You are on page 1of 13

Penggunaan, Perubahan dan

Penyelesaian Sengketa Wakaf

Presentasi
Manajemen Zakat & Wakaf
Ekonomi Syariah 5B
Fakultas Ilmu Keislaman
Dosen Pengampu : Dr. Fikfik Taufik, SS.,M.Sy
Tim Kelompok

Sutisna

1920.02.1.057
Landasan Hukum

Peraturan Pemerintah No.42


Tahun 2006 Tentang
Undang-Undang RI No.41
Pelaksanaan Undang-undang No
Tahun 2004 Tentang Wakaf.
41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

Pasal 45 – 48
tentang Pengelolaan
dan Pengambangan
Peraturan Undang-
Pemerintah
undang
Pasal 49 –51
tentang Penukaran
harta benda wakaf Pasal 62 tentang
Penyelesain sengleta
wakaf
Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf
PP No 42 thn 2006 Pasal 45-48

Mengelola & Untuk memajukan


Nazhir
Mengembangkan kesejahteraan umum

1) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf harus berpedoman pada


peraturan BWI.
2) Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang hanya dapat
dilakukan melalui investasi pada produk-produk lembaga keuangan Syariah
dan/atau instrumen keuangan Syariah.
3) Dalam hal LKS-PWU menerima wakaf uang untuk jangka waktu tertentu, maka
Nazhir hanya dapat melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda
wakaf uang pada LKS-PWU dimaksud.
4) Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang yang dilakukan
pada bank Syariah harus mengikuti program lembaga penjamin simpanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
5) Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang yang dilakukan
dalam bentuk investasi di luar bank Syariah harus diasuransikan pada asuransi
Syariah.
Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf
Pasal 45 Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanan Undang-Undang Nomor 41
Tahun 2004 tentang wakaf menyatakan :

1) Perubahan status harta benda wakaf dalam bentuk penukaran dilarang kecuali
dengan izin tertulis dari Menteri berdasarkan pertimbangan Badan Wakaf
Indonesia.

2) Izin tertulis dari Menteri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat
diberikan dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Perubahan harta benda wakaf tersebut digunakan untuk kepentingan umum
sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Tata Ruang (RUTR)
Pemerintah Daerah setempat berdasarkan ketentuan perundang-undangan
dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
b. Harta benda wakaf tidak dapat dipergunakan sesuai akta ikrar wakaf; atau
c. Pertukaran dilakukan untuk keperluan keagamaan secara langsung atau
mendesak;
Perubahan Status Wakaf
PP No 42 thn 2006 Pasal 49-51

dijamin
Kecuali:
kan

dialihk
disita
an Kepentingan umum
sesuai RUTR

Larangan
Aset Tidak sesuai dengan
tujuan wakaf
ditukar
Wakaf dihibah
kan

diwaris Perubahan Status


dijual
kan
Perubahan Status Wakaf
Pasal 49 Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanan Undang-Undang Nomor 41
Tahun 2004 tentang wakaf menyatakan :

1) Perubahan status harta benda wakaf dalam bentuk penukaran dilarang kecuali
dengan izin tertulis dari Menteri berdasarkan pertimbangan Badan Wakaf
Indonesia.

2) Izin tertulis dari Menteri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat
diberikan dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Perubahan harta benda wakaf tersebut digunakan untuk kepentingan umum
sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Tata Ruang (RUTR)
Pemerintah Daerah setempat berdasarkan ketentuan perundang-undangan
dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
b. Harta benda wakaf tidak dapat dipergunakan sesuai akta ikrar wakaf; atau
c. Pertukaran dilakukan untuk keperluan keagamaan secara langsung atau
mendesak;
Perubahan Status Wakaf
3) Selain dari pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), izin pertukaran
harta benda wakaf hanya dapat diberikan, jika :
a. Harta benda penukar memiliki sertifikat atau bukti kepemilikan sah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
b. Nilai dan manfaat harta benda penukar sebagaimana dimaksud sekurang-
kurangnya sama dengan harta benda semula.

4) Nilai dan manfaat harta benda penukar sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf b ditetapkan oleh Bupati/walikota berdasarkan rekomendasi tim penilai
yang anggotanya terdiri dari unsur :
a. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
b. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota;
c. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten/Kota;
d. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota;
e. Nazhir tanah wakaf yang bersangkutan.
Perubahan Status Wakaf
Pasal 50 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf menyatakan nilai dan
manfaat harta benda penukar sebagaimana dimaksud dalam pasal 49 ayat (3)
huruf b dihitung sebagai berikut :
a. Harta benda penukar memiliki nilai jual objek pajak (NJOP) sekurang-
kurangnya sama dengan NJOP harta benda wakaf; dan
b. Harta benda penukar berada di wilayah yang strategis dan mudah untuk di
kembangkan.
Perubahan Status Wakaf
Pasal 51 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 menyatakan Penukaran
terhadap harta benda wakaf yang akan diubah statusnya dilakukan sebagai berikut: :
a. Nazhir mengajukan permohonan tukar ganti kepada Menteri melalui Kantor
Urusan Agama Kecamatan setempat dengan menjelaskan alasan perubahan
status/tukar menukar tersebut;
b. Kepala KUA Kecamatan meneruskan permohonan tersebut Kantor Departemen
Agama kabupaten/kota;
c. Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kotamadya setelah menerima
permohonan tersebut membentuk tim dengan susunan dan maksud seperti dalam
Pasal 49 ayat (3), dan selanjutnya Bupati/Walikota setempat membuat Surat
Keputusan;
d. Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota meneruskan permohonan
tersebut dengan dilampiri hasil penilaian dari tim kepada Kepala Kantor Wilayah
Departemen Agama Provinsi dan selanjutnya meneruskan permohonan tersebut
kepada Menteri; dan
e. setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Menteri, maka tukar ganti dapat
dilaksanakan dan hasilnya harus dilaporkan oleh Nazhir ke kantor pertanahan
dan/atau lembaga terkait untuk pendaftaran lebih lanjut.
Penyelesaian Sengketa Wakaf
Pasal 62 Undang-undang No. 41 tahun 2004 menyatakan:
1) Penyelesaian sengketa perwakafan dapat ditempuh melalui musyawarah
untuk mencapai mufakat.
2) Apabila cara penyelesaian sengketa sebagai mana dimaksud pada ayat 1
tidak berhasil, maka dapat diselesaikan melalui mediasi, arbitrase, atau
pengadilan.

Sengketa Wakaf

Musyawarah Mediasi Arbitrase Pengadilan


Penyelesaian Sengketa Wakaf
Dalam penyelesaian sengketa perwakafan pengadilan yang berwenang
menyelesaikan sengketa perwakafan adalah Pengadilan Agama dan Pengadilan
Umum.

Sebagaimana yang terdapat dalam pasal Undangundang No.3 tahun 2006 tentang
pengadilan agama, pasal 49 yang menyebutkan: Pengadilan agama bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama
antara orang-orang yang beragama Islam dibidang :
a) Perkawinan;
b) Waris;
c) Wasiat;
d) Hibah;
e) Wakaf;
f) Zakat;
g) Infaq;
h) Shadaqah; dan
i) Ekonomi syari’ah

You might also like