Professional Documents
Culture Documents
Desiminasi Pemberian Obat 7 Benar 2e
Desiminasi Pemberian Obat 7 Benar 2e
Kelompok 2E
1. Evin Lianty
2. Kristiani
3. Menteria Purba
4. Nurdianto
5. Nyimas Muliandari
6. Tommy Santoso
7. Dara Imanda Mahendra
meningkatkan kemampuan perawat dalam melaksanakan keperawatan, mahasiswa mampu menerapkan konsep dan
manajemen asuhan keperawatan, maka kelompok prinsip manajemen keperawatan menjadi change agent pada
unit pelayanan secara nyata dalam meningkatkan mutu
mahasiswa Program Studi Ners Fakultas Ilmu
pelayanan keperawatan.
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta terdiri 7
orang melakukan praktik di ruangan Penyakit Dalam Lt.6
(Ruang Tenggiri) selama 3 minggu. Berdasarkan hasil
2. Tujuan Khusus :
pengkajian selama 3 hari di ruangan Penyakit Dalam Lt.6 Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan
keperawatan yang terkait dengan manajemen keperawatan
(Ruang Tenggiri) diharapkan bahwa pelaksanaan 7 Benar
berdasarkan analisa situasi nyata di tempat praktik
Obat di Ruangan belum optimal dengan baik.
1. 5.
4.
Validasi 2. 3. Implementasi
masalah yang Menentukan Alternative
Mengidentifi pemecahan prioritas
teridentifikasi kasi masalah prioritas
masalah masalah pemecahan
oleh kelompok
masalah
Profil RSUD Koja
• Sebagai Rumah Sakit dengan
Visi Berbagai Unggulan dan
Terstandar
Mis Pasien
• Menjadi Sarana Pelayanan, Pendidikan
i
dan Penelitian yang Terstandar dan
Berkualitas
• Menerapkan Tata Kelola yang
Profesional, Akuntabel, dan Transparan
dengan Berbasis Teknologi Informasi
Profil Ruang Tenggiri Lt. 6
D3
19%
Jenis Kelamin Perawat di Ruang Tenggiri Lt. 6 S1
RSUD Koja
Laki-Laki
15%
81%
Perempuan
85%
BOR (Bed of Occupation rate)
Juli- Agustus 2020 di Ruang Tenggiri RSUD Koja
100 91%
89% 90%
90
80
70
Persen (%)
60
BOR (Bed of Occupation Rate)
50 ALOS (Average Length Of Stay)
40
30
20
, 7.32 8.07
6.08
10
0
Jul-20 Aug-20 Sep-20
Analisa SWOT
Opportunit
Strength Weakness Threat
y
STRENGTH (KEKUATAN)
• Di ruang Tenggiri memiliki tenaga perawat sebanyak 26 orang dan petugas administrasi berjumlah 2
orang
• Ruang Tenggiri dengan kapasitas 30 tempat tidur memiliki rata - rata presentase tempat tidur dalam
3 bulan terakhir yaitu 90 %
• Ruang Tenggiri memiliki 5 ruang rawat, 1 ruang isolasi, 1 ruang spool hock, 1 gudang, 1 ruang linen
kotor
• Metode penugasan tim menjadi unggulan di ruang tenggiri.
• Hubungan kerja di lingkungan ruang Tenggiri antara sesama perawat, dokter, security dan cleaning
service baik.
• Ruangan nyaman
• Jarak antara pasien/ tempat tidur pasien sesuai standar ( 1 meter)
• Pada saat operan tugas selalu tepat waktu
• Adanya motivasi yang tinggi untuk semua perawat dalam menerima perubahan
• Usia perawat sebagian besar pada usia produktif yang berjumlah 100%
WEAKNESS (KELEMAHAN)
• Belum optimalnya pelaksanaan 7 benar obat di ruangan
• Belum optimalnya pelaksanaan metode SBAR dan TBAK
OPPORTUNITY (PELUANG)
• Ruang Tenggiri digunakan sebagai lahan praktik mahasiswa keperawatan dan kedokteran yang
memungkinkan adanya transfer ilmu tentang keperawatan.
• Adanya kerjasama antara mahasiswa dan perawat ruangan untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.
THREAT (ANCAMAN)
• Tuntutan konsumen akan pelayann keperawatan yang professional akan pelayanan keperawatan
berkualitas.
• Dengan diberlakukannya UU Perlindungan Konsumen, perawat harus mampu mengembangkan
diri untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan yang professional.
• Persaingan antar rumah sakit semakin ketat sehingga mengharuskan perawat untuk dapat
memberikan pelayanan keperawatan secara optimal yang memberikan kepuasan terhadap
konsumen.
Masalah Keperawatan
Wawancara
Observasi
Kuesioner
Prioritas Masalah
HASIL WAWANCARA PELAKSANAAN 7 BENAR OBAT DIRUANGAN
• Kepala ruangan mengatakan sudah tersedianya SOP terkait pelaksanaan pemberian obat 7 benar.
• Kepala ruangan mengatakan petugas dalam memberikan obat sering tidak mengidentifikasi pasien Kembali
karena menganggap sudah mengenal.
• Kepala ruangan mengatakan sudah melakukan double check dalam setiap tindakan pemberian obat dengan
menanyakan identitas klien (nama dan tanggal lahir)
• Kepala ruangan mengatakan sudah mempersiapkan obat dan mengkonfirmasi obat sesuai dengan permintaan
dokter untuk diberikan kepada klien
• Kepala ruangan mengatakan sudah mengecek label obat sebelum diberikan kepada klien untuk mencegah
terjadinya kesalahan dalam pemberian (look alike sound alike)
• Kepala ruangan mengatakan sudah mampu memberikan obat kepada pasien sesuai dengan resep dokter
tanpa menambahkan ataupun mengurangi dosis resep yang telah di tentukan
• Kepala ruangan mengatakan sudah memastikan bahwa pemberian obat obat dilakukan dengan cara yang telah
ditentukan oleh dokter maupun penulis resep
• Kepala ruangan mengatakan pendokumentasian dilakukan oleh perawat mencakup informasi lengkap tentang status
kesehatan pasien, kebutuhan pasien serta kegiatan asuhan yang telah di terima
• Kepala ruangan mengatakan sudah memberikan obat pada waktu yang tepat dan telah ditentukan sampai dengan
dosis terakhir yang diberikan
HASIL OBSERVASI PELAKSANAAN 7 BENAR OBAT DIRUANGAN
• Kepala ruangan mengatakan sudah mengetahui SBAR dan TBAK dan melakukan sosialisasi SBAR dan TBAK di
ruang bedah Salmon
• Kepala ruangan mengatakan sudah ada contoh penulisan format penulisan laporan timbang terima klien dengan
metode SBAR dan TBAK.
• Kepala ruangan mengatakan sudah ada data audit tentang penulisan laporan timbang terima klien dengan metode
SBAR dan TBAK
• Kepala ruangan mengatakan sebagian perawat sudah menggunakan metode SBAR dan TBAK dalam
pendokumentasian
• Kepala ruangan mengatakan kendala dalam melakukan metode SBAR dan TBAK yaitu kondisi pasien yang
berubah – ubah dan waktu penulisan pendokumentasian
HASIL OBSERVASI PELAKSANAAN METODE
SBAR DAN TBAK
• Perawat mengetahui tentang SBAR dan TBAK, sebanyak 54% perawat mengetahui dan sebanyak 46 %
belum mengetahui
• SBAR dan TBAK sudah dilakukan di ruangan, sebanyak 62% perawat melakukan dan sebanyak 38 %
belum melakukan
• Perawat melaksanakan SBAR dan TBAK sesuai dengan SOP sebanyak 75% perawat melakukan dan
sebanyak 25 % belum melakukan
• Perawat melakukan handover dengan metode SBAR sebnayak 82% dan sebanyak 18% belum
melakukan
• Perawat melakukan SBAR dan TBAK saat menghubungi dokter, sebanyak 71% perawat melakukan
dan sebanyak 29 % belum melakukan
• Selama 1 x 24 jam SBAR dan TBAK harus diverifikasi pemberi informasi, sebanyak 54% perawat
melakukan verifikasi dan sebanyak 46 % belum melakukan verifikasi
• Melakukan konfirmasi kembali SBAR dan TBAK setiap menghubungi dokter,
sebanyak 78% perawat melakukan dan sebanyak 22 % belum melakukan
• SBAR dan TBAK harus diverifikasi oleh penerima informasi, sebanyak 72% perawat
melakukan verifikasi dan sebanyak 28 % belum melakukan verifikasi
• SBAR dan TBAK penting dilakukan bagi perawat di rumah sakit, sebanyak 85%
perawat melakukan dan sebanyak 15 % belum melakukan
• Kepala ruangan melakukan evaluasi SBAR dan TBAK yang dilakukan perawat,
sebanyak 94% perawat menjawab melakukan dan sebanyak 6 % menjawab belum
melakukan
HASIL KUESIONER
• Perawat mengetahui tentang SBAR dan TBAK, menjawab Ya 100% menjawab tidak 0%
• SBAR dan TBAK sudah dilakukan di ruangan, menjawab Ya 100% menjawab tidak 0%
• Perawat melaksanakan SBAR dan TBAK sesuai dengan SOP menjawab Ya 80%
menjawab tidak2 0%
• Perawat melakukan handover dengan metode SBAR menjawab Ya 90% menjawab tidak
10%
• Perawat melakukan SBAR dan TBAK saat menghubungi dokter, menjawab Ya 100%
menjawab tidak 0%
• Selama 1 x 24 jam SBAR dan TBAK harus diverifikasi pemberi informasi, menjawab Ya
75% menjawab tidak 25%
Lanjutan..
Rentan Penilaian
• 5 : Sangat penting
• 4 : Penting
• 3 : Cukup penting
• 2 : Kurang penting
• 1 : Sangat tidak penting
PRIORITAS MASALAH
Material :
1. Pembuatan form dokumentasi pemberian obat
Form lengkap pendokumentasian
pemberian obat belum optimal 2. Pembuatan Poster untuk mengingatkan perawat agar
dapat mengoptimalkan prinsip pemberian obat dengan
prinsip 7 benar
BERDASARKAN KONDISI DI RUANGAN, TEKNIK YANG DIGUNAKAN
DALAM PRIORIAS ALTENATIF PENYELESAIAN MASALAH AGAR BISA
DISELESAIKAN, MAKA DILAKUKAN PEMBOBOTAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK - ASPEK
Sikap hati-hati sangat diperlukan agar perawat dapat memberikan obat yang benar.
Perawat perlu memastikan apakah obat yang akan diberikan sudah dengan jalur yang
tepat.
5. Benar informasi
6. Benar Dokumentasi
Setelah pemberian obat perawat harus mencatat tindakan yang telah diberikan segera
setelah tindakan dengan mencatat nama klien, nama obat dan alergi, dosis obat, jalur
obat, serta waktu pemberian obat.
Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Obat
• Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan perawat maka semakin baik kemampuan perawat dalam
melaksanakan prinsip-prinsip dalam pemberian obat. Hal ini disebabkan karena ukuran tingkat
pendidikan seseorang bisa menjadi tolak ukur sejauh mana pemahaman perawat terhadap
prosedur dan prinsip yang berlaku dalam lingkup kerjanya
• Motivasi Kerja
Semakin baik motivasi kerja yang dimiliki perawat maka cenderung mendorong diri mereka untuk
melaksanakan prinsip dan prosedur yang berkaitan dibandingkan yang memiliki motivasi yang
kurang.
Akibat Kesalahan Pemberian Obat
• Adverse Drug Event
Suatu insiden dalam pengobatan yang dapat menyebabkan kerugian pada pasien.
Adverse drug event meliputi kerugian yang bersifat intrisik bagi individu/pasien