You are on page 1of 40

PENDEKATAN

SOSIOLOGI HUKUM

Rocky
S.Mantaiborbir.SH.,M.Kn
PENDEKATAN HUKUM SEBAGAI NILAI

Hukum sebagai perwujudan nilai-nilai mengandung


arti, bahwa kehadiran Hukum tersebut untuk
melindungi dan memajukan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat.
Eksistensi dan kemampuan hukum lalu diukur
seberapa jauh ia telah mewujudkan keadilan
tersebut.
PENDEKATAN HUKUM SEBAGAI INSTITUSI
Dalam Sosiologi Hukum, institusi adalah suatu
sistem hubungan sosial yang menciptakan
keteraturan dengan mendefenisikan dan
membagikan peran-peran yang saling
berhubungan di dalam institusi.
Aliran Yang Ada Dalam
Sosiologi Hukum
ALIRAN-ALIRAN YANG MEMPENGARUHI
TERBENTUKNYA SOSIOLOGI HUKUM

Mazhab Formalitas

 Jhon Austin (1780-1858) analytical jurisprudence


ia mengatakan bahwa:
“Hukum merupakan perintah dari mereka yang
memegang kekuasan tertinggi ( law is command of the
lawgivers ), atau dari yang memegang kedaulatan”.
AUSTIN MEMBAGI HUKUM DALAM 2 (DUA) BAGIAN:

1. Hukum yang diciptakan oleh Tuhan untuk


manusia;
2. Hukum yang dibuat dan disusun oleh
manusia.
a) Hukum yang sebenarnya;
b) Hukum yang tidak sebenarnya.
 HANS KELSEN (1881) TEORI MURNI TENTANG HUKUM (PURE
THEORY OF LAW)

Ajaran Hans Kelsen tidak memberi tempat bagi


hukum kebiasaan yang hidup dan berkembang
didalam masyarakat.
Hukum sebagai sollen yuridis semata-mata yang
sama sekali terlepas dari das sein / kenyataan
sosial.
Ajaran Hans Kelsen ini menitik beratkan pada :

 Hukum adalah suatu keharusan yang mengatur tingkah


laku manusia sebagai mahluk rasional.

 Hukum tidak mempersoalkan “bagaimana hukum


seharusnya” ( what the law ought to be ), tetapi “apa
hukumnya” ( what the law is).

 Hukum tidak lain adalah kemauan negara, namun


orang taat kepada hukum bukan karena negara
menghendakinya, tetapi karena ia merasa wajib
mentaatinya sebagai perintah negaranya.
 Hukum berurusan dengan bentuk ( forma) , bukan
dengan isi ( materia).

 Suatu hukum dapat saja tidak adil, namun tetap saja


merupakan hukum karena dikeluarkan oleh penguasa.

 Keadilan sebagai isi hukum berada di luar hukum.

 Kelsen dipandang sebagai tokoh pencetus Teori Jenjang


( Stufen theorie), yang semula diperkenalkan oleh Adolf
Merkl.
 Hukum adalah suatu sistem yang terdiri dari
susunan norma berbentuk piramida.
Norma yang lebih rendah memperoleh
kekuatannya dari suatu norma yang lebih tinggi.

 Semakin tinggi suatu norma, maka akan semakin


abstrak sifatnya, sebaliknya semakin rendah
suatu norma, maka akan semakin konkrit.
MAZHAB SEJARAH DAN KEBUDAYAAN

Munculnya aliran sejarah setidaknya dilatar


belakangi oleh tiga hal :
1) Rasionalisme abad XVIII yang didasarkan pada
hukum alam yang dipandang tidak
memperhatikan fakta sejarah.
2) Semangat revolusi Perancis yang menentang
tradisi dan lebih mengutamakan rasio.

3) Adanya larangan penafsiran oleh hakim karena


undang-undang dipandang telah dapat
memecahkan semua masalah hukum.
 Friedrich Karl von Savigny (1779-1861)

Ia berpendapat bahwa :
“Hukum merupakan perwujudan dari kesadaran
hukum masyarakat ( valksgeist ), Yang mana semua
hukum berasal dari adat istiadat dan kepercayaan
serta bukan berasal dari pembentukan undang-
undang”.
Pendapat Savigny yaitu:

 Hukum adalah suatu produk dari kekuasaan yang


tidak disadari ( unconscious force).
 Hukum beroperasi secara diam-diam di tengah
masyarakat.
 Sumber utama hukum adalah adanya kesetiaan
dari anggota masyarakat, kebiasaan dan kesadaran
dari anggota masyarakat.
 Di setiap masyarakat, tradisi dan kebiasaan
tertentu yang secara terus menerus
dipraktekkan berkembang menjadi peraturan
hukum dan diakui oleh organ-organ negara.
 Sir Henry Maine (1822-1888)

ia mengatakan bahwa :
“perkembangan hukum dari status kontrak yang
sejalan dengan perkembangan masyarakat, yang mana
masih sederhana kepada masyarakat yang senyatanya
sudah modern dan kompleks, serta kaidah-kaidah
hukum yang ada pada masyarakat sederhana secara
berangsur-angsur akan hilang dan berkembang kepada
kaidah-kaidah hukum sudah modern dan kompleks”.
 Puchta
Ia berpendapat; :
Bahwa hukum suatu bangsa terikat pada jiwa bangsa
(Volksgeist) yang bersangkutan.

Hukum tersebut menurutnya dapat berbentuk :


1. Langsung berupa adat istiadat,
2. Melalui undang-undang,
3. Melalui ilmu hukum dalam bentuk karya para
ahli hukum.
ALIRAN UTILITARIANISME
 Jeremy Bentham (1748-1832)
Prinsip aliran ini adalah bahwa masyarakat bertindak untuk
memperbanyak kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.
Aliran utilitarianisme menganggap bahwa tujuan hukum
semata-mata untuk memberikan kemanfaatan atau
kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi sebanyak-
banyaknya warga masyarakat.
Penanganannya didasarkan pada filsafat sosial bahwa
setiap warga masyarakat mencari kebahagiaan dan hukum
merupakan salah satu alatnya.
Bentham Berpendapat :
“Bahwa alam memberikan kebahagiaan dan
kerusakan. Tugas Hukum adalah memelihara
kebahagiaan dan mencegah kejahatan”.
Menurutnya pemidanaan haruslah bersifat spesifik
untuk tiap jenis kejahatan, dan seberapa besar pidana
itu boleh diberikan, hal ini tidak boleh melebihi
jumlah yang dibutuhkan untuk mencegah timbulnya
kejahatan.
Yang menjadi kelemahan teori Bentham ini adalah
bahwa ukuran keadilan, kebahagiaan dan
penderitaan itu sendiri diinterpretasikan relatif
berbeda antara manusia yang satu dengan yang
lainnya. Sehingga keadilan dan penderitaan tersebut
tidaklah menjadi wujud yang pasti sama bagi setiap
manusia.
 RUDOLPH VON JHERING (1818-1892)

Ajarannya biasa disebut sebagai social utilitarianism.


Ajaran ini menganggap bahwa hukum merupakan suatu
alat bagi masyarakat untuk mencapai tujuannya.
Dia menganggap hukum sebagai sarana untuk
mengendalikan individu-individu agar tujuannya sesuai
dengan tujuan masyarakat di mana mereka menjadi
warganya.
JOHN STUART MILL (1806-1873)

Pemikirannya dipengaruhi oleh pertimbangan


psikologi. Ia menyatakan bahwa tujuan manusia
mencari kebahagiaan. Yang ingin dicapai manusia
bukanlah benda atau sesuatu hal tertentu, tetapi
kebahagiaan yang dapat ditimbulkannya. Ia dalam
pemikirannya menjelaskan hubungan antara
keadilan, kegunaan, kepentingan individu dan
kepentingan umum.
ALIRAN SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
 Eugen Ehrlich (1826-1922)
berpokok pada pembedaan antara hukum positif dengan
hukum yang hidup (living law), atau dengan perkataan
lain suatu pembedaan antara kaidah-kaidah hukum
dengan kaidah-kaidah sosial lainnya. Dia menyatakan
bahwa hukum positif hanya akan efektif apabila selaras
dengan hukum yang hidup dalam masyarakat, atau
dengan apa yang disebut oleh para antropolog sebagai
pola-pola kebudayaan (culture patterns).
 ROSCOE POUND
Hukum harus dilihat atau dipandang sebagai suatu
lembaga kemasyarakatan yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial dan tugas
dari ilmu hukum untuk mengembangkan suatu
kerangka yang mana kebutuhan-kebutuhan sosial
dapat terpenuhi secara maksimal.
Pound menganjurkan untuk mempelajari hukum
sebagai suatu proses (law in action) yang
dibedakannya dengan hukum tertulis (law in the
books).
ALIRAN REALISME HUKUM
Aliran Realisme Hukum diprakarsai oleh :
Karl Llewellyn (1893-1962);
Jerome Frank (1889-1957); dan
Justice Oliver Wendell Holmes (1841-1935).

“Menyatakan bahwa hakim-hakim tidak hanya


menemukan hukum, akan tetapi membentuk
hukum”.
Manusia sekarang tahu bahwa hukum sebenarnya hanya
terdiri dari putusan-putusan pengadilan, dan bahwa
putusan-putusan itu tergantung dari banyak faktor.
Disetujui bahwa kaidah-kaidah hukum yang berlaku
mempengaruhi putusan seorang hakim, akan tetapi hanya
sebagai salah satu unsur pertimbangan.
Di samping itu prasangka politik, ekonomi, dan moral ikut
menentukan putusan para hakim. Bahkan juga simpati dan
antipati pribadi berperan dalam putusan tersebut.
ilmu hukum berbicara tentang pelaksanaan keadilan
(administration of justice) yang berarti mengatur
hubungan-hubungan dan menerbitkan kelakuan manusia
di dalam dan melalui pengadilan-pengadilan dari
masyarakat yang berorganisasi politik.
Pokok-pokok pikiran dari aliran ini banyak dikemukakan
oleh Justice Holmes dalam hasil karyanya yang berjudul
The Path of the Law. Di dalam buku tersebut,
menyatakan bahwa kewajiban hukum hanyalah
merupakan suatu dugaan bahwa apabila seseorang
berbuat atau tidak berbuat, maka dia akan menderita
sesuai dengan keputusan suatu pengadilan.
Aliran realisme hukum sangat memperhatikan tentang
konsep keadilan, namun secara ilmiah mereka menyadari
bahwa keadilan, atau hukum yang adil itu sendiri paling
tidak sangat sulit ditentukan kalau tidak dikatakan tak
bisa ditetapkan. Sementara itu tugas hukum tidak lebih
hanyalah proses dugaan bahwa apabila seseorang berbuat
dan atau tidak berbuat sesuatu, maka dia akan menerima
derita sebagai sanksi dan atau sebaliknya sesuai dengan
proses keputusan yang ditetapkan.
 Essensi hukum ada pada penerapannya, yang
terdapat dalam putusan-putusan pengadilan.
 Keputusan-keputusan hakim sebagai essensi
hukum diputuskan dan dilaksanakan sesuai
kebutuhan masyarakat.
 Hakim harus mendasarkan putusan-putusannya
pada akar dari hukum itu sendiri, yaitu yang berada
di dalam kebutuhan masyarakat itu sendiri ( in
social need).
John Chipman Gray (1839-1915)
Gray adalah salah seorang penganut Realisme hukum di
Amerika. Semboyannya terkenal: All the law is judgemade
law . Ia menyatakan di samping logika sebagai unsur
undang-undang, maka unsur kepribadian, prasangka dan
faktor-faktor lain yang tidak logis memiliki pengaruh yang
besar dalam pembentukan hukum.

Oliver Wendell Holmes Jr. (1841-1935)


Holmes memandang apa yang dilakukan oleh pengadilan
(hakim) itulah yang disebut dengan hukum. Holmes juga
menyatakan: Di samping norma-norma hukum bersama
tafsirannya, moralitas hidup dan kepentingankepentingan
sosial ikut menentukan keputusan para hakim.
Axel Hagerstorm (1868-1939)
Axel adalah tokoh Realisme Hukum Skandinavia.
Pemikirannya tentang (realisme) hukum dapat
dilihat dari pendapatnya tentang bagaimana rakyat
Romawi mentaati hukum. Menurutnya, rakyat
Romawi mentaati hukum secara Irrasional, yaitu
hukum yang bersumber dari Tuhan.
Karl Llewellyn mengembangkan teori tentang
hubungan antara peraturan-peraturan hukum
dengan perubahan-perubahan sosial yang terjadi
dalam masyarakat.
Di dalam teorinya itu, ia menekankan pada fungsi
hukum. Tugas pokok dari pengadilan adalah
menetapkan fakta dan rekonstruksi dari kejadian-
kejadian yang telah lampau yang menyebabkan
terjadinya perselisihan.
Kesimpulan :

Kita dapat membedakan beberapa aliran dalam


sosiologi hukum. Aliran tersebut muncul karena
paradigma yang digunakan. Maka kendatipun pada
dasarnya sama-sama berbagi pendekatan dan metode
yang dipakai, yaitu optik sosiologis, tetapi aliran
yang satu melakukan studi secara berbeda daripada
yang lain.
TERDAPAT DUA ALIRAN YANG MENGEMBANGKAN SOSIOLOGI
HUKUM DI INDONESIA YAITU :

A. Aliran Positif
Aliran positif hanya membicarakan kejadian yang
dapat diamati dari luar secara murni.
Mereka tidak mau sedikitpun memasukkan ke
dalam kajiannya hal-hal yang tidak dapat diamati
dari luar, seperti nilai, tujuan, maksud dan
sebagainya.
Menurut Black, dalam ilmu hukum atau penggunaannya
sehari-hari, hukum dilihat sebagai keharusan-keharusan
yang mengikat.
Sosiologi hukum harus membebaskan dirinya dari
pemahaman seperti itu dan hanya melihat fakta, seperti
putusan hakim, polisi, jaksa dan pejabat administratif.
Hanya fakta-fakta inilah yang menjadi urusan sosiologi
hukum dan bukan bagaimana seharusnya suatu perilaku itu
dijalankan menurut hukum.
Suatu pendekatan sosiologi hukum yang murni terhadap
hukum tidak melibatkan suatu penilaian terhadap
kebijaksanaan hukum, melainkan pada analisis ilmiah
kehidupan hukum sebagai suatu sistem perilaku (behavior).
Menurutnya, sosiologi hukum hanya berurusan
dengan fakta yang dapat diamati (observable fact).
Sosiologi hukum tidak memikiran tentang adanya
tujuan hukum, maksud hukum dan nilai hukum.
Baginya, hukum adalah apa yang kita lihat dan
terjadi dalam masyarakat.
Sosiologi hukum bertolak dari amatan yang terjadi
dalam masyarakat.
Hukum menurut aliran sosiologi positif merupakan
variabel kuantitatif.
B. Aliran Normatif
Aliran normatif pada dasarnya menyatakan bahwa
hukum itu bukan hanya fakta yang teramati, tetapi
juga suatu institusi nilai. Hukum mengandung nilai-
nilai dan hukum bekerja untuk mengekspresikan nilai
tersebut dalam masyarakat. Maka menjadi hilanglah
dasar atau landasan yang hakiki bagi kehadiran
hukum dalam masyarakat, apabila hukum itu tidak
dapat dilihat sebagai institusi yang demikian itu.
Plilip Selznick, Jeromi Skolnick, Philippe Nonet dan
Charlin adalah tokoh-tokoh yang mengembangkan apa
yang akan disebut sebagai “The Berkeley Perspective”.
Menurut mereka, sosiologi hukum hendaknya mempelajari
landasan sosial (social foundations) yang ada dalam ideal
legalitas.
Dengan demikian, sikap yang diambil oleh aliran ini
berbeda dengan aliran positif yang berpendapat, bahwa
penilaian (value judgement) tidak dapat ditemukan dalam
dunia empirik. Berbeda dengan itu, program Berkeley justru
menekankan agar sosiologi hukum memikirkan tentang ide-
ide hukum (legal ideas) dengan bersungguh-sungguh.
Menurut aliran normatif, hukum bukan merupakan
fakta yang teramati tetapi merupakan suatu institusi
nilai.
Hukum mengandung nilai-nilai dan bekerja untuk
mengekspresikan nilai-nilai tersebut dalam
masyarakat.
Menurut aliran ini, sosiologi hukum bersifat
derivatif, karena itu tidak dapat dipisahkan dari
institusi primer seperti politik dan ekonomi.
Aliran normatif berpendapat bahwa kajian sosiologis memperkaya
pemahaman kita terhadap kondisi dan biaya dalam usaha mencapai
berbagai aspirasi manusia seperti demokrasi, keadilan, efisiensi, dan
keakraban (intimacy).
Kondisi sosiologis dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai
berbagai aspirasi tersebut tidak lazim untuk dikaji pada orang
berbicara mengenai keadilan.
Di sini sosiologi datang untuk memperkaya pemahaman dengan
memperluas cakrawala pengetahuan kita, yaitu memberikan
pemaparan mengenai struktur sosiologis dari demokrasi, keadilan
dan sebagainya.
Maka sosiologi hukum yang dilepaskan dari normatifitas hukum
hanya akan menimbulkan ketidaktahuan (ignorancy) mengenai
hakikat hukum. Sosiologi hukum yang hanya berhenti sebatas
pengamatan dari luar sebagaimana yang dikatakan oleh Black akan
menghasilkan orang-orang yang buta huruf (to graduate illiterates).

You might also like