You are on page 1of 27

METODE

PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
INTRODUCTION
OLEH:
1. ARI SITUMORANG 190404102
2. JERRY D SIDABUTAR 190404115
3. AMIRSYAH JEEHAN 190404126
4. NURSYIFA 190404129
5. YUDHA 190404132
6. ABDUL AZIZ 190404139
7. PUJA AMANDA 190404141
PENDAHULUAN
Metode : prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.
Pelaksanaan : suatu usaha atau kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mewujudkan rencana
atau program dalam kenyataannya.
Konstruksi : suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana.

Metode Pelaksanaan Konstruksi :


suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang
sesuai dengan pengetahuan atau standar yang telah diuji cobakan agar tercapainya suatu tujuan

Menurut Permen PUPR NOMOR 1 TAHUN 2020 :


“Bahwa infrastruktur yang berkualitas mempunyai peran penting untuk peningkatan pelayanan publik.”

Jadi infrastruktur yang baik tentu menggunakan metode yang terbaik,


ada rencana yang tepat untuk dilakukan agar proses berjalannya suatu
proyek tidak terjadi hambatan.
Penerapan metode pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat dengan kondisi lapangan dimana suatu
proyek konstruksi dikerjakan, juga tergantung jenis proyek yang dikerjakan. 
Metode pelaksanaan untuk bangunan gedung berbeda dengan metode pekerjaan bangunan irigasi, bangunan
pembangkit listrik, kontruksi dermaga, maupun konstruksi jalan dan jembatan. Namun demikian, pelaksanaan
semua jenis proyek konstruksi umumnya dimulai dengan pekerjan persiapan.
Pekerjaan persiapan harus direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Bahkan
pekerjan ini harus telah disiapkan pada saat tender proyek dan dijadikan bagian dari penawaran tender dari
proyek bersangkutan. Perencanaannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu hasil
perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek
konstruksi tersebut.
JENIS-JENIS METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
A. Metode konvensional

Adalah metode pelaksanaan konstruksi bangunan tinggi,sebagaimana hanya dengan bangunan lainnya diawali dengan
pekerjaan persiapan lahan dan pondasi.pondasi untuk bangunan tinggi dapat berupa,pondasi dalam,pondasi
rakit(berupa basemen),atau gabungan pondasi dalam dengan basemen.
Pondasi tiang yang lazim di gunakan adalah pondasi tiang pancang yang pelaksanaannya di lakukan dengan
menggunakan alat pancang yang dipasang pada mobil derek atau tiang bor. Pekerjaan galian dimulai dengan
menggunakan berbagai peralatan pemindah tanah mekanis pada daerah yang muka airnya tinggi.maka perlu disiapkan
sumuran untuk menampung air yang kemudian di pompa keluar.

Sebelum di mulainya pekerjaan galian pada pondasi yang menggunakan basement,pertama-tama dilakukan
pencegahan bahaya longsor di sekeliling daerah yang akan digali,berupa struktur dinding penahan tanah atau
turap,struktur ini dapat berupa sheet pile. Profil baja yang ditanam mengelilingi areal galian atau berupa soldier
pile,tiang pancang yang di letakkan berimpitan satu dengan yang lainnya.
Pengecoran dasar basement,kolom-kolom dan balok serta pelat lantai,baru di kerjakan secara bertahap dari lantai
terbawah ke atas secara berurutan setelah seluruh pekerjaan selesai. Selanjutnya setelah pekerjaan pondasi/basement
selesai,baru dilakukan pekerjaan struktur bagian atas,yang di awali dengan pekerjaan di lantai dasar yang secara
bertahap di lanjutkan pada lantai-lantai di atasnya.

Pada bangunan yang menggunakan struktur beton bertulang,maka di perlukan cetakan beton/pengancah,dan struktur
sementara pendukung cetakan beton(steiger atau scafolding). Steiger ini akan dibongkar setelah 2-3 minggu,saat mana
di anggap beton sudah dapat memikul beban bagi pekerjaan di atasnya.agar pekerjaan dapat di lakukan secara
berkesinambungan,maka perlu di siapkan sejumlah steiger dan kebutuhan perancah untuk tiga lantai.
B. Metode Pra Pabrikasi
Adalah dimana komponen-komponen bangunan di kerjakan di luar lokasi
proyek.berguna untuk mempercepat proses pekerjaan pelaksanaan konstruksi
bangunan,dan juga untuk lebih menghemat lahan proyek.
Salah satu kendala menggunakan metode ini,terletak pada sistem sambungan antar
komponen,khususnya pada daerah yang berada di dalam wilayah gempa bumi,salah
satunya adalah Indonesia.
Pada sistem konvensional,dimana pengecoran di lakukan di tempat,struktur yang di
hasilkan merupakan satu kesatuan yang monolit.namun pengecoran dengan cara
ini,jika di lakukan secara terus-menerus,sulit di laksanakan mengingat di perlukannya
waktu bagi proses pengeringan beton,kendala peralatan dan tenaga kerja.dengan
demikian metode pra cetak menjadi pilihan pelaksanaan konstruksi.
Untuk mempercepat pekerjaan,maka di gunakan pelat baja untuk lantai yang di
perkuat dengan tulangan yang berbentuk jaring.
Kendala lain dalam metode ini adalah ketelitian dan fleksibilitas rancangan.
Untuk mencapai efisiensi dalam penggunaan sistem pra pabrikasi ini,tentunya jumlah
varian dan komponen pra pabriakasi ini tidak perlu banyak ragamnya,karena
menyangkut masalah cetakan,yang biaya pembuatannya juga tidak murah.oleh sebab
itu,untuk dapat menggunakan
metode ini volume pekerjaan menjadi salah satu pertimbangan utama,agar sistem
dapat di lakukan secara optimal.
C. Metode Top Down Construction
Pelaksanaan struktur metode top down di lakukan dari basement yang teratas dan di
lanjutkan lapis demi lapis sampai mencapai kedalaman basement yang di inginkan.
Tahap awal metode ini adalah membuat dinding penahan tanah yang dilakukan
sebelum ada pekerjaan galian tanah.alternatif yang di lakukan adalah membuat
dinding diafragma,tiang pancang,baik berupa lempengan baja atau beton pra
cetak.setelah pekerjaan pembuatan dinding penahan tanah selesai,maka di buat
pondasi tiang bor yang menerus dengan king post.
King post adalah bagian dari tiang pondasi pada posisi kolom basement,terbuat dari
profil baja. Sistem pelat lantai yang di gunakan adalah pelat tanpa balok,sehingga
urutan pekerjaan menjadi sangat sederhana,yaitu:
1. Meratakan tanah dan sekaligus dilakukan proses pemadatan tanah hingga
elevasi/kedalaman yang di inginkan.
2. Pembuatan lantai kerja dari beton ringan untuk penempatan perancah dan
1
penulangan beton.
3. Pengecoran beton pada pelat lantai
.

4. Penggalian pada lantai berikutnya,demikian berikutnya sampai mencapai


kedalaman basement yang di inginkan.
D. Metode Up Down Contruction

Merupakan pengembangan dari metode top down,dimana pada top down di


fokuskan pada pengerjaan basement,maka pada metode up down pada saat yang
bersama dilakukan pekerjaan struktur bagian atas.

Pada metode ini,saat di lakukan pekerjaan di kedalaman basement yang


kedua,kolom dan balok sudah mulai di kerjakan untuk lantai satu. Pada saat
pekerjaan mencapai basement keempat,pekerjaan struktur bagian atas sudah
mencapai lantai empat,dan pekerjaan mencapai kedalam basement yang di
inginkan,pekerjaan struktur bagian atas mencapai lantai enam.pekerjaan struktur
atas hanya sampai pada pemasangan kolom,balok,dan pembesian pelat.sedangkan
pengecorannya menunggu hingga kolom basement sudah berfungsi sebagai
kolom permanen.
DOKUMEN METODE
PELAKSANAAN PROYEK
KONST R UKSI
DOKUMEN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK KONSTRUKSI (SYAH, M. S, 2004), PADA
UMUMNYA TERDIRI DARI :
1.Projectplant,dimanadokumenini
memuatantaralain:
2.S
a.Denah fasilitas proyek k
e
(jalan kerja, bangunan t
penjelasan pelaksanaan
fasilitas, dan a aan.
pekerj
t
lain-lain , aUraianpelakanaan
3.
u
b.Lokasi pekerjaan, Jarak pekerjaan.
angkut. g
a
c.Komposisi alat. m
DOKUMEN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK KONSTRUKSI (SYAH, M. S, 2004), PADA
UMUMNYA TERDIRI DARI :

4.Perhitungan kebutuhan tenaga 6.Perhitungankebutuhan


kerja dan jadwal kebutuhan peralatan konstruksidan
jadwalkebutuhan
tenaga kerja.
peralatan.
5. Perhitungan kebutuhan 7.Dokumen lainyasebagai
material/ bahan dan jadwal penjelasan danpendukung
kebutuhan perhitungandan
material/bahan. kelengkapanyang lain.
TATA CARA METODE
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
ADAPAUN TAHAPAN YANG DILAKUKAN DALAM METODE
PELAKSANAAN KONSTRUKSI MELIPUTI BEBERAPA TAHAP OPERASINAL
TAHAPAN-TAHAPAN TERSEBUT MELIPUTI SEBAGAI BERIKUT :

1. Tahap pengembangan konsep


a. Pengembangan sasaran proyek baik dilihat dari aspek dan
waktu
b. Membuat TOR dan organizing
c. Saran –saran prinsip konsep desain kepada konsultan
perencana
d. Membuat perkiraan biaya awal berdasarkan konsep awal
konsultan perencana.
2. Tahap Perencanaan :
a. Koordinasi dan pengawasan penyeledikan dan pemetaan
tanah
b. Menyusun jadwal review dan lelang
c. Melakukan peninjaun kembali
d. Membuat RKS dan RAB tiap paket pekerjaan
e. Membuat rekomendasi : aspek mutu , biaya dan material
f. Mengurus ijin-ijin yang diperlukan
3. Tahap Pelelangan meliputi :
a. Mengadakan prakualifikasi kontraktor
b. Menyusun daftar calon rekanan
c. Menyiapkan dokumen lelang
d. Mengevaluasi setiap paket penawaran yang
direkomendasikan ke pimpinan proyek
e. Menyiapkan dokumen kontrak antara Pimpinan Proyek
dengan Kontraktor
f. Membuat bill pf quality ( jenis pekerjaan beserta volumenya )
4. Tahap Pelaksanaan meliputi :
a. Membuat rencana induk pelaksanaan
b. Menyusun prosedur dilapangan
c. Free construction meeting
d. Mengarahkan rencana kerja masing masing kontraktor
e. Mengkoordinir pekerjaan konstraktor dilihat dari aspek mutu dan kesempatan kerja
f. Memimpin rapat koordinasi proyek
g. Laporan kemajuan pekerjaan dan laporan keuangan
h. Mengevaluasi RAB secara periodik
i. Memeriksa dan menyiapakan dokumen pembayaran
j. Pemeriksaan akhir sebelum serah terima pertama
5. Tahap Pemeliharaan dan Pengoperasian
a. Mengkoordinir , mengarahkan dan mengontrol
b. Mengkoordinir dan mensupervisi pelaksanaan
operasional
c. Mengarahkan dan memeriksa secara manual
d. Memproses : garansi , jaminan , sertifikat , peralatan
dan training operator
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI.

Kenapa kita perlu tau apa apa saja yang dapat mempengaruhi
jalannya metode pelaksanaan konstruksi?
Menurut saya hal ini penting diketahui agar dapat membuka
wawasan kepada mahasiswa sehingga lebih sadar terhadap hal-
hal yang tidak terduga saat melaksanakan proyek konstruksi
yang diharapkan kedepannya agar mahasiswa dapat lebih siap
menghadapi kendala-kendala tersebut.
JENIS-JENIS FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI METODE
PELAKSANAAN KONSTRUKSI.
a) Faktor spesifik Konstruksi.
Termasuk dalam faktor ini adalah kondisi geologi yang tidak diketahui, kondisi cuaca, faktor
risiko yang diakibatkan oleh klien dan subkontraktor. Faktor-faktor tersebut akan berpotensi
menurunkan tingkat produktifitas proyek sedemikian hingga harga satuan akan meningkatkan
biaya total proyek.
b) Faktor Risiko yang Diakibatkan oleh Klien.

Telah diketahui bahwa penyebab utama kegagalan bisnis adalah terkait dengan klien. Faktor ini
dapat dinyatakan dalam kemampuan klien atas finansial untuk sesuai dengan biaya pekerjaan,
laporan klaim, keperluan perubahan-perubahan, dan kepuasan konstruksi. Risiko tersebut dapat
memberikan tekanan pada arus kas kontraktor dan meningkatkan biaya aktual selama
konstruksi. Kontraktor harus memberikan perhatian khusus pada masalah ini sebelum
memberikan penawaran proyek.

Dimensi lain dalam faktor ini adlaah pengalaman masa lalu dengan klien. Berbagai bentuk
pengalaman masa lampau dengan klien akan membantu kontraktor dalam menilai dampak faktor
risiko ini. Pengalaman masa lampau yang jelek dengan klien akan berbuah faktor kontigensi
yang akan dimasukkan sebagai faktor markup kontraktor dalam memberikan penawaran.
JENIS-JENIS FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI METODE
PELAKSANAAN KONSTRUKSI.

c) Faktor Risiko yang Diakibatkan oleh Subkontraktor.

Saat ini, seiring dengan semakin banyaknya proyek berukuran besar sedemikian hingga
menyebabkan kompleksitas yang semakin tinggi, menuntut kontraktor untuk melakukan
subkontraktor pada pekerjaannya agar kompleksitas proyek menjadi managable.
Walaupun mensubkontraktorkan pekerjaan memiliki banyak keuntungan, namun langkah
ini juga memiliki kelemahan dan risiko ke kontraktor. Risiko-risikonya adalah
ketidakpastian yang berhubungan dengan kemampuan teknologi subkontraktor,
kehandalan, dan stabilitas finansial. Risiko-risiko tersebut akan menghasilkan kehilangan
waktu dan meningkatkan biaya selama masa konstruksi.
JENIS-JENIS FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI METODE
PELAKSANAAN KONSTRUKSI.

d) Faktor Kondisi Ekonomi

Faktor ekonomi akan mempengaruhi harga satuan pelaksanaan sehingga mempengaruhi


biaya total proyek. Contohnya adalah eskalasi harga yang jelas kaan menaikkan harga
satuan pekerjaan di proyek. Fluktuasi harga juga akan mempengaruhi harga satuan
pekerjaan di proyek. Fluktuasi harga terjadi sebagai akibat oleh banyak faktor seperti nilai
tukar mata uang, supply dan demand, tambahan nilai suatu produk, dll.

Pengaruh ekonomi terhadap biaya akhir proyek berbeda pada tiap negara dan berbeda
pada durasi dan waktu pelaksanaan proyek. Pada negara dimana kondisi ekonominya
tidak stabil sehingga menyebabkan tingkat inflasi yang tinggi, maka kontraktor harus
memperhatikan masalah ini dan mempertimbangkannya dalam estimasi awal saat tender.
Di samping itu, semakin lama masa pelaksanaan proyek, maka akan mendapat pengaruh
yang lebih besar atas faktor ekonomi.
JENIS-JENIS FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI METODE
PELAKSANAAN KONSTRUKSI.
e) Faktor Kondisi Politik

Risiko politik didefinisikan sebagai risiko atau kemungkinan terjadinya


beberapa kejadian politik yang akan mengubah prospek keuntungan atas suatu
investasi. Risiko politik telah diperhatikan dalam konteks bisnis internasional.
Risiko ini akan besar jika kontraktor bekerja pada suatu negara yang baru
pertama kali.

Beberapa risiko politik adalah ketidakstabilan politik, perubahan peraturan,


kondisi ketentuan perburuhan, ketentuan pajak, dan kecenderungan kebijakan
pemerintah.
CONTOH FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI METODE
PELAKSANAAN KONSTRUKSI.
 Komunikasi antara kontraktor dan
 Kurangnya kedisiplinan tenaga
pemilik.
kerja.
 Ketidaklengkapan pemberian detail.
 Kurangnya keahlian tenaga kerja.
 Kesalahan design oleh perencana.
 Kualitas bahan jelek.
 Kurang jelasnya design rekayasa
perencanaan.  Harga bahan/material yang mahal.
 Adanya perubahan material oleh  Alokasi dana yang tidak cukup.
owner.
 Kerusakan bahan di tempat
 Pengalaman manajer lapangan. penyimpanan.
 Keahlian dalam mengoperasikan  Terjadi pencurian material.
peralatan konstruksi.
 Modal kontraktor tidak mencukupi.
 Kecelakaan kerja yang terjadi pada
pekerja.  Kualitas pengontrolan pekerjaan.
 Administrasi keuangan pada  Kurangnya ketersediaan tenaga
kontraktor. kerja
 Tingkat upah tenaga kerja.
TUJUAN METODE
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
M E N U R U T W U L F R A M I . E R V I A N T O ( 2 0 0 5 ) , M E N YATA K A N B A H W A PA D A TA H A P
P E L A K S A N A A N K O N S T R U K S I B E R T U J U A N U N T U K M E W U J U D K A N B A N G U N A N YA N G
D I B U T U H K A N O L E H P E M I L I K P R OY E K D A N S U DA H D I R A N C A N G O L E H K O N S U L TA N
P E R E N C A N A DA L A M B ATA S A N B I AYA DA N W A K T U YA N G T E L A H D I S E PA K AT I , S E R TA
D E N G A N M U T U YA N G T E L A H D I I S YA R AT K A N .

Wulfram I. Ervianto
Civil Engineering Faculty, Atma Jaya Yogyakarta University
Tujuan metode pelaksanaan konstruksi adalah agar
pekerjaan dapat selesai dengan baik sesuai dengan hasil
perencanaan waktu, biaya, dan desain konstruksi.

 Jadwal Kerja  Manajemen


 Urutan
 CPM dan Proyek Konstruksi
pelaksanaan
 Pengadaan
PERT pekerjaan
 HSE (Health material dan jasa  Standar Desain
and Safety termasuk
Bangunan Agar
Environment) subkontrak
Alform Efisien
 METODE PRA  dll.
 Penggunaan
PABRIKASI alat digital
 dll. seperti aplikasi
FEM dan BIM
 dll.
Ketiga subyek saling berhubungan
MANFAAT METODE
PLEAKSANAAN
KONTRUKSI
Menurut I Ketut Nudja S Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Warmadewa dalam artikel PERENCANAAN
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN ATAS
JEMBATAN YEH PANAHAN DI KABUPATEN TABANAN.

Manfaat dari perencanaan metode pelaksanaan proyek adalah


sebagai pedoman seorang manajer proyek dalam melaksanakan
fungsi manajemen yang lainnya, seperti fungsi pelaksannaan (do),
kontrol (check) dan tindakan (action).
Menurut I Wayan Jawat Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa dalam
jurnal PENERAPAN METODE KONSTRUKSI DALAM MEWUJUDKAN GREEN CONSTRUCTION ( STUDI
KASUS: PEKERJAAN TANAH PADA PROYEK JALAN )

1. Manfaat Teoritis:
Meningkatkan pemahaman tentang penerapan metode konstruksi pekerjaan tanah pada proyek jalan
dalam mewujudkan green construction.
Sebagai sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang metode dan peralatan
konstruksi dalam mewujudkan green construction dan merupakan informasi bagi mereka yang
tertarik dengan penelitian selanjutnya.
 
2. Manfaat Praktis:
Sebagai sumbangan pemikiran bagi kontraktor dalam menentukan pemilihan metode dan peralatan
konstruksi dalam rangka mendukung mewujudkan green construction.
Memberikan masukan terhadap hasil kajian yang dilakukan sebagai upaya peningkatan pemahaman
tentang metode dan peralatan konstruksi yang mendukung mewujudkan green construction.

You might also like