You are on page 1of 17

asuhan Keperawatan pada Ibu Post Op SECTIO

Caesarea Dengan Defisit perawtan Diri

N A M A ; I N TA N A G U S T I N A
NIM; P1337420419074
KELAS ; 3B
PENDAHULUAN

 Persalinan adalah suatu proses pergerakan keluarnya


janin ,plasenta,dan membran dari dalam lahir melalui
jalan lahir. Persalinan normal terjadi pada kehamilan
cukup bulan antar 37 samapi dengan 47 minggu
dengan presentasi kelahiran belakang kepala tanpa
komplikasi yang berlangsung selama 18 jam baik
pada ibu maupun janin (Handoko & Neneng,2021 )
 persalinan adalah suatu proses pengeluaran bayi
dengan 2 cara
1. Persalinan Secara normal
2. Persalinan Secara Sectio Caesarea ( SC )
Selanjutnya

 Angka tindakan Sectio Caesarea di indonesia meningkat 5-15


% , tindakan Sc ini mengalami peningkatan di di rumahh sakit
swasta sebanyak 18% , di rumah sakit pemerintah 15 % .sala.h
satunya di rumah sakit jawa timur pada tahun 2019 meningkat
sebanyak 3.041
 Penyebab peningkatan sectio caesarea yaitu karena adanya
indikasi medis dan indikasi non medis. Untuk menurunkan
tindakan sectio caesarea ini salah satunya dengan memberikan
penyuluhan kepada ibu hamil karena tindakan sectio caesarea ini
memiliki akibat buruk.
Respon Fisiologis

Dalam melakukan tindakan sectio caesarea ini memiliki pengaruh


respon terhadap ibu bersalin salah satunya ketidakmampuan
merawat diri
 Perawatan diri merupakan kebersihan diri sendiri yang
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik
maupun psikologis ( Uliyah dan Hidayat ,2009 ).

• Tujuan perawatan diri ; untuk mempertankan perawatan diri


secara mandiri maupun dengan bantuan ,dapat melatih hidup sehat
atau bersih dengan memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap
kesehatan ,menciptakan rasa nyaman dan relaksasi ,mencegah
infeksi,mencegah gangguan sirkulasi darah , dan mempertahankan
integritas pada jaringan ( Uliyah & Hidayat ,2009 ) .
Peran Perawat

1. membantu mengembalikan kesehatan individu


2. Perawat dapat memberikan bantuan klien
dengan melakukan prosedur yang tepat melalui
pemberian asuhan keperawatan , memperbaiki
intruksi yang diberikan ,
3. dan pemberian informasi tentang kesehatan
secara individual.
A.Rumusan Masalah
Bagaimana proses asuhan keperawatan pada ibu post op Sectio Caesarea ( SC ) dengan masalah
defisit perawatan diri
B.Tujuan penulis
1.Tujuan umun
Penulis mampu melakukan sistem keperawatan pada ibu post section caesarea (SC) dengan
masalah defisit perawatan diri
2. Tujuan Khusus
Mampu melakukan pengkajian pada ibu post section caesarea (SC) dengan masalah defisit
perawatan diri .
Mampu mendeskripsikan diagnose keperawatan pada ibu post section caesarea (SC) dengan
masalah defisit perawatan diri.
Mampu menyusun rencana keperawatan pada ibu post section caesarea (SC) dengan masalah
defisit perawatan diri.
 Mampu melakukan tindakan asuahan keperawatan pada ibu post section caesarea (SC) dengan
masalah defisit perawatan diri.
Mampu melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada ibu post section caesarea (SC) dengan
masalah defisit perawatan diri
 1. Bagi Penulis
Memberikan pengetahuan tambahan terhadap pasien dan keluarga pasien sehingga dapat lebih
mengetahui tentang pentingnya informasi mengenai defisit perawatan diri pada ibu post section
caesarea (SC).
bagi perawat rumah sakit
Dapat memberikan masukan bagi perawat rumah sakit dalam menyusun Standar Operasional
Prosedur (SOP) untuk meningkatkan pelayanan keperawatan terutama yang berkaitan dengan
proses asuhan keperawatan pada klien Post SC dengan masalah keperawatan defisit perawatan
diri.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai sumber bacaan, menambah wawasan dan
referensi khususnya mahasiswa keperawatan dalam menyusun dan perkembangan asuhan
keperawatan pada ibu post post section caesarea (SC) dengan masalah defisit perawatan diri.
3.  Bagi Peneliti
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai sumber bacaan, menambah wawasan dan
referensi khususnya mahasiswa keperawatan dalam menyusun dan perkembangan asuhan
keperawatan pada ibu post post section caesarea (SC) dengan masalah defisit perawatan diri.
BAB II

A. Konsep Sectio Caesarea


Section Caesarea adalah adalah suatu pembedahan guna melahirkan
janin lewatin sisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan
buatan Sehingga janin di lahirkan melalui dinding perut dan dinding
rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat (Anjarsari,
2019). Sectio Caesarea ini merupakan suatu persalinan buatan yaitu
janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta bobot janin diatas
500 gram (Fitriana dan Nurwiandani,2018). tindakan Sectio Caesrea
ini untuk menyelamatkan ibu dan bayi dengan indikasi medis seperti
gawat janin ,persalinan lama, plasenta previa, mal presentase janin
atau letak lintang ,panggul sempit, prolaps tali pusat dan preeklamsi
( Sumaryati et al., 2018 ).
B. Jenis-jenis Sectio Caesarea
Sectio Caesarea dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Sectio Caesarea Transperitonealis Profunda
2. Sectio Caesarea Klasik atau Sectio Caesarea Corporal
3. Sectio Caesarea Ekstraperitoneal
C. Etiologi
4. Indikasi dari ibu
5. Indikasi dari janin
D. Kontrakindikasi
6. Apabila janin sudah dalam keadaan mati
7. Apabila jalan lahir ibu mengalami infeksi yang luas
8. Apabila seseorang dokter dan asisten tidak memadai
E. Komplikasi
Komplikasi dari Sectio Caesarea menurut Oxorn, ( 2010 ) adalah :
 Pendarahan yang disebabkan karena ; Atonia Uterui, Pelebaran insisi uterus,
Kesulitan mengeluarkan plasenta, Hematoma ligament latum ( broad
ligament ).
 Infeksi Puerperal ( nifas ) : Traktus genitalia, traktus urinaria, Insisi, Paru-
paru dan traktus respiration atas
 Thrombophlebitis
 Cidera, dengan atau tanpa fistula ; traktus urinaria dan Usus
Obstruksi Usus : mekanis dan paralitik
F.Pemeriksaan Penunjang
 Tes golongan darah , lama pendarahan , waktu pembekuan darah
 Urinalisis / Kultur urine
 Pemeriksaan elektrolit
B. Fisiologis masa nifas
 Masa Nifas ( postpartum )
Persalinan merupakan proses pengeluaran janin melalui jalan lahir atau bukan
jalan lahir baik dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) , dengan
membukanya dan menipisnya servik hingga janin turun ke jalan lahir dan berakhir
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul
plasenta dan selaput janin . persalinan dianggap normal jika usia kehamilannya
cukup bulan (37-42 minggu) (Mutmainnah, 2017 ). Nifas (puerperium) adalah masa
setelah melahirkan atau masa pemulihan kembalinya sistem reproduksi ke kondisi
yang normal sebelum hamil . masa nifas dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 6
minggu (42 hari ) atau juga disebut masa involusi (Asih,2016).
 Tahapan masa nifas
1. Puerperium Dini
2. Puerperium Intermedial
3. Remote Puerperium
 Perubahan-perubahan masa nifas
1. Uterus
2. Lockea
3. Endometrium
4. Serviks
5. Vagina
6. Mamae/payudara
7. Sistem penceranaan
8. Sistem perkemihan
9. Sistem Muskuloskeletal
10.Sistem endokrin
11. Tekanan darah
12. evaluasi tonus
13. Setelah melahirkan
C. Konsep Personal Hygiene
 Pengertian personal hygiene
 Personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan perorangan yang bertujuan untuk
mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri dan orang lain ,baik secara fisik maupun
psikologis. (Tarwoto dan wartonah ,2006 ). Personal hygiene mencakup perawatan yang
meliputi kebersihan kulit kepala dan rambut ,mata,hidung,telinga,kuku kaki dan
tangan,kulit dan area genital ( Kozier dan Erb,2009; Potter dan perry ,2006,Tarwoto
dan Watonah.2006 ). Personal Hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang
dilakukan pemeliharaan kesehatan yang diperlukan untuk kenyamanan
individu,keamanan, dan kesehatan ( Aziz Alimul H,2006 ).
 Dampak yang Timbul pada Masalah Personal Hygiene
1. Dampak fisik
2. Dampak psikososial
 Faktor - faktor yang memengaruhi personal hygiene
1. Faktor predisposisi
2. Faktor pendukung
3. Faktor pendorong
D. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Op Sectio Caesarea dengan Defisit
Perawatan Diri
1. Pengkajian
Keperawatan pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawaatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat mengidentifikasi,mengenali masalah-
masalah ,kebutuhan kesehatan dan keperawatanklien baik secara bio,psiko,sosial,dan spiritual
( Dermawan,2012 ) .meliputi data subjektif dan objektif
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga dan masyarakat ,
sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses yang aktual atau potensial
( NANDA ,2015 ) .Masalah yang muncul pada ibu post op Sectio Caesarea dengan defisit perawatan
diri adalah
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik ( pembedahan,trauma jalan lahir, episiotomy )
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kelemahan
4. Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko : leserasi jalan lahir , bantuan pertolongan
persalinan, episiotomi .
5. Defisitit perawatan diri : mandi / kebersihan diri berhubungan dengan kelelahan post partum
6. Konstipasi
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang dapat dilakukan pada defisit perawatan diri menurut Judith,( 2016 ) adalah
 Defisit Perawatan Diri : Mandi
 Hasil NOC : kemampuan untuk mempertahankan kebersihan pribadi dan penampilan yang
rapi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
Hasil NIC :
Pengkajian
1) kaji kemampuan untuk menggunakan alat bantu
2) kaji membrane mukosa oral dan kebersihan tubuh setiap hari
3) kaji kondisi kulit saat mandi
4) pantau adanya perubahan kemampuan fungsi
5) bantuan perawatan Diri : mandi / hygiene ( NIC ) ; pantau kebersihan kuku, sesuai
kemampuan perawatanan diri pasien
6) Membersihkan dan mengeringkan tubuh
Melakukan perawatan mulut
Menggunakan pewangi badan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik dengan menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
( Potter & Pretty ,2012). Pada masalah defisit perawatan diri yang dialami pasien
Sectio Caesarea implementasi yang dapat dilakukan diantaranya menganjurkan klien
melakukan tindakan seperti menyisir rambutnya , berhias, mengancing bajunya dan
toileting di kamar mandi.
5.Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan dimana
perawat enilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan dari ibu dan menilai mana
mana masalah yang dapat diatasi , misalnya tujuan belum tercapai maka dalam hal ini
proses keperawatan dapat dimodifikasi ( Mitayani,2009 ) . dari yang dihasilkan
adalah klien dapat memperlihatkan pengendendalian defisit perawatan diri mandi
seperti mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar mandi dan
menyediakan perlengkapan mandi, membersihkan dan mengeringkan tubuh ,
melakukan perawatan mulut dan lain sebagainya.
TERIMA KASIH

You might also like