You are on page 1of 24

Referat

Retensi Urin: Diagnosa


dan Tatalaksana
Muhammad Syarif Bustomy
1930912310122

dr Deddy Yulizar, Sp. U


Pendahuluan
• Traktus urinarius bagian bawah memiliki dua fungsi utama, yaitu:
sebagai tempat untuk menampung produksi urin dan sebagai fungsi
ekskresi.

• Proses miksi terjadi karena adanya koordinasi harmonik antara otot


detrusor buli buli sebagai penampung dan pemompa urine dengan uretra
yang bertindak sebagai pipa untuk menyalurkan urine.

• Adanya penyumbatan pada uretra, kontraksi buli buli yang tidak


adekuat, atau tidak adanya koordinasi antara buli-buli dan uretra  dapat
menimbulkan terjadinya retensi urine

Basuki B Purnomo. 2003. Dasar-Dasar Urologi. Malang : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Kozier et.al. 2011. Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik edisi 7 volume 1. Jakarta: EGC.
DEFINISI
• Retensi urine adalah ketidakmampuan seseorang untuk
mengeluarkan urine yang terkumpul di dalam buli-buli
hingga kapasitas maksimal buli-buli terlampaui. 

• Pasien yang mengalami  retensi urine dapat


mengalami berkemih overflow atau inkontinensia

Basuki B Purnomo. 2003. Dasar-Dasar Urologi. Malang : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Kozier et.al. 2011. Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik edisi 7 volume 1. Jakarta: EGC.
ETIOLOGI
Obstruksi Infeksi dan Inflamasi iatrogenik

BPH Pasca operasi


Kanker prostat Prostatitis Obat obatan
Fimosis Kandidiasis vulvovaginal (antikolinergik, alfa-
Parafimosis Sindrom Behcet adrenergic, penghambat
Batu Herpes zoster saluran kalsium )
Striktur uretramassa

Neurologis Lainnya
Selius BA, Subedi R. Urinary retention in adults: diagnosis and initial management. Am Fam Physician. 2008;77(5):643-650.
Multiple sclerosis Kehamilan Pearson R, Williams PM. Common questions about the diagnosis and management of benign prostatic hyperplasia. Am Fam Phys

Cedera tulang belakang Post partum 2014; 90(11):769-774.

Wu AK, Auerbach AD, Aaronson DS. National incidence and outcomes of postoperative urinary retention in the Surgical
Spina bifida Improvement Project. Am J Surg. 2012;204(2):167-171

stroke Mourtzinos A, Stoffel JT. Management goals for the spina bifida neurogenic bladder: a review from infancy to adulthood. Uro
North Am. 2010;37(4):527-535
Gambar 1. Etiologi Retensio urine 3-6
Gambar 2. Daftar golongan obat yang menyebabkan
retensio urine. 6
Gambar 3. Etiologis neurologis dari retensio urine. 6
Epidemiologi
• Dokter keluarga sering menemui pasien dengan retensi urin.

• Dalam dua penelitian kohort besar pada pria Amerika Serikat berusia 40 hingga 83 tahun,
insiden keseluruhan adalah 4,5 hingga 6,8 per 1.000 pria per tahun.

• Insiden meningkat secara dramatis dengan bertambahnya usia sehingga seorang pria
berusia 70-an memiliki peluang 10 persen dan seorang pria berusia 80-an memiliki
peluang lebih dari 30 persen untuk mengalami episode retensi urin akut. 3,4

• Insiden pada wanita tidak didokumentasikan dengan baik.

Gas J, Ramos L, Beauval JB. Et al. Epidemiologie des Consultations aux urgencies pour une retetionaigue d’urine, Epidemioogy og=f Emergency Consultations for Acute Urine Retention..
Progres en Urologie Journal. 2018; 28 (2): 107 – 113.
Epidemiologi

• Sebuah studi monosentris retrospektif yaitu semua pria yang berkonsultasi dengan
departemen unit gawat darurat di Rumah sakit di Negara Perancis antara Bulan Januari
2014 dan Desember 2016 untuk masalah retensi urine akut dilakukan.
• Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa;
• kebanyakan adalah pria yang berkonsultasi darurat untuk masalah retensio urine akut

• usia rata - rata  berusia 72 tahun


• Tiga puluh tiga persen memiliki riwayat BPH, dengan pengobatan prostat seperti
tipe alphablocker

Gas J, Ramos L, Beauval JB. Et al. Epidemiologie des Consultations aux urgencies pour une retetionaigue d’urine, Epidemioogy og=f Emergency Consultations for Acute Urine Retention.. Progres en Urologie
Journal. 2018; 28 (2): 107 – 113.
Faktor Risiko

• Retensi urin akut terjadi relatif jarang tetapi pada


• usia yang lebih tua,
• gejala saluran kemih bawah sedang atau berat,
• diagnosis hiperplasia prostat jinak dan
• terapi obat spesifik secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya
retensio urine.

• Pada pria kejadian retensi urin akut meningkat dari 0,4/1.000 orang-tahun untuk
mereka yang berusia 45 hingga 49 tahun menjadi 7,9/1.000 orang-tahun untuk
mereka yang berusia 70 hingga 83 tahun

Gas J, Ramos L, Beauval JB. Et al. Epidemiologie des Consultations aux urgencies pour une retetionaigue d’urine, Epidemioogy og=f Emergency Consultations for Acute Urine Retention.. Progres en Urologie
Journal. 2018; 28 (2): 107 – 113.
KLASIFIKASI
AKUT KRONIK

• Terjadi <24 jam • Merupakan retensi urin yang


• gangguan pada otot detrusor berlangsung > 24 jam post
• obstruksi pada uretra partum.
• Kerusakan juga bisa pada • perhatian dikhususkan untuk
ganglion parasimpatis peningkatan tekanan
dinding kandung kemih intravesikal yang
• Post operasai menyebabkan reflux ureter,
• Post partum penyakit traktus urinarius
bagian atas dan penurunan
fungsi ginjal

Magowan BA. Owen P, Drife J. Urinary Incontinence in Clinical Obstetrics & Gynaecology. Elsevier, London, 2004 : 175
– 81.
PATOFISIOLOGI
Gangguan supravesikal
Gangguan vesikel Gangguan intravesikal

• gangguan inervasi • seperti batu di • pembesaran prostat


saraf motorik dan kandung kemih (kanker, prostatitis),
sensorik. • obat tumor pada leher vesika,
fimosis, stenosis meatus
• Pada DM berat antimuskarinik/antiko
uretra, tumor penis,
sehingga terjadi linergik (tekanan striktur uretra, trauma
neuropati yang kandung kemih yang uretra, batu uretra,
mengakibatkan otot rendah) sklerosis leher kandung
tidak mau menyebabkan kemih
berkontraksi. kelemahan pada otot
detrusor.
Liang CC, Chang SD, ChenSH, et all. Postpartum urinary retention after  cesarean delivery in International Journal of Gynecology and Obstetrics 99,  2007 : 229–32. 

Gardjito W. Retensi urin permasalahan dan penatalaksanaannya dalam Juri  voll 4. UPF Ilmu Bedah FK Unair, Surabaya : 1994.
Manifestasi Klinis

• ∙ Kesulitan buang air kecil 


• ∙ Pancaran kencing lemah, lambat, dan terputus-putus; 
• ∙ Keinginan untuk mengedan atau memberikan tekanan pada suprapubik  saat
berkemih 
• ∙ Rasa tidak puas setelah berkemih 
• ∙ Kandung kemih terasa penuh ( distensi abdomen) 
• ∙ Kencing menetes setelah berkemih 
• ∙ Sering berkemih dengan volume yang kecil 
• ∙ Nokturia
• ∙ Kesulitan dalam memulai berkemih setelah persalinan 

Santoso BI, Mengatasi Komplikasi Pasca Operasi Berupa Gangguan Miksi  (Retensio Urine) Dan Infeksi (Pemberian Antibiotic Profilaksis). Divisi 
Uroginekologi Rekonstroksi Dept. Obstetric Dan Ginekologi FKUI, Jakarta  :2009.
DIAGNOSIS

Anamnesis:
Evaluasi pasien dengan dugaan retensi urin harus dimulai dengan riwayat rinci
untuk menjelaskan etiologi yang tepat. Evaluasi awal juga harus mencakup
riwayat pengobatan menyeluruh, termasuk penggunaan obat bebas dan suplemen
herbal

Donna, Fiderkow.M, H.P. Drutz, T.C. Mainprize. 1990. Characteristic of  Patients with Postpartum Urinary. The International Urogynecology Journal.  1: 136-138.

Selius BA, Subedi R. Urinary retention in adults: diagnosis and initial management. Am Fam Physician. 2008;77(5):643-650

David C, Joel MD Heidelbaugh, et al. Urinary Retention in Adult: Evaluation and nitiala Management. Am Fam Physiocian. 2018; 98 (8): 496 – 502
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik :
harus mencakup penilaian abdomen lengkap, termasuk palpasi dan perkusi
kandung kemih dan organ abdomen/pelvis; evaluasi untuk kelembutan
panggul; pemeriksaan rektal digital pada pria untuk menilai ukuran prostat
dengan atau tanpa nodularitas dan ada tidaknya massa dubur; pemeriksaan
panggul lengkap pada wanita; dan evaluasi neurologis untuk menilai kekuatan,
sensasi, tonus otot, dan refleks relatif terhadap tingkat tulang belakang toraks,
lumbal, dan sakral yang lebih rendah

Donna, Fiderkow.M, H.P. Drutz, T.C. Mainprize. 1990. Characteristic of  Patients with Postpartum Urinary. The International Urogynecology Journal.  1: 136-138.

Selius BA, Subedi R. Urinary retention in adults: diagnosis and initial management. Am Fam Physician. 2008;77(5):643-650

David C, Joel MD Heidelbaugh, et al. Urinary Retention in Adult: Evaluation and nitiala Management. Am Fam Physiocian. 2018; 98 (8): 496 – 502
Gambar 4. Diagnosis Retensio Urine 14
Tata Laksana
Retensi urin akut

1. kateterisasi/ tip caude/ penempatan kateter


endoskopi melalui cystoscopy/ kateter suprapubik
2. Pengobatan alpha-blocker seperti tamsulosin
(Flomax)
3. Pasien yang gagal dengan kateter, harus dirujuk ke
ahli urologi dalam waktu dua sampai tiga minggu
untuk evaluasi.

David C, Joel MD Heidelbaugh, et al. Urinary Retention in Adult: Evaluation and nitiala Management. Am Fam Physiocian. 2018; 98 (8): 496 – 502
Gambar 4. Tatalaksana Retensi urin akut 14
Tata Laksana
Retensi urin kronik

1. Retensi urin kronis harus dikelola berdasarkan


penyebab yang mendasarinya
2. American Urological Association telah
mengusulkan algoritma pengobatan yang
merekomendasikan mengklasifikasikan pasien
dengan retensi urin kronis pertama-tama
berdasarkan risiko dan kemudian berdasarkan
gejala.

David C, Joel MD Heidelbaugh, et al. Urinary Retention in Adult: Evaluation and nitiala Management. Am Fam Physiocian. 2018; 98 (8): 496 – 502
Gambar 5. Tatalaksana retensi urine kronis 14
KOMPLIKASI

1. Infeksi saluran kemih


2. Kerusakan kandung kemih
3. Kerusakan ginjal.
4. Inkontinensia urin.

Barrisford GW, Steele GS. Acute urinary retention. In: Post T, ed. UpToDate. Waltham, MA: UpToDate; 2018. www.uptodate.com/contents/acute-urinary-retention 
External link. Updated March 14, 2018. Accessed November 5, 2018.
PENCEGAHAN
1. Ubah kebiasaan kencing
2. Waspadai setiap ada perubahan pada kebiasaan buang air
kecil setelah operasi atau cedera punggung yang serius.
3. Konsulkan ke dokter jika melihat tanda-tanda retensi urin
4. Minum obat sesuai resep
5. Lakukan latihan otot dasar panggul
6. Lakukan modifikasi pola makan dan gaya hidup

Barrisford GW, Steele GS. Acute urinary retention. In: Post T, ed. UpToDate. Waltham, MA: UpToDate; 2018. www.uptodate.com/contents/acute-urinary-retention 
External link. Updated March 14, 2018. Accessed November 5, 2018.
PENUTUP
• Retensi urine adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan urine yang
terkumpul di dalam buli-buli hingga kapasitas maksimal buli-buli terlampaui.

• Penyebab utama retensi urin bersifat obstruktif, infeksi/inflamasi, iatrogenik, dan


neurologis; penyebab obstruktif adalah yang paling umum.

• Retensi urin akut terjadi relatif jarang tetapi pada usia yang lebih tua, gejala
saluran kemih bawah sedang atau berat, diagnosis hiperplasia prostat jinak dan
terapi obat spesifik secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya retensio
urine.

• Retensi urin harus dikelola berdasarkan penyebab yang mendasarinya.


TERIMAKASIH

You might also like