You are on page 1of 40

Pemeriksaan Fisik Jantung

dr. Zainal Safri, Sp.PD, Sp.JP


Kontributor Blok Sistem Kardiovaskuler
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara
Struktur Anatomi Jantung

Struktur Anatomi Luar Jantung Struktur Anatomi Dalam Jantung


Titik-Titik Pedoman Pemeriksaan Fisik Jantung

Area Apeks, merupakan lokasi pemeriksaan


auskultasi bunyi katup mitral. Area ini terletak
pada sela iga ke-5 kiri, sekitar 2 jari sebelah
medial garis midklavikula kiri.
Area Trikuspidalis, merupakan titik lokasi
pemeriksaan fisik auskultasi bunyi katup
trikuspidalis. Area ini terletak pada sela iga ke-4
dan ke-5 garis sternal kiri dan kanan.
Area Pulmonal, terletak pada sela iga ke-2 garis
sternal kiri. Merupakan lokasi pemeriksaan
auskultasi bunyi katup pulmonal.
Titik-Titik Pedoman Pemeriksaan Fisik Jantung
 Area Aorta, terletak pada sela iga ke-2 garis sternal kanan.
Merupakan lokasi pemeriksaan auskultasi bunyi katup aorta .
 Area Septal (Erb’s Point) merupakan lokasi pemeriksaan
auskultasi untuk mendengarkan bising jantung yang
disebabkan adanya defek pada atrium (ASD) , atau pada
ventrikel (VSD). Terletak pada sela iga ke-3 garis sternal kiri .
 Angulus Sternalis Ludovici (angle of Louis), merupakan
tonjolan tulang yang terletak diantara manubrium , dan
corpus sterni.
 Titik ini merupakan tempat melekatnya tulang iga kedua
dengan corpus sterni, dan dapat digunakan sebagai
pedoman dalam menghitung sela iga.
 Pada pemeriksaan fisik jantung, angulus sterni ludovici
digunakan sebagai pedoman dalam pemeriksaan tekanan
vena jugularis eksterna.
Titik-Titik Pedoman Pemeriksaan Fisik Jantung

Lokasi Auskultasi Katup-Katup Jantung


Titik-Titik Pedoman Pemeriksaan Fisik Jantung

Angulus Sternalis Ludovici Anatomi Dinding Dada


Garis-Garis Pedoman Pemeriksaan Fisik Jantung
Garis-Garis Pedoman Pemeriksaan Fisik Jantung
Persiapan Pasien
Jelaskanlah terlebih dahulu prosedur
pemeriksaan fisik jantung yang akan
dilakukan, secara lisan dengan bahasa yang
dimengerti oleh pasien, kemudian mintalah
persetujuan pasien (informed consent).
Bila pasien setuju, posisikan pasien pada
posisi semi-supine dengan sudut 300.
Pastikan pasien merasa nyaman dengan
posisi tersebut.
Persiapan Pasien

Posisi Pemeriksaan Semi-Supine Perubahan Posisi Pemeriksaan


Persiapan Pasien
Posisi pemeriksaan dapat diubah-ubah sesuai
dengan tujuan pemeriksaan.
Aturlah pakaian pasien sedemikian rupa
sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan
baik.
Aturlah pencahayaan ruangan pemeriksan,
sehingga cukup terang untuk melakukan
pemeriksaan fisik.
Inspeksi
Mengamati dengan seksama penampilan pasien
yang mungkin berkaitan dengan adanya penyakit
pada jantung dan pembuluh darah, misalnya :
 Lelah dan lesu.
 Gelisah (cemas) karena sesak nafas terus
menerus.
 Muka meringis karena nyeri pada dada.
 Tangan memegangi dada sebelah kiri, dll.
Inspeksi
 Amatilah dinding dada dengan seksama :
 Kelainan pada dinding dada misalnya jaringan parut
bekas operasi
 Kelainan bentuk toraks.
 Frekuensi pernafasan.
 Pulsasi katup-katup jantung.
 Pada keadaan normal, pulsasi pada daerah pulmonal,
aorta, dan trikuspid tidak terlihat.
 Pulsasi apeks (ictus cordis) dalam keadaan normal, akan
terlihat sebagai pulsasi yang terlokalisir pada sela iga ke-
5 kiri, kira-kira 2 cm sebelah medial garis midklavikula kiri
(lihat video inspeksi jantung).
Inspeksi
Amatilah dengan seksama kelainan pada
organ-organ tubuh yang berhubungan
dengan penyakit jantung dan pembuluh
darah :
Bibir pasien yang membiru.
Clubbing finger.
Edema organ-organ tubuh terutama pada
tungkai.
Inspeksi

Clubbing Finger (jari tabuh) Edema Ekstremitas Bawah


Palpasi
Palpasi Katup-Katup Jantung :
Palpasi pulsasi katup-katup jantung.
Palpasi pulsasi apeks jantung.
Palpasi Heaves.
Palpasi Thrill.
Palpasi Katup-Katup Jantung
Pulsasi katup-katup jantung (lihat video) :
 Letakkan ujung jari telunjuk tangan kanan
pemeriksa pada lokasi katup aorta, pulmonal,
septal, dan trikuspid untuk merasakan ada
tidaknya pulsasi katup jantung.
 Lakukan penilaian apakah pulsasi katup-katup
jantung normal, mengeras, melemah, hilang,
atau bergeser letaknya
Palpasi Apeks Jantung
 Letakkan telapak tangan pada dinding toraks sebelah kiri
setinggi sela iga ke-5 kiri, sekitar 2 cm sebelah medial
garis midklavikula sebelah kiri (lihat video).
 Lakukanlah penilaian terhadap pulsasi yang dirasakan.
 Dalam keadaan normal ictus cordis akan teraba sebagai
denyutan, atau tendangan halus pada jari-jari tangan
kanan pemeriksa (ictus cordis +).
 Lakukan juga penilaian juga terhadap letak (berapa cm
dari garis midsternum), dan ukurannya (normal 2 cm).
 Lakukan penilaian apakah pulsasi apeks jantung normal,
mengeras, melemah, hilang, atau bergeser letaknya.
Palpasi Katup-Katup Jantung

Proyeksi Lokasi Auskultasi Jantung Palpasi Apeks Jantung


Palpasi Heaves
Letakkanlah telapak tangan pemeriksa
pada daerah parasternal sebelah kiri pada
toraks pasien :
Lakukan penilaian ada tidaknya heaves.
Heaves seperti gelombang pada
telapak tangan pemeriksa.
Ditemukan pada kasus insufisiensi katup
mitral, dan pembesaran ventrikel kanan.
Palpasi Thrill
Letakkanlah telapak tangan pasien sehingga
meliputi area katup aorta dan pulmonal :
 Lakukanlah penilaian ada tidaknya thrill.
 Thrill getaran pada telapak tangan
pemeriksa karena desiran aliran darah, yang
terjadi karena adanya turbulensi aliran darah .
 Turbulensi aliran darah ini pada pemeriksaan
auskultasi terdengar sebagai murmur.
 Bedakan menjadi thrill sistolik, dan diastolik,
tergantung di fase mana thrill dirasakan.
Palpasi Heaves & Thrill

Palpasi Parasternal Heaves Palpasi Untuk Mencari Thrill


Perkusi
Perkusi batas-batas jantung.
Batas Jantung Atas.
Batas Jantung Kanan.
Batas Jantung Kiri.
Auskultasi
Bunyi Jantung Normal :
Bunyi Jantung I & II, terdengar sebagai
bunyi ”lup dub” yang berselang-seling.
Bising Jantung (murmur).
Irama Jantung.
Bunyi Jantung Tambahan.
Teknik Auskultasi Jantung
 Sisi diafragma, digunakan untuk mendengarkan suara jantung
yang bernada tinggi seperti bunyi jantung 1, bunyi jantung 2,
serta murmur sistolik, dan diastolik pada katup aorta.
 Sisi bell, dipergunakan untuk mendengarkan suara jantung
yang bernada rendah, misalnya murmur pada daerah mitral,
dan trikuspid.
 Auskultasi jantung dilakukan secara sistematis, dengan
menggunakan diafragma stetoskop dimulai dari daerah basis,
ke daerah apeks jantung.
 Lanjutkankan dengan mendengarkan suara jantung pada
daerah mitral, kemudian trikuspid dengan menggunakan
permukaan bell stetoskop, untuk mendengarkan bunyi jantung
berintensitas rendah seperti suara jantung III, suara jantung
IV, atau murmur pada stenosis katup mitral.
Teknik Auskultasi Jantung (lihat video)

Auskultasi Katup Aorta Auskultasi Katup Pulmonal


Teknik Auskultasi Jantung

Auskultasi Katup Trikuspid Auskultasi Katup Mitral


Teknik Auskultasi Jantung

Auskultasi Daerah Mitral (bell) Auskultasi Daerah Trikuspid (bell)


Bunyi Jantung Normal (lihat video)
Bunyi Jantung I :
 Terdengar sewaktu terjadi penutupan katup
mitral dan trikuspid, serta terbukanya katup
aorta dan pulmonal (ralat buku).
 Darah dipompakan dari ventrikel kiri ke seluruh
tubuh.
 Terdengar bersamaan dengan denyut arteri
sistemik, misalnya arteri karotis, atau radialis.
Bunyi Jantung Normal (lihat video)
Bunyi Jantung II :
 Terdengar setelah bunyi jantung I.
 Terdengar sewaktu terjadi penutupan aorta dan
pulmonal, serta terbukanya katup mitral dan
trikuspid.
 Terjadi pengisian ventrikel kiri.
 Fase antara bunyi jantung I dan bunyi jantung II,
disebut fase sistolik.
 Fase antara bunyi jantung II dan bunyi jantung I,
disebut fase diastolik.
Bunyi Jantung Normal (lihat video)

Suara Jantung Normal


Bising Jantung (lihat video)
 Hal-hal yang harus diperhatikan:
 Letak murmur fase sistolik / diastolik.
 Jenis murmur :
 Murmur sistolik (early, mid, late, pan).
 Murmur diastolik (early, mid, pre).
 Punctum maximum murmur.
 Derajat intensitas murmur : grade 1-6
 Ada tidaknya penjalaran murmur.
 Kualitas murmur kasar atau halus.
 Konfigurasi murmur :
 Kresendo.
 Dekresendo.
 Kresendo-dekresendo.
 Sustained Plateu.
Bising Jantung

Letak Fase & Jenis Murmur Jantung


Bising Jantung

Konfigurasi Murmur
Derajat Intensitas Murmur
 Berdasarkan derajat intensitasnya, murmur dapat dibagi menjadi
6 tingkat (derajat), yaitu :
 Derajat 1. Bila murmur terdengar samar-samar.
 Derajat 2. Bila murmur terdengar halus.
 Derajat 3. Bila murmur terdengar jelas, namun tidak terlalu keras.
 Derajat 4. Bila murmur terdengar keras. Murmur derajat 4 dapat
ditentukan dengan cara meletakkan telapak tangan pemeriksa
pada dinding dada, misalnya daerah apeks, kemudian murmur
dapat terdengar bila stetoskop diletakkan pada punggung telapak
tangan tersebut.
 Derajat 5. Bila murmur terdengar sangat keras. Murmur derajat 5
dapat ditentukan dengan cara meletakkan telapak tangan kanan
pemeriksa pada dinding dada, misalnya daerah apeks, kemudian
murmur dapat terdengar bila stetoskop diletakkan pada lengan
bagian bawah kanan pemeriksa.
 Derajat 6. Bila murmur (bising jantung) terdengar dengan jelas ,
tanpa harus menggunakan stetoskop.
Auskultasi Murmur

Punctum Maximum Murmur Apeks Punctum Maximum Murmur Trikuspid


Auskultasi Murmur

Punctum Maximum Murmur Aorta Penjalaran Murmur Aorta


Irama Jantung
Reguler : 60-100 detak per menit
Ireguler : Misalnya atrial / ventrikel fibrilasi
Irama Gallop :
 Terdengar seperti bunyi derap sepatu kuda yang
sedang berlari.
 Terdengar di daerah apeks jantung terutama
pada pasien kasus gagal jantung.
 Ditandai dengan terdengarnya bunyi jantung
tambahan yaitu bunyi jantung III, atau bunyi
jantung IV, dengan irama jantung yang cepat.
Bunyi Jantung Tambahan
 Tidak terdengar pada keadaan normal
(pertanda patologis)
Terdiri dari :
Opening Snap.
Aortic Click.
Percardial Rub.
Bunyi Jantung III (lihat video).
Bunyi Jantung IV.

You might also like