You are on page 1of 22

RANGKAIAN LISTRIK

IMPEDANSI KOMPLEK

SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
REAKTANSI
Pada saat S ditutup
berlakuhuum ohm: V
R
I
R tahanan murni dari
kumparan L (resistansi)

S ditutup pada kumparan L


disamping ada tahanan murni
R terdapat pula tahanan
khusus untuk AC disebut
reaktansi (X)
Besarnya reaktansi tergantung dari besarnya
frekuensi (f) AC yang menyebabkannya dan
besarnya induktansi kumparan.

XL = 2 π f L
(ohm)
=ωL
(Reaktansi induktif)

Untuk kapasitor C yang disebut reaktansi


kapasitif, besarnya:
1 1
R  (ohm)
2FC C
IMPEDANSI
Hasil dari hubungan tahanan dan reaktansi induktif/kapasitif
disebut Impedansi (Z):

R=3Ω
XL = j4 Ω
XC = -j4 Ω

Za = (3 + j4) Ω
Zb = (3 – j4) Ω

Bentuk umum: Atau dalam bentuk polar:


Z = R + jX Ω X
Z  R 2
 X 2
 arc. tg Ω
R
ADMITANSI
Merupakan kebalikan dari impedansi (Z)
1
Y (mho)
z
Admitansi terdiri dari komponen lain, yaitu
konduktansi (G) dan suseptansi (B) yang
merupakan bilangan komplek.
Y = G + jB (mho)

2 2 B
Atau dalam polar : Y  G  B  arc. tg (mho)
G
Contoh:
Suatu impedansi terdiri dari R seri dengan X:
Z  R  jX
1 1
Y 
Z R  jX
1 R  jX R  jX
 .  2 2
R  jX R  jX R  X
R jX
Y 2 2
 2 2 (mho)
R X R X
 Komponen konduktansi :
R
G 2 (mho)
R X2

 Komponen suseptansi :

X
B 2 2
R X
BILANGAN KOMPLEK
Bilangan komplek adalah kumpulan titik–titik
yang dibentuk oleh bilangan nyata dan bilangan
khayal dalam bidang komplek.
Bilangan Komplek dapat ditulis: W = a + jb
a = bil. Nyata
b = bil. khayal

Misalkan : P = a + jb
Q = c + jb
 Penjumlahan :

P + Q = (a + c) + j (b + d)

 Pengurangan :
P - Q = (a - c) - j (b - d)
 Perkalian :
P.Q = (a + jb) (c + jd)
= ac + jad + jbc + j2bd
= (ac – bd) + j (ad + bc)
 Pembagian :

P a  jb

Q c  jd
a  jb c  jd
 .
c  jd c  jd
(ac  bd )  j (bc  ad )
 2 2
c d
ac  bd bc  ad
 2 2
 j 2 2
c d c d
 Bentuk Polar :
Sebuah bil. Komplek dapat dianggap sebagai
sepenggal garis yang memp. Arah.

W = a + jb
= M.cos φ + jM sin φ  W = M (cos φ + j sin φ)
Dimana:
M : modulus yang merupakan harga sebenarnya dari bil. Komplek
tersebut.
φ : argumen (radian) yang merupakan arah dari bil. Komplek.
Untuk bilangan polar dituliskan :
w = a + jb
= M (cos φ + j sin φ)
w  M 
Dimana:

2 2
M  a b
b
  arc. tg .
a
 Perkalian :
P  a 
Qb
P.Q  a.b    
 Pembagian :
P  a 
Qb
P a
  
Q b
 Sedangkan untuk penulisan bil. Eksponensial
menggunakan dasar teori euler.
j
e  cos   sin 
Jadi : w  a  jb  M (cos   j sin  )
M  
j
w  M. e
MERUBAH BILANGAN KOMPLEK
MENJADI BILANGAN POLAR:
P = a + jb
2 2
Harga sebenarnya : M  a b
Menghitung sudutnya :
b
  arc. tg
a
Bentuk polarnya :

P  M 
MERUBAH BILANGAN POLAR
MENJADI BILANGAN KOMPLEK:
E  c 
 c (cos   j sin  )
Bentuk kompleknya : E  P  jq
SARAN :
• Untuk operasi penjumlahan dan
pengurangan gunakan bilangan
komplek.

• Untuk operasi perkalian,


pembagian dan pemangkatan
gunakan bil. Polar atau
eksponensial
RINGKASAN
Reaktansi :

XL  L  2 f L
1 1
XC  
c 2fc
Untuk :   3,14
  2 f
Impedansi :
 Bentuk umum  R  jX 
2 2 X
 Polar  Z  R  X  arc. tg
R
 Induktif  R  j XL 

 Kapasitif  R  j XC 
Admitansi :
1
Y (mho)
Z
 Bentuk umum  Y  G  jB
1
 Konduktansi  G
R
 Suseptansi  1
G
X
2 2 B
 Polar  Y  G  B  arc. tg
G
Impedansi R dan X seri :
 Induktif  Y = G – jB (mho)

 Kapasitif  Y = G + jB (mho)

Impedansi R dan X paralel :


 Induktif  Y = G – jB (mho)

 Kapasitif  Y = G + jB (mho)

You might also like