You are on page 1of 27

WOUND MANAGEMENT

DEWI PUSPARIANDA, SST., MPH


PENDAHULUAN

Model dan seni perawatan luka sesungguhnya telah lama di


kembangkan yaitu sejak Jaman pra sejarah dengan
pemanfaatan bahan alami yang diturunkan dari generasi ke
generasi berikutnya, yang akhirnya perkembangan perawatan
luka menjadi modern sering ditemukannya ribuan balutan
untuk luka. Menurut Carville (1998) tidak ada satu jenis
balutan yang cocok atau sesuai untuk setiap jenis luka.
Pernyataan ini menjadikan kita harus dapat memilih balutan
yang tepat untuk mendukung proses penyembuhan luka.
Pemilihan balutan luka yang baik dan benar slalu berdasarkan
pengkajian luka.
WOUND MANAGEMENT

Wound Assement
Wound Bed Preparation
Pemilihan Topikal Terapi
Pengkajian Luka

WOUND ASSEMENT
TUJUAN PENGKAJIAN
Mendapatkan informasi yang relevan
tentang pasien dan luka
Memonitor proses penyembuhan luka
Menentukan program perawatan luka
pada pasien
Mengevaluasi keberhasilan perawatan
PENGKAJIAN
Pengkajian meliputi :
1. Adanya Faktor Penghambat
 Faktor Umum

Usia, penyakit penyerta, vaskularisasi, status nutrisi,


obesitas, gangguan sensasi atau mobilisasi, status
psikologis, terapi radiasi, dan obat-obatan.
 Faktor Lokal

Kelembaban area luka, penatalaksanaan manajemen luka,


adanya tekanan dan gesekan, adanya benda asing, dan
infeksi luka
PENGAJIAN LUKA MENURUT CARVILLE (1998)

2. Type
penyembuhan
1. Jenis luka
3. Kehilangan
jaringan
10. Infeksi
luka
4. Penampilan
Pengkajian klinis
9. Nyeri

5. lokasi
8. Kulit sekitar luka
7. Eksudasi 6. Ukuran luka
JENIS LUKA
1. Luka akut
Adalah luka yang proses penyembuhannya sesuai
dengan tahapan-tahapan penyembuhan luka
JENIS LUKA
 Luka Akut  Luka Kronis
TIPE PENYEMBUHAN

a. Primary Intention
- Sedikit jaringan yg hilang
- Kedua tepi luka saling berdekatan dan berhadapan
- Kedua tepi luka dirapatkan baik dengan suture
(jahitan), tape (plester)
- Jarang menimbulkan scar.
b. Delayed Primary Intention
Jika luka terinfeksi atau mengandung benda asing dan
membutuhkan pembersihan selanjutnya ditutup secara
primer
c. Secondary Intention
- Penyembuhan luka terlambat dan terjadi melalui proses
granulasi, kontraksi dan epithelization
- Hilangnya sebagian/seluruh jaringan (partial atau full
thicness)

d. Skin Graft
Skin graft digunakan untuk mempercepat proses
penyembuhan dan mengurangi resiko infeksi

e. Flap
Pembedahan relokasi kulit dan jaringan subcutan pada luka
yang berasal dari jaringan yang terdekat
3. KEHILANGAN JARINGAN

a. Superfisial
luka sebatas epidermis
b. Parsial (Partial thickness)
luka meliputi epidermis dan dermis
c. Penuh (Full thickness)
Luka meliputi epidermis, dermis dan jaringan subcutan.
Mungkin juga melibatkan otot, tendon dan tulang.
LANJUTAN

Atau dapat juga digambarkan melalui beberapa stadium


luka
a. Stage I :
Lapisan epidermis utuh, namun terdapat erithema atau
perubahan warna.
b. Stage II :
Kehilangan kulit superfisial dengan kerusakan lapisan
epidermis dan dermis. Erithema di jaringan sekitar yang
nyeri, panas dan edema. Exudate sedikit sampai sedang
mungkin ada.
c. Stage III :
hilangnya lapisan dermis bagian bawah hingga lapisan
subkutan dan adanya kerusakan atau nekrosis

d. Stage IV :
Rusaknya lapisan subkutan hingga otot dan tulang.
4. PENAMPILAN KLINIK
Warna Dasar Luka
a. Hitam atau Nekrotik
eschar yang mengeras dan nekrotik, mungkin kering atau
lembab
b. Kuning atau sloughy
jaringan mati yang fibrous, kuning
c. Merah ataun Granulasi
Jaringan granulasi sehat
d. Pink atau Epithellating
e. Kehijauan atau terinfeksi
terdapat tanda-tanda klinis infeksi seperti nyeri, panas,
bengkak, kemerahan, dan peningkatan exudate
5. LOKASI LUKA

Lokasi luka di area persendian cenderung bergerak dan


tergesek, mungkin lebih lambat sembuh (siku,lutut,kaki).
Area yang rentan oleh tekanan atau gaya lipatan (shear
force) (pinggul,bokong), sedangkan penyembuhan akan
cepat di area dengan vaskularisasi baik (wajah).
6. MENGUKUR LUKA : KEDALAMAN,
PANJANG DAN LEBAR LUKA

Panjang diukur dengan patokan dari arah kepala ke


kaki.

Lebar di ukur dari sisi satu ke sisi yang lain


Kedalaman diukur dengan menggunakan lidi waten,
kemudian diukur dengan menggunakan alat ukur
MENGUKUR TUNNELING &
UNDERMINING

Tunnel
merupakan saluran dari suatu luka yang menghubungkan
subcutan atau otot mengukur Undermining & tunneling dapat
dilakukan dengan mengukur sesuai dengan arah jarum jam
7. EKSUDAT
Hal yang perlu dikaji adalah : Jenis, Jumlah, Warna, dan
Bau

Jenis Exudate
 Serous – cairan berwarna jernih.

 Hemoserous – cairan serous yang berwarna merah


terang.
 Sanguenous – cairan berwarna darah kental/pekat.

 Purulent – kental mengandung nanah.


LANJUTAN

b. Jumlah
jumlah exudate luka berlebihan,seperti tampak luka bakar atau fistula
dapat mengganggu keseimbangan cairan dan Kulit sekitar luka juga
cenderung maserasi

c. Warna
Ini berhubungan dengan jenis exudate namun juga menginformasikan
jenis bakteri yang ada pada luka yang terinfeksi (contoh,pseudomonas
aeruginosa yang berwarna hijau/kebiruan).

d. Bau
Ini berhubungan dengan infeksi luka dan kontaminasi luka oleh cairan
tubuh seperti faeces terlihat pada fistula. Bau mungkin juga
berhubungan dengan proses autolisis jaringan nekrotik pada balutan
WOUND EXUDATE

 Cairan yang dihasilkan oleh suatu luka


 Karakteristik exudate : dapat ditentukan oleh jumlah, type dan
bau
 Jumlah: tidak ada,sedikit,moderat,banyak

 Type : jernih, kekuningan, kemerahan, purulent


ODOR (BAU LUKA)
 Karakteristik cairan luka bervariasi tergantung pada
kelembapan luka, organisme, dan jumlah jaringan mati
 Jenis dressing yang digunakan dapat mempengaruhi bau luka
juga kebersihan dan juga adanya jaringan mati
8. KULIT SEKITAR LUKA
Inspeksi dan palpasi kulit sekitar luka akan menentukan apakah
ada sellulitis, edema, benda asing, ekzema, dermatitis kontak
atau maserasi. vaskularisasi jaringan sekitar dikaji dari warna
kehangatan dan wktu pengisian kapiler Nadi dipalapasi
terutama ditungkai bawah, begitu juga tepi luka terhadap ada
tidak nya epithelisasi dan atau kontraksi.

Periwound Area/Surrounding Skin


(kulit sekitar luka)
Warna (erythema, white, blue)
Texture (moist, dry, macerated)
Temperature kulit (warm, cool)
Integritas kulit sekitar kita
9. NYERI

Apakah nyeri berhubungan dengan penyakit, pembedahan,


trauma, infeksi atau benda asing, atau

Apakah nyeri berkaitan dengan perawatan luka atau dresing


yang dipakai
10. INFEKSI LUKA

a. Bersih
tidak ada tanda-tanda infeksi. Luka dibuat dalam kondisi
pembedahan yang aseptik
b. Bersih terkontaminasi
luka pembedahan pada sistem perkemihan, pencernaan.
c. Kontaminasi
kontaminasi oleh bakteri diikuti reaksi host
d. Infeksi
terdapat tanda-tanda klinis infeksi dengan peningkatan kadar
leukosit
BACTERIAL BURDENT
(BEBAN BAKTERI)
 Perlu dikaji apabila luka : terkontaminasi oleh bakteri ?
 Kolonisasi ?

 Terinfeksi ?
CLINICAL ASSESSMENT OF WOUND
Time since the
surgicial or injury
Dressing Size Depth
Location
Sign of Infection
Wound Edges
Wound
Assessment
Odor or
Exudates
Wound bed :
Laboratory test : • Red. Pink
• Hb, WBC, etc Surronding Skin : • Yellow. Black
• Serum Albumin • Color, Moisture,
• Pa02 Hygiene
• Tc02 • Supleness edema,
temperature, sensation
• Maceration, scar

You might also like