Professional Documents
Culture Documents
BAB 4
FINAL
PENGERTIAN
1. Tahun pajak saat Wajib Pajak terdaftar, bagi Wajib Pajak yang terdaftar pada
tahun 2018.
2. Tahun pajak 2018 bagi Wajib Pajak yang telah terdaftar sebelum tahun 2018.
KETENTUAN
PEREDARAN BRUTO USAHA
1. Jumlah peredaran bruto dari tahun terakhir sebelum tahun pajak yang
bersangkutan.
2. Jumlah peredaran bruto merupakan penjualan bruto semua cabang.
3. Jumlah peredaran bruto merupakan penggabungan peredaran bruto usaha suami
dan istri apabila suami-istri menghendaki perjanjian pemisahan harga dan
penghasilan secara tertulis maupun istrinya menghendaki memilih untuk
menjalankan hak dan kewajiban perpajakan sendiri.
4. Jumlah peredaran bruto tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan
pekerjaan bebas.
5. Jumlah peredaran bruto tidak termasuk penghasilan diterima atau diperoleh di luar
negeri yang pajaknya telah dibayar atau terutang di luar negeri.
6. Jumlah peredaran bruto tidak termasuk penghasilan yang telah dikenai PPh bersifat
final.
7. Jumlah peredaran bruto tidak termasuk penghasilan yang dikecualikan sebagai
objek pajak.
8. Jumlah peredaran bruto usaha tahun ini digunakan untuk menentukan pengenaan
PPh bersifat final 0,5% tahun berikutnya.
TARIF DAN
DASAR PENGENAAN PAJAK
TARIF
• Penyetoran/pelunasan/pembayaran PPh bersifat final 0,5% dapat dilakukan melalui pemotongan/pemungutan oleh Pemotong/Pemungut Pajak.
• Besarnya pajak yang dipotong adalah 0,5% dikalikan peredaran bruto setiap transaksi.
• Pemotong/Pemungut tidak melakukan pemotongan/pemungutan PPh Pasal 22 terhadap Wajib Pajak yang memiliki Surat Keterangan yang melakukan transaksi impor atau
pembelian barang selama Wajib Pajak yang bersangkutan menyerahkan fotokopi Surat Keterangan.
• Penyetoran pajak yang telah dipotong atau dipungut dilakukan paling lambat pada tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir dengan menggunakan SSP atau
sarana administrasi lain yang dipersamakan dengan SSP. SSP diisi atas nama Wajib Pajak yang dipotong atau dipungut serta ditandatangani oleh Pemotong atau Pemungut
Pajak.
• SSP yang dimaksud adalah bukti pemotongan atau pemungutan PPh dan diberikan oleh Pemotong/Pemungut kepada Wajib Pajak yang bersangkutan. Pelaporan pajak
dilakukan oleh Pemotong/Pemungut dengan menyampaikan SPT.
• Pelaporan pajak dilakukan oleh Pemotong/Pemungut dengan menyampaikan SPT Masa PPh ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pemotong/Pemungut Pajak terdaftar paling
lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.
PAJAK PENGHASILAN BERSIFAT
FINAL PASAL 15
• Penghasilan berupa imbalan yang diterima atau diperoleh perusahaan pelayaran dalam negeri,
baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, baik dari pengangkutan orang dan/atau barang
termasuk penghasilan penyewaan kapal yang dilakukan dari:a. pelabuhan di Indonesia ke
OBJEK PAJAK pelabuhan lainnya di Indonesia; a) pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan lainnya di Indonesia;
b) pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar Indonesia; c) pelabuhan di luar Indonesia ke
pelabuhan di Indonesia; d) pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan lainnya di luar Indonesia.
PAJAK PENGHASILAN ATAS IMBALAN YANG
DIBAYARKAN/TERUTANG KEPADA PERUSAHAAN
PELAYARAN DALAM NEGERI
DASAR
TARIF PENGE
NAAN
PAJAK PENGHASILAN ATAS IMBALAN YANG
DIBAYARKAN/TERUTANG KEPADA PERUSAHAAN
PELAYARAN DAN PENERBANGAN LUAR NEGERI
WAJIB PAJAK
• Perusahaan pelayaran dan/atau penerbangan yang berkedudukan di luar
negeri dan melakukan usaha melalui Bentuk Usaha Tetap (BUT) di
Indonesia.
OBJEK PAJAK
• Penghasilan berupa imbalan yang diterima atau diperoleh perusahaan
pelayaran dan penerbangan luar negeri terkait pengangkutan orang dan/
atau barang termasuk carter kapal laut dan/atau udara.
TARIF
DASAR PENGENAAN
• Peredaran bruto
PAJAK PENGHASILAN ATAS IMBALAN YANG
DIBAYARKAN/ TERUTANG KEPADA PERUSAHAAN
PENERBANGAN DALAM NEGERI
• Perusahaan • Penghasilan
penerbangan berupa
yang imbalan yang
berkedudukan diterima atau
di Indonesia diperoleh • 1,8% (satu
yang perusahaan koma delapan • Peredaran
memperoleh penerbangan persen). bruto
penghasilan dalam negeri
berdasarkan berdasarkan
perjanjian perjanjian
carter. carter.
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN
BERSIFAT FINAL PASAL 4 AYAT (2) UU PPh
Bunga Bunga/diskonto
Transaksi penjualan
deposito/tabungan, saham obligasi dan surat
diskonto SBI, jasa giro berharga negara
Persewaan tanah
Hadiah undian Jasa konstruksi
dan/atau bangunan
Subjek pajak:
1. Orang pribadi
2. Badan
yang melakukan transaksi penjualan saham di BEI
Objek pajak:
3. Transaksi penjualan saham di BEI
0,1% + 0,5% Jumlah bruto nilai (0,1% + 0,5%) × Nilai Transaksi penjualan
transaksi transaksi saham saham pendiri
Saham pendiri:
Saham yang dimiliki oleh pendiri dengan harga kurang dari 90% dari harga saham
yang beredar pada saat penawaran umum perdana
PPh ATAS BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
Subjek pajak:
1. Orang pribadi DN dan LN
2. Badan DN dan LN
3. BUT
yang menerima bunga/diskonto obligasi
Objek pajak:
4. Bunga obligasi
5. Diskonto obligasi
Bunga obligasi • Wajib Pajak dalam negeri • 15% Jumlah bruto bunga sesuai
dengan kupon dan BUT • 20% atau sesuai tarif dengan masa kepemilikan
• Wajib Pajak luar negeri berdasarkan persetujuan oblgasi
selain BUT penghindaran pajak
berganda
Diskonto obligasi • Wajib Pajak dalam negeri • 15% Selisih lebih harga jual atau
dengan kupon dan BUT • 20% atau sesuai tarif nilai nominal di atas harga
• Wajib Pajak luar negeri berdasarkan persetujuan perolehan obligasi tidak
selain BUT penghindaran pajak termasuk bunga berjalan
berganda
• Wajib Pajak dalam negeri • 15% Selisih lebih harga jual atau
Diskonto obligasi dan BUT • 20% atau sesuai tarif nilai nominal di atas harga
tanpa bunga • Wajib Pajak luar negeri berdasarkan persetujuan perolehan obligasi tidak
selain BUT penghindaran pajak termasuk bunga berjalan
berganda
Wajib Pajak reksa dana yang • 5% (tahun 2014 s.d. 2020) Selisih lebih harga jual atau
Bunga dan/atau terdaftar pada Badan • 10% (tahun 2021 dan nilai nominal
diskonto obligasi Pengawas Pasar Modal dan seterusnya)
Lembaga Keuangan
Contoh
PT GG memiliki obligasi PT Sampurno sebanyak 10.000 lembar,
nominal Rp20.000 per lembar, bunga 12% dibayarkan setiap
tanggal 30 Juni dan 31 Desember. Harga beli obligasi Rp18.000
per lembar.
Subjek pajak:
1. Orang pribadi
2. Badan
yang menerima hadiah undian
Objek pajak:
– Hadiah undian
Hadiah
25%
Tarif
Contoh
Bank Mutiara mengadakan penarikan undian bagi para
nasabah. Penerima hadiah undian adalah CV Sukses dan Sdr.
Anton, masing-masing 1 unit mobil seharga Rp210.000.000 dan
1 unit sepeda motor seharga Rp15.000.000. CV Sukses memiliki
NPWP, sedangkan Sdr. Anton tidak.
Subjek pajak:
1. Orang pribadi
2. Badan
yang menerima/memperoleh penghasilan dari persewaan
tanah/bangunan
Objek pajak:
3. Persewaan tanah/bangunan
r a t g r a t g r a t g
u p o u u p o u u p o u
m a k d m a k d m a k d
10% x jumlah a r o a a r o a a r o a
bruto sewa h t n h t n h t n
e g e g e g
m m m
e e e
n n n
Subjek pajak:
1. Orang pribadi
2. Badan
penyedia jasa konstruksi, berlaku WP khusus, kategori
Objek pajak:
3. Jasa perencanaan konstruksi, jasa pelaksanaan konstruksi,
jasa pengawasan produksi
Nilai Kontrak
Penyedia Jasa (Termasuk PPN) PPh
Orang Pengh
pribad asilan
i atau
badan
W yang
dipero
O
yang
memp aji leh/di
terim bj
eroleh
pengh b a
orang ek
asilan
dari
penga
Pa pribad
i atau
badan
Pa
lihan jak karen jak
TARIF DAN DASAR PENGENAAN
1%
•Rumah sederhana dan rumah susun
TARIF
sederhana
•Selain rumah sederhana dan rumah 2,5%
susun sederhana
•Pengalihan hak pada pemerintah
0%
PENGE
•pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan
•perjanjian pengikatan jual beli Jumlah bruto
atas tanah dan/atau bangunan
NAAN
PEMUNGUTAN, PENYETORAN,
DAN PELAPORAN
Pemotong, penyetor, pelapor:
• Orang Pribadi atau Badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pengalihan
hak atas tanah dan/atau bangunan
• Bendahara pemerintah atau pejabat yang melakukan pembayaran atau pejabat yang
menyetujui tukar-menukar atas tanah/bangunan
Pengecualian:
1. Orang pribadi dengan penghasilan di bawah PTKP dengan jumlah bruto pengalihannya
kurang dari Rp60.000.000 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah.
2. Pengalihan harta dengan cara hibah.
3. Pengalihan harta karena waris.
4. Pengalihan harta dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha yang
telah ditetapkan Menteri Keuangan untuk menggunakan nilai buku.
5. Pengalihan harta dalam rangka melaksanakan perjanjian bangun guna serah, bangun
serah guna, atau pemanfaatan barang milik negara berupa tanah dan/atau bangunan.
6. Orang pribadi atau badan yang tidak termasuk subjek pajak yang melakukan pengalihan
harta.
PPh ATAS BUNGA SIMPANAN YANG
DIBAYARKAN KOPERASI KEPADA ANGGOTA
WP-OP
Subjek pajak:
1. Orang pribadi anggota koperasi penerima bunga
simpanan di koperasi
Objek pajak:
2. Bunga simpanan yang diterima anggota
> Rp240.000 sebulan
Tarif
Objek pajak:
2. Dividen atas penyertaan saham pada perseroan