You are on page 1of 175

METODE MEKANIKAL - ELEKTRIKAL

Proyek Pembangunan Kantor


Gubernur Bangka-Belitung
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ME

I. Metode Pengadaan Material – Material ME


II. Metode Instalasi ME
III. Testing & Commissioning
IV. Prosedur Quality Control Dan Monitoring
I. PEKERJAAN PENGADAAN BARANG
Pengadaan barang, Handling, & Proses Pengiriman Barang

PENGADAAN BARANG, HANDLING & PROSES PENGIRIMAN BARANG

Pada setiap proyek konstruksi, pengadaan material merupakan bagian


terpenting, karena sumber daya material dapat menyerap 40 % - 60 % dari biaya
proyek (Ritz, 1994). Oleh karena itu sudah selayaknya jika penyelenggara proyek
memberikan perhatian besar terhadap pengadaan bahan material yang mencakup
membeli, menyimpan, dan mendistribusikan material proyek.
Tujuan dilakukannya suatu kontrol yang baik dalam pengadaan dan
pengiriman barang adalah agar kebutuhan material yang terjadi di lapangan tidak
berbeda jauh dengan kebutuhan material rencana.

1.1. Macam – Macam Perlakuan Kontrol Selama Proses Pengiriman/Pengadaan Material

a. Kontrol Kuantitas / jumlah bahan material proyek.


- Pengecekan surat jalan (delivery note) dari barang yang tiba di lapangan.
- Perapihan administrasi pembelian bahan material..
- Pengecekan atas kelebihan & kekurangan dari bahan material yang tiba.

b. Kontrol Kualitas / mutu bahan material proyek.


c. Kontrol Jadwal / Skedul pengiriman bahan material proyek.
d. Kontrol Biaya pengiriman & handling bahan material proyek.
Metode Handling & Proses Pengiriman Barang

1.2. Macam – Macam Perlakuan Kontrol Selama Proses Handling/Penyimpanan Material


a. Kontrol Ruang Penempatan.
- Pemilihan lokasi gudang, berkaitan dengan efisiensi penggunaan ruangan/area proyek.
b. Material yang terbungkus sedah seharusnya diberi tanda pengenal untuk
mempermudah mencarinya berdasarkan penomoran-penomoran yang telah
direncanakan secara standar.
c. Pengelompokan barang menurut jenis-jenisnya dan diberi alamat kode tertentu pada
setiap almari, rak, kotak, atau timbunan barang.
d. Memperhitungkan keawetan barang yang disimpan, yaitu dengan cara memberikan
perlindungan khusus dan memadai pada barang-barang yang mudah rusak karena
getaran mekanis, kepanasan, atau kelembaban.

e. Memperhitungkan jangka waktu penyimpanan barang yang aman (lama waktu


penyimpanan diusahakan tidak merusak kualitas material).

f. Memperhitungkan ruang gerak dari overhead-crane, forklift, truck, apabila dalam


proses penyimpanan barang dibutuhkan peralatan – peralatan tersebut.
g. Tindakan pencegahan terhadap tindakan pencurian bahan material yang disimpan.
h. Mendesain administrasi sehingga sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan sarana
umpan balik yang tepat dari semua pengambilan bahan kepada bagian pengendalian
persediaan dan biaya.
i. Memberikan perlakuan khusus terhadap material – material yang mudah meledak dan
terbakar
II. METODE INSTALASI ME

2.1 Mekanikal

2.2 Elektrikal
2.3 Elektronik
SCOPE PEKERJAAN INSTALASI ME
2.1. Mekanikal
1. Tata Udara : Ventilation System
2. Plumbing
3. Hydrant Sprinkler

2.2 Elektrikal
1. Panel (Panel Tegangan Menengah & Panel Tegangan Rendah)
2. Trafo
3. Instalasi Listrik : Penerangan, Stop Kontak, & Instalasi Kabel Daya
(Kabel Tray)
4. Grounding (Arus Kuat & Arus Lemah) Dan Penangkal Petir

2.3 Elektronik
1. Fire Alarm 2. Telephone 3. Tata Suara
4. MATV 5. Data System
2.1 MEKANIKAL

2.1.a Tata Udara (Ventilation System)


2.1.b Plumbing
2.1.c Hydrant Sprinkler
2.1.a. Tata Udara
Tata Udara

I. Informasi Umum
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menyediakan udara yang nyaman bagi
penghuni gedung
Kriteria Kenyamanan Udara di Indonesia :
- Location : Jakarta
Kondisi Udara Luar :
- Ambient Tamperature : 32 0C
- Relative Humidity : 80 %
Kondisi Dalam Ruangan :
- Room Temperature : 24 0C ± 2 0C / 75 0F ± 4 0F
- Relative Humidity : 55 % ± 10 % RH
Noise Criteria :
- Kantor : 30 – 45 NC ( 35 – 50 dB )
- Ruang Rapat : 25 – 35 NC ( 30 – 40 dB )
- Koridor & Lobby : 35 – 45 NC ( 40 – 50 dB )

II. Regulasi
- (ASHRAE) - SMACNA - NFPA
- ASTM - ASME - PERDA DKI No. 3 th. 1992
- ARI

III. Lingkup Pekerjaan


Sistem AC : - Tipe Split Duct
Ventilasi Mekanis : - Exhaust Fan, Pressurised Fan
Tata Udara

Diagram Sistem Ventilasi

Tower A Tower B
Tata Udara

Sistematika Teknis :

1. Penjelasan Sistem Pengkondisian Udara

 Pada Gedung ini menggunakan AC jenis split (Split Duct, Wall Mounted, & Cassette
Type.

2. Ventilasi Mekanik

 Sistem Ventilasi mekanik digunakan ketika pergantian udara sangat dibutuhkan


untuk kesehatan dan kenyamanan
 Komponen paling penting dari sistem ini adalah Fan yang menyalurkan udara
 Sistem Ventilasi dengan menggunakan exhaust fan untuk menghisap udara di
dalam ruangan, terutama pada toilet, dan area tangga darurat.
Tata Udara

A. Sistem AC

Penjelasan Sistem Pengkondisian Udara

AC Split
 Disebut split karena komponennya terpisah menjadi dua bagian, di dalam
ruangan dan di luar ruangan.
 Empat komponen utama adalah kompressor, kondensor, katup ekspansi dan
evaporator yang bekerja dengan prinsip dasar refrigerasi.
 Panas didalam ruangan diserap oleh evaporator sedangkan kondensor
membuang panas keluar ruangan.
 Komponen yang lain adalah sistem kontrol, proteksi dan fan pada kondensor
dan evaporator.

Outdoor Unit Refrigerant Pipes


(Terdiri dari kompressor dan kondensor)

Indoor Unit
(Terdiri atas evaporator dan katup ekspansi)
Tata Udara

outdoor unit

pipa refrigerant

Indoor unit

suplly
Tata Udara

SYSTEM VENTILASI MEKANIK


 Sistem Ventilasi mekanik digunakan untuk gedung, pabrik, workshop dsb, dimana
pergantian udara sangat dibutuhkan untuk kesehatan dan kenyamanan
 Sistem ini terdiri dari tiga kategori :
- Natural inlet dan mechanical extract
- Mechanical inlet dan natural extract
- Mechanical inlet dan mechanical extract
 Komponen paling penting dari sistem ini adalah Fan untuk menyalurkan udara
 Ada beberapa jenis Fan diantaranya :
- Centrifugal Fan
- Axial Fan
- Propeller Fan
- Cross flow atau tangential fan
 Pada proyek Renovasi Gedung BI Koperbi Kebon Sirih ini sistem ventilasi mekanik yang
dipakai adalah Sistem Ventilasi dengan menggunakan “exhaust fan” untuk menghisap
udara di dalam ruangan, terutama pada toilet, parkir dan ruang equipment. Sedangkan
“Pressurized Fan” digunakan pada tangga darurat
Tata Udara

URUTAN PELAKSANAAN PEMASANGAN DUCTING


1. Buat cutting list ukuran ducting & fittingnya yang akan dipasang.
2. Cetak ducting sesuai cutting list yang diminta (di workshop).
3. Buat fitting (elbow / percabangan ) ducting.
4. Pasang isolasi ducting dengan glas woll & aluminium foil (untuk ducting dengan isolasi).
5. Marking jalur ducting.
6. Pasang gantungan ducting dengan ketinggian sesuai elevasinya.
7. Pasang ducting
8. Pasang isolasi ducting.
9. Test kebocoran ducting dengan sinar lampu saat malam hari.
Tata Udara

HVAC and Refrigerant Tools

Welding Machine

Metal Sheet Lock machine

Clamp meters and


Digital Multimeter

Detectors and Refrigerant Analysis unit

Inspect mirror

Metal Sheet Cutter


2.1.b Plumbing
Plumbing

I. General Information
 Sumber Air : Deep Well, PDAM
 Komponen Sistem Air Bersih
 Booster Pump
 Transfer Pump
 Roof tank
 Ground Water Tank
 Sand Filter & Carbon Filter
II. Regulasi
• American Society for Testing and Material ( ASTM )
• NI-3 (PUBB) 1956 NI-3 1963, PUBB 1969
• Pedoman peraturan plumbing indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat
Teknik Penyehatan Dit. Jen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
• Peraturan Plumbing Indonesia tahun 1979
• Keputusan Direksi PDAM DKI Jakarta No. 080/PAM/1993
• PERDA DKI No. 2 th. 1994
III. Lingkup Pekerjaan
- Sistem Air Bersih
- Sistem Air Bekas & Air Kotor
- Sistem Air Hujan
- Pipa Vent
Plumbing

IV. Technical System


Penjelasan singkat sistem Plumbing
a. Air Bersih
 Sumber Air Bersih dari Deep Well & PDAM
 Air Dari Ground Water Tank dialirkan ke Roof Tank dengan pompa distribusi/pompa
transfer.
 Sebelum dinaikkan ke Roof Tank terlebih dahulu air bersih disaring dengan Sand
Filter & Carbon Filter.
 Untuk tiga lantai teratas, air bersih didistribusikan dari Roof Tank ke Unit – Unit
instalasi air bersih dengan menggunakan sistem Booster Pump.
 Untuk lantai – lantai dibawah tiga lantai teratas, sistem distribusi air bersih adalah
secara grafitasi.
 Instalasi Pemipaan air bersih adalah dengan menggunakan pipa PPR PN 10, serta
Pipa GIP Klas medium untuk pemipaan di ruang pompa.

b. Air Kotor & Bekas


• Air bekas dari unit – unit instalasi air bekas gedung dialirkan menuju ke saluran
kota.
• Air kotor dari unit – unit air kotor gedung dialirkan secara grafitasi ke STP, dan
kemudian output STP ini akan dialirkan ke saluran kota.
 Instalasi pemipaan air bekas & air kotor didalam gedung adalah dengan
menggunakan pipa jenis Polypropylene, dan untuk pemipaan air bekas & air kotor
diluar gedung adalah dengan menggunakan PVC AW kelas 10 kg/cm².
Plumbing

c. Air Hujan
 Bertujuan untuk mengalirkan Air Hujan yang jatuh atap tower maupun balkon -
balkon tower.
 Sebagian air hujan dialirkan ke Sump-Pit air hujan untuk kemudian diolah ke STP.
Dan sebagian lagi langsung dialirkan ke saluran luar.
 Instalasi pemipaan air hujan adalah dengan menggunakan pipa jenis PVC AW Class
10 kg/cm².

d. Pipa Vent
 Bertujuan untuk mengkondisikan agar sirkulasi udara dalam semua sistem
pemipaan dapat berjalan dengan lancar.
 Instalasi pemipaan pipa vent adalah dengan menggunakan pipa jenis PVC AW kelas
10 kg/cm² .
Plumbing

Diagram Sistem Air Bersih

Tower
TowerAA Tower B
Plumbing

Diagram Sistem Air Bekas


Plumbing

Diagram Sistem Air Hujan


Plumbing

 URUTAN PELAKSANAAN
INSTALASI PIPA AIR
BERSIH, AIR KOTOR,
AIR BEKAS, AIR HUJAN
& PIPA VENT
1

A. Pemasangan Pipa
Indoor
1. Marking jalur pipa sesuai
shop drawing dan
koordinasikan dengan jalur
pekerjaan lain seperti jalur
Tray Cable, jalur pipa air
bersih, dll.
2
2. Bor plat lantai untuk
memasang ganrtungan
pipa air kotor dan air
bekas.
Plumbing

3. Pasang gantungan pipa


sesuai dengan jalur
marking yang telah
dibuat.dan perhatihan level
kemiringan
pemasangannya (1-2%).

3 4. Potong pipa sesuai dengan


kebutuhan.

4
Plumbing

5. Pasang pipa pada


gantungan yang telah
disediakan untuk posisi
horizontal dan menampel
pada dinding shap dengan
diklem untuk pipa pada
posisi vertikal.

5 5
Plumbing

6. Sambung pipa yang telah


terpasang pada gantungan.

7. Gunakan benang / water


6 pass untuk mengukur
kelurusan dan elevasi
kemiringan pipa.

MENGUKUR
KELURUSAN PIPA
DG WATERPASS
Plumbing

8.a Untuk Instalasi Air


8.a Bersih :
Lakukan test tekan pipa
dengan tekanan sesuai
spesifikasi yang berlaku.

8.b Untuk Instalasi Air


Kotor & Air Bekas :
Lakukan test rendam pipa
PROSES
TEST
untuk menguji kebocoran
TEKAN pipa.

8.b
Plumbing

B.Pemasangan
Pipa Outdoor
1
1. Marking jalur pipa.

2. Gali jalur pipa dengan


kedalaman sesuai
elevasinya.

2
Plumbing

3. Sambung pipa di atas


galian sepanjang jarak
antar bak kontrol
3
4. Beri lapisan pasir pada
2 dasar galian.

4
6

42
Plumbing

5. Turunkan pipa ke dalam


galian.

5 6. Lapis kembali
dengan pasir.
galian

6
Plumbing

7. Urug kembali dengan

7 lapisan tanah.

8. Kondisikan lokasi seperti


sediakala

8
Plumbing

PELAKSANAAN INSTALASI VALVE

• Check lokasi penempatan valve (apakah space/ukuran valve cukup untuk dipasang )
• Siapkan valve lengkap dengan flangenya (untuk valve dengan diameter lebih dari 50 mm).
• Untuk valve dengan diameter sampai dengan 50 mm, dipasang pada pipa dengan cara
sambungan ulir.
• Untuk valve dengan diameter lebih dari 50 mm, dipasang pada pipa dengan cara
sambungan flange. Penyatuan pipa dan valve adalah dengan cara menautkan baut yang
terdapat pada flange ujung valve dan flange ujung pipa.
Plumbing

Valve Dengan Diameter Kurang Dari 50 mm  URUTAN PELAKSANAAN


INSTALASI VALVE YANG
BERDIAMETER SAMPAI
DENGAN 50 mm

1. Menyambungkan valve
1 dengan
menggunakan
pipa dengan
drat/ulir
yang terletak pada masing-
masing ujung pipa dan
valve.
Plumbing

2. Mengencangkan putaran
2 ulir atau drat
mencapai
sampai
batas
maksimumnya.
Plumbing

Valve Dengan Diameter Lebih Dari 50 mm  URUTAN PELAKSANAAN


INSTALASI VALVE YANG
1 BERDIAMETER DIATAS
50 mm
1. Sambungan untuk valve
ukuran ini adalah dengan
menggunakan flange.
Pertama-tama, persiapkan
pipa lengkap dengan
flangenya, valve lengkap
dengan flangenya, baut,
serta karet seallant.

2. Satukan flange valve, karet


seallant, dan flange pipa
dengan baut. Kemudian
setelah itu kencangkan
2 baut sampai vlalve dan
pipa benar-benar telah
tersambungkan dengan
rapat, kuat, dan aman
(tidak bocor).
Plumbing

PELAKSANAAN PEMASANGAN & INSTALASI POMPA

• Marking lokasi penempatan pompa.


• Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi.
• Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu.
• Pasang Pompa dan valve-valvenya.
• Sambung instalasi daya ke unit pompa.
• Lakukan running test pompa.
Plumbing

1 1. Pipa
2. Pompa
2 3. Fittings
4. Water Meter
5. Check Valve
6. Strainer
7. Pressure Gauge
8. Gate Valve
9. Packaged Booster
Pump
10. Deep Well Pump
5
4
3

10

6
8
7

9
Plumbing
Plumbing (Tools)

d e
a b c

f g h i j

a. Welding Machine e. Chain Hoist i. Electric Hand Drills


b. Cut Off Machine f. Pipe Wrenches j. Plumbing Tool set
c. Drilling Machine g. Angle Grinder
d. Threading Machine h. PVC Cutter
2.1.c Hydrant & Sprinkler
Hydrant & Sprinkler

I. Informasi Umum
Pada umumnya sistem pemadam api di gedung dapat dikategorikan :
– Sistem Proteksi Kebakaran : untuk memperingatkan penghuni bahwa
telah terjadi kebakaran. Smoke detector dan heat detector untuk
mendeteksi kebakaran sebelum kebakaran meluas
– Sistem Pemadam Kebakaran : Digunakan saat mulai terjadi kebakaran
yang besar

II. Regulation
1. National Fire Protection Association (NFPA) 13,14, 20
2. Dinas Pemadam Kebakaran (DPK) DKI Jakarta
3. American Society for Testing and Material ( ASTM ), ASTM D 1783 :
Pressure piping of WTP
4. PERDA DKI No. 7 th. 1991
5. PERDA DKI No. 3 th. 1992
6. Peraturan Plumbing Indonesia, Peraturan dari dinas Pemadam
Kebakaran DKI
Hydrant & Sprinkler

III. Scope of Work

– Lingkup pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran, meliputi :


• Hydrant & Sprinkler
• Fire Extinguisher

Hydrant System

• Terdapat Outdoor Hydrant Box dan Indoor Hydrant Box.


• System penanggulangan Kebakaran dengan menggunakan Hose reel untuk
menyemprotkan air pada saat terjadi kebakaran.
• Hosereel terdapat dalam hydrant box, berada pada tiap lantai.
• Hidrant Pillar dipasang diluar bangunan , berfungsi untuk connecting
hosereel untuk menyemprot air dari luar gedung.
• Siammesse Connection berfungsi sebagai access pengisian air menuju
ruang pompa maupun instalasi Hydrant.

Fire Extinguisher
• Carbon Dioksida
• Dry Chemichal Powder Multi Purpose
Hydrant & Sprinkler

IV. Technical System


Hydrant System

Komponen dari system hydrant adalah :


1. Pompa
Terdiri dari : Pompa Electric (1 buah)
Pompa Diesel (1 buah)
Pompa Jockey (1 buah)
2. Hydrant Pillar dan Outdoor Hydrant Box
3. Siamesse Connection
4. Indoor Hydrant Box
5. Instalasi Sprinkler Head
6. Instalasi Pemipaan menggunakan pipa Black Steel schedule 40
Hydrant & Sprinkler

Diagram Sistem Hydrant Sprinkler


Hydrant & Sprinkler

1. Pemasangan Pipa
Indoor
1
1. Marking jalur pipa sesuai
shop drawing dan
koordinasikan dengan
jalur pekerjaan lain
seperti jalur pipa AC,
PLAT
Plumbing, Tray Cable dll.
LANTAI
MARKING
LOKASI 2. Potong pipa sesuai ukuran
PIPA kebutuhan.

2
Hydrant & Sprinkler

3. Snai pipa yang telah


dipotong, untuk ukuran
PROSES diameter pipa paling besar
SNAI 3 2,5”

4. Lapisi pipa dengan cat


dasar (zingkromat).

HASIL
SNAI

4
Hydrant & Sprinkler

5. Setelah selesai dilapisi


cat dasar Zingcromat,
pipa dicat kembali
dengan cat besi warna
merah.

6. Pasang gantungan
6 maupun support pipa
sesuai hasil marking.

5
Hydrant & Sprinkler

7. Pasang pipa sesuai


ukuran pada shop
drawing, penyambunngan
7 pipa diameter kurang dari
2,5 ichi dengan drat dan
diameter 2,5 inchi ke atas
DRAT dengan las.
LAS

8. Gunakan benang / water


pass untuk mengukur
PIPA kelurusan pipa.
PIPA


2.5”
2.5”

MENGUKUR
KELURUSAN
PIPA
DG WATERPASS
Hydrant & Sprinkler

9. Lakukan pekerjaan
pengecatan untuk daerah
sambungan pipa.
9 10. Lakukan test tekan pipa
dengan tekanan sesuai
spesifikasi yang berlaku.
PROSES
CAT PD
DRAT

DRAT

10

PROSES
TEST
TEKAN
Hydrant & Sprinkler

2. Pemasangan Pipa
1 Outdoor

1. Marking jalur pipa.


2
2. Gali jalur pipa dengan
kedalaman sesuai
elevasinya.

3. Sambung pipa di atas


galian.

3
Hydrant & Sprinkler

4. Lapisi pipa dengan


zingkromat.

4 5. Kemudian diberikan
pelindung dengan karung
goni

5
Hydrant & Sprinkler

6. Lakukan test tekan pipa


dengan tekanan sesuai
spesifikasi teknis yang
berlaku.

7. Beri lapisan pasir pada


dasar galian.

7
Hydrant & Sprinkler

8. Turunkan pipa ke dalam


galian.

9. Lapis kembali galian


dengan pasir.

9
Hydrant & Sprinkler

10. Urug galian dengan tanah


kembali.
10
11. Kondisikan lokasi seperti
sediakala

11
Hydrant & Sprinkler

3. Pemasangan
Indoor Hydrant Box
1. Marking lokasi
penempatan Indoor
Hydrant Box pada lokasi
1 yang sesuai dengan
shopdrawing, dengan
keadaan pipa utama dan
pipa droper telah
terpasang.

2. Pasang / letakkan Indoor


Hydrant Box pada posisi
yang telah ditentukan.

HYDRANT
Hydrant & Sprinkler

4. Sambung pipa droper


dengan Indoor Hydrant
Box dengan cara dilas.

5. Lindungi Indoor Hydrant


3 Box dari kotoran dan cat.

HYDRANT

HYDRANT
Hydrant & Sprinkler

6. Pasang semua Accessories


Indoor Hydrant Box
setelah kondisi proyek
dinyatakan aman.

HYDRANT
Hydrant & Sprinkler

4. Pemasangan
Outdoor Hydrant
Box, Pillar Hydran
1
& Siamase
Connection
A. Outdoor Hydrant Box
1. Marking lokasi
penempatan hydrant box.

2. Buat pondasi hydrant box

CONCRETE

2
Hydrant & Sprinkler

3. Pasang hydrant box pada


posisinya.

HYDRANT 4. Lindungi hydrant box dari


kotoran dan cat.

3
Plastik
Tutup Pelindung

HYDRANT

4
Hydrant & Sprinkler

5. Pasang Accessories
hydrant Box dipasang
setelah kondisi proyek
aman.

5
Hydrant & Sprinkler

1 B. Pillar Hydrant
1. Marking lokasi
penempatan Hydrant
pillar & Bak kontrol Gate
Valve sesuai dengan
shopdrawing, dengan
kondisi pipa utama
Hydrant telah terpasang
dengan baik.

2. Gali lokasi yang telah


dimarking sebagai lokasi
penempatan Hydrant
Pillar dan jalur pipa yang
menuju ke posisi yang
telah ditetapkan.
2
Hydrant & Sprinkler

3. Cor bagian bak kontrol


dan pondasi penempatan
3 hydrant pillar.

CONCRETE

3
Hydrant & Sprinkler

4. Sambung instalasi pipa


4 yang menuju ke lokasi
Hydrant Pillar , Lengkap
dengan Gate Valvenya.

5. Pasang Hydrant pillar pada


pondasi yang telah
disiapkan.

5
Hydrant & Sprinkler

C. Siamase Connection
1
(Tidak Termuat Dalam
BQ / Scope Pekerjaan
ME)

1. Marking lokasi
penempatan Siamase
Connection & Bak kontrol
Gate Valve sesuai dengan
shopdrawing, dengan
kondisi pipa utama dan
pipa droper Fire Fighting
telah terpasang dengan
baik.

2. Gali lokasi yang telah


dimarking sebagai lokasi
2
penempatan Siamase
Connection dan jalur pipa
yang menuju ke posisi
yang telah ditetapkan.
Hydrant & Sprinkler

3. Cor bagian bak kontrol


dan pondasi penempatan
3 Siamase Connection.

CONCRETE

3
Hydrant & Sprinkler

4. Sambung instalasi pipa


yang menuju ke lokasi
Siamase Connection,
Lengkap dengan Gate
4
Valvenya.
5. Pasang Siamase
Connection pada pondasi
yang telah disiapkan.

5
Hydrant & Sprinkler

5. Pemasangan Pompa
1. Marking lokasi penempatan
pompa.
2. Buat pondasi pompa,
perhatikan kelurusan dan rata
pondasi.
3. Pasang instalasi pemipaan
ruang pompa terlebih dahulu.
4. Pasang Pompa dan valve-
valvenya.
5. Sambung instalasi daya ke
pompa.
6. Atur pressure switch pompa

7. Lakukan running test pompa.


2.2 Elektrikal
2.2.a Pekerjaan Panel (Panel Tegangan Rendah & Menengah)
2.2.b Pekerjaan Trafo
2.2.c Grounding & Penangkal Petir
2.2.d Instalasi Listrik : Penerangan, Stop Kontak, & Instalasi Kabel Daya
(Kabel Tray)
Elektrikal

Informasi Umum
Karakteristik Electrical data di Indonesia adalah :
1. Tegangan : 380 / 220 V
2. Frekuensi : 50 Hz
3. Faktor daya : 0.85
4. Vektor : Dy5
5. Kelembaban Ruangan : antara 45 - 55 %

Regulasi
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000
2. ICAO Annex 14 Part V (Dokumen 9157)
3. SLI (Standar Listrik Indonesia)
4. PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir)
5. Peraturan Lainnya yang dikeluarkan oleh instasi yang berwenang seperti PLN,

Perumtel, Ditjen Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah


6. Standar penerangan buatan dalam gedung
7. Peraturan dan standar kebakaran SNI 03
8. Standar IEC

Lingkup Pekerjaan
1. Suplai Sistem Listrik
2. Panel
3. Trafo
4. Sistem Pembumian (Grounding) dan Penangkal Petir.
5. Instalasi Penerangan dan Stop Kontak.
6. Testing commisioning.
Elektrikal

Diagram Sistem Electrikal


2.2.a Metode Pemasangan Panel
Elektrikal

A. Panel

1. Pastikan Pondasi Panel


Telah dibuat benar
1
2. Marking lokasi penempatan
panel

3. Bor lubang dinabolt sebagai


penguat panel

3
Elektrikal

4. Tempatka panel pada posisi


yang telah ditentuakan.

A A A
R S T
V
R-S R-N
S-T S-N
R-T T-N

4
Elektrikal

5. Pasang dan Kencangkan


baut dinabolt

6. Pasang semua aksesoris


panel yang dibutuhkan.

6
A A A
R S T
V
R-S R-N
S-T S-N
R-T T-N
Elektrikal

7. Pastikan kabel Tray telah


terpasang dengan baik
sesuai dengan kebutuhan
yang tertera dalam
shopdrawing.

A A A
R S T
V
R-S R-N
S-T S-N
R-T T-N
Elektrikal

8. Hubungkan kabel instalasi


dengan panel.

A A A
R S T
V
R-S R-N
S-T S-N
R-T T-N
Elektrikal

B. Panel SDP
1. Pastikan kabel tray dan
kabel instalasi talah
terpasang dengan baik
Elektrikal

2. Marking penempatan panel


yang diperlukan, sesuai
dengan shopdrawing.
Elektrikal

3. Pasang dudukan pemasangan


panel
Elektrikal

4. Pasang panel pada tempat


yang telah disediakan.
Elektrikal

5. Gunakan waterpast untuk


kelurusan pemasangan
panel.
2.2.b Metode Pemasangan Trafo
Elektrikal

Pada pekerjaan trafo ini


menggunakan satu unit trafo
dengan kapasitas 2500 kVA.
Pondasi 1. Pastikan Pondasi untuk
transformator penempatan transformator
telah dibuat benar, sesuai
lantai dengan jenis yang
diperlukan pada proyek
tersebut ( sesuai shop
drawing ).
Elektrikal

2. Letakkan transformator
diatas pondasi yang
tersedia dengan
menggunakan alat bantu
yang sesuai dengan lokasi
yang ada ( yang salah
satunya dengan forklif)
Elektrikal

3. Pasang pengganjal pada


masing-masing roda
transformator yang telah
terpasang pada tempatnya
dengan menggunakan besi
siku.

Ganjal roda
transformator
Elektrikal

4. Pasang sistem grounding


pada body transformator,
sebagi sistem pengaman
arus lebih
Elektrikal

CONTOH
PEMASANGAN TRANSFORMATOR
2.2.c Metode Pemasangan Grounding & Penangkal Petir
Elektrikal

A. Sistem Pembumian (Grounding)

Sistem pembumian ( grounding ) bertujuan mengamankan peralatan elektrik


maupun elektronik serata gedung itu sendiri dari bahaya kerusakan maupun kebakaran
saat terjadi beban lebih.sistem tersebut terdiri dari:

• Peralatan Utama pada tiap Substation (panel dan genset) dihubungka dengan ground
melalui terminal masing-masing.
• Sistem grounding dari gedung penunjang operasional gedung menggunakan kabel
BC 70 mm
Elektrikal

B. Sistem Penangkal Petir


Pembuatan sistem penangkal petir bertujuan untuk melindungi suatu area gedung
beserta isinya dari bahaya arus lebih yang diakibatkan dari sambaran petir yang
mungkin terjadi ketika musim penghujan, sistem tersebut terdiri dari:

• Terminal penangkal petir diletakkan di atas gedung

• Terminal penangkal petir akan dihubungkan ke terminal bumi melalui Copper tape condutor
Elektrikal

A. Pemasangan
Penangkal Petir
dan Grounding

1. Marking lokasi grounding


sesuai dengan shopdrawing
Elektrikal

2. Pantek grounding dengan


copper rod pada lokasi
yang telah ditentukan
Elektrikal

3. Gali lokasi untuk


pembuatan bak kontrol dan
sparing.
Elektrikal

4. Buat bak kontrol serta


pasang sparing kabel
grounding.
Elektrikal

5. Marger resistansi copper


rod apakah telah
mencapai nilai yang
ditentukan ( mak 2 ohm )
Elektrikal

6. Pasang penangkal petir


lengkap dengan
aksesorisnya pada lokasi
yang radiusnya dapat
mencakup semua area
dalam zona aman.
Elektrikal

7. Pasang kawat koaksial


melalui jalur shap yang
dihubungkan dari tiang
penagkal petir dengan
coper rod di dalam bak
kontrol .
Elektrikal

8. Rapikan kawat koaksial,


dan pastikan semua
sambungan terhubung
dengan benar, lalu tutup
bak kontrol dengan benar.
2.2.d Metode Instalasi Listrik :

- Penerangan & stop kontak beserta pengkabelannya

- Instalasi Kabel Daya (Kabel Tray)


Elektrikal

- Metode Instalasi Penerangan & Stop Kontak Beserta Dengan Pengkabelannya

1. Marking plat lantai untuk jalur konduit yang akan digunakan sebagai jalur instalasi elektrikal.

2. Bor plat lantai untuk memasang klem pipa konduit

3. Pasang Pipa konduit sesuai dengan jalur marking yang telah dibuat dengan menggunakan klem yang
berwarna sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Elektrikal

4. Masukkan kabel pancing


untuk menarik kabel

5. Sambung ujung kabel


dengan ujung kawat
pancing, kemudian tarik
kawat pancing untuk
menarik kabel instalasi
tersebut.
Elektrikal

6. Potong kabel listrik sesuai


dengan kebutuhan

7. Hubungkan jalur instalasi


titk peracabangan didalam
tee-dos, lalu tutup
sambungan dengan
menggunakan lasdop.
Elektrikal

8. Marger resistansi kabel


instalasi yang telah
terpasang, termasuk
kualitas sambungan pada
tiap tee-dos

9. Setelah semua jalur instalsi


selesai dipasang dan hasil
marger diperoleh hasil
yang baik, rapikan semua
jalur instalasi dan tutup
semua tee-dos yang ada.
Elektrikal

2. Pemasangan
Armatur / Lampu

1. Pastikan instalasi listrik


sudah terpasang dengan
baik.

2. Marking lokasi penempatan


armatur pada celling sesuai
dengan shopdrawing dan
jenis lampu yang digunakan
Elektrikal

3. Cutter celling yang telah


dimarking

4. Bor lokasi tempat


gantungan (suport)
armatur
Elektrikal

5. Pasang gantungan (suport)


armatur

6. Sambungkan instalasi yang


telah tersedia dengan
armatur.
Elektrikal

7. Pasang armatur pada lokasi


yang telah disiapkan pada
celling dengan cara
menggantungkannya pada
kawat gantungan.

8. Rapikan posisi armatur dan


kondisi celling.
Elektrikal

2. Pemasangan
Armatur / Lampu

1. Pastikan instalasi listrik


sudah terpasang dengan
baik.
2. Pasang Fitting sesuai
dengan type yang ada
dalam Shopdrawing
Elektrikal

3. Pasang lampu sesuai


dengan spesifikasi yang
diinginkan.

4. Test Lampu sudah menyala


atau belum.
Elektrikal

C. Pemasangan Saklar
Dan Stop Kotak
1. Marking jalur instalasi
saklar dan stop kontak
dengan level ketinggian
dari lantai 150 cm untuk
saklar dan 30 cm untuk
stop kontak.

2. Cutter jalur marking yang


yang telah dibuat dengan
menggunakan mesin
cutter.
Elektrikal

3. Bobok jalur instalasi saklar


dan stop kontak

4. Pasang konduit dan


inbow-dos
Elektrikal

5. Tutup tembok jalur


instalasi dengan plester
kembali, serta bersihkan
lokasi kerja .

6. Pasang kawat pancing


Elektrikal

7. Tarik kabel instalasi dengan


kawat pancing.

8. Potong kabel instalasi


sesuai dengan kebutuhan
Elektrikal

9. Sambungkan instalasi
kabel pada tee-dos,
kemudian tutup
sambungan dengan lasdop,
lalu tutup tee-dos.

10. Lakukan test konektifitas


sambungan dan tahanan
isolasi kabel instalasi yang
telah terpasang.
Elektrikal

11. Setelah hasil tes dinyatakan


baik,pasangkan saklar dan
stop kontak pada lokasi
yang telah disediakan saat
proses finishing telah
selesai.
Elektrikal

- Metode Instalasi Kabel Tray


D. Pemasangan Kabel
Tray
1. Pastikan plat lantai bersih
dari bekesting.
Elektrikal

2. Marking plat lantai untuk


jalur kabel tray sesuai
dengan shop drawing.
Elektrikal

3. Tandai lokasi gantungan.


Elektrikal

4. Bor lokasi gantungan sesuai


dengan marking yang telah
dibuat.
Elektrikal

5. Pasang kawat gantungan


(suport).

TAMPAK
ATAS

TAMPAK
BAWAH
Elektrikal

6. Pasang kabel Tray satu per


satu

TAMPAK
ATAS

TAMPAK
BAWAH
Elektrikal

7. Sambungkan kabel Tray


satu per satu.

TAMPAK
ATAS

TAMPAK
BAWAH
Elektrikal

E. Pemasangan Kabel
Pada Kabel Tray/Kabel
Ledder

TAMPAK 1. Pastikan kabel Tray/Ledder


ATAS telah terpasang rapi dan
sesuai dengan ketentuan

TAMPAK
BAWAH
Elektrikal

2. Potong kabel dengan


panjang dilebihkan sesuai
kebutuhan
Elektrikal

3. Tarik kabel satu per satu


dengan urutan dari pinggir
Elektrikal

Kabel 4. Gunakan kabel ties


ties
TAMPAK sebagai pengikat kabel
ATAS dengan jarak 1 meter

TAMPAK
BAWAH
Elektrikal

FOTO-FOTO
Elektrikal

Urutan Pelaksanaan
Elektrikal

Material Utama
• TR = Transformator
• SB = Switchboards
 HVSB
 MSB
TR
SB
 DSB

Material
1. Kabel power
2. Kabel tray
4
3. Konduit
4. Saklar
5. Kotak kontak
3
1 2 5
Alat Bantu
1 3 6. Tang cramping
2 7. Tang hidrolik
8. Tang
9. Obeng
10. Multimeter dan Clampmeter

4
5
2.3 ELEKTRONIK
2.3.a Fire Alarm
2.3.b Telephon
2.3.c Tata Suara
2.3.d MATV
2.3.e Data System
2.3.a Fire Alarm System
Fire Alarm System

Regulasi

1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Instalasi Alarm Kebakaran


Otomatis.
2. Peraturan DKI Jakarta No. 3 Tahun 1992.
3. Peraturan DKI Jakarta No. 7 Tahun 1991
4. NFPA 72/1993
5. NEC/1996
6. Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung
(Departemen Pekerjaan Umum) 1987

Lingkup Pekerjaan

1. Detector (Heat Detector, Smoke Detector, Fire Detector)


2. MCPFA
3. Terminal Box
4. Instalasi Sistem Fire Alarm
5. Testing & Commissioning
Fire Alarm System

DESKRIPSI
 Sebagai sensor pertama untuk bahaya kebakaran, fire alarm sistem
berperan sangat penting di bangunan gedung. Fire alarm sistem juga
terkoneksi dengan fire fighting sistem.
 Fire Alarm system dikontrol melalui MCPFA di ruang kontrol.
 MCPFA menghubungkan ke tiap-tiap lantai melalui terminal box panel.
 Terminal box panel merupakan modul-modul yang dihubungkan langsung
ke accessories alarm seperti smoke detector, heat detector, dll.
 Data yang ditangkap oleh detector ini akan dihubungkan langsung ke
R.Kontrol.
Fire Alarm System

Urutan Pelaksanaan

MULAI

Pemasangan
Instalasi Konduit
Pemasangan
Pemasangan Detector
Kabel Instalasi Fire Alarm
Pemasangan
Pemasangan Peralatan Utama
Instalasi Rak Kabel
Testing And
Pemasangan Commissioning
Terminal Box

SELESAI
Fire Alarm System

I. Pemasangan Instalasi Fire Alarm

1. Marking plat lantai untuk jalur konduit yang akan digunakan sebagai jalur instalasi fire alarm.

2. Bor plat lantai untuk memasang klem pipa konduit

3. Pasang Pipa konduit sesuai dengan jalur marking yang telah dibuat dengan menggunakan klem
yang berwarna sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Fire Alarm System

4. Pasang kawat pancing

5. Ikatkan ujung kabel


instalasi pada kawat
pancing, lalu tarik kabel
tersebut.
Fire Alarm System

6. Potong kabel instalasi


dengan panjang sesuai
dengan kebutuhan.

7. Pasang tee-doos pada


sambungan, dan tutup
sambungan dengan
menggunakan lasdop
Fire Alarm System

8. Marger resistansi kabel


instalasi yang telah
terpasang, termasuk
kualitas sambungan tiap
tee-dos.

9. Hubungkan kabel instalasi


yang telah selesai
terpasang dengan
peralatan sound system
( celling speaker).
Fire Alarm System

10. Tempatkan kabel utama


yang menuju tiap TBFA
dan MCFA pada rak kabel
TAMPAK
Kabel dengan rapi dan diikat tiap
ties ATAS
jarak 1 m.

TAMPAK
BAWAH
Fire Alarm System

11. Hubungkan kabel intalasi


pada rak kabel ke terminal/
peralatan utama ( TBFA &
MCFA).

TBFA
Fire Alarm System

12. Test Comitioning semua


peralatan yang telah
terpasang.
Fire Alarm System

FOTO-FOTO
Fire Alarm System

II. Pemasangan Peralatan Utama Fire Alarm

1. Persiapkan semua komponen – komponen peralatan utama dari tiap item


pekerjaan Fire Alarm.
* MCFA, MDF-FA, CPU + Printer + monitor, UPS, Annunciator.

2. Merakit komponen – komponen peralatan utama tadi menjadi satu kesatuan


sistem peralatan utama.
Hal ini dilakukan dengan cara menghubungkan komponen-komponen tersebut
dengan kabel konektor melalui port konektor yang telah tersedia di setiap komponen-
komponen tersebut. Sebelum di rakit komponen-komponen tersebut terlebih dahulu
ditempatkan pada rak kabinet sesuai dengan posisinya masing – masing.
2.3. b - e : Telephon, Tata Suara, MATV, Data System
Telephon, Tata Suara, MATV, Data System

TELEPHON
DESKRIPSI

Penyediaan sistem telepon bertujuan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi


suara (telepon) maupun data (fax), baik antara pihak luar dengan pengguna gedung
maupun antar sesama pengguna gedung.
REGULASI
1. PUIL

2. PERDA DKI No. 7 TH. 1991, serta Perda DKI No. 3 Th. 1992

3. Standar PT. Telkom & Standar Direktorat Jendral Telekomunikasi


DESKRIPSI TEKNIS
1. Main Distribution Frame (MDF) adalah pusat dari sistem telephone gedung
2. MDF terhubung langsung dengan instalasi dari TELKOM
3. MDF terhubung dengan PABX
4. MDF terhubung dengan Terminal Box
5. Dari Terminal Box terhubung langsung ke Line Telephone
Lingkup Pekerjaan
 Pengadaan dan Instalasi Sistem Telephone beserta peralatan utamanya.
Telephon, Tata Suara, MATV, Data System

TATA SUARA
Deskripsi
Menyediakan informasi berupa sinyal audio yang terintegrasi dengan sound system di area
gedung.

Regulasi
• SNI (Standar Nasional Indonesia)
• Standar & peraturan DKI Jakarta tentang tata suara
• Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000
• PERDA DKI No 7 th. 1991
• PERDA DKI No 3 TH. 1992

Lingkup Kerja
• Background music umum.
• Sistem evakuasi darurat
• Instalasi Tata Suara & Peralatan Utama

Deskripsi Teknis
- Cilling speaker & Wall Speaker dalam gedung terhubung dalam TB-TS.
- MTB-TS terhubung dengan auxilary input dan paging microphone melalui mixer dan
amplifire sebagai penguat sinyal suara.
Telephon, Tata Suara, MATV, Data System

MATV
 Regulasi
1. Peraturan bangunan dan instalasi bangunan nasional
2. PERDA DKI tentang jenis instalasi yang dirancang atau yang
berpengaruh terhadap pengoperasian jenis instalasi yang dirancang
3. SNI (Standar Nasional Indonesia)
4. PERDA DKI No. 7 th. 1991
5. PERDA DKI No. 3 th. 1992
6. Standar CCITT
7. Standar acuan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat peralatan MATV

 Deskripsi
MATV di gedung ini digunakan untuk menyediakan informasi dari sistem TV ke
semua atau pilihan area dan diatur dari ruang kontrol.

 Deskripsi Teknis
Sinyal yang berasal dari Satellite Receiver, Antenna Lokal, dan Modul Multimedia
Input digabung dalam Active Combiner/Coupler untuk disalurkan ke tiap-tiap unit TV.
Sebelum sinyal tersebut menuju Active Combiner, sinyal mengalami modulasi dan
selanjutnya diteruskan di Active Combiner/Coupler.

 Lingkup Pekerjaan
Pemasangan peralatan utama dan instalasi sistem MATV
Telephon, Tata Suara, MATV, Data System

DATA

REGULASI
1. Peraturan perumtel N0. 5, 1977
2. UU Telekomunikasi tahun 2000
3. Peraturan Ditjen Telekomunikasi Republik Indonesia
4. UU N0. 36 tahun 1996
5. PP N0. 52 tahun 2000
7. Peraturan daerah DKI Jakarta Nomor 8 tahun 2008
8. Peraturan daerah DKI Jakarta No. 7 tahun 1991
9. SNI 04-0225-2000
10. 10.SNI 03-6652-2002
11. Data – data teknis produk sistem telekomunikasi dan sistem kabel data.

SCOPE OF WORK
 Instalasi Data Outlet
 Instalasi Data (Pengkabelan)
 Peralatan Utama
Telephon, Tata Suara, MATV, Data System

Urutan Pelaksanaan Pekerjaan – Pekerjaan Elektronik

MULAI

Pemasangan
Instalasi Konduit
Pemasangan
Pemasangan Outlet Elektronik
Kabel Instalasi
Pemasangan
Pemasangan Peralatan Utama
Instalasi Rak Kabel
Testing And
Pemasangan Commissioning
Terminal Box

SELESAI
Telephon, Tata Suara, MATV, Data System

I. Pemasangan Instalasi Telephon, Tata Suara, MATV, Data System

1. Marking plat lantai untuk jalur konduit yang akan digunakan sebagai jalur instalasi Telephon.

2. Bor plat lantai untuk memasang klem pipa konduit

3. Pasang Pipa konduit sesuai dengan jalur marking yang telah dibuat dengan menggunakan klem
yang berwarna sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Telephon, Tata Suara, MATV, Data System

4. Pasang kawat pancing.

5. Ikatkan ujung kabel


instalasi pada kawat
pancing, lalu tarik kabel
tersebut.
Telephon, Tata Suara, MATV, Data System

6. Potong kabel instalasi


dengan panjang sesuai
dengan kebutuhan. Jenis
kabelnya adalah :
- Kabel ITC untuk Telephon

7. Pasang tee-doos pada


sambungan, dan tutup
sambungan dengan
menggunakan lasdop.
Telephon, Tata Suara, MATV, Data System

8. Marger resistansi kabel


instalasi yang telah
terpasang, termasuk
kualitas sambungan tiap
tee-dos
9. Hubungkan kabel instalasi
yang telah selesai
terpasang dengan outlet
peralatan elektronik
(Telephon).
Telephon, Tata Suara, MATV, Data System

10. Tempatkan kabel utama


yang menuju tiap Junction
Box pada rak kabel
Kabel ties
TAMPAK dengan rapi dan diikat tiap
ATAS jarak 1 m.

TAMPAK
BAWAH
Telephon, Tata Suara, MATV, Data System

11. Hubungkan kabel intalasi


pada rak kabel ke terminal/
peralatan utama.

JB
Telephon, Tata Suara, MATV, Data System

II. Pemasangan Peralatan Utama Telephon, Tata Suara, MATV, Data System
TELEPHON
1. Persiapkan semua komponen – komponen peralatan utama dari tiap item
pekerjaan Telepon.
* MDF Telp kaps 2 X 1500 line, Key Telp kap 32 extention 6 trunk line, Billing sistem
c/w printer, Box Telp kaps 1200 line, IDFTP Gedung A kaps 600 line, IDFTP
Gedung B kaps 800 line, Rectifier, surge arrister, Grounding Sistem.

2. Merakit komponen – komponen peralatan utama tadi menjadi satu kesatuan


sistem peralatan utama.
Hal ini dilakukan dengan cara menghubungkan komponen-komponen tersebut
dengan kabel konektor melalui port konektor yang telah tersedia di setiap komponen-
komponen tersebut. Sebelum di rakit komponen-komponen tersebut terlebih dahulu
ditempatkan pada rak kabinet sesuai dengan posisinya masing – masing.
Telephon, Tata Suara, MATV, Data System

TATA SUARA
1. Persiapkan semua komponen – komponen peralatan utama dari tiap item
pekerjaan Tata Suara.
• Tata Suara : MDFSS, Remote Mic W/ chime untuk car call, Mixer Pre Amp for
EVAC & BGM, Mixer Amp 240 W for car call & paging, Equalizer unit, Power
Amplifier, Speaker Selektor 42 zone, Casette / CD Player, FM/AM Tuner, IDFSS, JBSS,
Rack c/w Accessories, UPS, Rillay,Sirene module, Grounding sistem.
2. Merakit komponen – komponen peralatan utama tadi menjadi satu kesatuan
sistem peralatan utama.
Hal ini dilakukan dengan cara menghubungkan komponen-komponen peralatan
utama tersebut diatas dengan kabel konektor melalui port konektor yang telah tersedia di
setiap komponen-komponen tersebut. Sebelum di rakit komponen-komponen tersebut
terlebih dahulu ditempatkan pada rak kabinet sesuai dengan posisinya masing – masing.
MATV
1. Persiapkan semua komponen – komponen peralatan utama dari tiap item
pekerjaan MATV.
• MATV : TV set, Modulator, Channel Amplifier, Attenuator, Parabola antena
cakrawarta dia 80 cm (fixed), UHF Antena, VHV Antena, Power Suply, JBTV, Power
Amplifier, Coupler, Spliter, Rack c/w accessories, Grounding sistem.
2. Merakit komponen – komponen peralatan utama menjadi satu kesatuan sistem
peralatan utama.
- Merakit komponen-komponen peralatan utama tersebut diatas dengan kabel konektor
melalui port konektor yang telah tersedia di setiap komponen-komponen tersebut.
Telephon, Tata Suara, MATV, Data System

DATA SYSTEM
1. Persiapkan semua komponen – komponen peralatan utama dari tiap item
pekerjaan Data System.
• Data System : Server, Main Patch Panel, Komputer lengkap dengan Accessories,
Rack Patch panel, Grounding Sistem.
2. Merakit komponen – komponen peralatan utama tadi menjadi satu kesatuan
sistem peralatan utama.
Hal ini dilakukan dengan cara menghubungkan komponen-komponen peralatan
utama tersebut diatas dengan kabel konektor melalui port konektor yang telah tersedia di
setiap komponen-komponen tersebut. Sebelum di rakit komponen-komponen tersebut
terlebih dahulu ditempatkan pada rak kabinet sesuai dengan posisinya masing – masing.
III. TESTING & COMMISSIONING
Testing & Commissioning

3.1 Tata Udara


A. AC Split
a. Mengecek instalasi ducting AC apakah terjadi kebocoran atau tidak.
b. Mengecek kinerja dari komponan Indoor Unit dan Outdoor Unit apakah telah dapat
bekerja / berfungsi sebagaimana mestinya (sesuai dengan spesifikasi tertulisnya).
c. Melakukan tes keseluruhan sistem AC apakah telah dapat berfungsi/bekerja
sebagaimana mestinya sesuai dengan kriteria RKS Teknisnya.

B. Exhaust Fan & Pressurissed Fan


a. Mengecek instalasi ducting Fan apakah terjadi kebocoran atau tidak.
b. Mengecek unit – unit Fan apakan telah dapat bekerja/berfungsi sebagaimana
mestinya (sesuai dengan spesifikasi tertulisnya).
c. Melakukan tes keseluruhan sistem Fan apakah telah dapat berfungsi/bekerja
sebagaimana mestinya.
Testing & Commissioning

3.2 Plumbing
Testing Commisioning

• Prosedur testing pekerjaan plumbing dilakukan secara partial dan sistem (pipa, valve dan pompa).
• Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan kebocoran pada
pipa serta membersihkan pipa dari sisa-sisa kotoran.
• Prosedur testing dilakukan untuk menjaga pompa dan valve berfungsi dengan baik.

Prosedur testing

1. Tes pada pipa :


- Tes Tekan Pipa dengan air untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap tekanan
a. Partial Test :
Test dilakukan pada sebagian sistem, misal pada satu toilet
b. System Test :
Test dilakukan pada seluruh sistem
2. Tes pada Valve :
- Tes Tekan Pipa dengan air untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap tekanan
3. Tes pada Pompa :
- Running tes pompa untuk mengetahui fungsi pompa
Testing & Commissioning

Perlakuan Testing Plumbing


a. Untuk Instalasi Pemipaan Air Bersih
Melakukan test tekan pipa, hal ini dilakukan dengan cara memberi beban
fluida pada sistem pemipaan dan dengan dikenakan tekanan pada tingkat tertentu.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui kalau sistem pemipaan dapat bertahan pada
spesifikasi tekanan yang telah dipersyaratkan pada spesifikasi.

b. Untuk Instalasi Air Bekas & Air Kotor


Melakukan test rendam pipa, hal ini bertujuan untuk mengetes kebocoran
pipa.
Testing & Commissioning

3.3 Fire Fighting


Testing Commisioning

• Prosedur testing pekerjaan plumbing dilakukan secara partial dan sistem (pipa, valve dan pompa).
• Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan kebocoran pada
pipa serta membersihkan pipa dari sisa-sisa kotoran.
• Prosedur testing dilakukan untuk menjaga pompa dan valve berfungsi dengan baik.

Prosedur testing

1. Tes pada pipa :


- Tes Tekan Pipa dengan air untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap tekanan
a. Partial Test :
Test dilakukan pada sebagian sistem, misal pada satu toilet
b. System Test :
Test dilakukan pada seluruh sistem
2. Tes pada Valve :
- Tes Tekan Pipa dengan air untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap tekanan
3. Tes pada Pompa :
- Running tes pompa untuk mengetahui fungsi pompa
Testing & Commissioning

Perlakuan Testing Fire Fighting


a. Test Tekan Instalasi Pemipaan Fire Fighting
Melakukan test tekan pipa, hal ini dilakukan dengan cara memberi beban
fluida pada sistem pemipaan dan dengan dikenakan tekanan pada tingkat tertentu.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui kalau sistem pemipaan dapat bertahan pada
spesifikasi tekanan yang telah dipersyaratkan pada spesifikasi.
b. Pengetesan Unit – Unit Peralatan Fire Fighting
Melakukan pengecekan pompa pemadam kebakara, Indoor Hydrant Box,
Outdoor Hydrant Box, Pillar Hydrant, Siammesse Connection apakan dapat
berfungsi sebagaimana mestinya sesuai dengan spesifikasi tertulisnya.
c. Pengetesan Sistem Pemadam Kebakaran Secara Keseluruhan
Melakukan uji sistem apakah sistem pemadam kebakaran secara keseluruhan
telah berfungsi sebagaimana mestinya.
Testing & Commissioning

3.5 Sistem Elektrikal


Testing & Commissioning Sistem Elektrikal Secara Umum
• Prosedur testing pekerjaan elektrikal dilakukan setelah seluruh pekerjaan instalasi
selesai.
• Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi
(cable wiring)

Prosedur testing :
1. Megger test : meliputi tes instalasi kabel, tes pemasangan peralatan utama (trafo,
Panel Tegangan Menengah, Panel Tegangan Rendah, dan sebagainya)
2. Grounding system : meliputi tes grounding peralatan utama (trafo, Panel Tegangan
Menengah, Panel Tegangan Rendah, dan sebagainya)
Testing & Commissioning

3.5.1 Panel – Panel Sistem Tenaga Listrik


a. Pengujian Tahanan Pada Bar/Batangan Panel
Bertujuan untuk mengetahui tingkat rugi – rugi panas yang akan timbul pada
panel tersebut, diusahakan masih dalam batas – batas yang lebih kecil dari nila
tahanan yang dipersyaratkan.
b. Pengujian Tahanan Isolasi Panel
Bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan isolasi terhadap nominal
tegangan yang akan dikenakan pada isolasi panel tersebut. Hal ini dimaksudkan
agar tidak terjadi kegagalan isolasi pada panel, sehingga resiko – resiko terjadinya
korsleting dapat dihindari/dicegah.

c. Megger test : meliputi tes instalasi kabel dan tes pemasangan panel.
d. Grounding system : meliputi tes sistem grounding/pentanahan pada panel.
Testing & Commissioning

3.5.2 Trafo
a. Pengujian Tegangan Keluaran Trafo
Hal ini meliputi pengecekan tegangan “Line to Line” maupun “Line to Netral”
pada sisi keluaran trafo apakah telah sesuai dengan spesifikasi trafo tersebut. Hal
ini bertujuan supaya terjadi sinkronisasi antara trafo dengan sisi pembebanan trafo.
b. Pengujian Tahanan Isolasi Trafo
Bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan isolasi terhadap nominal
tegangan yang akan dikenakan pada isolasi trafo tersebut. Hal ini dimaksudkan
agar tidak terjadi kegagalan isolasi pada trafo, sehingga resiko – resiko terjadinya
korsleting dapat dihindari/dicegah.c
c. Pengujian Tahanan Isolasi Bushing Trafo
Bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan isolasi bushing terhadap
nominal tegangan yang akan dikenakan pada isolasi bushing trafo tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi kegagalan isolasi pada bushing trafo, sehingga
resiko – resiko terjadinya korsleting dapat dihindari/dicegah.
d. Megger test : meliputi tes instalasi kabel dan tes pemasangan trafo.
e. Grounding system : meliputi tes sistem grounding/pentanahan pada trafo.
Testing & Commissioning

3.5.3 Sistem Penerangan & Stop Kontak

• Prosedur testing pekerjaan elektrikal dilakukan setelah seluruh pekerjaan instalasi


selesai.
• Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi
(cable wiring).

Prosedur testing :
a. Megger test : meliputi tes instalasi kabel.

b. Lakukan test konektifitas sambungan dan tahanan isolasi kabel instalasi yang
telah terpasang.
c. Lakukan test nyala lampu pada sistem penerangan dan test konektifitas pada
sistem stop kontak.
d. Megger test : meliputi tes instalasi kabel dan tes pemasangan instalasi penerangan
dan stop kontak.
e. Grounding system : meliputi tes sistem grounding/pentanahan pada sistem
penerangan & stop kontak.
Testing & Commissioning

3.5.4 Sistem Grounding & Penangkal Petir


a. Marger resistansi copper rod apakah telah mencapai nilai yang ditentukan ( mak 2
ohm )
b. Test Konektifitas, hal ini dilakukan dengan cara merapikan kawat koaksial, dan
pastikan semua sambungan terhubung dengan benar.
Testing & Commissioning

3.6 Pekerjaan Elektronik/Arus Lemah.


Pada dasarnya perlakuan Testing & Commissioning pada pekerjaan-pekerjaan
elektronik (Fire Alarm, Telepon, Tata Suara, MATV, & Data System) adalah sama
perlakuannya. Perlakuan Testing & Commissioning Pekerjaan Elektronik - Elektronik ini
adalah sebagai berikut :
a. Tes Konektifitas/Megger Tes Pada Instalasi Pekerjaan Elektronik
Hal ini dilakukan dengan cara mengetes/menguji apakah semua instalasi sistem
elektronik telah tersambung dengan benar.
b. Tes Fungsi Dari Peralatan – Peralatan Utama Sistem Elektronik
Hal ini dilakukan dengan cara mengetes/menguji tiap – tiap komponen peralatan
elektronik apakah telah dapat berfungsi/bekerja dengan benar sesuai dengan fungsi dan
spesifikasinya.
b. Tes Sistem Elektronik Secara Keseluruhan
Hal ini dilakukan dengan cara mengetes/menguji sistem elektronik baik instalasi
maupun peralatan utama apakah telah dapat bekerja/berfungsi membentuk satu kesatuan
kinerja sistem elektronik yang benar sesuai dengan fungsi dan spesifikasinya.
c. Grounding system : meliputi tes sistem grounding/pentanahan pada peralatan -
peralatan utama sistem elektronik.
IV. PROSEDUR QUALITY CONTROL DAN MONITORING

1. QUALITY ASSURANCE PLAN


2. QUALITY CONTROL PLAN
Prosedur Quality Control Dan Monitoring

4.1 Quality Assurance


Quality Assurance merupakan suatu jaminan terhadap mutu/kualitas dari pekerjaan –
pekerjaan Mekanikal-Elektrikal yang dikerjakan. Jaminan kualitas ini dapat berupa suatu
garansi terhadap suatu item pekerjaan agar tetap dalam kondisi performanya yang benar
dalam suatu jangka waktu tempo garansi dari item pekerjaan tersebut.
Garansi ini dapat berupa garansi pabrikan/factory dari item/alat tersebut, jadi dalam
hal ini kita harus mengupayakan akan adanya garansi factory/pabrikan dari item-item
pekerjaan Mekanikal-Elektrikal yang kita kerjakan.
Selain itu juga dapat berupa upaya – upaya dari internal tim proyek untuk menjaga
kualitas pekerjaan ME seperti adanya tindakan pengecekan spesifikasi dari tiap-tiap item
pekerjaan ME yang akan dibeli/diinstal. Diusahakan juga dalam proses pengadaan barang
– barang ME terlebih dahulu dilakukan survey/kunjungan ke pabrik pembuat barang ME
tersebut guna memastikan terjaganya kualitas barang dan terhindar dari kasus – kasus
penipuan barang second/bekas yang ditawarkan sebagai barang baru.

a. Pengecekan Spesifikasi dari tiap – tiap barang ME yang akan dibeli/dipasang


Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan spesifikasi barang
terhadap spesifikasi yang telah direncanakan, sehingga nantinya sistem akan dapat
berjalan seperti yang telah direncanakan dan menghindari terjadinya malfunction dari
sistem-sistem ME.
Prosedur Quality Control Dan Monitoring

b. Survey Factory/Pabrikan dari barang – barang ME yang akan dibeli


Hal ini dilakukan untuk memastikan terjaganya kualitas barang dan terhindar dari
kasus – kasus penipuan barang second/bekas yang ditawarkan sebagai barang baru.

c. Mengurus adanya garansi factory/pabrikan dari barang-barang ME yang telah dibeli.


Hal ini dilakukan dengan mengurus adanya garansi dari pabrik pembuat barang-
barang ME tersebut. Setelah kita membeli barang, maka dari pihak
faktory/perusahaan pembuat atau dari dealer barang-barang ME tersebut akan
memberikan garansi atas produknya.
Prosedur Quality Control Dan Monitoring

4.2 Quality Control


Quality Control adalah proses pengawasan dan pengontrolan kualitas/mutu dari
pekerjaan – pekerjaan ME mulai dari saat proses pengerjaan instalasi sampai dengan
selesainya pekerjaan / tahap testing & commissioning. Hal ini bertujuan untuk menjaga
kualitas dari hasil pekerjaan ME agar dapat mencapai standar bakunya dan mencapai
tingkat kualitas sesuai dengan yang direncanakan.
Quality Qontrol ini dilakukan disetiap tahap pengerjaan pekerjaan – pekerjaan ME
mulai dari awal/tahap pengadaan barang sampai tahap akhir/finishing harus terus dipantau
prosesnya. Upaya – upaya quality control ini dapat diujudkan dengan cara : dalam proses
pengerjaan pekerjaan ME juga harus selalu mengacu pada aturan/standar baku dari
pekerjaan tersebut, selalu mengindahkan RKS, dan disetiap akhir proses pengerjaan harus
selalu diperlakukan adanya Testing & Commissioning.
a. Pengawasan Mutu disetiap tahap/proses pengerjaan pekerjaan-pekerjaan ME.
b. Pada tiap tahap pengerjaan harus selalu berpedoman pada aturan/standar baku dari
pekerjaan tersebut.
c. Selalu mengindahkan Rancangan Kerja Sistem/RKS yang telah dirancang oleh
konsultan dalam setiap tahap pengerjaan pekerjaan ME.
d. Diakhir tahap proses pengerjaan harus selalu dilakukan perlakuan Testing &
Commissioning untuk menguji unjuk kerja dari sistem tersebut.

You might also like