Professional Documents
Culture Documents
Hukum Perjanjian Internasional-Before Mid
Hukum Perjanjian Internasional-Before Mid
INTERNASIONAL
3 sks: 150 menit/Minggu
Oleh :
Dr. G.Sri Nurhartanto,S.H.,LL.M
Dr. H. Untung Setyardi,S.H.,M.Hum
TUJUAN MATA KULIAH
Pengecualian :
1. dg Novasi
2. Treaty sec terang2an / tdk : memperbolehkan
syarat : Harus diindahkan Negara Assignor
terutama kualifikasi Negara Assignee
3. Hutang piutang Hutang yg Liquidated / claimed :
asal Neg. Kreditur tdk merugikan Neg. Debitur
PRAKTEK PENETAPAN &
BERLAKUNYA TREATY
1. Akreditasi Wakil Negara
2. Perundingan & Penerimaan
3. Pengesahan, Penandatanganan & Pertukaran
Instrumen
4. Ratifikasi Reservasi
5. Aksesi & Adhesi
6. Entry Into Force ( Pemberlakuan )
7. Pendaftaran & Publikasi
8. Penerimaan dan Pelaksanaan
Akreditasi Wakil Negara
• Menunjuk wakil negara u/ berunding, memberi
kepercayaan,
ketetapan menunjuk wakil u / melakukan
perundingan
Fungsi : Membuktikan statusnya sbg Utusan &
Wewenang yg dipunyai :
* Menghadiri perundingan
* Ikut serta berunding
* Menanda tangani Treaty ( menerima naskah )
* Menutup Treaty consent to be bound
FULL POWER
• Bentuk : Dokumen Full Power
Lihat Pasal 2 ayat 1 butir c KW 1969
• Praktek Inggris :
a. Special Full Power
Heads of State form
ditanda tangani Raja/Ratu & dicap Great
Seal
b. Government Full Power
Treaty Inter Govt / Inter State form
ditanda tangani & dicap Men Lu
FULL POWER
• Dokumen Full Power suatu keharusan ?
Umumnya YA !
• Bgmn kalau tdk ada ? Pengecualian :
1. Orang2 ttt yg sdh dikenal baik
2. Perjanjian antar Dept. 2 Negara
3. Konferensi Buruh Int’l
• Full Power diberitahukan lawan berunding
a. Bilateral : saling dipertukarkan
b. Multilateral : diserahkan Panitia Full Power
The Big Four
(Left to right) The “Big Four”: David Lloyd George of Britain, Vittorio
Orlando of Italy, Georges Clemenceau of France, and Woodrow Wilson of
the United States, the principal architects of the Treaty of Versailles.
Perundingan dan Penerimaan
A. Cara Perundingan :
D. Pengambilan Keputusan
1. Umum : Lihat KW 1969, Pasal 9 ayat
( 2 ) Persetujuan 2/3 suara dari
negara yang hadir dan memberikan suara
2. Bisa ditentukan berdasar mayoritas
yang lain
Misal : Asean Musyawarah Mufakat
Suasana Sidang
Majelis Umum PBB
Sidang Dewan Keamanan PBB
Pengesahan, Penandatanganan dan
Pertukaran Instrument
A. Fungsi tanda tangan : Authenticate Text
B. Cara Authenticate Text :
1. Prosedure dalam treaty
2. Persetujuan Negara 2 bila tidak tetapkan
prosedure
3. Signature
4. Signature ad referendum
5. Initialing
6. Incorporasi dalam Final Act
Pengesahan, Penandatanganan dan
Pertukaran Instrument
C. Penandatanganan :
1. Pada waktu akhir konferensi dan tempat
yang sama
2. Oleh para utusan
3. Dihadiri satu sama lain
@ Dalam Praktek : Treaty 2 tahap :
Diberi tenggang waktu ttt max. sampai 9
bulan, apabila lewat waktu tidak bisa lagi,
Negara yang ingin mengikatkan diri dilakukan
lewat aksesi.
European Union: signing of the Treaties of
Rome, March 25, 1957
Signing of the Nuclear Test-Ban Treaty
in Moscow, August 1963.
U.S. Secretary of State Dean Acheson signs the North
Atlantic Treaty on April 4, 1949, as U.S. President Harry S.
Truman (second from left) and Vice President Alben W.
Barkley (left) look on.
Pengesahan, Penandatanganan dan
Pertukaran Instrument
D. Akibat Hukum :
1. Tidak harus diratifikasi
( langsung berlaku dan mengikat )
2. Harus diratifikasi, Acceptance,Approval
Catatan :
Ad.1 . * Kehendak para pihak ( negotiating state )
berlaku sejak penandatanganan
* Ditetapkan dalam Full Power untuk mencegah
pembatalan treaty.
Ad.2 . Harus dengan ratifikasi , dst. 3 tahap !
Egyptian President Anwar el-Sādāt (left), U.S. President Jimmy Carter,
and Israeli Prime Minister Menachem Begin shaking hands at the White
House after signing the Camp David Accords peace treaty
between Israel and Egypt, September 17, 1978.
Perjanjian Perdamaian 1993
Yitzhak Rabin, left, and Yasir Arafat, right, shake hands in 1993 after the signing of a
peace accord between Israel and the Palestine Liberation Organization. U.S. President
Bill Clinton, center, helped forge the historic agreement. Mediating and resolving
disputes between nations is a key task of diplomacy.
Perjanjian Perdamaian 1998
Yasir Arafat (left) of the Palestine Liberation Organization signs a peace
agreement in 1998. With him are (left to right) King Hussein of Jordan,
President Bill Clinton of the United States, and Prime Minister Benjamin
Netanyahu of Israel.
Treaty of Nice documents,
February 26, 2001
Treaty of Amsterdam document,
1997
Ratifikasi
• Teori : Persetujuan Kepala Negara/ Kepala
Pemerintahan atas tanda tangan yang diberikan
perutusannya. # Aksesi ( bergabungnya pihak III ).
• Konvensi Wina 1969 , Pasal 2 ayat ( 1 ).b Ratifikasi =
acceptance = approval = accession
• F.Sugeng Istanto :
(1) Persetujuan atas tanda tangan perutusan
(2) Pernyataan persetujuan atas treaty
U.S. President Harry S. Truman signing the
NATO alliance pact before members of
Congress, 1949.
Ratifikasi
• Doktrin :
1. Lord Stowell : “……. For the instrument, in point of
legal efficacy, is imperfect without it.”
2. Judge JB.Moore : “ doktrin yang menyatakan treaty
dapat berlaku sebelum ratifikasi adalah dapat diabaikan/
usang dan hanya merupakan gema masa lampau.”
Secara umum tanpa ratifikasi treaty tidak dapat
berlaku !
Catatan : tidak sepenuhnya benar, mengingat sampai
sekarang pembuatan treaty 2 tahap masih tetap terjadi.
Ratifikasi
• Pasal 14 ayat (1) : Keterikatan dengan
Ratifikasi Syarat :
1. Ditetapkan secara terang2an dalam treaty
2. Disetujui oleh negara2 perunding
3. Wakil 2 negara telah menandatangani treaty
yang merupakan subject u/ ratifikasi
4. Kemauan negara tampak dari dokumen Full
Power.
• Keterikatan lewat Acceptance/ Approval
Pasal 14 ayat (2) KW 1969 : sama dgn ratifikasi
Hak Negara untuk Ratifikasi
• Dasar Pembenar :
1. Hak negara untuk tinjau kembali persetujuan
yang telah ditandatangani perutusannya,
sebelum menerima kewajibannya
2. Berdasar prinsip kedaulatan negara => hak
untuk menarik diri dari Treaty
3. Kebutuhan penyesuaian dengan HN
4. Prinsip Demokrasi => diketahui Parlemen
( Lembaga wakil rakyat )
Ratifikasi =Kewajiban ?
• HI tidak meletakkan hal itu sebagai kewajiban
• Apabila negara tidak ingin meratifikasi
Courtecy : pemberitahuan kepada negara lain
• Ratifikasi # Kewajiban :Kedaulatan Negara
• Akibat kelambatan Ratifikasi : LMT : Treaty
Multilateral, Treaty tidak bisa segera berlaku
( ada jumlah tertentu yang harus dipenuhi )
• Keterikatan Negara lewat Ratifikasi Tidak
Belaku Surut ( berlaku asas Non
Retroactive)lihat Pasal 28 Konvensi Wina 1969
Ratifikasi dan HN
( Hukum Konstitusi Negara )
• Ratifikasi berhubungan erat dg Hukum Konstitusi
Negara
1. Banyak organ negara terlibat, selain Kepala
Negara/ Kepala Pemerintahan
2. Antara Negara satu dan yang lain berbeda
• Praktek :
1. Treaty biasanya dilakukan Kepala Negara
2. Treaty kurang penting dilakukan Kepala
Pemerintahan / Menlu.
Praktek Ratifikasi di Indonesia
• Pasal 11 UUD 1945 : Perjanjian Int’l dibuat oleh
Presiden dengan persetujuan DPR
• => dimaksudkan sebagai Ratifikasi
• Praktek :
1. Surat Presiden Nomor 2826/HK/1960:
a. Treaty ( Penting ) dimintakan persetujuan
DPR, diundangkan dlm bentuk UU
b. Agreement ( Kurang penting ) tidak
dimintakan persetujuan DPR (hanya diberitahu )
diundangkan dalam bentuk Keppres
Praktek Ratifikasi di Indonesia
2. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2000 tentang
Perjanjian Internasional menggantikan Surat
Presiden no.2826/HK/1960
a. Pasal 10 dilakukan dg UU : *Masalah Politik,
perdamaian, pertahanan, dan keamanan negara;
* Perubahan wilayah atau penetapan batas
wilayah negara RI; * Kedaulatan atau hak
berdaulat Negara; * hak asasi manusia dan
lingkungan; * Pembentukan kaidah hukum baru;
*Pinjaman dan /atau hibah luar negeri
b. Pasal 11 dilakukan dengan Keppres : diluar
yang diatur dalam Pasal 10
Pertukaran /Penyimpanan
Dokumen Ratifikasi
• Treaty Bilateral : saling dipertukarkan,
disimpan di Deplu, Dibuatkan Process verbal
• Treaty Multilateral : disimpan di negara
deposit ( Depository State ) tergantung
inisiatif pembuatan treaty
a.Negara : Deplu Negara tempat Treaty
ditandatangani
b.PBB : Sekjen PBB ( dulu semasa LBB disimpan
pada Sekjen LBB )
Reservasi