You are on page 1of 24

Energi Air

PLTA
PLTA

 Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan


energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Pada
tahun 2015 tenaga air menghasilkan 16.6% total listrik dunia dan 70% dari
seluruh energi terbarukan,[1] dan diperkirakan akan naik 3.1% per tahun
sampai 25 tahun ke depan.
 Tenaga air dihasilkan di 150 negara, dan kawasan Asia-Pasifik menghasilkan
33% tenaga air global tahun 2013.
 China adalah pemakai tenaga air terbesar. Tahun 2013 menyumbang 16,9%
kebutuhan listrik domestik.
PLTA
Klasifikasi PLTA

Sumber Data:  IMIDAP Tahun 2008


INTEGRATED MICROHYDRO DEVELOPMENT
AND APPLICATION PROGRAM
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH)
 Micro = kecil
 Hydro = air
 Dari aspek tenaga air, mikrohidro memerlukan 2 (dua) hal, yaitu debit dan
ketinggian jatuh (head) untuk menghasilkan tenaga yang bermanfaat.
 Mikrohidro merupakan sebuah sistem konversi tenaga, menyerap tenaga dari
bentuk ketinggian dan aliran, dan menyalurkan tenaga dalam bentuk tenaga
listrik atau tenaga mekanik.
 Untuk itu diperlukan identifikasi lokasi mikrohidro yang bertujuan menyelidiki
lokasi-lokasi pembangkit dan wilayah suplai dalam rangka mengevaluasi
kelayakan proyek dan mendapatkan informasi rencana pelistrikan.
 Menggunakan tenaga air misal dari saluran irigasi, sungai, atau air terjun sebagai
tenaga penggeraknya.
Desain Konstruksi Mikrohidro
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH)
 Dari aspek kepentingan lingkungan hidup, penggunaan PLTMH memberikan
sumbangan yang sangat berarti dalam penghematan energi.
 Dari aspek kepentingan kehutanan, tujuan pembangunan PLTMH adalah
membangun perekat hubungan positif antara hutan dan masyarakat.
Energi Kelautan/Samudera

 Energi laut/samudera adalah energi yang dapat dihasilkan dari konversi gaya
mekanik, gaya potensial, serta perbedaan temperatur air laut menjadi energi
listrik. 
 Energi samudera murni, dapat digolongkan menjadi 4 (empat) jenis yaitu:
1. Energi gelombang (wave power),
2. Energi pasang surut (tidal power),
3. Energi arus laut (current power).
Energi Kelautan/Samudera
(Energi Gelombang)
 Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus
permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut
disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke
perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang
kita sebut sebagai gelombang.
Energi Kelautan/Samudera
(Energi Gelombang)
 Energi gelombang diperoleh dengan memanfaatkan beda tinggi gelombang
laut, dan salah satu bentuk energi yang dapat dikonversikan menjadi energi
listrik melalui parameter gelombangnya, yaitu tinggi gelombang, panjang
gelombang, dan periode waktunya.
 Potensi Energi Gelombang di Indonesia :
Konversi gelombang laut dengan tinggi rata-rata 1 meter dan periode 9 detik
mempunyai daya sebesar 4,3 kW per meter panjang gelombang. Sedangkan deretan
gelombang dengan tinggi 2 meter dan 3 meter dapat membangkitkan daya sebesar
39 kW per meter panjang gelombang.
Distribusi Energi Gelombang Global
Energi Kelautan/Samudera
(Energi Gelombang)
Energi Kelautan/Samudera
(Energi Pasang Surut)
 Energi pasang surut diperoleh dari pemanfaatan beda ketinggian pasang
permukaan laut antara saat pasang dan surut. 
 Prinsip kerja dari energi pasang surut ini sama dengan pembangkit listrik
tenaga air (PLTA), seperti waduk Jatiluhur, Jawa Barat.
Kapasitas Instalasi Aliran Pasang Surut
Saat ini terdapat
hampir 4,3MW
kapasitas instalasi
aliran pasang surut
komersial dan 2 (dua)
pabrik terbesar
berada di Uldolmok
Tidal Power Station,
Korea Selatan dan
Instalasi SeaGen MCT
di Strangford Lough,
Irlandia Utara.
Energi Kelautan/Samudera
(Energi Arus Laut)
 Cara kerja pembangkit listrik tenaga arus laut tidak berbeda jauh dengan
pembangkit listrik tenaga angin yang memanfaatkan putaran kincir untuk
menggerakkan generator sehingga menghasilkan listrik
 Kecepatan arus laut minimum yaitu 2 m/detik.
Potensi Arus Laut
Kelebihan Energi Air

 Energi air tergolong energi bersih, tidak menimbulkan polutan berbahaya


 Bendungan yang biasanya dibangun untuk PLTA dapat dimanfaatkan sebagai
pengendali banjir dan pengatur irigasi
 Energi air yang tersedia tidak akan habis sepanjang komponen hidrologisnya
dapat dijaga, seperti daerah tangkapan air hujan dan sungai
 Pemanfaatan tenaga air tidak menghasilkan limbah seperti pada beberapa
sumber energi lain (terutama bahan bakar fosil)
Kelemahan Energi Air

 PLTA umumnya membutuhkan banyak ruang sehingga mengganggu habitat


satwa di sekitar
 Proyek-proyek PLTA berskala besar dapat mengganggu aliran sungai
 Di saat masalah kekeringan ketika tidak ada air yang cukup, tenaga air tidak
bisa menghasilkan energi listrik
Bagaimana tantangan pengembangan
Energi Air di Indonesia?
 Energi ini belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia
 Ketersediaan SDM untuk pengembangan masih sedikit
 Percobaan pemakaian energi gelombang dan energi arus laut masih skala kecil
(< 10 KW)
 Pembangkit listrik energi pasang surut dan panas air laut (OTEC) masih dalam
skala feasibility study (FS)

You might also like