You are on page 1of 36

PRESENTASI HASIL IDENTIFIKASI MASALAH

Ruang Tenggiri Lt.6 RSUD KOJA

Kelompok 2E

1. Evin Lianty
2. Kristiani
3. Menteria Purba
4. Nurdianto
5. Nyimas Muliandari
6. Tommy Santoso
7. Dara Imanda Mahendra

Program Profesi Ners


Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2020
Latar Belakang Tujuan
1. Tujuan umum :
Dalam rangka tujuan pembelajaran manajemen
keperawatan yaitu suatu agen pembaharuan untuk Setelah menyelesaikan praktik profesi manajemen

meningkatkan kemampuan perawat dalam melaksanakan keperawatan, mahasiswa mampu menerapkan konsep dan

manajemen asuhan keperawatan, maka kelompok prinsip manajemen keperawatan menjadi change agent pada
unit pelayanan secara nyata dalam meningkatkan mutu
mahasiswa Program Studi Ners Fakultas Ilmu
pelayanan keperawatan.
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta terdiri 7
orang melakukan praktik di ruangan Penyakit Dalam Lt.6
(Ruang Tenggiri) selama 3 minggu. Berdasarkan hasil
2. Tujuan Khusus :

pengkajian selama 3 hari di ruangan Penyakit Dalam Lt.6 Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan
keperawatan yang terkait dengan manajemen keperawatan
(Ruang Tenggiri) diharapkan bahwa pelaksanaan 7 Benar
berdasarkan analisa situasi nyata di tempat praktik
Obat di Ruangan belum optimal dengan baik.
1. 5.
4.
Validasi 2. 3. Implementasi
masalah yang Menentukan Alternative
Mengidentifi pemecahan prioritas
teridentifikasi kasi masalah prioritas
masalah masalah pemecahan
oleh kelompok
masalah
Profil RSUD Koja
• Sebagai Rumah Sakit dengan
Visi Berbagai Unggulan dan
Terstandar

• Menyediakan Pelayanan Kesehatan


yang Paripurna dan Terpadu yang
Berorientasi Kepada Keselamatan

Mis Pasien
• Menjadi Sarana Pelayanan, Pendidikan

i
dan Penelitian yang Terstandar dan
Berkualitas
• Menerapkan Tata Kelola yang
Profesional, Akuntabel, dan Transparan
dengan Berbasis Teknologi Informasi
Profil Ruang Tenggiri Lt. 6

Ruangan Ruang Tenggiri lantai 6 RSUD Koja merupakan rangan pearwatan


penyakit dalam Ruangan Tenggiri adalah ruangan kelas 3 BPJS, Pribadi
dan asuransi. Ruangan Tenggiri terdiri dari 5 ruangan peratan, 1 ruang
edukasi, 1 ruang peralatan kesehatan, 1 ruang kepala ruangan, 1 ruang
diskusi, 2 ruang nurse station, 1 ruang pantry, 1 ruang ganti perawat, 2 toilet
perawat, 5 ruang rawat, 1 ruang isolasi, 1 ruang spool hock, 1 gudang, 1
ruang linen kotor. Kapasitas ruang tenggiri adalah 30 bed yang terdiri dari
600, 601, 602, 603, 604, 605
Pendidikan Perawat di Ruang Tenggiri Lt. 6
RSUD Koja

D3
19%
Jenis Kelamin Perawat di Ruang Tenggiri Lt. 6 S1

RSUD Koja

Laki-Laki
15%

81%

Perempuan
85%
BOR (Bed of Occupation rate)
Juli- Agustus 2020 di Ruang Tenggiri RSUD Koja

100 91%
89% 90%
90
80
70
Persen (%)

60
BOR (Bed of Occupation Rate)
50 ALOS (Average Length Of Stay)

40
30
20
, 7.32 8.07
6.08
10
0
Jul-20 Aug-20 Sep-20
Analisa SWOT

Opportunit
Strength Weakness Threat
y
STRENGTH (KEKUATAN)
• Di ruang Tenggiri memiliki tenaga perawat sebanyak 26 orang dan petugas administrasi berjumlah 2
orang
• Ruang Tenggiri dengan kapasitas 30 tempat tidur memiliki rata - rata presentase tempat tidur dalam
3 bulan terakhir yaitu 90 %
• Ruang Tenggiri memiliki 5 ruang rawat, 1 ruang isolasi, 1 ruang spool hock, 1 gudang, 1 ruang linen
kotor
• Metode penugasan tim menjadi unggulan di ruang tenggiri.
• Hubungan kerja di lingkungan ruang Tenggiri antara sesama perawat, dokter, security dan cleaning
service baik.
• Ruangan nyaman
• Jarak antara pasien/ tempat tidur pasien sesuai standar ( 1 meter)
• Pada saat operan tugas selalu tepat waktu
• Adanya motivasi yang tinggi untuk semua perawat dalam menerima perubahan
• Usia perawat sebagian besar pada usia produktif yang berjumlah 100%

WEAKNESS (KELEMAHAN)
• Belum optimalnya pelaksanaan 7 benar obat di ruangan
• Belum optimalnya pelaksanaan metode SBAR dan TBAK
OPPORTUNITY (PELUANG)

• Ruang Tenggiri digunakan sebagai lahan praktik mahasiswa keperawatan dan kedokteran yang
memungkinkan adanya transfer ilmu tentang keperawatan.
• Adanya kerjasama antara mahasiswa dan perawat ruangan untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.

THREAT (ANCAMAN)
• Tuntutan konsumen akan pelayann keperawatan yang professional akan pelayanan keperawatan
berkualitas.
• Dengan diberlakukannya UU Perlindungan Konsumen, perawat harus mampu mengembangkan
diri untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan yang professional.
• Persaingan antar rumah sakit semakin ketat sehingga mengharuskan perawat untuk dapat
memberikan pelayanan keperawatan secara optimal yang memberikan kepuasan terhadap
konsumen.
Masalah Keperawatan

Wawancara

Observasi

Kuesioner

Prioritas Masalah
HASIL WAWANCARA PELAKSANAAN 7 BENAR OBAT DIRUANGAN

• Kepala ruangan mengatakan sudah tersedianya SOP terkait pelaksanaan pemberian obat 7 benar.
• Kepala ruangan mengatakan petugas dalam memberikan obat sering tidak mengidentifikasi pasien Kembali
karena menganggap sudah mengenal.
• Kepala ruangan mengatakan sudah melakukan double check dalam setiap tindakan pemberian obat dengan
menanyakan identitas klien (nama dan tanggal lahir)
• Kepala ruangan mengatakan sudah mempersiapkan obat dan mengkonfirmasi obat sesuai dengan permintaan
dokter untuk diberikan kepada klien
• Kepala ruangan mengatakan sudah mengecek label obat sebelum diberikan kepada klien untuk mencegah
terjadinya kesalahan dalam pemberian (look alike sound alike)
• Kepala ruangan mengatakan sudah mampu memberikan obat kepada pasien sesuai dengan resep dokter
tanpa menambahkan ataupun mengurangi dosis resep yang telah di tentukan
• Kepala ruangan mengatakan sudah memastikan bahwa pemberian obat obat dilakukan dengan cara yang telah
ditentukan oleh dokter maupun penulis resep
• Kepala ruangan mengatakan pendokumentasian dilakukan oleh perawat mencakup informasi lengkap tentang status
kesehatan pasien, kebutuhan pasien serta kegiatan asuhan yang telah di terima
• Kepala ruangan mengatakan sudah memberikan obat pada waktu yang tepat dan telah ditentukan sampai dengan
dosis terakhir yang diberikan
HASIL OBSERVASI PELAKSANAAN 7 BENAR OBAT DIRUANGAN

1. Tersedianya SOP pelaksanaan 7 benar pemberian obat di ruangan


2. Perawat melakukan kontrak waktu sebelum melakukan pemberian obat sebanyak 32% dan sebanyak 68%
belum melakukan
3. Perawat menjelaskan tujuan Tindakan yang akan dilakukan sebanyak 71% dan sebanyak 29% belum
melakukan
4. Perawat melakukan pengecekan identitas pasien dengan menayakan nama dan tanggal lahir sebanyak 52%
dan sebanyak 48% belum melakukan
5. Perawat melakukan pengecekan obat pada label obat dan kardek obat sebanyak 66% dan sebanyak 34%
belum melakukan
6. Perawat melakukan double check sebelum pemberian obat sebanyak 59% dan sebanyak 41% belum
melakukan.
7. Perawat memberikan obat tepat waktu dan sesuai dengan program sebanyak 83% dan sebanyak 17%
belum melakukan
8. Perawat memberikan kesesuaian jenis obat serta rute pemberian obat sebanyak 90% dan 10 % belum
melakukan
9. Perawat melakukan dokumentasi setelah pemberian obat sebanyak 81% dan sebanyak 19% belum
melakukan
HASIL KUESIONER
1. Tersedianya SOP pemberian obat yang menjawab Ya 80% dan menjawb tidak 20%
2. Semua perawat memberikan obat dengan 7 benar, yang menjawab Ya 100% dan menjawab tidak 0%
3. Perawat melakukan kontrak waktu sebelum melakukan pemberian obat yang menjawab Ya 40% dan tidak
60%
4. Perawat menjelaskan tujuan Tindakan yang akan dilakukan, yang menjawab Ya 75% dan menjawab tidak
25%
5. Sebelum pemberian obat perawat melakukan pengecekan identitas pasien dengan menanyakan nama dan
tanggal lahir, yang menjawab Ya 60% dan menjawab tiak 40%
6. Perawat melakukan pengecekan obat pada lebel obat dengan kardek obat, yang menjawab Ya 100% dan
menjawab tidak 0%
7. Perawat melakukan double check sebeum pemberian obat, yang menjawab Ya 63% dan tmenjawab tidak
47%
8. Perawat memberikan obat tepat waktu sesuai dengan program, yang menjawab Ya 71% dan menjawab
tidak 29%
9. Peraat memberikan kesesuaian jenis obat serta rute pemberian obat kepada pasien, yang menjawab Ya
100% dan tidak 0%
10.Perawat mlakukan doukmentasi setelah pemberian obat yang menjawab ya 95%, dan menjawab tidak 5%
HASIL WAWANCARA PELAKSANAAN METODE SBAR DAN TBAK

• Kepala ruangan mengatakan sudah mengetahui SBAR dan TBAK dan melakukan sosialisasi SBAR dan TBAK di
ruang bedah Salmon
• Kepala ruangan mengatakan sudah ada contoh penulisan format penulisan laporan timbang terima klien dengan
metode SBAR dan TBAK.
• Kepala ruangan mengatakan sudah ada data audit tentang penulisan laporan timbang terima klien dengan metode
SBAR dan TBAK
• Kepala ruangan mengatakan sebagian perawat sudah menggunakan metode SBAR dan TBAK dalam
pendokumentasian
• Kepala ruangan mengatakan kendala dalam melakukan metode SBAR dan TBAK yaitu kondisi pasien yang
berubah – ubah dan waktu penulisan pendokumentasian
HASIL OBSERVASI PELAKSANAAN METODE
SBAR DAN TBAK

• Perawat mengetahui tentang SBAR dan TBAK, sebanyak 54% perawat mengetahui dan sebanyak 46 %
belum mengetahui
• SBAR dan TBAK sudah dilakukan di ruangan, sebanyak 62% perawat melakukan dan sebanyak 38 %
belum melakukan
• Perawat melaksanakan SBAR dan TBAK sesuai dengan SOP sebanyak 75% perawat melakukan dan
sebanyak 25 % belum melakukan
• Perawat melakukan handover dengan metode SBAR sebnayak 82% dan sebanyak 18% belum
melakukan
• Perawat melakukan SBAR dan TBAK saat menghubungi dokter, sebanyak 71% perawat melakukan
dan sebanyak 29 % belum melakukan
• Selama 1 x 24 jam SBAR dan TBAK harus diverifikasi pemberi informasi, sebanyak 54% perawat
melakukan verifikasi dan sebanyak 46 % belum melakukan verifikasi
• Melakukan konfirmasi kembali SBAR dan TBAK setiap menghubungi dokter,
sebanyak 78% perawat melakukan dan sebanyak 22 % belum melakukan
• SBAR dan TBAK harus diverifikasi oleh penerima informasi, sebanyak 72% perawat
melakukan verifikasi dan sebanyak 28 % belum melakukan verifikasi
• SBAR dan TBAK penting dilakukan bagi perawat di rumah sakit, sebanyak 85%
perawat melakukan dan sebanyak 15 % belum melakukan
• Kepala ruangan melakukan evaluasi SBAR dan TBAK yang dilakukan perawat,
sebanyak 94% perawat menjawab melakukan dan sebanyak 6 % menjawab belum
melakukan
HASIL KUESIONER
• Perawat mengetahui tentang SBAR dan TBAK, menjawab Ya 100% menjawab tidak 0%
• SBAR dan TBAK sudah dilakukan di ruangan, menjawab Ya 100% menjawab tidak 0%
• Perawat melaksanakan SBAR dan TBAK sesuai dengan SOP menjawab Ya 80%
menjawab tidak2 0%
• Perawat melakukan handover dengan metode SBAR menjawab Ya 90% menjawab tidak
10%
• Perawat melakukan SBAR dan TBAK saat menghubungi dokter, menjawab Ya 100%
menjawab tidak 0%
• Selama 1 x 24 jam SBAR dan TBAK harus diverifikasi pemberi informasi, menjawab Ya
75% menjawab tidak 25%
Lanjutan..

• Melakukan konfirmasi kembali SBAR dan TBAK setiap menghubungi dokter,


menjawab Ya 100% menjawab tidak 0%
• SBAR dan TBAK harus diverifikasi oleh penerima informasi, menjawab Ya
100% menjawab tidak 0%
• SBAR dan TBAK penting dilakukan bagi perawat di rumah sakit, menjawab
Ya 100% menjawab tidak 0%
• Kepala ruangan melakukan evaluasi SBAR dan TBAK yang dilakukan
perawat, Ya 100% menjawab tidak 0%
Berdasarkan prioritas masalah di Ruang
Tenggiri Lt. 6 RSUD Koja

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Nilai Prioritas


Belum optimalnya pelaksanaan 7 benar
1 5 5 5 5 4 2500 I
obat di ruangan
Belum optimalnya pelaksanaan metode
2 5 4 4 5 5 2000 II
SBAR dan TBAK

Rentan Penilaian
• 5 : Sangat penting
• 4 : Penting
• 3 : Cukup penting
• 2 : Kurang penting
• 1 : Sangat tidak penting
PRIORITAS MASALAH

Adapun prioritas masalah sebagai berikut :


Belum optimalnya pelaksanaan pemberian obat 7 benar
FISH BONE Belum meratanya pengetahuan perawat
diruangan tentang…..

Form pendokumentasian pemberian


MAN/perawat MATERIAL obat belum terisi lengkap
Belum terpaparnya
perawat di ruangan
Kurang optimal fungsi tentang prinsip 7
Terhadap Form lengkap
controlling dari kepala benar pemberian
mahasiswantya ruangan terhadap perawat pendokumentasian
obat
di delete ruangan maupun terhadap pemberian obat
mahasiswa dalam melakukan belum optimal
pemberian obat Beban kerja perawat
yang tinggi Belum optimalnya
pelaksanaan 7 benar
obat di ruangan

Ketidakseimbangan jumlah Kebijakan yang ada Fasilitas Rumah


Ruang rawat selalu perawat dengan pasien oleh rumah sakit dalam sakit yang belum
terisi penuh dengan sehingga saat penyediaan sarana dan memadai untuk Kurang koordinasi dan
pasien mengidentifikasi pasien prasarana keamanan obat pengawasan antar tenaga
perawat melakukannya kesehatan lain (dokter,
dengan singkat perawat, dan farmasi)
MARKET dengan perawat ruangan
MACHINE Tidak adany dalam pemberian obat
reward terhadap
kepatuhan dalam
tindakan
pemberian obat METHOD
Alternatif Penyelesaian Masalah
Penyebab Alternatif Penyelesaian Masalah
Manusia :
 Belum meratanya pengetahuan 1. Pemberian materi tentang pemberian obat dengan
perawat di ruangan tentang prinsip 7 prinsip 7 benar
benar pemberian obat 2. Roleplay tentang pemberian obat dengan prinsip 7
benar

Material :
1. Pembuatan form dokumentasi pemberian obat
Form lengkap pendokumentasian
pemberian obat belum optimal 2. Pembuatan Poster untuk mengingatkan perawat agar
dapat mengoptimalkan prinsip pemberian obat dengan
prinsip 7 benar
BERDASARKAN KONDISI DI RUANGAN, TEKNIK YANG DIGUNAKAN
DALAM PRIORIAS ALTENATIF PENYELESAIAN MASALAH AGAR BISA
DISELESAIKAN, MAKA DILAKUKAN PEMBOBOTAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN MASALAH DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK - ASPEK

• Capabilitty : Kemampuan menggunakan alternatif


• Accesability : Kemudahan dalam melaksanakan alternatif
• Readiness : Kesiapan dalam melaksanakan alternatif
• Leverage : Daya ungkit alternatif dalam penyelesaian masalah
PRIORITAS ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH
No Alternatif Penyelesaian Masalah C A R L Nilai Prioritas
Pemberian materi tentang pemberian obat
dengan prinsip 7 benar dan
1 5 5 5 5 625 I
Roleplay tentang pemberian obat dengan
prinsip 7 benar
Pembuatan form dokumentasi pemberian obat
dan Poster-poster untuk mengingatkan perawat
2 5 5 5 4 500 II
agar dapat mengoptimalkan prinsip pemberian
obat dengan prinsip 7 benar.
Rentan Nilai
• Nilai 1 = Sangat kurang penting
• Nilai 2 = Kurang Penting
• Nilai 3 = Cukup Penting
• Nilai 4 = Penting
• Nilai 5 = Sangat penting
Definisi Obat
Obat merupakan sebuah terapi primer tersusun atas
substansi zat kimia yang digunakan dalam proses
diagnosis, penyembuhan atau perbaikan dan
pencegahan terhadap proses penyakit serta
berpengaruh terhadap organ tubuh secara biologis.
Prosedur Pemberian Obat
• Dokter merupakan penanggung jawab utama dalam pemberian resep
obat bagi masing-masing pasien yang dirawat di rumah sakit.
Kemudian apoteker memberikan obat yang sesuai dengan resep
dokter. Sedangkan cara dalam pemberian obat harus sesuai dengan
prosedur dan tergantung pada keadaan umum pasien, kecepatan
respon yang diinginkan, sifat obat, dan tempat kerja obat yang
diinginkan serta pengawasan terkait efek obat dan sesuai dengan SOP
rumah sakit yang bersangkutan (Depkes, 2014).
Prinsip 7 Benar Pemberian Obat
1. Benar pasien
Perawat harus memastikan sebelum memberikan obat apakah obat yang
diberikan benar sesuai dari catatan keperawatan dengan identitas gelang klien.
2. Benar jenis obat
Sebelum memberikan obat pada klien, perawat memastikan kembali obat yang
telah diresepkan oleh dokter dengan memeriksa label obat sebanyak tiga kali.
3. Benar dosis
perawat juga perlu memastikan dosis dengan jumlah yang benar. Semua
perhitungan dosis obat harus diperiksa ulang agar tidak terjadi kesalahan
pemberian obat.
4. Benar waktu
Perawat perlu memastikan kapan waktu yang tepat untuk memberikan obat.
4. Benar cara pemberian

Sikap hati-hati sangat diperlukan agar perawat dapat memberikan obat yang benar.
Perawat perlu memastikan apakah obat yang akan diberikan sudah dengan jalur yang
tepat.

5. Benar informasi

Semua rencana tindakan/ pengobatan harus dikomunikasikan pada pasien atau


keluarganya.

6. Benar Dokumentasi

Setelah pemberian obat perawat harus mencatat tindakan yang telah diberikan segera
setelah tindakan dengan mencatat nama klien, nama obat dan alergi, dosis obat, jalur
obat, serta waktu pemberian obat.
Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Obat

• Tingkat Pengetahuan Perawat


Perawat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi cenderung untuk mampu melaksanakan
prinsip benar dalam pemberian obat dengan tepat dibandingkan yang memiliki pengetahuan
yang kurang baik

• Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan perawat maka semakin baik kemampuan perawat dalam
melaksanakan prinsip-prinsip dalam pemberian obat. Hal ini disebabkan karena ukuran tingkat
pendidikan seseorang bisa menjadi tolak ukur sejauh mana pemahaman perawat terhadap
prosedur dan prinsip yang berlaku dalam lingkup kerjanya

• Motivasi Kerja
Semakin baik motivasi kerja yang dimiliki perawat maka cenderung mendorong diri mereka untuk
melaksanakan prinsip dan prosedur yang berkaitan dibandingkan yang memiliki motivasi yang
kurang.
Akibat Kesalahan Pemberian Obat
• Adverse Drug Event
Suatu insiden dalam pengobatan yang dapat menyebabkan kerugian pada pasien.
Adverse drug event meliputi kerugian yang bersifat intrisik bagi individu/pasien

• Adverse Drug Reaction


Merupakan respon obat yang dapat membahayakan dan menimbulkan kesalahan
dalam pemberian obat seperti hipersensitivitas, reaksi alergi, toksisitas dan
interaksi antar obat
Peran Perawat Dalam Pemberian
Obat
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
2. Advokat
3. Edukator
4. Kolaborator
5. Konsultan
6. Pembaharu
Draf Usulan SOP Pelayanan Pemberina Obat
Poster Pemberian Obat
7 Benar
TERIMAKASIH

You might also like