Professional Documents
Culture Documents
Bab I
Bab I
TAHARAH
PETA KONSEP
PENGERTIAN
TAHARAH
LANJUTAN ….
Taharah menurut bahasa berarti bersuci.
Menurut istilah, taharah adalah membersihkan
diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain
dari najis dan hadas menurut cara-cara yang
ditentukan oleh syariat Islam.
Taharah menempati kedudukan yang penting
dalam ibadah. Misalnya, setiap orang yang akan
mengerjakan salat dan tawaf diwajibkan terlebih
dahulu bertaharah, seperti berwudu, tayamum, atau
mandi.
LANJUTAN ….
Setiap muslim yang senantiasa menjaga dirinya
supaya tetap bersih dan suci akan mendapat-kan
kesehatan dan akan disenangi oleh sesa-manya. Allah
Swt. pun mencintai orangorang yang membersihkan
diri serta lingkungannya. Allah Swt. berfirman:
d. Air Makruh
Air makruh yaitu air yang terjemur sinar matahari
dalam bejana, selain bejana emas dan perak. Air ini
makruh untuk bersuci dan mandi tetapi tidak makruh
untuk mencuci pakaian, kecuali air yang terjemur di
tanah, seperti air sawah, air kolam, dan tempat-
tempat yang bukan bejana yang tidak mungkin
berkarat.
LANJUTAN ….
2. Debu
Bagi seseorang yang tidak dapat menggunakan air
karena berbagai uzur (halangan), ia boleh bersuci
dengan debu atau tanah yang bersih/suci sebagai
rukhsah (keringanan) yang diberikan oleh Allah Swt.
Hal ini didasarkan pada hadis berikut.
LANJUTAN ….
Artinya: Dari Abu Dzar sesungguhnya
Rasulullah Saw. bersabda, ”Sesungguhnya debu
yang baik/suci itu untuk menyucikan orang Islam,
itu cukup bagimu meskipun tidak mendapat air
selama 10 tahun. Tetapi, jika engkau memperoleh
air maka sapukan air itu pada kulitmu. Demikian
itu lebih baik.” (HR. At-Tirmidzi)
LANJUTAN ….
3. Batu
Batu dan benda-benda keras dan kesat lainnya
(seperti kayu kering, daun kering, atau
tisu) dapat juga dipakai untuk bersuci dari najis atau
istinja sehabis buang air besar atau kecil. Rasulullah
Saw. bersabda:
b. Rukun Wudu
Rukun adalah bagian pokok dari suatu perbuat-an.
Apabila kurang salah satu rukun saja, per-buatan
tersebut tidak dianggap ada (tidak sah).
LANJUTAN ….
1) Niat, yakni secara sadar menyengaja untuk wudu.
2) Membasuh muka dari tumbuhnya rambut sebelah atas
sampai ke dagu, dari telinga kanan sampai telinga kiri.
3) Membasuh kedua tangan sampai siku.
4) Mengusap sebagian kepala, baik berambut maupun tidak
berambut.
5) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki (mata kaki ikut
dibasuh).
6) Tertib, yakni menunaikan wudu sesuai dengan
urutannya, mendahulukan yang semestinya didahu-lukan,
dan mengakhirkan mana yang seharusnya diakhirkan.
LANJUTAN ….
1) Niat, yakni secara sadar menyengaja untuk wudu.
2) Membasuh muka dari tumbuhnya rambut sebelah atas
sampai ke dagu, dari telinga kanan sampai telinga kiri.
3) Membasuh kedua tangan sampai siku.
4) Mengusap sebagian kepala, baik berambut maupun tidak
berambut.
5) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki (mata kaki ikut
dibasuh).
6) Tertib, yakni menunaikan wudu sesuai dengan
urutannya, mendahulukan yang semestinya didahu-lukan,
dan mengakhirkan mana yang seharusnya diakhirkan.
LANJUTAN ….
c. Sunah Wudu
1) Membaca basmalah ketika memulai wudu.
2) Membasuh kedua telapak tangan sampai
pergelangan tangan sebelum memulai wudu.
3) Berkumur.
4) Memasukkan atau mengisap air ke dalam hidung
(kemudian dikeluarkan lagi).
5) Mengusap seluruh kepala.
6) Mengusap dua daun telinga (luar dan dalam).
7) Membasuh tiap-tiap anggota wudu sebanyak tiga
kali.
LANJUTAN ….
8) Menyela-nyela jari kedua tangan dan jari kedua kaki
9) Mendahulukan anggota yang kanan dari anggota yang
kiri.
10) Wudu dilakukan tanpa pertolongan orang lain, kecuali
dalam keadaan terpaksa (sakit).
11) Pembasuhan anggota wudu dilakukan secara berturut-
turut (tidak menunggu keringnya
satu anggota badan kemudian membasuh anggota badan
yang lain).
12) Berdoa sesudah wudu.
LANJUTAN ….
d. Hal-Hal yang Membatalkan Wudu
Seseorang dinyatakan batal wudunya apabila
mengalami salah satu peristiwa berikut.
1) Keluar sesuatu dari salah satu atau kedua jalan (kubul
dan dubur).
2) Hilang akal, baik karena mabuk maupun gila
(dianggap seperti orang tidur atau hilang kesada-
rannya).
3) Bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan yang
sudah dewasa dan keduanya bukan mahram.
4) Menyentuh kemaluan, baik kemaluan sendiri maupun
kemaluan orang lain dengan telapak tangan.
LANJUTAN ….
e. Niat dan Doa setelah Wudu
1) Niat berwudu
Ketika berwudu, seorang muslim harus mengawa-linya
dengan niat. Menurut Islam, niat dalam mengerjakan
sesuatu sangat penting. Benar atau tidaknya niat dapat
menentukan apakah perbuatan tersebut diterima di sisi
Allah Swt. (berpahala) atau tidak. Niat cukup di dalam
hati atau diucapkan secara lisan agar menambah
kemantapan dalam
melakukan suatu perbuatan.
LANJUTAN ….
Niat wudu sebagai berikut.
Artinya: ... Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari
tempat buang air (kakus) atau menyentuh pe-rempuan, maka jika kamu
tidak memperoleh air, maka
bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan
tanganmu dengan (debu) itu. (QS. Al-Ma’idah (5): 6)
LANJUTAN ….
a. Syarat Tayamum
1) Ada sebab yang membolehkan bertayamun, seperti
berikut.
a) Tidak ada air atau ada air tetapi untuk kebutuhan
lain yang sangat vital, seperti untuk
minum karena musim kemarau panjang.
b) Sakit yang tidak memungkinkan menggunakan air.
2) Sudah masuk waktu salat.
3) Menghilangkan najis pada tubuh.
4) Menggunakan debu yang suci.
LANJUTAN ….
b. Rukun Tayamum
1) Membaca niat.