You are on page 1of 8

KASUS PARODI

LAGU
INDONESIA
RAYA
ANGGOTA KELOMPOK
Muhammad Adnan (2120503076)

Mukhammad Ragil Juniarta (2140503106)

Yogi Insan Prayogi (2140503118)

Nabila Ajeng Puspita (2140503122)

Nur Laila Puspaningrum (2140503124)

Hilda Febria Damai (2140503140)


RUMUSAN MASALAH

Dua warga negara Indonesia (WNI) yang masih anak-


anak ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dalam
kasus pelecehan lambang dan simbol negara lewat parodi
lagu Indonesia Raya. Dua tersangka masing-masing
yakni MDF (16) yang ditangkap di Cianjur, Jawa Barat
dan NJ (11) yang ditangkap di Sabah, Malaysia.

Penangkapan NJ dan MDF, bermula dari sebuah video


yang ramai di media sosial berjudul "Indonesia Raya
Instrumental (Parody+Lyrics Video)". Video itu diunggah
dan disebarkan pertengahan Desember lalu oleh akun
YouTube MY Asean yang berlokasi di Malaysia.
Keduanya disangkakan Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektorinik atau ITE.
Selain itu, keduanya juga terkena Pasal 70 Undang-Undang nomor 24 tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Namun, karena masih di bawah umur, MDF akan menjalani proses hukuman sesuai
UU Anak.Usai penangkapan tersebut, Ditsiber Barekrim menangkap MDF, diketahui
MDF merupakan pembuat video tersebut dan memberikannya kepada NJ. Dimana NJ
dan MDF adalah teman di dunia maya.Menurut penyelidikan, video tersebut semula
dibuat dan diunggah oleh MDF atas nama NJ ke YouTube MY Asean. Selain atas nama
NJ, MDF juga membuat lokasi video tersebut berada di Malaysia, merujuk lokasi tempat
tinggal NJ.NJ yang mengetahui ulah rekannya kemudian marah. Namun, alih-alih
menghapus jejak video tersebut NJ malah mengunggah kembali video tersebut lewat
akun YouTube lain, yakni My Asean, dengan huruf "Y" tidak ditulis kapital. NJ
mengunggah video itu dengan menambahkan gambar babi.
Sampai sekarang belum dijelaskan secara rinci motif di balik pembuatan dan
penyebarluasan video tersebut. Pihaknya saat ini masih mendalami hak tersebut kepada
MDF, termasuk kepada NJ oleh PDRM.
PENYELESAIAN MASALAH

Untuk penyelesaian dalam masalah kasus ini, pihak kepolisian malaysia menangkap kemudian
meminta penjelasan/keterangan mengapa hal tersebut bisa terjadi kepada pelaku, dari hasil
penyelidikan tersebut diduga pelaku terjerat pasal 68 yang berbunyi “Setiap orang yang
mencoret, menulisi, menggambari, atau membuat rusak Lambang Negara dengan maksud
menghina atau merendahkan kehormatan Lambang Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
57 huruf a, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp
500.000.000,” dan pasal 70 UU yang berbunyi “Setiap orang yang mengubah Lagu Kebangsaan
dengan nada, irama, kata-kata, dan gubahan lain dengan maksud untuk menghina atau
merendahkan kehormatan Lagu Kebangsaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf a,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp
500.000.000”
Tetapi dikarenakan pelaku masih dibawah umur, maka pelaku hanya dikenakan hukuman sesuai
dengan UU Anak yang berlaku.
KESIMPULAN
Dari kasus parodi lagu kebangsaan Indonesia Raya, kita
mendapatkan pembelajaran tentang pasal-pasal yang ada di
Indonesia terkait hukuman pidana bagi orang yang menghina
lambang negara dan lagu kebangsaan. Dimana dalam pasal
tersebut dijelaskan bahwa terpidana akan dipenjara paling lama
5 tahun atau denda paling banyak Rp 500.000.000. Tetapi
karena pelaku masih di bawah umur maka pelaku hanya terjerat
hukuman sesuai yang di tetapkan pada UU Anak.
KRITIK DAN SARAN
Kritik Saran
Mengenai kasus parodi lagu kebangsaan Untuk menghindari hal tersebut maka kita
Indonesia Raya, bahwa anak di bawah sebagai warga negara yang baik harus dapat
umur harus menanamkan jiwa memahami apa itu Identitas Nasional.
nasionalisme sejak dini, bijak dalam Dimana salah satu strategi untuk
menggunakan media sosial,dan sebagai mempertahankan Identitas Nasional
orang tua harus menjaga serta tersebut dapat dilakukan dengan
mengawasi anak dalam menggunakan mengembangkan dan menanamkan jiwa
media sosial agar tidak terjadi masalah Nasionalisme serta bela negara. Dengan
yang dapat merugikan diri sendiri menerapkan hal tersebut diharapkan kita
maupun orang lain. sebagai warga negara dapat memahami
Identitas Nasional sebagai jati diri bangsa
sehingga kejadian tersebut diharapkan tidak
terulang kembali.
TERIMA KASIH

You might also like