Professional Documents
Culture Documents
DT 2 - Penyakit Vaskular
DT 2 - Penyakit Vaskular
PENYAKIT VASKULAR
Oleh:
03
01 02
.
STANFORD
AKUT
.
ONSET
KRONIK
Manifestasi klinis dan Tata Laksana Pemeriksaan Penunjang
• EKG
• Rontgen Toraks
• Ekokardiografi
• CT-Scan
• MRI
• Nyeri dada hebat, onset-nya mendadak, dengan intensitas
• Aortografi Operasi
maksimum saat awal timbulnya. Nyeri bersifat tajam,
digambarkan seperti dirobek, disayat, atau ditusuk. Lokasi • Tipe A : operasi
nyeri di toraks anterior (khas pada diseksi tipe A) atau • Tipe B :
antara kedua skapula (diseksi tipe B). Nyeri dapat
menjalar mengikuti meluasnya diseksi sepanjang aorta Tatalaksana : a. Tanpa komplikasi :
pada toraks dan abdomen • Stabilisasi pasien, dan rujuk!
Medikamentosa dan
• Pemeriksaan fisik, hipertensi sering ditemukan • Beta blocker: Target FN 60x/menit
• Sejumlah kecil pasien diseksi aorta dilaporkan dengan dan TD < 100 mmHg kontrol TD
keadaan hipotensi atau syok yang sekunder karena • Beta blocker kerja cepat b. Komplikasi : Stent
miokard infark akut, gagal jantung ventrikel kiri, (Esmolol) graftendovaskular
regurgitasi aorta berat, tamponade jantung, atau ruptur • Beta dan alfa blocker
aorta (Labetolol IV)
• Jika KI, CCB non
dihidropidin (Diltiazem dan
verapamil)
• Sodium nitroprusside atau
Nitrogliserin
• Analgesik (Opiat)
2
PERIPHERAL ARTERY
DISEASE
Definisi
• Lebih dari 200 juta penduduk dunia menderita PAD dengan prevalensi yang
terus meningkat
• Aterosklerosis menjadi penyebab paling banyak dengan kejadiannya mencapai
4% pada populasi usia diatas 40 tahun, bahkan 15- 20% pada usia lebih dari 70
tahun.
• Prevalensi Wanita = Pria
Patofisiologi
Aterosklerosis merupakan penyebab utama dari PAD
Tahap awal : arteri akan melakukan kompensasi terbentuknya plak dengan cara berdilatasi untuk
mempertahankan aliran darah arteri arteri tidak mampu berdilatasi terus menerus plak mulai menutupi
lumen arteri
Efek hemodinamik bergantung kepada derajat penyempitan lumen
Penumpukan plak progresif atau terjadi obstruksi total arteri, aliran darah akan berpindah ke arteri-arteri
yang lebih kecil yang parallel(aliran kolateral) darah yang dibawanya tidak akan sama banyaknya
dengan darah yang dapat dibawa oleh arteri utama gejala khas PAD : klaudikasio
Faktor Resiko PAD
ras;
jenis kelamin;
bertambahnya usia;
merokok;
diabetes mellitus;
hipertensi;
dislipidaemia;
keadaan hiperkoagulitas dan hiperviskositas; hiperhomosisteinemia;
kondisi inflamasi sistemik (C-reactive protein yang tinggi)
insufisiensi ginjal kronis
KLASIFIKASI
FAKTOR GENETIK
01 02 03
FASE AKUT FASE SUBAKUT FASE KRONIK
terjadi oklusi lumen organisasi trombus fibrosis vaskuler yang
pembuluh darah oleh menyerupai atherosklerosis
trombus inflamasi, trombus
tersebut dominan terdiri
dari sel neutrofil
polimorfonuklear, sel datia
dan mikroabses.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
- Nyeri yang merambat pada
ekstremitas inferior dan superior,
khususnya pada bagian distal
- perubahan warna merah hingga
kehitaman
- Fenomena Raynaud atau Sindrom
Raynaud dapat ditemukan pada +
40% pasien
PEMERIKSAAN
FISIS
Pada fase akut 2-3 minggu pertama
segmen vena berwarna merah gelap
dan nyeri pada perabaan.
>3 minggu, nyeri berkurang hingga menghilang, warna
segmen vena berwarna lebih gelap dan teraba keras
seperti kawat.
TERAPI KHUSUS
TERAPI UMUM (BEDAH)
1. Operasi bypass arteri = hasil baik.
1. EDUKASI > berhenti merokok
2. Perawatan Luka
3. Pengobatan Infeksi
4. Cilostazole 2-3x 50 mg/hari (vasodilator +
antiplatelet)
5. Beraprost sodium 2-3x 20 mcg (analog
postasiklin untuk meredakan nyeri)
6. Dipyridamole 3x 50-75 mg (antiplatelet)
7. Pentoxyfilin
PROGNOSIS
19%
bergantung pada seberapa besar yang melanjutkan merokok,
keberhasilan pasien untuk membutuhkan amputasi
berhenti merokok
0
tak satu pun dari mereka yang
berhenti merokok diamputasi
5
RAYNAUD DISEASE
Definisi
• Raynauds Disease merupakan penyakit pembuluh darah arteri, penyebabnya
merupakan non-aterosklerotik yaitu hanya menyerang susunan pembuluh darah
arteria pada lapisan media arteria dan arteri perifer.
• Skleroderma
• Artritis rematoid
• Aterosklerosis
• Reaksi terhadap obat tertentu (misalnya metisergid, metisergid adalah derivat
ergot yang memiliki efek stimulasi otot polos pembuluh darah oleh serotonin)
Patofisiologi
• Ketika tangan atau kaki terangsang dingin atau terjadi
Fase Pucat yang disebabkan vasokonstriksi
• Kemudian akan terjadi iskemik pada jaringan, tetapi
iskemia tersebut hanya berlangsung beberapa menit dan
akan terjadi Hyperemia Re-aktif
• Setelah Hyperemia Re-aktif akan terjadi Fase Sianotik
• Pada kasus yang parah dapat menyebabkan gangren
Manifestasi Klinis
• Pucat yang timbul akibat vasokonstriksi mendadak.
• Kulit kemudian menjadi kebiruan (sianosis) akibat darah yang memasuki kapiler sangat sedikit.
• Kemudian terjadi vasodilatasi yang menimbulkan warna kemerah.
• Rasa baal dan kesemutan serta nyeri seperti terbakar terjadi saat terjadi perubahan warna.
Biasanya melibatkan bagian tubuh secara bilateral dan simetris.
• Istilah Fenomena Raynaud digunakan untuk episode interminten vasokonstriksi arteri kecil kaki
dan tangan setempat, yang mengakibatkan perubahan warna dan suhu
Tata Laksana
Non - Farmakologi
• debridement
• amputasi.
6
TROMBOFLEBITIS
SUPERFISIAL
DEFINISI
• Proses inflamasi dan bekuan darah (trombus) pada vena superfisial yang
berada tepat dibawah kulit ditandai dengan adanya trombosis vena.
• Dapat menyerang pembuluh darah subkutan di ekstremitas atas dan bawah
• Pemakaian infus intravena merupakan penyebab tersering terjadinya
tromboflebitis superfisial
KLASIFIKASI
Tromboflebitis superfisial steril
• Terjadi pada sebagian besar kasus
Tromboflebitis infektif
• Sebagian besar karena kanulasi intravena yang berkepanjangan -> infeksi dan thrombosis
• Harus diberikan antibiotik yang tepat
Tromboflebitis migrasi
• Terjadi berulang di berbagai tempat
• Biasanya berkaitan dengan keganasan
ETIOLOGI
● Keadaan hiperkoagulasi, imobilisasi lama atau trauma dinding pembuluh darah
dapat meningkatkan risiko tromboflebitis superfisial.
● Usia lanjut, esterogen eksogen, penyakit autoimun atau infeksi, obesitas, trauma baru
atau pembedahan, keganasan aktif, riwayat penyakit tromboemboli vena, dan gagal
napas atau jantung juga meningkatkan risiko tromboflebitis superfisial
● Varises merupakan faktor predisposisi
● Faktor risiko utama adalah riwayat tromboflebitis superfisial sebelumnya dan/atau
trombosis vena dalam
PATOFISIOLOGI
Dimulai dengan thrombosis mikroskopik
Stadium I
• Keluhan samar (tidak khas) rasa berat, mudah lelah pada tungkai setelah
berdiri atau duduk lama, gambaran pelebaran vena berwarna kebiruan belum
jelas
Stadium 2
• Mulai tampak pelebaran vena, palpabel, dan menonjol.
Stadium 3
• Varises tampak jelas, memanjang, berkelok-kelok pada paha atau tungkai
bawah, dapat disertai telangiektasis/spider vein.
Stadium 4
• Terjadi kelainan kulit dan/atau ulkus karena sindrom insufisiensi vena
menahun.
KLASIFIKASI CEAP
FAKTOR RISIKO
1. Herediter
2. Kehamilan, sebagian besar terjadi pada saat trimester pertama
3. Penuaan, kerusakan pada dinding vena kemungkinan lebih menonjol pada vena pasien
yang lanjut usia.
4. Gaya hidup,meningkat pada penggunaan korset atau baju yang ketat, obesitas, pada
penggunaan toilet duduk, berdiri lama.
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Normal: katup vena
Fungsi vena mengalirkan
bekerja satu arah,
darah mengalami
mengalirkan darah vena
gangguan
balik keatas -> jantung
Skleroterapi
• Penyuntikan larutan ke dalam pembuluh darah vena yang melebar secara abnormal/mengganggu
kosmetik. Dapat menghilangkan keluhan nyeri dan rasa tidak nyaman, mencegah komplikasi seperti
phlebitis yang kambuhan dan ulserasi
Terapi Pembedahan
• Untuk menghilangkan gejala, mengurangi atau mencegah komplikasi, memulihkan fisiologi vena,
dan memperbaiki penampilan (kosmetik)
Laser Therapy
• Serat optik dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang akan diobati dan sinar laser
PENCEGAHAN
1) Tidur dengan tungkai dinaikkan (15-20 cm)
6) Berolahraga secara teratur. Olahraga yang dianjurkan yaitu berjalan, berenang, senam.
8
VASKULITIS
DEFINISI
Vaskulitis adalah proses klinikopatologi dicirikan oleh peradangan atau inflamasi pada
dinding pembuluh darah. Secara mikroskopik akan terlihat infiltrasi sel-sel inflamatorik
pada dinding pembuluh darah diserta dengan derajat nekrosis sel endotel dan
dinding pembuluh darah yang bervariasi.
KLASIFIKASI
Berdasarkan pembuluh darah yang terkena
● Pembuluh darah besar: Arteritis sel giant, Arteritis Takayasu,
● Pembuluh darah sedang : Poliarteritis nodosa, Kawasaki disease
● Pembuluh darah kecil: Granulomatosa Wegener, Sindrom Churg-Straus, poliangiitis
Berdasarkan etiologi :
● Penyebab primer (idiopatik): 50 %
● Penyebab sekunder (ada penyakit lain yang mendasarinya), antara lain: infeksi (15-
20%), inflamasi (15-20%), obat-obatan (10-5 15%), dan keganasan (<5%).
PATOFISIOLOGI
Mekanisme Imunopatogenik
Pembentukan in situ atau deposit kompleks imun di dinding pembuluh darah
Kerusakan langsung yang diperantarai oleh antibody terhadap sel endotel atau komponen jaringan
lainnya
Sitotoksisitas seluler dependen-antibodi terhadap jaringan pembuluh darah
Limfosit T sitotoksik terhadap komponen pembuluh darah
Pembentukan granuloma di dinding pembuluh darah atau dekat dengan pembuluh darah
Ekspresi molekul adhesi untuk leukosit pada sel endotel yang diinduksi oleh sitokin (interleukin-1,
TNF-)
PATOFISIOLOGI
Mekanisme Non-imunopatologik
Infiltrasi dinding pembuluh darah atau jaringan sekitar oleh mikroba
Invasi langsung dinding pembuluh darah oleh jaringan neoplastic
Mekanisme tidak diketahui
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
Kortikosteroid dosis tinggi (prednison 1 mg/kgBB/ hari dalam dosis terbagi) adalah terapi
standar untuk sindrom vaskulitis sistemik.
DEFINISI
Thrombosis vena dalam atau
deep vein thrombosis (DVT)
adalah thrombosis yang terjadi
di dalam vena, terutama pada
vena tungkai bawah.
PATOGENESIS
Trias Virchow
3. STASIS VENA
faktor koagulasi yang aktif, lambat dibawa ke hati untuk mengalami bersihan (clearance).
mencegah bercampurnya faktor pembekuan aktif dengan antikoagulan.
FAKTOR RISIKO DVT
● Medis: pasien lansia, obesitas, hamil, penyakit jantung, stroke atau tirah baring
lama, keganasan
TROMBOLITIK
Terapi trombolitik bertujuan memecah bekuan darah yang baru terbentuk
streptokinase, recombinant tissue plasminogen activator (rt-PA), dan urokinase.
Risiko perdarahan pada penggunaan trombolitik lebih besar dibanding penggunaan
heparin.
PEMBEDAHAN
Trombektomi
• Terapi open surgical thrombectomy
• direkomendasikan untuk DVT yang memiliki kriteria di antaranya adalah DVT
iliofemoral akut, tetapi terdapat kontraindikasi trombolitik atau trombolitik ataupun
mechanical thrombectomy gagal, lesi tidak dapat diakses oleh kateter, trombus sukar
dipecah dan kontraindikasi antikoagulan.
• Setelah tindakan pembedahan, heparin diberikan selama 5 hari, pemberian warfarin harus
dimulai 1 hari setelah operasi dan dilanjutkan selama 6 bulan sesudahnya. Untuk hasil
maksimal pembedahan sebaiknya dilakukan dalam 7 hari setelah onset DVT.
TERIMAKASIH
Mohon Arahan dan Bimbingannya Dokter