You are on page 1of 31

PENJELASAN ISTILAH

PENJELASAN ISTILAH

: Badan Pengawas Pemilihan Umum


Bawaslu

Panwaslu :Panitia Pengawas Pemilihan Umum

Pengawas TPS : Pengawas Tempat Pemungutan Suara

KPU : Komisi Pemilihan Umum


PPK : Panitia Pemilihan Kecamatan
PPS : Panitia Pemungutan Suara
KPPS : Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara

DKPP : Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu


: Tempat Pemungutan Suara
TPS
: Daftar Pemilih Tetap
DPT
: Daftar Pemilih Tambahan, yang selanjutnya disingkat DPTb, adalah daftar Pemilih yang tidak
DPTb
terdaftar sebagai Pemilih dalam DPT, namun memenuhi syarat dilayani penggunaan hak pilihnya
pada hari dan tanggal pemungutan suara.

: Daftar Pemilih Pindahan yang selanjutnya disingkat DPPh adalah daftar yang berisi Pemilih yang
DPPh telah terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak pilihnya di TPS lain selanjutnya disingkat DPPh
adalah daftar yang berisi Pemilih yang telah terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak
pilihnya di TPS lain
KTP-el : Kartu Tanda Penduduk Elektronik

Surat Keterangan : Surat Keterangan sudah rekam KTP-elektronik yang diterbitkan dinas yang menyelenggarakan
urusan kependudukan dan catatan sipil setempat
IV
Covid 19
: Corona Virus Disease 2019
DASAR HUKUM

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Serta Wali Kota Dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan
Pemilihan Umum; Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2015 tentang 2019 (COVID-19).

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2018
Undang Nomor 1 Tahun 2OI4 tentang Pemilihan Tentang Pemungutan Dan Penghitungan Suara Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-
dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
Undang sebagaimana telah diubah beberapa kali
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2020
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2020
Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Komisi
Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2019 Tentang Tahapan,
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Program Dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan
Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 1 Gubernur Dan Wakil Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati,
Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tahun 2020
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2020
Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Tentang Pelaksanaan Pemilihan Gubernur Dan Wakil
Menjadi Undang-Undang Menjadi Undang-Undang; Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota
Dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan Dalam Kondisi
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Nomor 13 Tahun
Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
2018 Umum Tentang Pengawasan Pemungutan Dan sebagaimana dua kali diubah terakhir dengan Peraturan
Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur Dan Wakil Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 13
Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati, Serta Wali Kota Dan Tahun 2020 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Wakil Wali Kota. Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2020 Tentang
Pelaksanaan Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur,
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor
Bupati Dan Wakil Bupati, Dan/Atau Wali Kota Dan Wakil
4 Tahun 2020 Tentang Pengawasan, Penanganan
Wali Kota Serentak Lanjutan Dalam Kondisi Bencana
Pelanggaran, Dan Penyelesaian Sengketa Pemilihan Nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Gubernur Dan Wakil Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati,
TUGAS, WEWENANG DAN
KEWAJIBAN
PENGAWAS TPS

Kewajiban Pengawas
TPS
Tugas dan wewenang Pengawas Menyampaikan laporan hasil pengawasan
TPS pemungutan dan penghitungan suara;
Mengawasi persiapan pemungutan Menyampaikan laporan dugaan pelanggaran
dan penghitungan suara; pidana pemilihan yang terjadi di TPS kepada
Mengawasi pelaksanaan pemungutan suara; Panwaslu Kecamatan melalui PKD;

Mengawasi persiapan penghitungan suara; Menyampaikan dokumen hasil pemungutan


dan penghitungan suara kepada PKD; dan
Mengawasi pelaksanaan penghitungan suara
Menyampaikan keberatan dalam hal Melaksanakan kewajiban lain yang
ditemukannya dugaan pelanggaran, diperintahkan oleh ketentuan peraturan
kesalahan, dan/atau penyimpangan perundang-undangan.
administrasi pemungutan dan penghitungan
suara; dan
Menerima salinan berita acara dan sertifikat
pemungutan dan penghitungan suara
FOKUS PENGAWASAN TAHAPAN PUNGUT HITUNG

1. Politik uang dan intimidasi terhadap pemilih 1. Mekanisme pleno rekapitulasi berjenjang
2. Pengelolaan logistik pemilu dan 2. Sistem Informasi penghitungan hasil
kelengkapan logistik pemilu perolehan suara
3. Kompetensi dan profesionalisme petugas di 3. Mekanisme perbaikan hasil penghitungan
TPS; KPPS dan suara
4. Kerahasiaan surat suara 4. Pengelolaan kotak suara hasil perolehan
suara
5. Akurasi pencatatan hasil pemilu
5. Mekanisme tindak lanjut keberatan pihak-
6. Akurasi pencatatan Berita Acara Hasil Pemilu
pihak terhadap proses rekapitulasi
7. Pemilih tidak memenuhi syarat menggunakan
hak pilih 6. Mandat saksi, hak dan kewajiban saksi

8. Pemilih menggunakan hak pilih lebih dari 7. Penyampaian Berita Acara kepada saksi dan
satu kali pengawas

9. Penyampaian Salinan hasil penghitungan 8. Penyampaian dan pengumuman hasil


suara kepada pihak-pihak rekapitulasi perolehan suara

10. Mandat saksi, hak dan kewajiban saksi 9. Pengawasan rekapitulasi suara berjenang di
tingkat berikutnya.
11. Penyampaian Berita Acara Formulir Model
C.Hasil-KWK kepada saksi dan pengawas
PENGAWASAN PERSIAPAN PEMUNGUTAN
4 Desember 2020 SUARA DAN PENGHITUNGAN SUARA
PEMILIHAN 2020
PENGUMUMAN HARI, WAKTU DAN TEMPAT
PEMUNGUTAN SUARA.

Pengawas TPS melakukan koordinasi dengan


KPPS dan/atau bertanya kepada RT/RW dan/ atau 6 Desember 2020
mendatangi lokasi untuk mengawasi KPPS
mengumumkan hari, tanggal, dan waktu PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN WAKTU DAN
Pemungutan Suara. TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA KEPADA
PEMILIH
Pengawas TPS mengawasi pegumuman dilakukan
KPPS sesuai ketentuan, yakni; Pengawas TPS mengawasi penyampaian
pemberitahuan kepada pemilih dengan cara
Diumumkan paling lambat 5 (lima) hari
berkoordinasi dengan KPPS dan bertanya
sebelum hari Pemungutan Suara atau pada 4
kepada 10 pemilih yang terdaftar dalam DPT
Desember 2020.
secara acak.
Diumumkan menurut cara yang lazim Pengawas TPS mengawasi KPPS
digunakan di desa/kelurahan atau sebutan lain menyampaikan pemberitahuan sesuai
Dasar: Pasal 11 Peraturan KPU Nomor 8 tahun ketentuan berikut:
2018 Pemberitahuan diberikan kepada semua
pemilih yang terdaftar dalam DPT/DPPh,
Jika ditemukan KPPS tidak mengumumkan kecuali bagi pemilih yang sudah tidak lagi
paling lambat 4 Desember 2020, Pengawas TPS memenuhi syarat.
memberikan saran perbaikan kepada KPPS
untuk mengumumkan. Penyampaian pemberitahuan dilakukan
paling lambat tanggal 6 Desember 2020;
Pengawas TPS melaporkan temuan dan
tindaklanjut yang dilakukan KPPS setelah Dasar: Pasal 12 Peraturan KPU Nomor 8 tahun
menerima saran perbaikan dari Pengawas TPS 2018
kepada Panwaslu Kelurahan/Desa menggunakan Keterangan:
Form A dengan menyertakan bukti foto/video/
Nama Formulir dapat berubah sesuai
pendukung lainnya.
Peraturan KPU
Jika ditemukan pemilih yang terdaftar dalam DPT dan
masih memenuhi syarat tetapi sampai 6 Desember
2020 tidak menerima pemberitahuan (C.6-KWK),
Pengawas TPS memberikan saran perbaikan kepada
KPPS untuk menyampaikan pemberitahuan.
Jika ditemukan pemilih yang tidak lagi memenuhi
syarat masih diberi C.6-KWK, Pengawas TPS memberi
saran perbaikan kepada KPPS untuk menarik C.6-
KWK.
Jika ditemukan penulisan data pemilih dalam C.6-
KWK tidak sesuai identitas pemilih dalam DPT,
Pengawas TPS memberikan saran perbaikan kepada
KPPS untuk memperbaiki catatan data pemilih pada
C.6-KWK TPS melaporkan temuan dan tindaklanjut
Pengawas
yang sudah dilakukan oleh KPPS, kepada Panwaslu
Kelurahan/Desa menggunakan Form A disertai bukti
hasil pengawasan.
6-8 Desember 2020
8 Desember 2020
MASA TENANG
PENGEMBALIAN C.6-KWK KEPADA PPS
Pengawas TPS mengawasi larangan pemasangan
Pengawas TPS mengawasi KPPS mengembalikan
alat peraga kampanye, bahan kampanye, dan
C6-KWK yang tidak dibagikan kepada pemilih
kegiatan kampanye pada hari tenang.
kepada PPS.
Pengawas TPS mengawasi larangan Calon atau
Dasar: Pasal 14 Peraturan KPU Nomor 8
Pasangan Calon, anggota Partai Politik, tim
tahun 2018.
kampanye, dan relawan, atau pihak lain
menjanjikan atau memberikan uang atau materi
lainnya kepada warga negara Indonesia baik
secara langsung ataupun tidak langsung untuk:
M empengaruhi Pemilih untuk
tidak menggunakan hak pilih;
Menggunakan hak pilih dengan cara tertentu
sehingga mengakibatkan suara tidak sah; dan
Mempengaruhi untuk memilih calon tertentu Jika pada 8 Desember 2020 ditemukan KPPS
atau tidak memilih calon tertentu. belum mengembalikan C.6-KWK yang tidak
dibagikan kepada PPS, Pengawas TPS
Dasar: Pasal 67 dan pasal 73 Undang- memberikan saran perbaikan kepada KPPS
Undang Nomor 1 tahun 2015 sebagaimana untuk mengembalikan C.6-KWK kepada PPS.
beberapa kali diubah terakhir dengan Pengawas TPS melaporkan temuan dan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2020. tindaklanjut saran perbaikan yang dilakukan
KPPS kepada Panwaslu Kelurahan/Desa
Jika ditemukan masih ada alat peraga
menggunakan Form A dengan menyertakan
kampanye atau bahan kampanye yang
bukti dalam bentuk foto/video/bukti lainya.
terpasang, atau ada kegiatan kampanye, atau
praktik pemberian uang seperti di atas,
pengawas TPS melaporkan temuan kepada
Panwaslu Kelurahan/Desa menggunakan Form
A dengan menyertakan bukti dalam bentuk
foto/video/bukti lainya.
8 Desember 2020 8 Desember 2020

PEMBUATAN TPS DISTRIBUSI PERLENGKAPAN PEMUNGUTAN DAN


Pengawas TPS berkoordinasi dengan Ketua KPPS PENGHITUNGAN SUARA
tentang pembentukan TPS; Pengawas TPS datang ke lokasi penyimpanan
Jika TPS sudah dibentuk, Pengawas TPS mengawasi kotak suara, perlengkapan pemungutan dan
kondisi TPS apakah sudah sesuai kriteria berikut, penghitungan suara untuk mengawasi distribusi
yaitu: perlengkapan pemungutan dan penghitungan
TPS tidak dibuat di dalam ruangan tempat suara dilakukan sesuai ketentuan, yaitu;

ibadah; Lokasi TPS dibuat di tempat yang Kotak suara dalam kondisi terkunci, tersegel dan
tidak rusak.
netral;
Kotak suara disimpan di tempat yang aman.
Kondisi TPS memudahkan bagi pemilih dalam
menggunakan hak pilih, termasuk bagi pemilih Ketersediaan perlengkapan di luar kotak yang
disabilitas; terdiri;

Kondisi TPS menjamin pemilih untuk Tanda Pengenal KPPS dan Petugas
menggunakan hak pilih secara bebas dan Ketertiban, Lem/perekat
rahasia. Ballpoint
Dasar : Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17 dan Seal atau pengaman kotak
Jika ditemukan
Pasal 18 KPPS belum membuat TPS
pada tanggal 8 Desember 2020, Pengawas suara Spidol
Peraturan KPU Nomor 8 tahun 2018.
TPS memberikan saran perbaikan kepada Stiker nomor kotak suara
KPPS untuk membuat TPS. Formulir Model C7.DPT, Model
Jika ditemukan TPS yang dibuat KPPS tidak C7.DPTb Model C7-KWK
memenuhi ketentuan, pengawas TPS
memberikan saran perbaikan agar TPS dibuat Dasar : Pasal 19, Pasal 20, Pasal
sesuai kriteria di atas. 21, Pasal
22, Pasal 23, dan Pasal 24
Pengawas TPS melaporkan temuan dan
Peraturan KPU
tindaklanjut yang dilakukan KPPS kepada
Nomor 8 tahun 2018 serta Pasal 5
Panwaslu Kelurahan/Desa menggunakan
Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2020
Form A dengan menyertakan bukti dalam
sebagaimana dua kali diubah terakhir
bentuk foto/video/bukti lainya.
dengan Peraturan KPU Nomor 13 Tahun
2020.
PENGAWASAN PEMUNGUTAN SUARA
DAN PENGHITUNGAN SUARA
PEMILIHAN 2020 Rapat pemungutan suara dimulai tepat pukul 07.00
dengan urutan sebagai berikut:
Sumpah/janji anggota KPPS dan Petugas Ketertiban
TPS yang dipandu Ketua KPPS
Pengawasan Pelaksanaan Pemungutan Suara

KPPS membuka Kotak Suara, mengeluarkan,


9 Desember 2020 menghitunng dan memeriksaPerlengkapan pemungutan
dan penghitungan suara yang terdiri;
SEBELUM PEMUNGUTAN SUARA
1. Surat suara sejumlah DPT ditambah suara
Pengawas TPS datang ke TPS pukul 06.00 untuk
cadangan sebanyak 2,5% dari jumlah DPT di
mengawasi KPPS melakukan tugas sesuai setiap TPS.
ketentuan berikut;
2. Segel
KPPS memasang salinan DPT dan Gambar 3. Paku/Alat
Pasangan Calon terpasang di papan
Coblos
pengumuman dekat TPS.
Sampul
KPPS menyampaikan salinan DPT kepada saksi kertas
dan Pengawas TPS;
4. Karet pengikat surat
Petugas melakukan penyemprotan disinfektan suara Kantong plastik
sebelum pemungutan suara.
5. Alat bantu tuna netra
Saksi yang hadir pada rapat Pemungutan Suara 6. Formulir Model C-KWK, Model C1-KWK, dan
dilarang mengenakan atau membawa atribut Model C1.Plano-KWK
yang memuat nomor, nama calon, foto KPPS memperlihatkan kotak suara telah kosong.
Pasangan Calon, simbol/gambar Partai Politik,
KPPS Menjelaskan tata cara Pemungutan Suara,
atau mengenakan seragam dan/atau atribut
termasuk dalam hal pemilihan dilaksanakan dengan
lain yang mencitrakan pendukung atau satu pasangan calon.
menolak peserta Pemilihan
KPPS memanggil pemilih untuk menggunakan hak
Saksi yang hadir wajib membawa surat tugas/ pilihnya.
mandat tertulis dari Pasangan Calon/tim Ketua KPPS menandatangani surat suara yang akan
kampanye. digunakan oleh pemilih.
9 Desember 2020 Pemilih yang telah menggunakan hak pilihnya
diberi tanda di jari tangannya dengan cara
Jam 7.00–13.00
meneteskan tinta;
PENGAWASAN PEMUNGUTAN Pada pukul 12.00 waktu setempat, ketua KPPS
PELAKSANAAN SUARA mengumumkan bahwa yang diperbolehkan
Pengawas TPS mengawasi KPPS dalam melayani memberikan suara hanya Pemilih yang telah hadir
pemilih DPT dan DPPh sesuai ketentuan sebagai dan telah terdaftar atau tercatat kehadirannya
berikut; dalam formulir C7-KWK
Pemilih DPT dan DPPh menggunakan hak pilih
pada
07.00 – 13.00 waktu setempat.
Ketua KPPS menandatangani surat suara pada
tempat yang telah ditentukan sebelum diberikan
kepada Pemilih yang akan dipanggil.
KPPS memanggil pemilih sesuai dengan urutan
kehadiran. Bagi yang sakit, ibu hamil, ibu menyusui,
lebih tua, disabilitas dapat diprioritaskan dengan
persetujuan pemilih yang datang lebih awal.
Pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya
mengisi daftar hadir.
Ketua KPPS memberikan Surat Suara kepada Pemungutan Suara di TPS dapat diulang
Pemilih dalam keadaan terbuka apabila dari hasil penelitian dan pemeriksaan
Panwas Kecamatan terbukti terdapat 1 (satu) atau
Anggota KPPS memeriksa jari tangan pemilih tidak
lebih keadaan sebagai berikut:
terdapat tanda tinta pemilu sebelum diberi Surat
Suara. Pembukaan kotak suara dan/atau berkas
Pemungutan dan Penghitungan Suara tidak
Surat suara yang diberikan kepada pemilih tidak
sesuai peraturan perundang-undangan;
diberi tanda khusus, tidak sobek atau rusak.

18 19
Petugas KPPS meminta Pemilih memberi tanda
khusus, menandatangani, atau menulis nama atau
alamatnya pada Surat Suara yang sudah digunakan; 9 Desember 2020
Petugas KPPS merusak Surat Suara yang sudah
digunakan oleh Pemilih sehingga Surat Suara PEMILIH DENGAN SUHU 37, 3˚ C
tersebut menjadi tidak sah; Pengawas TPS mengawasi pengecekan kondisi
Pemilih menggunakan hak pilih lebih dari 1 (satu) suhu tubuh anggota KPPS, petugas ketertiban
kali pada TPS yang sama atau TPS yang berbeda; TPS, Pemilih, Saksi, dan Pengawas TPS yang hadir
dan/ atau di TPS sebelum memasuki TPS dengan
menggunakan alat yang tidak bersentuhan
Pemilih yang tidak terdaftar sebagai Pemilih
secara fisik.
mendapat kesempatan memberikan suara di TPS
Pemilih yang memiliki suhu tubuh 37,3˚ C atau
Dasar : Pasal 35, Pasal 36, Pasal 37, Pasal lebih menggunakan hak pilihnya di bilik
38, khusus yang telah disediakan.
Pasal 39, Pasal 40, Pasal 41, Pasal 42, dan
Pasal 59 Dasar : Pasal 5 Peraturan KPU Nomor 6
Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2018. Tahun 2020
Jika ditemukan pelanggaran prosedur, Jika ditemukan pelanggaran terhadap ketentuan
Pengawas TPS memberikan saran di atas, Pengawas TPS memberikan saran
perbaikan kepada KPPS agar melaksanakan perbaikan kepada KPPS untuk melaksanakan
prosedur pelaksanaan pemungutan suara prosedur bagi pemilih sebelum masuk TPS
di atas dan Melaporkan temuan dan Pengawas TPS melaporkan temuan
tindaklanjut yang dilakukan KPPS kepada dan tindaklanjut yang dilakukan
Panwaslu Kelurahan/Desa menggunakan KPPS kepada Panwaslu Kelurahan/
Form A dengan menyertakan bukti dalam Desa menggunakan Form A dengan
bentuk foto/video/bukti lainya. menyertakan bukti dalam bentuk
Jika ditemukan keadaan yang dapat foto/video/bukti lainya
menyebabkan pemungutan suara ulang,
Pengawas TPS melaporkan pada hari dan
tanggal yang sama kepada Panwaslu
Kecamatan melalui Panwaslu Kelurahan/
Desa
9 Desember Keterangan:
2020 Formulir Model A5-KWK adalah Surat Keterangan
DAFTAR PEMILIH PINDAHAN (DPPh) Pindah Memilih di TPS lain.
Pengawas TPS mengawasi Pemilih DPPh Nama Formulir dapat berubah sesuai Peraturan
menggunakan hak pilih dengan cara sebagai KPU
berikut;
Jika ditemukan pemilih pindahan dari TPS
Pemilih DPPh menggunakan hak pilih pada
lain yang belum menyerahkan Formulir
07.00 – 13.00 waktu setempat.
Model A.5-KWK kepada KPPS, Pengawas TPS
Pemilih DPPh sudah menyerahkan Formulir memberikan saran perbaikan kepada KPPS
Model A5-KWK kepada KPPS sebelum untuk mengharuskan pemilih pindahan
menggunakan hak pilihnya. menyerahkan A.5-KWK sebelum
KPPS memeriksa kesesuaian Formulir Model menggunakan hak pilih.
A5-KWK dengan identitas kependudukan Jika ditemukan pelanggaran prosedur lainnya,
pemilih. Pengawas TPS memberikan saran perbaikan
kepada KPPS agar melaksanakan prosedur di
atas.
Melaporkan temuan dan tindaklanjut yang
dilakukan KPPS kepada Panwaslu Kelurahan/
Desa menggunakan Form A dengan
menyertakan bukti dalam bentuk foto/video/
bukti lainya

Dasar: Pasal 7, Pasal 8 Peraturan KPU


Nomor 8 tahun 2018
9 Desember 2020
Jam 12.00–13.00
DAFTAR PEMILIH TAMBAHAN (DPTb)
Pengawas TPS mengawasi penggunaan hak pilih
Pemilih DPTb dilakukan dengan cara sebagai
berikut;
Pemilih DPTb menggunakan hak pilih pada 12.00-
13.00 waktu setempat.
Pemilih DPTb menggunakan hak pilihnya setelah
menunjukkan KTP Elektronik (KTP-el) atau Surat
Keterangan kepada KPPS di TPS yang berada di
RT/RW atau sebutan lain sesuai dengan alamat
domisili yang tertera dalam KTP-el.
Jika terdapat temuan
KPPS meneliti keabsahan KTP-el atau Surat pelanggaran,
pengawas TPS memberikan
Keterangan dan kesesuaian RT/RW alamat saran
perbaikan kepada KPPS untuk
domisili pemilih dengan alamat TPS. melaksanakan ketentuan.
Dasar : Pasal 9 dan Pasal 37 Peraturan KPU Melaporkan temuan dan tindaklanjut
Nomor 8 tahun 2018 yang dilakukan KPPS kepada Panwaslu
Keterangan: Kelurahan/Desa menggunakan Form A
Nama Formulir dapat berubah sesuai Peraturan dengan menyertakan bukti dalam bentuk
KPU foto/video/bukti lainya
9 Desember 2020
Jam 7.00–13.00

PEMILIH DISABILITAS
Pengawas TPS mengawasi penggunaan hak pilih
pemilih disabilitas dilaksanakan sesuai ketentuan
berikut;
KPPS mencatat jenis disabilitas pemilih pada
formulir Model C7-KWK.
KPPS mendahulukan pemilih disabilitas untuk
memberikan suara dengan persetujuan pemilih
yang seharusnya mendapat giliran lebih awal
Jika terdapat temuan pelanggaran,
Tersedia alat bantu tunanetra dalam pemberian
pengawas TPS memberikan saran perbaikan
suara Pemilu Pasangan Calon;
kepada KPPS untuk melaksanakan
Pemilih disabilitas dapat dibantu pendamping ketentuan di atas.
yang berasal dari anggota KPPS atau orang lain
Melaporkan temuan dan tindaklanjut yang
atas permintaan Pemilih sendiri;
dilakukan KPPS kepada Panwaslu Kelurahan/
Pendamping pemilih disabilitas wajib Desa menggunakan Form A dengan
menandatangani Formulir M odel C3-KWK menyertakan bukti dalam bentuk foto/video/
yang berisi pernyataan pendamping dan bukti lainya
merahasiakan pilihan pemilih

Dasar : Pasal 25 dan Pasal 41 Peraturan


KPU Nomor 8 tahun 2018
Keterangan:
Nama Formulir dapat berubah sesuai
Peraturan KPU
9 Desember 2020
Jam 7.00–13.00

PENGGUNAAN HAK PILIH


Pengawas TPS mengawasi penggunaan hak pilih
di bilik suara sesuai ketentuan berikut;
Penggunaan hak pilih (pencoblosan surat suara)
dilakukan secara bebas, dan rahasia.
Pemilih tidak mendokumentasikan hak pilihnya
di bilik suara menggunakan kamera atau alat
dokumentasi lain.
Ketua KPPS memberikan Surat Suara pengganti
1 (satu) kali bagi pemilih yang surat suaranya Jika terdapat temuan pelanggaran, pengawas
rusak atau salah coblos. TPS memberikan saran perbaikan kepada
KPPS untuk melaksanakan ketentuan di atas.
KPPS memberikan tanda bagi pemilih yang
sudah menggunakan hak pilihnya dengan cara Melaporkan temuan dan tindaklanjut yang
meneteskan tinta di salah satu jari pemilih dilakukan KPPS kepada Panwaslu Kelurahan/
sebelum keluar dari TPS. Desa menggunakan Form A dengan
menyertakan bukti dalam bentuk foto/video/
Dasar : Pasal 38 dan Pasal 39 Peraturan KPU bukti lainya
Nomor 8 tahun 2018
9 Desember 2020
Jam 7.00–13.00

PEMILIH RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT


Pengawas TPS mengawasi pelayanan hak pilih
bagi pemilih rawat inap di rumah sakit atau
Puskemas yang tidak bisa menggunakan hak
pilih di TPS terdekat sesuai ketentuan berikut;
Paling banyak 2 (dua) anggota KPPS membawa
perlengkapan Pemungutan Suara mendatangi
tempat Pemilih dirawat (rumah sakit atau
puskesmas); Jika terdapat temuan pelanggaran,
pengawas TPS memberikan saran
Pelayanan dilaksanakan mulai pukul 12.00
perbaikan kepada KPPS untuk
sampai dengan selesai;
melaksanakan ketentuan di atas.
Anggota KPPS mencatat Pemilih yang
Melaporkan temuan dan tindaklanjut yang
menggunakan hak pilih dan menerima Model
dilakukan KPPS kepada Panwaslu Kelurahan/
A.5-KWK dari Pemilih;
Desa menggunakan Form A dengan
Anggota KPPS yang membantu pasien menyertakan bukti dalam bentuk
menggunakan hak pilihnya wajib merahasiakan foto/video/ bukti lainya
pilihan Pemilih yang bersangkutan; dan
Apabila terdapat pasien baru yang belum
terdata, pemilih dapat menggunakan hak
pilihnya sepanjang surat suara masih tersedia;
Dasar: Pasal 82, Pasal 83 dan Pasal 84
Peraturan
KPU Nomor 8 tahun 2018
Keterangan:
Nama Formulir dapat berubah sesuai Peraturan
KPU
9 Desember 2020 C. Pengawasan Pelaksanaan Penghitungan
Jam 7.00–13.00 Suara

PEMILIH YANG MENJALANI PIDANA/TAHANAN 9 Desember 2020


Pengawas TPS mengawasi pemilih yang menjalani Setelah Jam13.00
pidana/tahanan sesuai ketentuan berikut; PENGHITUNGAN SUARA
Berkoordinasi dengan PPS dan KPPS untuk Penghitungan suara dilakukan mulai pukul 13.00
mendapatkan informasi tentang pelayanan waktu setempat setelah berakhirnya pelaksanaan
pemilih yang sedang menjalani pidana/tahanan. Pemungutan Suara di TPS
Memastikan anggota KPPS di TPS khusus atau 2 (Pasal 43 Peraturan KPU Nomor 8 tahun
(dua) anggota KPPS dari TPS terdekat melayani 2020)
pemilih setelah memperoleh izin dari Kepala
Kepolisian Sektor, Kepala Kepolisian Resor/ Pengawas TPS mengawasi persiapan
Kepolisian Resor Kota, Kepolisian Daerah dan penghitungan Suara dilakukan KPPS dengan cara
Kepala Kejaksaan. sesuai ketentuan sebagai berikut;
Dasar : Pasal 85 Peraturan KPU Nomor 8 tahun Petugas melakukan penyemprotan disinfektan
2018 sebelum rapat penghitungan suara dimulai
Memperhatikan jaga jarak paling kurang 1
Jika terdapat temuan pelanggaran, meter;
pengawas TPS melakukan tugas
KPPS membuka gembok, membuka kotak
pengawasan dengan cara;
suara, mengeluarkan seluruh surat suara dan
Melakukan pencegahan atau memberikan memperlihatkan kotak suara sudah kosong
saran perbaikan kepada KPPS. kepada saksi dan Pengawas TPS.
Melaporkan temuan dan tindaklanjut Dalam hal Pemilihan Gubernur dan Wakil
yang dilakukan KPPS kepada Panwaslu Gubernur dilaksanakan secara bersamaan
Kecamatan melalui Panwaslu Kelurahan/ dengan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati atau
Desa menggunakan Form A dengan Wali Kota dan Wakil Wali Kota, KPPS terlebih
menyertakan bukti dalam bentuk foto/ dahulu melakukan Penghitungan Suara
video/bukti lainya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur.
Penghitungan Suara ulang di TPS dilakukan
seketika apabila;
1.Penghitungan Suara dilakukan secara tertutup;
2.Penghitungan Suara dilakukan di tempat yang
kurang terang atau yang kurang mendapat
penerangan cahaya;
3.Penghitungan Suara dilakukan dengan suara
yang kurang jelas;
4.Penghitungan Suara dicatat dengan tulisan yang
kurang jelas;
5.Saksi Pasangan Calon, PPL atau Pengawas TPS, Pengawas TPS mendokumentasikan
dan masyarakat tidak dapat menyaksikan proses formulir Model C-KWK berhologram,
Penghitungan Suara secara jelas; Model C1.Plano- KWK berhologram, dan
Model C7-KWK
6.Penghitungan Suara dilakukan di tempat lain
atau waktu lain dari yang telah ditentukan; Jika ditemukan pelanggaran prosedur
dan/atau dalam persiapan dan pelaksanaan
penghitungan suara, Pengawas TPS
7.terjadi ketidakkonsistenan dalam menentukan
memberikan saran perbaikan kepada
Surat Suara yang sah dan Surat Suara yang tidak
KPPS untuk melaksanakan prosedur di
sah.
atas.
(Dasar : (Pasal 67 Peraturan KPU Nomor 8
Jika ditemukanpenghitungan
menyebabkan kondisi yang dapat
suara ulang,
tahun 2020)
Keterangan: Pengawas TPS merekomendasikan
Nama Formulir dapat berubah sesuai Peraturan penghitungan suara ulang pada saat itu
juga dan melaporkan kepada Panwaslu
KPU
Kecamatan melalui Panwaslu Kelurahan/
Desa menggunakan Form A dengan
menyertakan bukti dalam bentuk foto/
video/bukti lainnya
9 Desember
2020
Setelah Jam13.00
Dalam hal terjadi kesalahan penulisan pada formulir,
PENGAWASAN PENENTUAN KEABSAHAN SURAT SUARA ketua KPPS melakukan pembetulan dengan
Surat Suara untuk Pemilihan dinyatakan sah, jika mencoret angka yang salah dengan dua garis,
memenuhi kriteria sebagai berikut: desertai angka pembetulan dan paraf.

Ditandatangani oleh ketua KPPS; dan (Pasal 48 Peraturan KPU Nomor 8 tahun 2020)

Diberi tanda coblos pada nomor urut, foto atau nama Keterangan:
salah 1 (satu) Pasangan Calon dalam Surat Suara.
Nama Formulir dapat berubah sesuai Peraturan
(Pasal 49 Peraturan KPU Nomor 8 tahun 2020) KPU
Pengawas TPS mengawasi penghitungan suara dan
penentuan keabsahan surat suara dilakukan dengan cara;
KPPS memeriksa tanda coblos pada Surat Suara dan
menunjukkan kepada Saksi, Panwaslu Kelurahan/Desa
atau Pengawas TPS, anggota KPPS dan/atau masyarakat
yang hadir.
1 (satu) Surat Suara dihitung 1 (satu) suara dan
dinyatakan sah atau tidak sah; dan
Pengawas TPS mendokumentasikan formulir
Anggota KPPS mencatat hasil penghitungan suara ke Model C-KWK berhologram, Model C1.Plano-
dalam formulir Model C.Plano-KWK sesuai jenis KWK berhologram, dan Model C7-KWK
PemilIihan, dengan cara tally (IIII) dan untuk setiap Jika ditemukan pelanggaran prosedur dan/ atau
selisih dalam penghitungan suara, Pengawas TPS
kolom maksimal 5 (lima suara) setelah Ketua KPPS
menyampaikan keberatan kepada KPPS
mengucapkan: SAH/TIDAK SAH
Jika diminta KPPS, Pengawas TPS menyampaikan
pendapat dan rekomendasi jika diminta oleh
KPPS
Pengawas TPS mencatatkan kejadian tersebut
dalam Form A dan menyertakan bukti foto/video
serta pendukung lainnya
D. Pengawasan Setelah Penghitungan
Suara
9 Desember 2020 Pengisian Formulir

PENGAWASAN PENYUSUNAN BERITA ACARA Pengawas TPS mengawasi pengisian formulir dengan
Pengawas TPS mengawasi penyusunan Berita memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara di Jumlah pemilih yang memberikan suara = Jumlah
TPS (formulir MODEL C-KWK) dan Sertifikat Hasil suara sah + jumlah suara tidak sah.
Penghitungan Perolehan Suara di TPS (formulir Jumlah seluruh surat suara yang diterima di TPS
MODEL C1-KWK) dilakukan anggota KPPS dengan = Jumlah suara sah + suara tidak sah+surat suara
cara; rusak+surat suara tidak terpakai .
Dilakukan anggota KPPS (bukan orang lain). Jumlah seluruh surat suara yang digunakan =
Formulir MODEL C-KWK dan formulir MODEL C1- jumlah seluruh penguna hak pilih. Jumlah
KWK disusun dan ditandatangani anggota KPPS pengguna hak pilih DPPh = Jumlah pemilih DPPh
dan saksi di TPS. yang terdaftar.
Catatan dalam formulir MODEL C1-KWK sesuai Jumlah pengguna hak pilih DPTb = Jumlah pemilih
dengan Catatan Hasil Penghitungan Perolehan DPTb yang terdaftar.
Keterangan:
Suara di TPS (formulir MODEL C1.Plano-KWK)
Nama Formulir dapat berubah sesuai Peraturan
KPPS mencatat keberatan saksi atau catatan KPU
kejadian khusus (jika ada) atau menuliskan NIHIL
jika tidak ada disertai tandatangan Saksi dan
Ketua KPPS.
KPPS memasukkan formulir MODEL C-KWK dan
formulir MODEL C1-KWK yang berhologram ke
dalam sampul dan disegel, kemudian
dimasukkan ke dalam kotak dan disegel.
9 Desember 9 Desember 2020
2020
PENGAWASAN PENYERAHAN SALINAN C1-KWK PENGAWASAN PENGUMUMAN HASIL
Pengawas TPS mengawasi KPPS setelah PENGHITUNGAN SURAT SUARA
menendatangani berita acara pemungutan dan Pengawas TPS KPPS/PPS
penghitungan suara di TPS (formulir MODEL C-KWK) mengawasi
mengumumkan Salinan formulir MODEL C-KWK
dan sertifikat hasil perhitungan perolehan suara di dan Salinan formulir MODEL C1-KWK di tempat
TPS (formulir MODEL C1-KWK) melakukan tugas umum selama 7 hari terhitung sejak tanggal 9
sebagai berikut; Desember 2020 atau sejak hari pemungutan
Menyampaikan formulir MODEL C-KWK dan suara dan penghitungan suara dilakukan.
formulir MODEL C1-KWK kepada Pengawas TPS Dasar: Pasal 55 Peraturan KPU Nomor 8 tahun
dan saksi yang hadir. 2020.
Catatan dalam salinan formulir MODEL C-KWK dan PENGUMUMAN
Salinan formulir MODEL C1-KWK sesuai dengan
Formulir MODEL C1.Plano-KWK.
Dasar : Pasal 43 Peraturan KPU Nomor 8 tahun
2020.
Keterangan:
Nama Formulir dapat berubah sesuai Peraturan
KPU

Jika terdapat temuan pelanggaran, pengawas


Jika KPPS/PPS tidak mengumumkan Salinan formulir
TPS mencegah atau memberikan saran MODEL C-KWK dan Salinan formulir MODEL C1-KWK,
perbaikan kepada KPPS. Pengawas TPS memberikan saran perbaikan kepada
Melaporkan temuan dan tindaklanjut yang KPPS untuk mengumumkan.
dilakukan KPPS kepada Panwaslu Kecamatan Melaporkan temuan dan tindaklanjut yang dilakukan
melalui Panwaslu Kelurahan/Desa menggunakan KPPS kepada Panwaslu Kecamatan melalui Panwaslu
Form A dengan menyertakan bukti dalam Kelurahan/Desa menggunakan Form A dengan
bentuk foto/video/bukti lainya menyertakan bukti dalam bentuk foto/video/bukti
lainya
9 Desember
2020
PENGAWASAN PENYERAHAN KOTAK SUARA HASIL 9 Desember 2020
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
KEPADA PPS PENGAWASAN PROTOKOL
Pengawas TPS mengawasi dengan cara KESEHATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
menyaksikan penyerahan kotak suara hasil COVID-19
Pemilih yang hadir di TPS mengenakan masker
pemungutan dan penghitungan suara dari KPPS yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu;
kepada PPS.
Jumlah Pemilih di dalam TPS diatur dengan
Pengawas TPS mengawasi KPPS melakukan memperhatikan jaga jarak paling kurang 1 (satu)
peyarahan kepada PPS dengan cara; meter.
Penyerahan dicatat dalam Surat Pengantar Setiap orang yang masuk TPS menjalani
MODEL C4-KWK. pemeriksaan suhu tubuh menggunakan alat yang
KPPS menyerahkan kotak berisi dokumen hasil tidak bersentuhan secara fisik.
pemungutan dan penghitungan suara kepada Pemilih dengan suhu tubuh 37,3° atau lebih
PPK melalui PPS pada hari dan tanggal memberikan suara di tempat khusus sesuai
pemungutan suara. dengan protokol kesehatan pencegahan dan
Kotak suara yang diserahkan kepada PPS dalam pengendalian COVID-19.
kondisi terkunci, tersegel dan tidak rusak. Saksi dan Pengawas TPS yang hadir di TPS
Dasar : Pasal 56 Peraturan KPU Nomor 8 mengenakan masker yang menutupi hidung dan
tahun 2020. mulut hingga dagu, dan sarung tangan sekali
pakai;.
Saksi dan Pengawas TPS yang memiliki suhu
tubuh 37,30 celcius atau lebih, tidak dapat
mengikuti pelaksanaan Pemungutan dan
Penghitungan Suara dan diganti Saksi dan
PENGAWAS
TPS
Pengawas TPS lainnya;
Tersedia perlengkapan pendukung protocol
kesehatan pencegahan dan pengendalian
penyebaran Covid-19 yang diri dari;
KODE ETIK PENGAWAS 4.Memakai, membawa, atau mengenakan simbol,
TPS lambang atau atribut yang secara jelas menunjukkan
sikap partisan pada peserta Pemilu. (Pasal 8 huruf e)
5.Menerima pemberian dalam bentuk apapun dari
peserta Pemilu, calon peserta Pemilu, perusahaan atau
individu yang dapat menimbulkan keuntungan dari
Dalam melaksanakan tugas pengawasan pemilihan keputusan lembaga Penyelenggara Pemilu. (Pasal 8
2020 Pengawas TPS harus mematuhi pedoman prilaku huruf g)
dan kode etik sebagaimana diatur dalam Peraturan 6.Menerima uang, barang, jasa, janji atau pemberian
DKPP Nomor 2 Tahun 2017. Belajar dari pengalaman di lainnya dalam kegiatan tertentu secara langsung
masa yang lalu, ada sejumlah ketentuan Peraturan maupun tidak langsung dari peserta Pemilu. Pasal 8
DKPP Nomor 2 Tahun 2017 yang perlu diperhatikan, huruf i)
diantaranya adalah;
7.Memberitahukan Pilihan Politiknya Secara Terbuka
1.Tidak netral atau Memihak Partai Politik, Calon,
Dan Menanyakan Pilihan Politik Orang Lain. (Pasal 8
Pasangan Calon, atau Peserta Pemilu. (Pasal 8 huruf a) huruf f )
2.Komunikasi yang bersifat partisan dengan peserta
Pemilu, tim kampanye atau pemilih. (Pasal 8 huruf d)
3.Mengeluarkan pendapat atau pernyataan yang
bersifat partisan atas masalah atau isu dalam proses
Pemilu. (Pasal 8 huruf c)
PEMUNGUTAN SUARA
ULANG
Pemungutan Suara di TPS dapat diulang apabila
terjadi gangguan keamanan yang mengakibatkan hasil
Pemungutan Suara tidak dapat digunakan atau
Penghitungan Suara tidak dapat dilakukan.
Pemungutan Suara di TPS dapat diulang apabila dari
hasil penelitian dan pemeriksaan Panwas Kecamatan
terbukti terdapat 1 (satu) atau lebih keadaan sebagai
berikut:
I. pembukaan kotak suara dan/atau berkas
Pemungutan dan Penghitungan Suara tidak
dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan;
II. petugas KPPS meminta Pemilih memberi tanda
khusus, menandatangani, atau menulis nama
atau alamatnya pada Surat Suara yang sudah
digunakan;
III. petugas KPPS merusak lebih dari 1 (satu) Surat
Suara yang sudah digunakan oleh Pemilih
sehingga Surat Suara tersebut menjadi tidak sah;
IV. lebih dari 1 (satu) orang Pemilih menggunakan
hak pilih lebih dari 1 (satu) kali pada TPS yang
sama atau TPS yang berbeda; dan/atau
V. lebih dari 1 (satu) orang Pemilih yang tidak
terdaftar sebagai Pemilih mendapat kesempatan
memberikan suara pada TPS.
ISU KRUSIAL PILKADA 2020

I. Penggunaan Sistem penghitungan suara berbasis


Aplikasi SIREKAP
1. Perlengkapan yang diperlukan dalam penggunaan
Sirekap, terdiri dari:
a. ponsel pintar
b. aplikasi Sirekap

c. jaringan internet
d. paket data internet.

2.Ponsel pintar dimiliki oleh paling sedikit 2 (dua) orang


anggota KPPS.

3.Aplikasi Sirekap, jaringan internet dan paket data


internet disediakan oleh KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota.

4.Ponsel pintar yang digunakan memiliki spesifikasi


berupa:

a. dapat terhubung dengan koneksi


Internet;

b. dapat mengunduh dan mengoperasikan


aplikasi Sirekap; dan

c. dapat mengambil dan mengirim gambar


atau foto.

5.Perlengkapan penggunaan Sirekap harus tersedia paling


lambat 1 (satu) hari sebelum hari Pemungutan Suara
Sumber: RPKPU Pungut Hitung pada
Uji Publik 30 Oktober 2020 Pasal 24A
ISU KRUSIAL PILKADA 2020

1. Berdasarkan pasal 52B huruf b angka 1 RPKPU “KPPS memproses hasil foto dan mengirimkan data hasil
Penghitungan Suara di TPS setelah mendapatkan jaringan internet pada hari Pemungutan Suara.”aplikasi
Sirekap dapat secara tiba-tiba tidak bisa digunakan atau tidak berfungsi.rekapitulasi harus diselesaikan pada
hari yang sama.
2. Berdasarkan pasal 7 (3) RPKPU “Dalam hal pemilih yang terdaftar dalam DPT tidak dapat menyerahkan
formulir Model C.Pemberitahuan-KWK sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemilih wajib menunjukkan KTP-
el atau Surat Keterangan” tidak mengatur soal pemilih yang terdaftar dalam DPT namun tidak mempunyai KTP-
el atau surat keterangan (suket). lantas”bukti identitas lain seperti apa yang dapat digunakan?”
3. Berdasarkan pasal 10 RPKPU “Jumlah Pemilih untuk setiap TPS paling banyak 800 (delapan ratus) orang.”
berbanding terbalik dengan apa yang diatur dalam PKPU yang mengatur penyelenggaran pemilihan dalam
kondisi Pandemi Covid-19 yang mengatur Batas maksimal TPS paling banyak 500 (lima ratus) orang
4. Berdasarkan pasal 15 (2) RPKPU “TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat di tempat yang mudah
dijangkau, termasuk oleh penyandang disabilitas, dan menjamin setiap Pemilih dapat memberikan suaranya
secara langsung, umum, bebas dan rahasia, serta diutamakan di tempat yang terdapat jaringan internet. hal
ini dinilai akan menyulitkan kelompok pengelenggara pemungutan suara (KPPS) di daerah dengan akses
internet tidak memadai.
5. Berdasarkan pasal 24A RPKPU ”1) Perlengkapan yang diperlukan dalam penggunaan Sirekap, terdiri atas: a.
ponsel pintar; b. aplikasi Sirekap c. jaringan internet; dan d. paket data internet.”pasal 24A ayat 3 hanya
menyediakan aplikasi sirekap dan paket data internet, namun tidak terhadap hal yang lebih substansial yaitu
Ponsel pintar yang diyakini terdapat batas minimal spesifikasi penunjang aplikasi sirekap.
DENAH TPS
PEMUNGUTAN SUARA
DENAH TPS PERHITUNGAN
SUARA
Sanksi Pidana dalam Pemungutan dan Penghitungan suara

PASAL
178
Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas
juta rupiah) dan paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).

178A
Setiap orang yang pada waktu pemungutan suara dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum mengaku dirinya
sebagai orang lain untuk menggunakan hak pilih, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 24 (dua puluh empat) bulan dan
paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah) dan paling
banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).
178B
Setiap orang yang pada waktu pemungutan suara dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum memberikan suaranya
lebih dari satu kali di satu atau lebih TPS, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling
lama 108 (seratus delapan) bulan dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dan paling banyak
Rp108.000.000,00 (seratus delapan juta rupiah).
178C
1) Setiap orang yang tidak berhak memilih yang dengan sengaja pada saat pemungutan suara memberikan suaranya 1 (satu)
kali atau lebih pada 1 (satu) TPS atau lebih dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan
paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dan paling
banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).
2) Setiap orang yang dengan sengaja menyuruh orang yang tidak berhak memilih memberikan suaranya 1 (satu) kali atau lebih
pada 1 (satu) TPS atau lebih dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 144
(seratus empat puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dan paling
banyak Rp144.000.000,00 (seratus empat puluh empat juta rupiah).
3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh penyelenggara Pemilihan dipidana dengan
pidana yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman pidana maksimumnya.
Sanksi Pidana dalam Pemungutan dan Penghitungan suara

PASAL
178D
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menggagalkan pemungutan suara dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 108 (seratus delapan) bulan dan denda paling sedikit
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

178E
1) Setiap orang yang dengan sengaja memberi keterangan tidak benar, mengubah, merusak, menghilangkan hasil pemungutan
dan/atau hasil penghitungan suara, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 48 (empat puluh delapan) bulan dan
paling lama 144 (seratus empat puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp48.000.000,00 (empat puluh delapan juta
rupiah) dan paling banyak Rp144.000.000,00 (seratus empat puluh empat juta rupiah).
2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh penyelenggara Pemilihan dan/atau saksi
pasangan calon dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga) dari
ancaman pidana maksimumnya.
178F
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menggagalkan pleno penghitungan suara tahap akhir
yang dilakukan di KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota pemungutan suara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36
(tiga puluh enam) bulan dan paling lama 144 (seratus empat puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
178G
Setiap orang yang dengan sengaja pada waktu pemungutan suara mendampingi seorang pemilih yang bukan pemilih tunanetra,
tunadaksa, atau yang mempunyai halangan fisik lain, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan
paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan paling banyak
Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).
178H
Setiap orang yang membantu pemilih untuk menggunakan hak pilih dengan sengaja memberitahukan pilihan pemilih kepada
orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan
denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan paling banyak Rp 36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah).
Sanksi Pidana dalam Pemungutan dan Penghitungan suara

PASAL
179
Setiap orang yang dengan sengaja memalsukan surat yang menurut suatu aturan dalam Undang-Undang ini diperlukan untuk
menjalankan suatu perbuatan dengan maksud untuk digunakan sendiri atau orang lain sebagai seolah-olah surat sah atau tidak
dipalsukan, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua)
bulan dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh
dua juta rupiah).
180
1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menghilangkan hak seseorang menjadi Calon
Gubernur/Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati/Calon Wakil Bupati, dan Calon Walikota/Calon Wakil Walikota, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda
paling sedikit Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta
rupiah).
2) Setiap orang yang karena jabatannya dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menghilangkan hak seseorang
menjadi Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota atau meloloskan calon dan/atau
pasangan calon yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 45, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 96 (Sembilan puluh enam) bulan dan denda paling
sedikit Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dan paling banyak Rp96.000.000,00 (sembilan puluh enam juta
rupiah).
181
Setiap orang yang dengan sengaja dan mengetahui bahwa suatu surat adalah tidak sah atau dipalsukan, menggunakannya, atau
menyuruh orang lain menggunakannya sebagai surat sah, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam)
bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dan
paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).
182A
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan, dan
menghalang-halangi seseorang yang akan melakukan haknya untuk memilih, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 24
(dua puluh empat) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit Rp24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah) dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).

You might also like