You are on page 1of 11

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DIARE

AKUT DENGAN DEHIDRASI SEDANG DI


RSU KABUPATEN TANGERANG TAHUN
2021

OLEH :
YAYAH ROHAYATI
NIM : 200701033
BAB I
PENDAHULUAN

 Latar Belakang
Sampai saat ini, penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan di dunia
terutama di negara berkembang, besarnya masalah tersebut dilihat dari
tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4
miliar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta di antaranya
meninggal. Angka Kematian Bayi (AKB) akibat diare di indonesia masih
sekitar 7,4%, sedangkan angka kematian diare persisten lebih tinggi yaitu
45%, (Soliman,Ej, 2001). Sementara itu, pada survey mobilitas yang
dilakukan oleh depkes tahun 2001, menurunkan angka kejadian diare di
Indonesia adalah berkisar 200-374, per 1000 penduduk sedangkan menurut
SKRT 2004, angka kematian akibat diare adalah 23 per 100.000 penduduk dan
angka kematian akibat diare pada balita adalah 75/ 100.000 balita. Insiden
penyakit diare yang berkisar antara 200-374 dalam 1000 penduduk dimana
60-70%, diantaranya anak-anak usia di bawah 5 tahun (Maryunani, 2010 )
BAB II
TINJAUAN TEORI

 Pengertian Diare
Diare Menurut WHO (1990) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya
defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari 3xsehari, di sertai dengan
perubahan konsisten tinja ( menjadi cair ) dengan atau tanpa darah. Secara klinik di
bedakan 3 macam sindrom diare yaitu diare cair akut, disentri dan diare persisten.
Sedangkan menurut Depkes RI (2005)
 Etiologi diare
Menurut Ngastiyah (2005) penyebab diare dapat di bagi dalam beberapa faktor yaitu :
1. Faktor Infeksi
2. Faktor Malabsorpsi
3. Faktor Makanan
4. Faktor psikologis
LANJUTAN…
 Patofisiologi Diare
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan Osmotic
2. Gangguan Sekresi
3. Gangguan Motilitas Usus
 Jenis Diare
1. Diare Akut
2. Diare Kronis / Menahun / Persisten
3. Protracte Diare
4. Chronic Non Specific Diarrhea
 Gejala Diare
Gejala diare diantaranya yaitu cengeng, gelisah, suhu meningkat, napsu makan menurun, tinja cair, lendir
kadang-kadang ada darahnya, Lama-lama tinja berwarna hijau dan asam, anus lecet, dehidrasi, bila menjadi
dehidrasi berat akan terjadi volume darah berkurang nadi cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan
darah turun, kesadaran menurun dan diakhiri dengan syok, berat badan turun, turgor kulit menurun, mata
dan ubun-ubun cekung, selaput lender dan mulut serta kulit menjadi kering. (Yongki dkk, 2012)
Lanjutan …
 Komplikasi Diare
1. Dehidrasi
2. Renjatan Hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala meterosinus, hipotoni otot, lemak gradiksida, perubahan
elektrokardiogram).
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus defisiensi enzim laktosa.
6. Kejang
7. Malnutrisi
 Pencegahan Diare
Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat di lakukan adalah : (Kementrian
Kesehatan RI, 2011).
1. Perilaku Hidup Sehat
2. Penyehatan Lingkungan
Lanjutan …

 Penatalaksanaan Diare
1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah
pemberiannya.
2. Dietetik (cara pemberian makanan).
3. Obat-obatan
4. Berikan Oralit
5. Berikan Obat Zinc
6. Pemberian Makanan
7. Pemberian Antibiotik : Diberikan pada anak diare disertai darah
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SAKIT
 

 PENGKAJIAN DATA
Tanggal pengkajian : 04-06-2021 Nama anak : By S
Nomor Register : 560621
Alamat : Kp Marga mulya RT 06 Rw 04 Mauk Timur
Tanggal lahir : 27-7-2020
Nama ibu : Ny. S
Nama bapak : Tn Nisan
Keluhan saat ini : pasien datang dari IGD pukul 08.00 Wib Ibu mengatakan bayinya diare dan demam
sejak 3 hari sebelum masuk RS, dalam sehari bayinya BAB 5-10x, ampas(+),warna kuning, lender(+)
darah (-) ibu mengatakan bayinya muntah tiap makan, batuk(-),pilek(-), sesak(-)Kejang (-),BAK
sedikit, makan sedikit ,minum Asi masih mau dan rewel dan gelisah, Ibu memberikan makanan nasi
tim membeli di warung pinggir jalan, bayi tidak jajan,dan tidak menggunakan PASI,bayi sudah di
bawa ke bidan diberikan oralit dan ibu sudah memberikan oralit setiap habis BAB tetapi tidak ada
perubahan makanya di bawa ke RS.
Lanjutan…
Data
 Objektif
Keadaan Umum : Sedang,rewel. Kesadaran: composmentis
Suhu: 37,2°c
Respirasi : 29x/menit
Nadi : 120 x/menit
Berat badan saat ini : 7,5kg sebelum diare BB: 8 kg Tinggi badan :70 cm
Kepala : tidak ada pembesaran ,cekung
Muka : tidak ada odema,simetris tampak kemerahan
Mata : konjuntiva agak pucat sklera putih,mata tampak cekung.
Hidung : lubang hidung+, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut: tampak kering
Telinga : tak ada kelainan
Leher: tidak ada pembesaran
Dada : dada/aksila simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
Perut : turgor elastisitas kembali ke normal lama
Ekstermitas : tidak ada oedema. Terpasang IFVD RL
Lanjutan …
Data penunjang :
Hb: 8,8 g/dl Leucocit : 14 ribu
Hasil pemeriksaan faeces Makroskopik
Warna : Kuning Konsistensi : Cair Lender : (+) positif
Darah : (-) negative 
Pus : (-) negative Mikroskipik
Epitel : (+) positif

 Assesment
By S Umur 11 bulan diare akut dengan dehidrasi sedang
Lanjutan …
 PLANING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya (ibu udah mengetahui keadaan bayinya)
2. Memberitahu ibu untuk tetap memberikan ASI dan banyak minum air putih supaya
bayi mendapatkan asupan cairan ( ibu mengerti dan akan tetap memberikan ASI
nya).
3. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan makanan lunak seperti bubur. ( ibu akan
melakukan anjuran bidan)
4. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan tubuh bayinya dengan segera
mengganti pempes bekas BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah memegang
bayinya. (ibu mengerti dan melaksanakan anjuran bidan )
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak ,advis dr spesialis anak: zink 1x1
cth ,cefotaxim injeksi 2x375 mg , oralit, RL750cc/24 jam,rencana periksa elektrolit
observasi intake dan output. (Advis dokter sudah dilakukan ). Melakukan observasi
intake ( asupan makanan dan minuman serta cairan infus ) dan output

You might also like