of extremities. In: Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, et al, editor. Harrison’s Cardiovascular Medicine. McGrawHill. 2010. p.
454.
PAD FACTS !!
ETIOLOGI &
PATOFISIOLOGI
Aterosklerosis Tromboemboli Artritis

-Kronik  (MOST)- -Akut-
<< pasokan Terasa nyeri

Hambatan Jaringan
darah jaringan (klaudikasio
aliran darah iskemik
distal )
• Derajat penyempitan & letak pada regio tertentu  Beratnya gejala

• Lokasi nyeri  lokasi oklusi
SUMBER:
1. Hirsch AT, Haskal ZJ, Hertzer NR, Bakal CW, Creager MA, Halperin JL, et al. ACC/AHA 2005 practice guidelines for management of patient with peripheral arterial disease (lower extremity, renal, mesenteric, and
abdominal aortic). Circulation. 2006;113:e463-e654.
2. Tendera M, Aboyans V, Bartelink M-L, Baumgartner I, Clément D, Collet J-P, et al. ESC guidelines on the diagnosis and treatment of peripheral artery diseases. European Heart Journal. 2011:32;2851-2906.
3. Liang F, Creager MA. Diseases of the peripheral vasculature. In: Lilly LS, editor. Pathophysiology of heart disease. 5th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2011. p. 339-360.
PATOFISIOLOGI
• Aterosklerosis
Lesi dgn lipid
core yg nekrosis
Atheroma fibro- dilapisi 
proliferative fibrous cap tipis
& mudah
Pembentukan
ruptur
foam cell
Pembentukan
fatty streak 
inflamasi
tunika intima
Disfungsi
endotel
SUMBER:
PATOFISIOLOGI
• Non-Aterosklerosis
SUMBER:
ANATOMI
ARTERI SUMBER: http://www.edoctoronline.com/medical-atlas.asp?c=4&id=2979
FAKTOR RISIKO
= penyebab penyakit arteri koroner !!
MODIFIABLE NON- MODIFIABLE
Usia lanjut Merokok Dislipidemia
Diabetes dan
Obesitas
hipertensi
SUMBER:
1. Creager MA, Loscalzo J. Vascular diseases of extremities. In: Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, et al, editor. Harrison’s Cardiovascular
Medicine. McGrawHill. 2010. p. 454.
2. National Heart, Lung, and Blood Institute. Who is at risk for peripheral arterial disease? [Webpage]. [Diakses pada 19 Oktober 2014]. Tersedia dari:
http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/pad/atrisk.html
Klasifikasi
I. PAD Asimtomatik
II. Klaudikasio Intermiten

(chronic non-critical limb ischemia)
III. Critical limb ischemia
IV. Acute limb ischemia
SUMBER: Gerhard-Hermann MD, Gornik HL, Barret C, Barshes NR, Corriere MA, Drachman DE, et al. 2016 AHA/ACC guideline on the management of patients with lower extremity
peripheral artery disease. Journal of the American College of Cardiology (2016),
Klasifikasi
SUMBER: Dormandy et al. J Vasc Surg 2000

2.1. PAD Asimtomatik
PAD
PAD Asimtomatik
• Terdapat pada 65% kasus

• Pasien dengan:
Diabetes Usia lanjut

CKD
mellitus >70 tahun
• Diketahui PAD  Periksa ABI
SUMBER: Shammas NW. Epidemiology, classification, and modifiable risk factors of peripheral arterial disease. Vascular Health and Risk Management. 2007:3(2) 229–234
Interpretasi ABI
2.2. Klaudikasio Intermiten
PAD
Klaudikasio Intermiten
• Definisi: Kram otot / nyeri yg berasal dari vaskular pada ekstremitas bawah 
timbul saat aktivitas & segera menghilang dgn istirahat (<10 menit)
• Anamnesis
• Faktor risiko 
• Pemeriksaan Fisis
Nadi (tibialis posterior > dorasilis
pedis), semua arteri :
Kulit : kelembapan, • 0 = absen Buerger test, Multiple
• 1 = berkurang Suhu, CRT, aritmia
ulkus, gangren Allen test pulse/bruit  PAD
• 2 = normal
• 3 = di atas normal
Gerhard-Hermann MD, Gornik HL, Barret C, Barshes NR, Corriere MA, Drachman DE, et al. 2016 AHA/ACC guideline on the management of patients with lower extremity peripheral artery disease. Journal
of the American College of Cardiology (2016),
• Diagnosis diferensial: Nyeri Sendi, Pseudoklaudikasio
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium :
• Hb, Ht
• GDS, HbA1c (pasien DM)
• Profil Lipid (pasien dyslipidemia)
• Ur/Cr
• Parameter/faktor-faktor pembekuan
• Elektrolit
EKG
Duplex Ultrasound
MRA dan CT Angio

Gerhard-Hermann MD, Gornik HL, Barret C, Barshes NR, Corriere MA, Drachman DE, et al. 2016
• untuk lokasi  bila direncanakan intervensi AHA/ACC guideline on the management of patients with lower extremity peripheral artery disease.
Journal of the American College of Cardiology (2016), doi: 10.1016/j.jacc.2016.11.007
Abdulhannan P, Russell DA, Homer-Vanniasinkam S. Peripheral arterial disease: a literature review.
British Medical Bulletin. 2012; 104: 21–39
Key Point.. • Lokasi :
• Percabangan a.
femoralis komunis – a.
femoralis profunda
• Kanalis Hunter
(aponeurosis 2/3 paha
atas)
• Percabangan distal a.
poplitea
USG Doppler
PENDEKATAN KLINIS
American College of Cardiology Foundation and the American Heart Association. Managements of patients with peripheral artery disease: ACCF/AHA pocket guideline.
USA: Elsevier; 2011.
American College of Cardiology Foundation and
the American Heart Association. Managements of
patients with peripheral artery disease: ACCF/AHA
pocket guideline. USA: Elsevier; 2011.
DIAGNOSIS BANDING
Alur Diagnosis
&
Tata Laksana
PAD
Gerhard-Hermann MD, Gornik HL, Barret C, Barshes NR, Corriere MA, Drachman DE, et al. 2016 AHA/ACC
guideline on the management of patients with lower extremity peripheral artery disease. Journal of the American
College of Cardiology (2016),
TATALAKSANA
NON - MEDIKAMENTOSA MEDIKAMENTOSA
Gerhard-Hermann MD, Gornik HL, Barret C, Barshes NR, Corriere MA, Drachman DE, et al. 2016 AHA/ACC guideline on the management of patients with lower extremity peripheral artery disease. Journal of the American College
of Cardiology (2016),
NON - MEDIKAMENTOSA
• Modifikasi Faktor
Risiko !!
• Olahraga Teratur :
• Intensitas ringan 
Klaudikasio
• Treadmill exercise /
berjalan selama 50 menit
per kali latihan – diselingi
istirahat setiap 5-10 menit
MEDIKAMENTOSA
• Terapi Simptomatis & Kontrol Faktor Risiko Terapi 3 Bulan
• Simptomatis  anti-platelet (↓ risiko) Pertama
Asam
Asetil- • 75-325 mg/hari PO Evaluasi
Salisilat
Clopidogrel • 75 mg/hari PO
• Vasodilator & anti-platelet

Re-
Cilostazol • Keluhan klaudikasio intermiten Monitor
vaskularisa
• 100 mg/hari tiap 12 jam PO / tahun
si
Pentoxifilin • 400 mg/hari PO
2.4. Acute Limb Ischemia (ALI)
PAD
Acute Limb Ischemia (ALI)
DEFINISI
• Kondisi akut (<2 minggu)  NYERI TERUS-MENERUS !!

• Hipoperfusi berat pada ektremitas :
• nyeri (pain)
• pucat (pallor)
• nadi tidak teraba (pulselessness)
• dingin (poikilothermia)
• penurunan fungsi sensoris/kesemutan (paresthesia)
6P !!
• kelemahan motorik (paralysis)
PENTING !!
• Rupture plak trombosis / migrasi klot dari lokasi yang lebih

proksimal
• Belum terbentuk kolateral  EMERGENSI
of the American College of Cardiology (2016), doi: 10.1016/j.jacc.2016.11.007
Abdulhannan P, Russell DA, Homer-Vanniasinkam S. Peripheral arterial disease: a literature review. British Medical Bulletin. 2012; 104: 21–39
ALI: Etiologi Oklusi Arteri Akut
• Etiologi
– Emboli
– Pembentukan trombus in situ
• Pemeriksaan penunjang
– Bunyi bruit
– USG  Angiografi
SUMBER: Liang F, Creager MA. Diseases of the peripheral vasculature. In: Lilly LS, editor. Pathophysiology of heart disease. 5th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
2011. p. 339-360.
ALI: Alur
Diagnosis
SUMBER: Gerhard-Hermann MD, Gornik HL, Barret C,
Barshes NR, Corriere MA, Drachman DE, et al. 2016
AHA/ACC guideline on the management of patients with
lower extremity peripheral artery disease. Journal of the
American College of Cardiology (2016),
ALI: Klasifikasi
Viabel :
• ektremitas terancam kehilangan jaringan (-)
• kehilangan sensorik (-)
• kelemahan otot (-)
• vena & arteri masih terdeteksi dengan Doppler
Threatened :
• Kelemahan motorik & penurunan sensorik ringan- sedang
• arteri tdk terdeteksi melalui Doppler, vena masih
• Marginally
• Immediately
Irreversible :
• kerusakan/kehilangan jaringan / kerusakan saraf permanen
• Anestesi – Paralysis
• Vena serta arteri (-) dideteksi dengan Doppler
ALI: TATALAKSANA
• Pemberian oksigen
• Terapi farmakologis anti-nyeri :
• Oral: bic nat 3x 500 mg, alupurinol 3 x 500 mg, asam mefenamat 3x 500 mg
• IV: pentoksifilin 1.200 mg/24 jam, NacL 0,9% 500 ml/24 jam, pethidine 12-25 mg bolus atau morphine
2 mg bolus bila nyeri hebat dapat diberikan heparinisasi pada semua stadium ALI.
• Revaskularisasi dapat dilakukan dengan trombolisis dengan kateter atau dengan
trombolektomi.
• Kategori viable (kategori I) revaskularisasi dilakukan 6-24 jam
• Kategori IIa dan IIb harus dilakukan <6 jam
• Amputasi harus dilakukan derajat III
• Pemberian warfarin pasca revaskularisasi 3-6 bulan bila perdarahan (evaluasi
INR/bulan)  berikan antiplatelet
2.3. Critical Limb Ischemia
(CLI)
PAD
CLI
• Ischemic rest pain, tissue loss, atau gangren pada keadaan
terdapatnya PAD dan hipoperfusi ekstremitas bawah.
• Sekitar 1-3% pasien ALI mengalami CLI
SUMBER:
Shishehbor MH, White CJ, Gray BH, Menard MT, Lookstein R, Rosenfield K, et al. Critical Limb Ischemia, An Expert Statement. Journal of
American College of Cardiology. 2016; 68:2002–15. doi:10.1016/j.jacc.2016.04.071.
Klasifikasi
• Termasuk dalam Rutherford kategori 4, 5, 6 dan Fontaine III dan IV 

tidak mempertimbangkan ukuran luka, perfusi, atau infeksi (WIfI)
Threatened Limb Classification
System
oleh SVS (Society for Vascular Surgery Lower
Extremity Guidelines)
• menstratifikasi risiko berdasarkan WIFI
• W: Wound (extent & depth)
• I: Ischemia (perfusion/flow)
• FI: Foot Infection (presence & extent)
SUMBER:
Patofisiologi
• Rest pain
• Berbaring  penurunan aliran darah ke ekstremitas bawah  nyeri
iskemik
• Pembentukan ulcus
• Multifaktorial: tekanan, trauma, insufisiensi vena, gagal jantung, hygiene,
DM (neuropati)
• Insufisiensi arteri perlu dicari
• Diperberat dengan edema lokal dan faktor-faktor lain spt. merokok
SUMBER:
Manajemen Multidisiplin
• Disiplin yang terlibat:

• Penyakit dalam
• Kardiologi/kedokteran vaskular
• Ahli nutrisi
• Rehabilitasi medik
• Ortopedi
• Bedah plastik
SUMBER:
Algoritma Manajemen
SUMBER:
Shishehbor MH, White CJ, Gray BH, Menard
MT, Lookstein R, Rosenfield K, et al. Critical
Limb Ischemia, An Expert Statement. Journal
of American College of Cardiology. 2016;
68:2002–15. doi:10.1016/j.jacc.2016.04.071.
Tata Laksana
• Revaskularisasi:
• Open surgical
• Endovascular revascularization
• Terapi Medikamentosa  mencegah infark miokard, stroke, dan
kematian; membantu mempercepat penyembuhan luka,
mencegah amputasi, mengontrol faktor risiko
SUMBER:
Terima kasih

DIAGNOSI PENYAKIT VASKULAR

Uploaded by

Document Information

Original Title

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

DIAGNOSI PENYAKIT VASKULAR

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

DISKUSI TOPIK

Modul Praktik Klinik Kardiovaskular dan Bantuan Hidup Lanjut

I. Penyakit Aorta II. Peripheral Arterial Disease (PAD)

• pathologic segment of aortic dilation that has a propensity

Tunika Intima: terdiri atas sel

Aorta asenden Aorta desenden dan

Prevalensi: sebanyak 3-9% laki-laki berusia lebih

Rekomendasi: screening menggunakan USG harus

Indikasi operasi: Belum indikasi operasi:

Apabila dilakukan operasi: 2% akan mengakibatkan

is a life-threatening condition in which blood from the

Salah satu dari 3 Dapat mengancam

90% merupakan diseksi aorta

B. Ruptur primer pada vasa vasorum yang

• Nyeri dengan rasa terobek

Mediastinum melebar (70- Tonjolan aorta abnormal

• Penyempitan diskret lumen aorta

• Gangguan aliran darah ke perifer  penyempitan

40% PAD Asimptomatik

10%  Klaudikasio Intermiten

Paling sering menyerang

Aterosklerosis Tromboemboli Artritis

<< pasokan Terasa nyeri

• Derajat penyempitan & letak pada regio tertentu  Beratnya gejala

Usia lanjut Merokok Dislipidemia

II. Klaudikasio Intermiten

III. Critical limb ischemia

IV. Acute limb ischemia

SUMBER: Dormandy et al. J Vasc Surg 2000

• Terdapat pada 65% kasus

Diabetes Usia lanjut

• Diketahui PAD  Periksa ABI

MRA dan CT Angio

NON - MEDIKAMENTOSA MEDIKAMENTOSA

• Vasodilator & anti-platelet

• Kondisi akut (<2 minggu)  NYERI TERUS-MENERUS !!

• Rupture plak trombosis / migrasi klot dari lokasi yang lebih

• Termasuk dalam Rutherford kategori 4, 5, 6 dan Fontaine III dan IV 

• Disiplin yang terlibat:

You might also like