You are on page 1of 12

UNIVERSITAS NU SURABAYA

Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Asuhan keperawatan wanita


Masa reproduksi dengan human papiloma virus
(HPV)

R. Khairiyatul Afiyah, Ns. Sp. Kep. Mat

Mila Oktavia (1130020038)

1
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

PENGERTIAN HPV (Human Papiloma Virus)

• Kanker adalah Pertumbuhan sel-


• Kanker servik adalah proses
sel tubuh di luar kendali dan
keganasan dimana sel-sel normal di
membentuk sel-sel baru sehingga
daerah serviks mengalami
mendesak sel-sel normal yang
pertumbuhan yang abnormal dan
menyebabkan timbulnya masalah
menyebabkan jaringan di tubuh tidak
pada organ tempat kanker tumbuh
bisa berfungsi dengan baik (Rahayu,
(American Cancer Society,
2015). Hal ini disebabkan oleh virus
2016a).
bernama Human Papilloma Virus
• Serviks adalah bagian bawah
(HPV) yang berada di area leher
rahim berbentuk silinder yang
rahim (Meihartati, 2019).
terhubung dengan vagina.

2
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

ETIOLOGI HPV (Human Papiloma Virus)

Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui secara
pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap
terjadinya kanker serviks yaitu:

1. HPV (Human papilloma virus)


6. Pemakaian DES
2. Merokok
(Diethilstilbestrol) pada wanita
3. Hubungan seksual pertama
hamil untuk mencegah keguguran
dilakukan pada usia dini.
(banyak digunakan pada tahun
4. Berganti-ganti pasangan seksual.
1940-1970).
5. Suami/pasangan seksualnya
7. Gangguan sistem kekebalan
melakukan hubungan seksual
8. Pemakaian Pil KB.
pertama pada usia di bawah 18
9. Infeksi herpes genitalis atau
tahun, berganti pasangan dan pernah
infeksi klamidia menahun.
menikah dengan wanita yang
10. Golongan ekonomi lemah
menderita kanker serviks.

3
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Manifestasi Klinis HPV (Human Papiloma Virus)

Perdarahan atau bercak pada vagina yang tidak dapat dijelaskan, sifatnya bisa
intermenstruasi atau perdarahan kontak, kadang-kadang perdarahan baru terjadi
pada stadium selanjutnya. Pada jenis intraservikal perdarahan terjadi lambat.
Biasanya menyerupai air, kadang - kadang timbulnya sebelum ada
Tahap awal:
perdarahan;Perdarahan pasca coitus, keluar cairan dari vagina: Berair, purulen
atau mucoid; Perdarahan paska koitus.

Tahap lanjut: ditandai perdarahan, keputihan dan berbau; Nyeri pelvis, iritasi, vulvitis; Gejala
perkemihan, kebocoran urin atau feses dari vagina; Anoreksia dan penurunan
berat badan.

4
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Patofisiologi HPV (Human Papiloma Virus)

Faktor resiko mayor untuk kanker serviks adalah infeksi


Human Paipilloma Virus (HPV) yang ditularkan secara
seksual.
Puncak insedensi
karsinoma insitu
adalah usia 20
hingga usia 30 tahun
Faktor resiko lain perkembangan kanker serviks adalah
aktivitas seksual pada usia muda, paritas tinggi, jumlah
pasangan seksual yang meningkat, status sosial ekonomi
yang rendah dan merokok (Price, 2012).

5
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Pemeriksaan Diagnostik HPV (Human Papiloma Virus)

2. Tes Pap Smear


1. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
Tes Pap Smear merupakan cara atau metode
Sesuai dengan namanya, IVA merupakan
untuk mendeteksi sejak dini munculnya lesi
pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan
prakanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan
cara melihat langsung (dengan mata
dengan cepat, tidak sakit, dan dengan biaya
telanjang) leher rahim setelah memulas
yang relatif terjangkau serta hasil yang akurat
leher rahim dengan larutan asetat 3-5%.
(Wijaya, 2010).

6
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Penatalaksanaan HPV (Human Papiloma Virus)

Penatalaksaan keperawatan:
Penatalaksanaan medis:

Menurut (Wijaya, 2010) ada berbagai Asuhan keperawatan pada pasien dengan
tindakan klinis yang bisa dipilih untuk kanker serviks meliputi pemberian edukasi dan
mengobati kanker serviks disesuaikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan
dengan tahap perkembangannya masing- klien dan mengurangi kecemasan serta
masing.mulai dari stadium 0, stadium I A, I ketakutan klien. Perawat mendukung
B, stadium II, II B, III, IV A, dan IV B. kemampuan klien dalam perawatan diri untuk
meningkatkan kesehatan dan mencegah
komplikasi (Reeder, 2013).

7
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

ASKEP HPV (Human Papiloma Virus)

Data fokus Etiologi Problem


DS :
Pasien mengatakan nyeri perut bagian
bawah
P : nyeri kanker serviks
Penekanan
Q : seperti ditusuk-tusuk Nyeri
R : nyeri perut bagian bawah hingga syaraf
Kronis
vagina lumbosakralis
S : skala nyeri 4
T : hilang timbul
DO :
Pasien terlihat meringis ketika nyeri
timbul
Nyeri tekan pada perut bagian bawah
TD : 140/80 mmHg
N : 98 x/menit
 
  8
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

ASKEP HPV (Human Papiloma Virus)

Setelah dilakukan
Tujuan dantindakan
Kriteria
Diagnosa
Keperawatan Hasil

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 6x24 jam
diharapkan pasien mampu untuk
Nyeri kronis berhubungan dengan mengontrol dan menunjukkan
penekanan syaraf lumbosakrlis tingkat nyeri dengan kriteria hasil
ditandai dengan mengeluh nyeri, :
pasien tampak meringis, TD : 1.Kemampuan mengenali
140/80 mmHg, N : 98 x/menit penyebab nyeri meningkat
2. Melaporkan nyeri terkontrol
menurun
3. keluhan nyeri menurun
 
 
 
  9
 
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

ASKEP HPV (Human Papiloma Virus)

intervensi

Rencana Tindakan:
menejemen nyeri
Observasi:
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas
nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
Terapiutik:
1. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode, pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi Pemberian analgetik, jika perlu
10
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

ASKEP HPV (Human Papiloma Virus)

Implementasi Evaluasi
Observasi:
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi respons nyeri non verbal S : Pasien mengatakan bahwa
Terapiutik: sudah tidak merasakan nyeri
1. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa O: Pasien tampak rileks dan tenang
nyeri TD: 120/80 mmHg
2. Memfasilitasi istirahat dan tidur N : 65 x/menit
Edukasi: S : 36,4oC
1. Menjelaskan penyebab, periode, pemicu nyeri A: masalah teratasi
2. Menjelaskan strategi meredakan nyeri P: Hentikan intervensi
3. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
1. Memberikan nalgetik, jika perlu

11
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

TERIMAKASIH……..

12

You might also like