You are on page 1of 30

PRASARANA WILAYAH

tingkatan / kelas
PRASARANA JALAN
Sistem Jaringan Jalan
(UU 38/2004, Pasal 7)

SISTEM JARINGAN JALAN PRIMER :


Sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk pengembangan
sbemua wilayah di tingkat nasional, dengan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi
yang berwujud pusat-pusat kegiatan

SISTEM JARINGAN JALAN SKUNDER :


Sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di
dalam kawasan perkotaan
Sistem Jaringan Jalan Primer
JALAN ARTERI
PRIMER
PKN (JAP) PKN

JALAN ARTERI
JALAN ARTERI PRIMER PRIMER
(JAP) (JAP)

JALAN KOLEKTOR
PKW PRIMER PKW
(JKP)

JALAN JALAN KOLEKTOR


LOKAL JALAN KOLEKTOR PRIMER PRIMER
PRIMER (JKP) (JKP)
(JLP)

JALAN LOKAL
PKL PRIMER PKL
(JLP)

JALAN
LOKAL JALAN LOKAL PRIMER
PRIMER (JLP)
(JLP)

PK
DIBAWAH
PKL

JALAN
LOKAL JALAN LOKAL PRIMER
PRIMER (JLP)
(JLP)

PERSIL
Sistem Jaringan Jalan Sekunder
F1
Kawasan
Primer

JALAN ARTERI
JALAN ARTERI SEKUNDER SEKUNDER
(JAS) (JAS)

JALAN ARTERI F 2.1


F2.1 SEKUNDER Kawasan
Kawasan (JAS) Sekunder
Sekunder
I
I

JALAN ARTERI
JALAN ARTERI SEKUNDER
SEKUNDER
(JAS)
(JAS)

JALAN KOLEKTOR
F2.2 F2.2
SEKUNDER
Kawasan Kawasan
Sekunder (JKS)
Sekunder
II II

JALAN
LOKAL JALAN KOLEKTOR SEKUNDER
SEKUNDER (JKS)
(JLS)

JALAN F2.3 F2.3


JALAN LOKAL
LOKAL Kawasan Kawasan
SEKUNDER
Sekunder Sekunder
SEKUNDER (JLS)
III III
(JLS)

JALAN LOKAL SEKUNDER (JLS)

JALAN LOKAL
Perumahan
SEKUNDER Perumahan
(JLS)
Pelabuhan
dan
Pelabuhan Pelabuhan
Bandar Pergudangan
dan dan
Pelabuhan
Pergudangan Udara
Bandar Bandar Pergudangan
dan
Udara Udara
Bandar Pergudangan
Udara

Kawasan
Perdagangan
Kawasan Kawasan
Kawasan Regional
Perdagangan Perdagangan
Kawasan
Regional Industri
Kawasan Kawasan Regional
Perdagangan
Industri Regional Industri
Kawasan
Industri

Arteri Primer (Jalan Nasional)

Kolektor Primer
Arteri Sekunder

Kolektor Sekunder
Kawasan Primer Lokal Sekunder
Kawasan Sekunder
Perumahan
Batas Administrasi
HIRARKI JALAN KOTA

Pelabuhan
Pelabuhandan
dan
Bandar Pergudangan
BandarUdara
Udara Pergudangan

Kawasan
Kawasan
Kawasan Perdagangan
Perdagangan
Kawasan
Industri Regional
Regional
Industri

Keterangan :
Kawasan Primer Sistem Primer

Kawasan Sekunder Jalan Arteri Sekunder


Perumahan Jalan Kolektor Sekunder
Batas Kota Jalan Lokal Sekunder
FUNGSI JALAN
(UU 38/2004, Pasal 8)

JALAN ARTERI :
Jalan melayani angkutan utama dengan ciri
Mobilitas perjalanan jarak jauh, kecepatan tinggi, dan jumlah
jalan masuk dibatasi secara berdaya guna
JALAN KOLEKTOR :
Jalan melayani angkutan pengumpulan/pembagian
dengan ciri jarak sedang, kecepatan sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi.
JALAN LOKAL :
Jalan melayani angkutan setempat dengan ciri
jarak dekat, kecepatan rata rendah, dan jumlah
jalan masuk tidak dibatasi.
Akses ke JALAN LINGKUNGAN :
Tata Guna Lahan Jalan umum melayani angkutan lingkungan
dengan ciri Perjalanan jarak dekat, dan kecepatan
rata - rata rendah
STATUS JALAN
(UU 38/2004, Pasal 9)
JALAN NASIONAL :
Jalan arteri dan kolektor dalam sistem jaringan primer menghubungkan
antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional serta jalan tol
JALAN PROVINSI :
Jalan kolektor dalam sistem jaringan primer menghubungkan ibu kota
provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/ kota
dan jalan strategis provinsi
JALAN KABUPATEN :
Jalan lokal dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibu kota
kabupaten dengan pusat kegiatan lokal (PKL), antar PKL, serta jalan umum
dalam sistem skunder dalam kabupaten dan jalan strategis kabupaten
JALAN KOTA :
Jalan umum dalam sistem jaringan sekunder yang menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubung
kan antar pusat permukiman yang berada di dalam kota
JALAN DESA :
Jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar permukiman di
da lam desa, serta jalan lingkungan
Jalan berdasarakan spesifikasi prasarana

JALAN BEBAS HAMBATAN (FREEWAY) :


Jalan untuk lalu lintas pelayanan menerus/tidak terputus dengan
pengendalian jalan masuk secara penuh, dan tanpa adanya
persimpangan sebidang, serta dilengkapi dengan pagar ruang milik
jalan, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah dan dilengkapi median

JALAN RAYA (HIGHWAY) :


Jalan untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk
secara terbatas dan dilengkapi dengan median, paling sedikit 2 (dua)
lajur setiap arah

JALAN SEDANG (ROAD) :


Jalan dengan lalu lintas sedang dengan pengendalian jalan masuk
tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan
lebar paling sedikit 7 (tujuh) meter

JALAN KECIL (STREET) :


Jalan untuk melayani lalu lintas setempat, paling sedikit 2 (dua) lajur
untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 5,5 (lima setengah)
KELAS JALAN DAN SPESIFIKASI PRASARANA JALAN :
(UU 38/2004, Pasal 10)
Pengaturan kelas jalan dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan
di bidang lalu lintas dan angkutan jalan (UU 14/1992 Dan PP No. 43/1993 )
Kelas jalan dibagi ke dalam kelas I, II, IIIA, IIIB dan IIIC berdasarkan kemam
puannya untuk dilalui oleh kendaraan dengan dimensi dan MST tertentu.

KELAS KELAS
KELAS I KELAS II IIIA IIIB KELAS IIIC
FUNGSI ARTERI /
JALAN ARTERI ARTERI KOLEKTOR KOLEKTOR KOLEKTOR
DIMENSI / MAKS. MAKS. MAKS. MAKS. MAKS.
LBR.KEND 2,50 M 2,50 M 2,50 M 2,50 M 2,10 M
DIMENSI / MAKS. MAKS. MAKS. MAKS. MAKS.
PJG.KEND 18,0 M 18,0 M 18,0 M 12,0 M 9,0 M
> 10
MST TON 10 TON 8 TON 8 TON 8 TON

Pengelompokan Kls Jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarananya :


- JALAN BEBAS HAMBATAN
- JALAN RAYA
- JALAN SEDANG
- JALAN KECIL
MEKANISME PENYUSUNAN JARINGAN JALAN

-RENC. TATA RUANG ARTERI JLN.


- SISTRANAS JARINGAN JALAN PRIMER TOL
PRIMER
KEBIJAKAN JLN.
DAN STRATEGI NAS
PEMBINAAN
JARINGAN JALAN KOLEKTOR
JLN.
PRIMER
PROP

JARINGAN
TRANSP. NAS.
(DARAT- JALAN) LOKAL JLN.
PRIMER KAB.

KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
PEMBINAAN
JARINGAN JALAN

- PERTUMBUHAN KOTA
- PEMERATAAN JARINGAN JALAN
SKUNDER
KONSEP DASAR POLA ANGKUTAN DARAT
TERMINAL TIPE A
PENUMPANG TIPE B
SIMPUL / TIPE C
TERMINAL
TERMINAL
BARANG UTAMA
JARINGAN
PENGUMPAN
PRASARANA
LOKAL
KHUSUS
RUANG LALIN /
JALAN / ALUR
JARINGAN UMUM
TRANSPORTASI
NASIONAL
PRIMER
FUNGSI
SEKUNDER
JARINGAN WEWE- PUSAT NEGARA
PELAYANAN NANG PROP;
PEMBI- DAERAH KAB/KO;
NAAN DESA
KELAS I; II; IIIa; IIIb; IIIc

PENGU- TOL
SAHAAN UMUM
Ditjen Perhubungan Darat; Dept. Perhubungan

Monday, December 27, 2021 12


WILAYAH PELAYANAN TERMINAL

Tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk


angkutan lintas batas negara, angkutan antarkota
antarprovinsi, angkutan antarkota dalam provinsi,
angkutan perkotaan, dan angkutan perdesaan.

Tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk


angkutan antarkota dalam propinsi, angkutan kota, dan
angkutan perdesaan.

Tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk


angkutan perdesaan

Monday, December 27, 2021 13


FUNGSI PELAYANAN TERMINAL

Terminal Utama, melayani angkutan utama, angkutan


pengumpul/ penyebar antarpusat kegiatan nasional, dari pusat
kegiatan wilayah ke pusat kegiatan nasional, serta perpindahan
antarmoda khususnya moda angkutan laut dan udara.
Terminal utama dapat dilengkapi dengan fungsi sekunder, yakni
pelayanan angkutan setempat/lokal sebagai mata rantai akhir
sistem perangkutan
Terminal Pengumpan, melayani angkutan pengumpul/
penyebar antarpusat kegiatan wilayah, dari pusat kegiatan lokal
ke pusat kegiatan wilayah.
Terminal pengumpan dapat dilengkapi dengan pelayanan
angkutan setempat.

Terminal Lokal, melayani penyebaran antarpusat kegiatan


lokal.

Monday, December 27, 2021 14


KLASIFIKASI RUMAH SAKIT

Rumah sakit Rumah sakit Rumah sakit Rumah sakit


umum kelas umum kelas umum kelas umum kelas
A B C D

2
1 Rumah sakit Rumah sakit Rumah sakit
khusus kelas khusus kelas khusus kelas
A B C

RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT KHUSUS

 Rumah Sakit umum kelas A dan kelas B memiliki  Rumah sakit khusus kelas C hanya untuk
kemapuan pelayanan medik spesialis dan subspesialis Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak

 Rumah Sakit umum kelas C dan kelas D memiliki


kemapuan pelayanan medik spesialis, kecuali rumah
sakit kelas D pratama
RUMAH SAKIT UMUM

RUMAH SAKIT UMUM KELAS A RUMAH SAKIT UMUM KELAS B


Rumah Sakit umum yang mempunyai
Rumah Sakit umum yang mempunyai fasilitas fasilitas dan kemampuan pelayanan
dan kemampuan pelayanan medik paling medik paling sedikit 4 (empat) spesialis
sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) dasar, 4 (empat) penunjang medik
penunjang medik spesialis, 12 (dua belas) spesialis, 8 (delapan) spesialis lain selain
spesialis lain selain spesialis dasar, dan 13 (tiga
belas) subspesialis A B spesialis dasar, dan 2 (dua) subspesialis
dasar.

RUMAH SAKIT UMUM KELAS D


D C RUMAH SAKIT UMUM KELAS C

Rumah Sakit umum yang


Rumah Sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis
paling sedikit 2 (dua) spesialis dasar dan 4 (empat) penunjang
dasar medik spesialis
. .
PRASARANA DRAINASE

Drainase adalah prasarana yang berfungsi


mengalirkan air permukaan ke badan air dan
atau ke bangunan resapan buatan.

Drainase berwawasan lingkungan yaitu


pengelolaan drainase yang tidak
menimbulkan dampak yang merugikan bagi
lingkungan.
PENGELOLAAN DRAINASE
(Ditjen Cipta Karya Kemen PUPR)
SKALA
SKALA SKALA BADAN
LINGKUNGA
PERSIL KAWASAN AIR
N
• Rooftop Greening • Subreservoir Air Hujan • Kolam Rentensi
• Penampungan Air Hujan

• Sumur Resapan Air


Hujan • Saluran Lingkungan
• Pompa dan pintu air • Saluran Utama SUNGAI
PENCE • Parit Tampungan
• Wet Land
GAHAN
• Saluran Porous
• Grass Block • Kolam retensi mini
• Biopori • DRAINMAS
• Saluran Drainase • Kolam Detensi
Terpadu
LAUT

PENAN • Tanggul darurat • Tanggul darurat


• Tanggul persil darurat
GANAN • Pompa mobile • Pompa mobile
• Pompa tetap • Pompa tetap
SITU/DANAU
DRAINASE
LINGKUNGAN
UU 23 Tahun 2014
pengelolaan drainase

19
PRASARANA DRAINASE

Kondisi 1
outlet ke drainase sekunder Sungai
Drainase Tersier
Drainase Sekunder
Genangan

Drainase Tersier Drainase Sekunder


Ecodrain

LAUT
Kolam
Kondisi 2 Retensi
outlet langsung menuju ke laut
Genangan

Drainase Tersier
Drainase Tersier
ecodrain: Ecodrain
sumur resapan, kolam retensi, rain water harvesting, reservoir, d.l.l
DRAINASE LINGKUNGAN UNTUK KAWASAN KUMUH
Penanganan Drainase
Penanganan
genangan air banjir limpasan
hujan sungai Mengelola limpasan air hujan yang turun di suatu
kawasan atau lingkungan permukiman untuk
menghindari terjadinya genangan

Metode pelaksanaan :
Lingkunganh
Permukiman Melalui pembangunan saluran drainase dan
bangunan pelengkap lainnya

Inovasi :
• Penerapan ecodrain
• Pembuatan kolam retensi yang berfungsi sebagai cadangan
air dan perbaikan kualitas air tanah
• Pembuatan sumur resapan

21
Drainase Primer di Kab. Purworejo

Drainase Primer Kab. Purworejo Drainase Tersier Kota Pekalongan


PENGEMBANGAN AIR BERSIH

Air Minum : Basic Needs  Pondasi Bagi Kemandirian

SPAM REGIONAL

SPAM IKK
(Instalasi kawasan
kumuh)

SPAM DI KAWASAN PEDESAAN

23
STRUKTUR PROGRAM
SISTEM PENGEMBANGAN
PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) SPAM
2015-2019
PERKOTAAN SPAM INSTALASI KAWASAN KHUSUS (IKK)
SPAM Regional Pemb. SPAM Kws
Khusus
Kawasan Kumuh

Pemb. SPAM Kws Pemb. SPAM IKK Kawasan Nelayan


Perkotaan Kawasan Perbatasan
Pemb. SPAM Ibu Kota
Pemekaran Kawasan Pulau Terluar
Perluasan SPAM Perkotaan SPAM Strategis
Pengembangan Jaringan Kawasan Kumuh
Pemanfaatan Idle Perpipaan
Kawasan Nelayan
Penurunan Kebocoran
Kawasan Perbatasan
SPAM Kws Perkotaan Bantuan Program
Terfasilitasi Kawasan Pulau Terluar
Pengemb. Jar.Perpipaan
SPAM Strategis

SPAM KAWASAN PERDESAAN


SPAM Berbasis Masyarakat
Pemb. SPAM Kws Rawan AIr Pemb. SPAM Kws Rawan Air
Pemanfaatan Idle
SPAM Kws Rawan Air Terfasilitasi Bantuan Program
Pengemb. Jar.Perpipaan
PENGEMBANGAN SPAM KAB/KOTA
(LINGKUP KABUPATEN/KOTA)

Jaringan Distribusi
Reservoar Bagi
Jaringan
Transmisi Jaringan Distribusi
Air Baku Utama
ai
ng

Jaringan Distribusi
Su

Reservoir Bagi
Intake Watermeter Induk
IPA

Jaringan Distribusi
Bagi

Sambungan Rumah
(SR)

UNIT DISTRIBUSI &


UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI
PELAYANAN

Kab/Kota KABUPATEN/KOTA

Pemkab/kota:
- APBD kab/kota
- DAK
- CSR
- KPBU
- Pinjaman Pemerintah Kab/Kota

PDAM:
- Internal Cash
- Pinjaman Perbankan
- B-to-B 25
PENGEMBANGAN SPAM REGIONAL
(LINGKUP REGIONAL LINTAS KAB/KOTA)
Jaringan Distribusi
Bagi

Meter
Offtake
Reservoar
Jaringan
Transmisi Jaringan Distribusi Jaringan Distribusi
Air Baku Utama Bagi
ai

Meter
ng

Offtake
Su

Intake Watermeter Induk


IPA Regional
Jaringan Distribusi
Bagi

Meter
Offtake

Sambungan Rumah
(SR)

UNIT DISTRIBUSI &


UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI
PELAYANAN

Lintas
Kab/Kota PROVINSI KAB/KOTA

Pusat: Pusat: Pemprov: Pemkab/kota:


- APBN melalui Ditjen - APBN melalui Ditjen - APBD provinsi - APBD kab/kota
SDA CK - Pinjaman Pemprov - DAK
- KPBU - CSR
- KPBU
- Pinjaman Pemerintah Kab/Kota

* Offtake dapat berupa reservoir/watermeter PDAM:


26
- Internal Cash
PENGEMBANGAN SPAM REGIONAL
(LINGKUP REGIONAL LINTAS PROVINSI)
Jaringan Distribusi
Bagi

Meter
Offtake
Reservoar
Jaringan
Transmisi Jaringan Distribusi Jaringan Distribusi
Air Baku Utama Bagi
ai

Meter
ng

Offtake
Su

Intake Watermeter Induk


IPA Regional
Jaringan Distribusi
Bagi

Meter
Offtake

Sambungan Rumah
(SR)

UNIT DISTRIBUSI &


UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI
PELAYANAN

Lintas
Provinsi PUSAT KAB/KOTA

Pusat: Pusat: - APBD provinsi untuk fasilitasi dan pembinaan Pemkab/kota:


- APBN melalui Ditjen - APBN melalui Ditjen kab/kota yang termasuk dalam SPAM regional - APBD kab/kota
SDA CK lintas provinsi - DAK
- KPBU - CSR
- KPBU
- Loan
- Pinjaman Pemerintah Kab/Kota

* Offtake dapat berupa reservoir/watermeter PDAM:


27
- Internal Cash
PRASARANA AIR LIMBAH
PENAMPUNGA PENGANGKUTA PENGOLAHAN
N N AKHIR
Sistem Setempat
(On-Site)

Tangki Septik
Individual/Bersama Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT)

Skala Komunal
Sistem Terpusat
(Off-Site)

SR
Skala Kawasan

Kegiatan yang dapat dibiayai dengan APBN Skala Regional/Kota 28


PRASARANA PERSAMPAHAN

PEMILAHAN, PENGOLAHA PENGANGKUTA PENGOLAHAN


RESIDU
PEWADAHAN & 3R N N AKHIR

Kertas dll

Gelas dll TPS


TPS
Organik 3R
SPA
Bahan
Beracun
Berbahaya TPA
RUMAH
TANGGA

Kegiatan yang dapat dibiayai dengan APBN


29
TERIMAKASIH
SELAMAT BELAJAR

You might also like