You are on page 1of 24

SEJARAH BERDIRINYA

KARANG TARUNA
Oleh:
Muhamad Faizir
Divisi Hukum dan Ham Karang Taruna Lombok Barat
HAI ANAK MUDA!
JIKA KALIAN HANYA BERDIAM
DIRI, MAKA KALIAN AKAN
DITINGGALKAN DAN
DILUPAKAN
OLEH SEJARAH
ARTI KARANG TARUNA

 Karang Taruna (KarTar/ KarTa/ KT)


 Arti Kata Karang Taruna
 Karang : pekarangan, halaman, atau tempat;
 Taruna : remaja

Artinya tempat atau Wadah Pembinaan Remaja (Pemuda)

 Lahir: 26 September 1960


 KarTar Pertama: Kampung Melayu Besar, Bukit Duri, Jakarta
Timur
 Tokoh gerakan: Ali Sadikin, Gubernur Jakarta (1966 – 1977)
 Ketua KarTar pertama: Gazali
ALI SADIKIN
GAZALI
MASA KELAHIRAN SAMPAI 1960 -1969

Tahun 1960–1969 adalah saat awal dimana Bangsa


Indonesia mulai melaksanakan pembangunan disegala
bidang. Instansi-Instansi Sosial di DKI Jakarta (Jawatan
Pekerjaan Sosial/Departemen Sosial) berupaya
menumbuhkan Karang Taruna–Karang Taruna baru di
kelurahan melalui kegiatan penyuluhan sosial.

Pertumbuhan Karang Taruna saat itu terbilang sangat


lambat, tahun 1969 baru terbentuk 12 Karang Taruna,
hal ini disebabkan peristiwa G 30 S/PKI sehingga
pemerintah memprioritaskan berkonsentrasi untuk
mewujudkan stabilitas nasional.
TAHUN 1969 – 1983
MASA MASUK PELITA HINGGA GBHN
Tahun 1970
Karang Taruna DKI Membentuk Mimbar
Pengembangan Karang taruna (MPKT) Kecamatan
Sebagai Sarana Komunuikasi antar karang taruna
Kelurahan/Desa.

Tahun 1975
Dilangsungkanlah Musyawarah Kerja Karang Taruna,
dan pada moment tersebut Lagu Mars Karang Taruna
ciptaan Gunadi Said untuk pertama kalinya
dikumandangkan.
Tahun 1980
Dilangsungkan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas)
Karang Taruna Pertama di Malang, Jawa Timur. Dan
sebagai tindak lanjutnya, pada

Tahun 1981
Menteri Sosial mengeluarkan Keputusan tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Karang Taruna
dengan Surat Keputusan Nomor. 13/HUK/KEP/I/1981
sehingga Karang Taruna mempunyai landasan hukum
yang kuat
Tahun 1982
Lambang Karang Taruna ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Sosial RI
nomor.65/HUK/KEP/XII/1982, sebagai tindak lanjut
hasil Mukernas di Garut tahun 1981

Tahun 1983
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mengeluarkan
TAP MPR Nomor II/MPR/1983 tentang Garis Besar
Haluan Negara (GBHN) yang didalamnya
menempatkan Karang Taruna sebagai wadah
pengembangan generasi muda.
1997 – 2004
KARANG TARUNA KETIKA MASA KRISIS

Krisis moneter yang terjadi tahun 1997 berkembang


menjadi krisis ekonomi, yang dengan cepat menjadi krisis
multidimensi. Imbas dari krisis tersebut tak urung juga
berdampak pada lambannya perkembangan Karang Taruna.
Puncaknya pada saat pemerintahan Presiden Abdurrahman
Wahid membubarkan Departemen Sosial, Karang Taruna
pada umumnya mengalami stagnasi, bahkan mati suri.
Tahun 2001
Temu Karya Nasional Pertama Karang Taruna
dilaksanakan di Medan., Sumatera Utara.

Hasilnya antara lain menambah nama Karang


Taruna menjadi Karang Taruna Indonesia, memilih
Ketua Umum Pengurus Nasional KTI, serta
menyusun Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah
Tangga KTI.
TAHUN 2001 – SEKARANG

 Setiap Karang Taruna berkedudukan di desa/ kelurahan atau


komunitas adat sederajat diseluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sesuai dengan kedudukannya,
maka Karang Taruna secara organisasi bersifat lokal dan berdiri
sendiri, sehingga hubungan antara sesama Karang Taruna bersifat
horizontal, sederajat dan tidak saling membawahi.

 Dukungan pemerintah untuk kepemudaan sudah sangat besar,


yang tersisa adalah tinggal bagaimana para pemuda
memanfaatkan dukungan dari pemerintah tersebut untuk
mengembangkan organisasi agar tetap solid dan berkembang
dengan kegiatan yang positif
LOGO KARANG TARUNA
PENJELASANNYA
 Bunga Teratai yang mulai mekar melambangkan unsur remaja yang
dijiwai semangat kemasyarakatan (sosial)
 Empat helai Daun Bunga dibagian bawah, melambangkan keempat
fungsi Karang Taruna yaitu:
a). Memupuk kreativitas untuk belajar bertanggung jawab;
b). Membina kegiatan-kegiatan sosial, rekreatif, edukatif, ekonomis
produktif, dan kegiatan lainnya yang praktis;
c).Mengembangkan dan mewujudkan harapan serta cita-cita anak dan
remaja melalui bimbingan interaksi yang dilaksanakan baik secara
individual maupun kelompok;

d). Menanamkan pengertian, kesadaran dan memasyarakatkan


penghayatan dan pengamalan Pancasila
• Tujuh helai Daun Bunga bagian atas melambangkan Tujuh unsur
kepribadian yang harus dimiliki oleh anak dan remaja:
a). Taat: Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b). Tanggap: Penuh perhatian dan peka terhadap masalah;
c). Tanggon: Kuat, daya tahan fisik dan mental;
d). Tandas: Tegas, pasti, tidak ragu, teguh pendirian;
e). Tangkas: Sigap, gesit, cepat bergerak, dinamis;
f). Trampil: Mampu berkreasi dan berkarya praktis;
g). Tulus: Sederhana, ikhlas, rela memberi, jujur.
 Lingkaran menggambarkan sebuah tameng, sebagai
lambang Ketahanan Nasional.
 Bunga Teratai yang mekar berdaun lima helai melambangkan
lingkungan kehidupan masyarakat yang sejahtera merata
berlandaskan Pancasila.
 Arti warna:
a). Putih: Kesucian, tidak tercela, tidak ternoda.
b). Merah: Keberanian, sabar, tenang, dan dapat mengendalikan
diri, tekad pantang mundur.
c). Kuning: Keagungan atas keluhuran budi pekerti.
SELOGAN KARANG TARUNA

ADITYA KARYA MAHATVA YODHA


a). ADITYA: Cerdas, penuh pengalaman.
b). KARYA: Pekerjaan.
c). MAHATVA: Terhormat, berbudi luhur.
d). YODHA: Pejuang, patriot.

Secara keseluruhan berarti Pejuang yang berkepribadian, berpengetahuan dan


terampil.
FASE PANJANG KARANG TARUNA

 1960 : Berdirinya karang taruna (26 September 1960)


 1997 : Kemunduran bahkan aktivitas berhenti sebagian besar
karagn taruna
 2001: Gerakan reformasi saat krisis menimbulkan dua Pedoman
Dasar Karang Taruna pada hasil Temu Karya Nasional IV tahun
2001 di  Medan.
 2005: Pedoman Dasar Karang Taruna Peraturan Menteri Sosial RI
Nomor 83/HUK/2005 merupakan hasil Temu Karya Nasional V
Karang Taruna di Provinsi Banten Tahun 2005
 2010: Pedoman Dasar Karnag Taruna diperbarui pada Permensos
RI Nomor 77/HUK/2010
AZAS DAN TUJUAN KARANG TARUNA

 Azas Karang taruna berdasarkan Pancasila


 Tujuan Karang Taruna yang dirumuskan dalam Pemensos RI Nomor 77
Tahun 2010 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna adalah:
a) Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran tanggung
jawab sosial setiap generasi muda Warga Karang Taruna dalam
mencegah, menangkal, menanggulangi, dan mengantisipasi berbagai
masalah sosial.
b) Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda Warga
Karang Taruna yang terampil dan berkepribadian serta berpengetahuan.
c) Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka
mengembangkan keberdayaan Warga Karang Taruna.
d). Termotivasinya setiap generasi muda Warga Karang Taruna untuk mampu
menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
e) Terjalinnya kerja sama antara generasi muda Warga Karang Taruna dalam
rangka mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
f) Terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakin meningkat bagi generasi
muda di desa/ kelurahan atau komunitas adat sederajat yang memungkinkan
pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mampu
mengatasi masalah kesejahteraan sosial di lingkungannya.
g). Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di desa/
kelurahan atau komunitas adat sederajat yang dilaksanakan secara
komprehensif, terpadu, dan terarah serta berkesinambungan oleh Karang
Taruna bersama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya.
TUGAS POKOK KARANG TARUNA

Setiap Karang Taruna mempunyai tugas pokok secara bersama


– sama dengan Pemerintah dan komponen masyarakat lainnya
untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial
terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat
preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasi
muda di lingkungannya.
FUNGSI KARANG TARUNA

Fungsi Karang Taruna yang dirumuskan dalam Pemensos RI Nomor 77


Tahun 2010 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna adalah:
a. Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial;
b. Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat;
c. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di
lingkungannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta
berkesinambungan;
d. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi
generasi muda di lingkungannya;
e. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran
tanggung jawab sosial generasi muda;
f. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan jiwa
kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai – nilai kearifan
lokal dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia;
g. Pemupukan kreativitas generasi muda untuk dapat mengembangkan
tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis
produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala
sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya;
h. Penyelenggaraan rujukan, pendampingan dan advokasi sosial bagi
penyandang masalah kesejahteraan sosial;
i. Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan
kemitraan dengan berbagai sektor lainnya;
j. Penyelenggara usaha – usaha pencegahan permasalah sosial yang aktual
TERIMA KASIH

SALAM ADITYA KARYA

MAHATVA YODHA

You might also like