Latihan Mandiri - Alergi-Imunologi

Antigen
(Allergen)
Fagosit oleh APC
Fagosit (APC)
Mempresentasikan
Antigen ke Th-2
T helper-2
Melepaskan sitokin
dan merangsang
Sel-B
Sel-B
Melepaskan IgE
IgE mediated hypersensitivity IgE

Merangsang sel
Mast
Sel Mast
Degranulasi dan
melepas Histamin
RENJATAN ANAFILAKSIS
SYOK ANAFILAKSIS
ANAPHYLACTIC SHOCK
HIPERSENSITIVITAS
Pasien didiagnosis dengan

1. Renjatan anafilaksis
• Diberikan epinephrine dengan dosis

1:1000 sebanyak 3 ml/ IM, dapat
diulangi 15-20 menit kemudian
• Bila sesak masih tidak membaik, bisa
diberikan 1 ampoule salbutamol
diberikan secara inhalasi selama 15
menit
• Bila tekanan darah belum membaik,
larutkan 1 cc epinephrine (1:1000)
dalam 250 cc dextrose 5%, diberikan
1 cc/ menit (20 tpm)
125
Anti-histamine
Generasi-1: hentikan 72 jam sebelum tes
Generasi-2: hentikan 1 minggu sebelum tes
Steroid
Jangka singkat dosis rendah (prednisone < 20 mg): hentikan 3 hari
sebelum tes
Jangka singkat dosis tinggi: hentikan 1 minggu sebelum tes
Jangka Panjang: hentikan 3 minggu sebelum tes
Anti-depresan trisiklik
1-2 minggu sebelum tes
Beta-adrenergic
1 hari sebelum tes
1. Asma bronkial
• Pemeriksaan alergi awal untuk mengetahui

faktor pencetus adalah Uji tes kulit
• Bila ditemukan ketidak sesuaian antara uji
PROSEDUR DIAGNOSTIK PENYAKIT ALERGI
• TES TUSUK KULIT tes kulit, maka dapat dilakukan tes provokasi
• TES LABORATORIUM (IgE SPESIFIK)
• TES PROVOKASI
126
Anti-histamine
Steroid
Jangka singkat dosis rendah (prednisone < 20 mg): hentikan 3 hari sebelum tes
Steroid topical cukup 1 hari sebelum tes
Beta-adrenergic
1 hari sebelum tes
1. Asma bronkial
• Pasien mengkonsumsi generasi baru anti-histamine

(Cetirizine) sehingga harus dihentikan 7 hari
PROSEDUR DIAGNOSTIK PENYAKIT ALERGI sebelum tes
• TES TUSUK KULIT • Pasien juga mengkonsumsi steroid jangka pendek
• TES LABORATORIUM (IgE SPESIFIK) dosis rendah (Methylprednisolon 8 mg) sehingga
• TES PROVOKASI perlu dihentikan 3 hari sebelum tes
127
Anti-histamin
Loratadin,
cetiriazine
Antidepresan
trisiklik
Doksepin
Anti-H2 receptor
Ranitidine
Steroid
Prednison 60 mg
Hidroksiklorokuin
Kolkisin
Adrenalin
Montelukast
Antigen
(Allergen)
Fagosit oleh APC
Fagosit (APC)
Mempresentasikan
Antigen ke Th-2
T helper-2
Melepaskan sitokin
dan merangsang
Sel-B
Sel-B
Melepaskan IgE

Merangsang sel
Mast
Sel Mast
Degranulasi dan
melepas Histamin
IgG/IgM
Antigen Complement
Bind to Ag and activate
Ex. RBC Menyebabkan lisis
complement
Complement mediated hypersensitivity
Classif pathway
Antigen
Bacterial Fragment
IgG/IgM
Bind to Ag and form
antigen-complex (Ag-Ab)
Antigen-complex
(Ag-Ab)
Aktivasi komplemen
Komplemen
Melepas C3a dan C5a
dan aktivasi basophil
dan trombosit
Trombosit dan
Basofil
Melepas macrophage
chometactic factor
Makrofag
Inflamasi jaringan
Antigen complex mediated hypersensitivity

Antigen
Fagosit oleh
makrofag
1 Makrofag
Mempresentasikan
2 antigen ke T helper-
1 (CD4+Th1)
CD4+Th1
Melepaskan sitokin
(IFN-y) dan
mengaktivasi
makrofag dan sel-
sel inflamasi lainnya
Sel (CD4+Th1)
mediated
hypersensitivity
Antigen
Fagosit oleh
makrofag
Makrofag
Mempresentasikan
antigen ke T helper-1
(CD8+/Cytotoxic T cell)
CD8+/
Cytotoxic T cell
Melepaskan sitokin (IFN-y)
dan mengaktivasi
makrofag dan sel-sel
inflamasi lainnya
Sel (CD8+/CTL)
mediated
hypersensitivity
1. Urtikaria-angioedema
• Pasien diberikan loratadine 10-20 mg/ hari dikombinasikan dengan

prednisone 60 mg/ hari atau methylprednisolone 125-250 mg/iv/hari
HIPERSENSITIVITAS
URTIKARIA ANGIOEDEMA
128
ACE menghancurkan bradykinin yang menyebabkan hiperaktivitas bronkus
129
Polutan dengan berat molekul besar (> 5000 Dalton) mudah
membentuk IgE spesifik
1. Asma akibat kerja
• Pasien diberikan nebu combivent 1-2 resp/ inhalasi, dan Pulmicort 1-2
resp/ inhalasi.
ASMA • Bila tidak ada perbaikan, maka dapat diberikan methylprednisolone
ASMA AKIBAT KERJA 125 mg/ intravena
HIPERSENSITIVITAS
130
1. Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis akut
ALLERGIC BRONCHOPULMONARY ASPERGILLOSIS • Pasien diberikan terapi seperti asma, yaitu pemberian salmeterol dan
(ABPA) budesonide inhalasi dan Itraconazole 2x200 mg/ hari
ASPERGILOMA
ASPERGILOSIS KRONIK NEKROTIZING
ASPERGILOSIS INVASIF
131
ASMA
ASMA AKIBAT KERJA
HIPERSENSITIVITAS

1. Asma akibat kerja
• Pasien diberikan terapi reliever salbutamol

dan budesonide/ inhalasi
• Bila tidak ada perbaikan, maka dapat
diberikan methylprednisolone 125 mg/
intravena
• Pasien diberikan terapi maintenance
budesonide dan salmeterol/ inhalasi, dan
salbutamol/ inhalasi untuk reliever
• Pasien diedukasi untuk memindahkan
tempat kerja
132
Anti-histamine
Steroid
Beta-adrenergic
1 hari sebelum tes
• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI

1. Asma bronkial
• Pasien menghentikan pengobatan

metilprednisolon dan CTM 3 hari sebelum
tes
• Menghentikan salep hidrokortison dan
inhaler 1 hari sebelum tes
220
Pasien didiagnosis CKD-HD, dan DM
• Diberikan vaksinasi rekombinan
IMUNISASI hepatitis-B secara IM, dengan dosis 40
VAKSIN ug (2 cc), pada bulan ke 0, 1, 2, dan 6
222
Antigen
(Allergen)
Fagosit oleh APC
Fagosit (APC)
Mempresentasikan
Antigen ke Th-2
T helper-2
Melepaskan sitokin
dan merangsang
Sel-B
Sel-B
Melepaskan IgE

Merangsang sel
Mast
Sel Mast
Degranulasi dan
melepas Histamin
1. Syok anafilaksis
Pasien diberikan Epinefrin 1:1000 diberikan 0.01 cc/

kgBB sampai dosis 0.3 cc diberikan secara subkutan can
RENJATAN ANAFILAKSIS nebu Combivent/ salbutamol 1-3 respul/ inhalasi
SYOK ANAFILAKSIS
ANAPHYLACTIC SHOCK
HIPERSENSITIVITAS
223
Anti-histamine
Steroid
Beta-adrenergic
1 hari sebelum tes
• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI
224
Anti-histamin
Loratadin,
cetiriazine
Antidepresan
trisiklik
Doksepin
Anti-H2 receptor
Ranitidine
Steroid
Prednison 60 mg
Hidroksiklorokuin
Kolkisin
Adrenalin
Montelukast
HIPERSENSITIVITAS
242
Pasien didiagnosis CKD-HD, dan DM
• Diberikan vaksinasi rekombinan
IMUNISASI hepatitis-B secara IM, dengan dosis 40
VAKSIN ug (2 cc), pada bulan ke 0, 1, 2, dan 6
243
Antigen
(Allergen)
Fagosit oleh APC
Fagosit (APC)
Mempresentasikan
Antigen ke Th-2
T helper-2
Melepaskan sitokin
dan merangsang
Sel-B
Sel-B
Melepaskan IgE

Merangsang sel
Mast
Sel Mast
Degranulasi dan
melepas Histamin
1. Syok anafilaksis
RENJATAN ANAFILAKSIS Pasien diberikan Epinefrin 1:1000 diberikan 0.01 cc/

SYOK ANAFILAKSIS
ANAPHYLACTIC SHOCK
kgBB sampai dosis 0.3 cc diberikan secara subkutan can
HIPERSENSITIVITAS nebu Combivent/ salbutamol 1-3 respul/ inhalasi
244
Anti-histamine
Steroid
Beta-adrenergic
1 hari sebelum tes
• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI
245
Anti-histamin
Loratadin,
cetiriazine
Antidepresan
trisiklik
Doksepin
Anti-H2 receptor
Ranitidine
Steroid
Prednison 60 mg
Hidroksiklorokuin
Kolkisin
Adrenalin
Montelukast
HIPERSENSITIVITAS
258
• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI
6
Anti-histamine
Steroid
Beta-adrenergic
1 hari sebelum tes
• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI
9
IMUNISASI
VAKSIN
Board batch 37
180
IMUNISASI
VAKSIN
Pasien HIV/ imunodefisiensi
• Mempunyai prevalensi penyakit lebih tinggi
• Efektivitas rendah karena respon imun lemah (CD4 < 200)
• Kontraindikasi terhadap vaksin hidup
• Vaksin hidup bisa dimulai bila CD4 > 200
• Vaksin hepatitis-B diberikan dosis standar 0,1,
dan 6 (tidak boleh pemberian cepat 0,1, dan 2.
Dan dilakukan pemeriksaan anti-HBs 1 bulan
pasca vaksinasi
Board batch 37
181
IMUNISASI
VAKSIN
pasca vaksinasi
Board batch 37
182
IMUNISASI
VAKSIN
Board batch 37
183
ASMA
ASMA AKIBAT KERJA
Board batch 37
184
ASMA
Board batch 37
185

• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI
Anti-histamine
Steroid
Jangka singkat dosis rendah (prednisone < 20 mg): hentikan 3 hari
sebelum tes
Beta-adrenergic
1 hari sebelum tes
Board batch 37
186
LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK/ SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)

SINDROM ANTI-FOSFOLIPID/ ANTI-PHOSPHOLIPID SYNDROME (APS)
Board batch 37
187

SLE + KEHAMILAN
Board batch 37
188

SLE + KEHAMILAN
Board batch 37
189

• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI
Board batch 37
190
VASKULITIS
Berbeda dengan arteritis
Takayasu yang hanya
membutuhkan arteriografi untuk
diagnosis, Giant Cell Arteritis
atau Arteritis Temporalis
membutuhkan biopsy atau bukti
histologi untuk diagnosis
Board batch 37
191
HIPERSENSITIVITAS
Anti-histamin
Loratadin,
cetiriazine
Antidepresan
trisiklik
Doksepin
Anti-H2 receptor
Ranitidine
Steroid
Prednison 60 mg
Hidroksiklorokuin
Kolkisin
Adrenalin
Montelukast
Antigen
(Allergen)
Fagosit oleh APC
Fagosit (APC)
Mempresentasikan
Antigen ke Th-2
T helper-2
Melepaskan sitokin
dan merangsang
Sel-B
Sel-B
Melepaskan IgE

Merangsang sel
Mast
Sel Mast
Degranulasi dan
melepas Histamin
IgG/IgM
Antigen Complement
Bind to Ag and activate
Ex. RBC Menyebabkan lisis
complement
Complement mediated hypersensitivity
Classif pathway
Antigen
Bacterial Fragment
IgG/IgM
Bind to Ag and form
antigen-complex (Ag-Ab)
Antigen-complex
(Ag-Ab)
Aktivasi komplemen
Komplemen
Melepas C3a dan C5a
dan aktivasi basophil
dan trombosit
Trombosit dan
Basofil
Melepas macrophage
chometactic factor
Makrofag
Inflamasi jaringan
Antigen complex mediated hypersensitivity

Antigen
Fagosit oleh
makrofag
1 Makrofag
Mempresentasikan
2 antigen ke T helper-
1 (CD4+Th1)
CD4+Th1
Melepaskan sitokin
(IFN-y) dan
mengaktivasi
makrofag dan sel-
sel inflamasi lainnya
Sel (CD4+Th1)
mediated
hypersensitivity
Antigen
Fagosit oleh
makrofag
Makrofag
Mempresentasikan
antigen ke T helper-1
(CD8+/Cytotoxic T cell)
CD8+/
Cytotoxic T cell
Melepaskan sitokin (IFN-y)
dan mengaktivasi
makrofag dan sel-sel
inflamasi lainnya
Sel (CD8+/CTL)
mediated
hypersensitivity
Board batch 37
192
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)

IMUNODEFISIENSI
TERAPI HIV REKOMENDASI WHO
PADA UMUMNYA
Board batch 37
193

IMUNODEFISIENSI
Board batch 37
194

TOKSOPLASMOSIS/ TOXOPLASMOSIS
Board batch 37
195
IMUNISASI
VAKSIN
Board batch 37
196
IMUNISASI
VAKSIN
Board batch 37
197
IMUNISASI
VAKSIN
Board batch 37
198
ASMA
ASMA AKIBAT KERJA
HIPERSENSITIVITAS
Board batch 37
199
ASMA
ASMA AKIBAT KERJA
HIPERSENSITIVITAS
Board batch 37
200
ASMA
ASMA AKIBAT KERJA
HIPERSENSITIVITAS
Board batch 37
201

NEUROPSIKIATRI SISTEMIK LUPUS ERITEMATOSUS (NPSLE)
Board batch 37
202

Board batch 37
203

SLE + KEHAMILAN
Board batch 37
204

IMUNODEFISIENSI
Board batch 37
205

IMUNODEFISIENSI
Board batch 37
206

IMUNODEFISIENSI
Board batch 37
207
ASPERGILLOSIS/ ASPERGILOSIS
ASPERGILOSIS BRONKOPULMONARY ALERGIK (ABPA)
Board batch 37
208
ARTRITIS REUMATOID/ RHEUMATOID ARTHRITIS (RA)

Board batch 37
209
ANEMIA HEMOLITIK (HEMOLYTIC ANEMIA)

Board batch 37
210
CHURG-STRAUSS SYNDROME/ SINDROM CHURG-STRAUSS

VASKULITIS
Board batch 37
211
INFEKSI JAMUR/ FUNGAL INFECTION

MENINGITIS
Kultur darah:
• 2x sebelum pemberian
antibiotik
Indikasi Head CT, if 1 high

risk features (before
lumbar puncture):
• Immunosupressed
• CNS disease
• New-onset seizre
• Focal neuro findings
• Papilledema
Lumbar puncture:
• Contraindicated in
increased intracranial
pressure especially in
bacterial meningitis
Board batch 37
212
POLIMIOSITIS
Board batch 38
332
ASMA AKIBAT KERJA

Polutan dengan berat molekul besar (> 5000 Dalton) dan disertai
masa latent mudah membentuk IgE spesifik.
Spirometry
• Diukur FEV1 sebelum
dan sesudah shift kerja
(positive bila
didapatkan penurunan
FEV1 > 5%)
• Dilakukan beberapa hari
off kerja dan beberapa
hari shift kerja.
Peak Flow Meter

• Beberapa hari libur dan
beberapa hari kerja
Board batch 38
333
ASMA BRONKIAL/ ASTHMA

Board batch 38
334
ASTHMA COPD OVERLAP SYNDROME (ACOS)

Board batch 38
335

Board batch 38
336

Board batch 38
337

Board batch 38
338

Board batch 38
339

Board batch 38
340
ASMA AKIBAT KERJA

Board batch 38
341
HIV/ IMUNODEFISIENSI
Board batch 38
342
Board batch 38
343
Board batch 38
344
Board batch 38
345
Board batch 38
346
Board batch 38
347
Board batch 38
348
Board batch 38
349

• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI
Anti-histamine
Steroid
Beta-adrenergic
1 hari sebelum tes
Board batch 38
350

• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI
Board batch 38
351
Minimal 3 hari
Minimal 1-2 minggu
Minimal 3 minggu
Minimal 1 minggu
Minimal 1 hari
Tidak ada jawaban yg benar

• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI
Board batch 38
352

• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI
Board batch 38
353

• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI
Board batch 38
354

• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI
Board batch 38
355
ASMA AKIBAT KERJA

Board batch 38
356

• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI
Board batch 38
357
ASMA AKIBAT KERJA

Board batch 38
358

• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI
Board batch 38
359
SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)

Board batch 38
360

Board batch 38
361

Board batch 38
362

ANTI-PHOSPHOLIPID SYNDROME (APS)
Board batch 38
363

Board batch 38
364
ANTI-PHOSPHOLIPID SYNDROME (APS)

Board batch 38
365

NEUROPSIKIATRI SLE (NPSLE)
Board batch 38
366

Board batch 38
367

Board batch 38
368

Board batch 38
369

Board batch 38
370

Board batch 38
371
VAKSINASI DEWASA
VAKSIN HIDUP
VAKSIN HIDUP
Board batch 38
372
VAKSINASI DEWASA
Board batch 38
373
VAKSINASI DEWASA
• Mempunyai prevalensi penyakit lebih tinggi
• Efektivitas rendah karena respon imun lemah (CD4 < 200)
• Kontraindikasi terhadap vaksin hidup
pasca vaksinasi
Board batch 38
374
VAKSINASI DEWASA
Board batch 38
375
VAKSINASI DEWASA
Board batch 38
376
VAKSINASI DEWASA
Board batch 38
377
PNEUMONITIS DAN PENYAKIT PARU LINGKUNGAN

BYSSINOSIS (KAPAS)
Board batch 38
378

Board batch 38
379
ASMA AKIBAT KERJA

Board batch 38
380

Board batch 38
381

Board batch 38
382

Board batch 38
383
VASKULITIS
Board batch 38
384
VASKULITIS
Board batch 38
385
VASKULITIS
Board batch 38
386

• TES TUSUK KULIT
• TES PROVOKASI
Board batch 38
387

KEHAMILAN
Board batch 38
388
ANAPHYLAXIS SHOCK/ SYOK ANAFILAKSIS

Latihan Mandiri - Alergi-Imunologi

Uploaded by

Document Information

Original Title

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

Latihan Mandiri - Alergi-Imunologi

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

Antigen

IgE mediated hypersensitivity IgE

Pasien didiagnosis dengan

• Diberikan epinephrine dengan dosis

• Pemeriksaan alergi awal untuk mengetahui

• Pasien mengkonsumsi generasi baru anti-histamine

IgE mediated hypersensitivity IgE

Antigen complex mediated hypersensitivity

• Pasien diberikan loratadine 10-20 mg/ hari dikombinasikan dengan

Pasien didiagnosis dengan

• Pasien diberikan terapi reliever salbutamol

Pasien didiagnosis dengan

• Pasien menghentikan pengobatan

IgE mediated hypersensitivity IgE

Pasien diberikan Epinefrin 1:1000 diberikan 0.01 cc/

IgE mediated hypersensitivity IgE

RENJATAN ANAFILAKSIS Pasien diberikan Epinefrin 1:1000 diberikan 0.01 cc/

PROSEDUR DIAGNOSTIK PENYAKIT ALERGI

LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK/ SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)

LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK/ SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)

LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK/ SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)

PROSEDUR DIAGNOSTIK PENYAKIT ALERGI

IgE mediated hypersensitivity IgE

Antigen complex mediated hypersensitivity

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)

LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK/ SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)

LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK/ SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)

LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK/ SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)

ARTRITIS REUMATOID/ RHEUMATOID ARTHRITIS (RA)

ANEMIA HEMOLITIK (HEMOLYTIC ANEMIA)

CHURG-STRAUSS SYNDROME/ SINDROM CHURG-STRAUSS

INFEKSI JAMUR/ FUNGAL INFECTION

Indikasi Head CT, if 1 high

ASMA AKIBAT KERJA

Peak Flow Meter

ASMA BRONKIAL/ ASTHMA

ASTHMA COPD OVERLAP SYNDROME (ACOS)

ASMA BRONKIAL/ ASTHMA

ASMA BRONKIAL/ ASTHMA

ASMA BRONKIAL/ ASTHMA

ASMA BRONKIAL/ ASTHMA

ASMA BRONKIAL/ ASTHMA

ASMA AKIBAT KERJA

PROSEDUR DIAGNOSTIK PENYAKIT ALERGI

PROSEDUR DIAGNOSTIK PENYAKIT ALERGI

Tidak ada jawaban yg benar

PROSEDUR DIAGNOSTIK PENYAKIT ALERGI

PROSEDUR DIAGNOSTIK PENYAKIT ALERGI

PROSEDUR DIAGNOSTIK PENYAKIT ALERGI

PROSEDUR DIAGNOSTIK PENYAKIT ALERGI

ASMA AKIBAT KERJA

PROSEDUR DIAGNOSTIK PENYAKIT ALERGI

ASMA AKIBAT KERJA

PROSEDUR DIAGNOSTIK PENYAKIT ALERGI

SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)

SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)

SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)

SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)