You are on page 1of 10

Al ijma’ dan al qiyas

Nama :
1. Amanda cahyani siswanto putri sia
Pengertian ijma’

 Ijma’ secara bahasa memiliki definisi sebagai mengumpulkan perkara kemudian memberi
hokum atas perkara tersebut dan meyakininya.
 Sedangkan ijma’menurut istilah memiliki pengertian sebagai kebulatan pendapat seluruh
ahli ijtihad sesudah wafatnya rasulullah saw pada suatu masa atas sesuatu hokum syara’
Pengertian ijma’ menurut para ahli

1. Menurut imam al ghazali ijma’ merupakan sebuah kesepakatan dari umat nabi Muhammad
saw mengenal suatu perkara atau persoalan yang berhubungan dengan persoalan agama.
2. Menurut imam al subki, ijma’ didefinisikan sebagai suatu kesepakatan dari para mujtahid
setelah nabi Muhammad saw wafat dan berkenaan dengan segala persoalan yang berkaitan
dengan hokum syara’.
Macam- macam ijma’

1. Ijma’ al sarih, merupakan ijma’ dimana para ahli ijtihad atau ulama’ masing- masing
mengeluarkan pendapatnya, baik secara lisan maupun tetulis mengenai persetujuannya atas
pendapat yang dikemukakan oleh ahli ijtihad lain.
2. Ijma’ al sukuti, merupakan ijma’ yang terjadi ketika para ulama’ memutuskan untuk diam
dimana diamnya para ulama atau ahli ijtihad ini adalah karena setuju dengan pendapat
yang dikemukakan oleh ahli ijtihad lainnya.
Contoh ijma’

1. Diadakannya adzan dan iqomah dua kali dishoat jum’at dan mulai diterapkan pada masa
kepemimpinan ustman bin affan
2. Kesepakatan para ulama’ atas diharamkannya minyak babi
3. Menjadikan as sunnah sebagai sumber hokum islam yang kedua setelah al qur’an
Pengertian qiyas

 Qiyas secara bahasa memiliki arti sebagai tindakan mengukur sesuatu atas sesuatu lainnya
dan kemudian disamakan.
 Sedangkan secara istilah qiyas dapat diartikan sebagai menetapkan hokum terhadap
sesuatu perbuatan yang belum ada ketentuannya dan didasarkan pada sesuatu yang sudah
ada ketentuannya.
Pengertian qiyas menurut para ahli

1. Abdul wahab al khallaf dalam bukunya yang berjudul ilmu ushul fiqh, dijelaskan bahwa
qiyas merupakan mempersamakan suatu kasus yang tidak ada nash hukumnya dengan
kasus lain yang ada nash hukumnya, karena persamaan kedua itu dalam illat (suatu sifat
yang terdapat pada pokok dan sifat ini menurun pada cabangnya)hukumnya.
2. Muhammad abdul ghani al baiqani, menjelaskan qiyas merupakan hubungan suatu
persoalan yang tidak ada ketentuan hukumnya didalam nash dengan sesuatu persoalan
yang telah disebutkan oleh nash, karena keduanya terdapat pertautan atau hubungan dan
hukumnya adalah illat.
macam-macam qiyas

 Qiyas illat, yakni jenis qiyas yang sudah jelas illat dari kedua persoalan yang dibandingkan
atau diukur. Sehingga baik masalah pokok maupun cabang sudah jelas illatnya, sehingga
para ulama’ secara mutlak akan sepakat mengenai hokum dari sesuatu yang sedang
dibandingkan dan diukur tadi.
 Qiyas dalalah, yakni qiyas yang diterapkan dengan cara mempertemukan pokok dengan
cabang berdasarkan dalil illat.
 Qiyas shabah, yakni qiyas yang mempertemukan antara cabang dengan pokok persoalan
hanya untuk penyerupaan.
Contoh qiyas illat, qiyas dalalah dan qiyas
shabah
 Contoh qiyas illat misalnya saja hokum mengenai minuman anggur , buah anggur memang
halal namun ketika di buat menjadi minuman maka akan mengandung alcohol. Alkohol
memberi efek memabukkan sehingga hokum meminumnya sama dengan minuman jenis
lain yang beralkohol, yakni haram atau tidak boleh diminum.
 Contoh qiyas dalalah misalnya ketika mengqiyaskan nabeez dengan arak, dimana dasarnya
adalah sama-sama mengeluarkan bau yang terdapat pada minuman memabukkan.
 Contoh qiyas shabah misalnya mengenai mengusap atau menyapu kepala anak berulang
ulang
Contoh qiyas beserta rukunnya

 Air perasan buah kurma dan anggur termasuk contoh rukun al aslu sebab pada waktu
turunnya ayat haramnya khamr, keduanya adalah khamr yang dikenal masa itu.
 Perasan dari selain kurma dan anggur, yang diproses menjadi khamr dengan pengaruh
memabukkan ini yang disebut contoh rukun al faru’

You might also like