You are on page 1of 17

Perbandingan IFRS dan GAAP

dalam Pengakuan dan


Pengukuran Aset
Pokok Bahasan
01 Pengertian IFRS dan GAAP

02 Tujuan IFRS dan GAAP

Perbandingan IFRS dan GAAP


03 dalam Pengakuan dan Pengukuran
Aset
IFRS dan GAAP
IFRS adalah singkatan dari International
01
Financial Accounting Standard yang merupakan
Standar Pelaporan Keuangan Internasional. IFRS
adalah bagian dari akuntansi internasional yang
mengatur dan melaporkan informasi keuangan
setiap negara.

GAAP adalah singkatan dari Generally Accepted


02
Accounting Principles yang merupakan
kerangka kerja pedoman
standar
keuangan yang digunakan dalamakuntansi
setiap
yurisdiksi tertentu, umumnya dikenal sebagai
standar akuntansi atau praktek akuntansi
standar.
Tujuan IFRS dan GAAP
Tujuan dari laporan keuangan IFRS adalah untuk
menyediakan informasi mengenai posisi
keuangan (neraca), kinerja (laporan laba-rugi),
dan perubahan posisi keuangan (laporan arus
kas) dari sebuah perusahaan. Informasi ini harus
berguna untuk semua pengguna sehingga dapat
mengambil keputusan ekonomi.

Tujuan dari GAAP adalah untuk memastikan


bahwa laporan keuangan yang transparan dan
konsistensi dari satu organisasi ke yang lain.
Tidak ada standar universal GAAP(standar
international) dan spesifikasi dari GAAP
bervariasi dari satu lokasi geografis atau industri
yang lain.
Baik standar akuntansi versi US GAAP maupun versi IFRS area utama,
permasalahan akuntansi yang diatur dalam masing-masing standard
adalah sama, yaitu:

Akuntansi perolehan
01
aset tetap
Akutansi perubahan nilai aset
setelah pemilikan aset, seperti
03 akuntansi kenaikan nilai dan
penurunan nilai (impairments)
aset tetap.
Akuntansi alokasi
biaya aset tetap ke
02 masing-masing
periode akuntansi
yang menikmati jasa Akuntansi
04
aset tetap. penghentian aset
Sehingga dengan melakukan pengkajian atas keempat area utama
akuntansi tersebut akan diperoleh pemahaman tentang kesamaan
dan perbedaan standar akuntansi yang berlaku pada masing-masing
standar.

Pengukuran biaya Investasi Awal

Biaya Aset yang di Bangun Sendiri

Biaya Atas Pertukaran Aset Tetap

Biaya Setelah Kepemilikan


Lanjutan

Nilai Residu
Depresiasi

Nilai Wajar

Revaluasi
Penjelasan
Masing-masing standar
Pengukuran Biaya Investasi Awal

Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membuat aset tetap


dalam kondisi siap dioperasikan harus dicatat sebagai
bagian dari biaya aset.
Elemen
biaya
mencakup:
 Harga beli, termasuk biaya legal dan fee perantara, pajak impor, pajak
pertambahan nilai, dan pajak-pajak lain yang bersifat final, dikurangi dengan
diskon.
 Seluruh biaya langsung untuk membawa aset ke lokasi hingga siap dioperasikan
sesuai harapan manajemen, termasuk biaya persiapan lokasi penempatan aset
tetap, biaya pemasangan, dan biaya uji coba.
 Taksiran biaya pembongkaran (dismantling costs), pemindahan barang, dan
penyiapan lokasi.

Dari tiga macam elemen biaya, letak perbedaan US GAAP dan IFRS adalah pada
perlakukan akuntansi atas dismantling costs, US GAAP menggunakan prinsip
biaya historis, sehingga unsur biaya yang sifatnya masih preditif, apalagi
peristiwanya akan terjadi setelah aset tetap dihentikan pemanfaatannya, tidak
Biaya Aset yang di Bangun Sendiri

Konsep pengukuran biaya atas aset tetap yang dibangun sendiri adalah sama dengan aset tetap yang diperoleh dengan
membeli dalam bentuk jadi, yaitu bahwa seluruh biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pembangunan aset
diperlakukan sebagai biaya aset tetap, permasalahan hanya akan terjadi pada saat biaya aset ternyata melampaui
recoverable amount, kelebihan biaya harus diperlakukan sebagai biaya pada periode terjadinya biaya. Jumlah
abnormal dari sisa bahan, tenaga, dan sumberdaya yang lain tidak boleh diperlakukan sebagai biaya aset tetap.

Dalam hal aset tetap diperoleh dengan


cara dibangun sendiri tidak ada
perbedaan konsep dan standar antara US
GAAP dan IFRS.
Biaya atas Pertukaran Aset Tetap

Aset tetap kemungkinan diperoleh IFRS menetapkan standar yang


melalui pertukaran antar aset tetap. kurang lebih sejalan dengan yang
US GAAP mengatur bahwa pertukaran diatur dalam US GAAP, perbedaanya
harus dibedakan sebagai berikut: adalah pada ketentuan sejenis dan tidak
sejenis. IFRS menggunakan istilah
Pertukaran tersebut antar aset substansi ekonomi. Ukuran substansi
ekonomi adalah pada pengaruhnya
sejenis atau tidak sejenis, kriteria
sejenis atau tidak sejenis adalah pada A B terhadap arus kas di waktu yang akan
datang, jika arus kas di waktu yang akan
fungsi dari aset tetap, jika fungsinya sama
maka akan disimpulkan sebagai aset tetap datang diprediksi
sejenis. tidak terpengaruh oleh pertukaran,
Jika pertukaran dilakukan antara aset maka pertukaran akan dianggap
tetap sejenis, maka tidak boleh diakui sebagai tidak memiliki substansi
adanya laba pertukaran aset tetap, kecuali ekonomi, atau dianggap sebagai
dalam pertukaran tersebut diterima pertukaran aset tetap sejenis,
sejumlah kas, maka laba diakui meskipun pada dasarnya aset tetap
proporsional dengan kas yang diterima. tersebut memiliki fungsi dan kegunaan
yang berbeda.
Biaya Setelah Kepemilikan

Biaya yang terjadi setelah kepemilikan aset tetap, seperti perbaikan, pemeliharaan, atau perbaikan
(betterment). Perlakukan akuntansi atas biaya setelah pemilikan ditentukan oleh karakteristik dari
biaya tersebut. biaya setelah pemilikan dapat dikapitalisasi sepanjang biaya tersebut diprediksi
akan memberikan manfaat ekonomi di waktu yang akan datang melampau prediksi manfaat
ekonomi semula, misalnya umur ekonomisnya bertambah, kapasitas produksinya bertambah, atau
kualitas outputnya meningkat.

Secara umum standar akuntansi untuk pengeluaran


setelah pemilikan, tidak ada perbedaan
antara
standard versi US GAAP dengan versi IFRS.
Ketentuan tentang kapitaliasi pengeluaran, yang
dalam US GAAP diklasifikasi ke dalam
expenditures dan revenue expenditures, dalamcapital
IFRS
juga berlaku ketentuan yang sama.
Depresiasi

Tidak ada perbedaan antara US GAAP dan IFRS tentang


peran penting prinsip penandingan (matching principle).
Sesuai dengan konvensi dasar tentang
prinsip penandingan, biaya aset tetap harus
dialokasikan ke masing-masing periode yang
menikmati jasa aset tetap melalui depresiasi.
Pemilihanmetode depresiasi harus disesuaikan
dengan karakteristik aset tetap yang didepresiasi,
dengan tujuan agar menghasilkan alokasi biaya asset tetap
secara sistematis dan rasional selama umur ekonomis asset
tetap.
Nilai Residu

Jika pengukuran aset tetap menggunakan metode


revaluasi, nilai residu harus diukur ulang pada setiap
tanggal revaluasi aset tetap. Pengukuran nilai residu
dilakukan dengan menggunakan data nilai realisasi aset
sejenis, dan umur ekonomis aset tetap pada saat
dilakukan revaluasi.

Namun demikian dalam pengukuran nilai residu tidak perlu dilakukan


pengukuran potensi inflasi serta tidak perlu dilakukan pengukuran nilai
sekarang untuk mengakui adanya perubahan nilai waktu uang. Sesuai
dengan prinsip biaya historis dalam akuntansi aset tetap, jika diprediksi
terjadi nilai residu negatif, nilai residu negatif dibebankan selama umur
ekonomis aset tetap, dengan cara seperti ini pada akhir umur ekonomis
jumlah biaya penghentian aset tetap telah habis dibebankan dan disebar ke
seluruh periode akuntansi selama umur ekonomis aset tetap.
Revaluasi

Secara konseptual model revaluasi memang lebih ideal


dibanding model biaya historis, namun demikian dalam
praktik model revaluasi lebih sulit untuk diterapakan serta lebih
memakan biaya. Pertanyaan lain yang bisa muncul adalah tentang
kenaikan manfaat informasi keuangan dengan model revalusi
dibandingkan dengan biaya untuk mengimplementasikan model
revaluasi. Jika manfaatnya jauh melampaui biayanya, maka model
revaluasi akan menjadi relevan untuk diterapkan.
US GAAP tidak mengatur masalah revaluasi karena berbagai
pertimbangan tentang konsekuensi dari penerapan model revaluasi.
Nilai Wajar

Sebagai basis dari metode revaluasi, standar


1 mendeskripsikan nilai wajar yang digunakan
dalam setiap kasus revaluasi, yaitu yang
didefinisikan sebagai nilai aset yang dapat
digunakan sebagai basis nilai pertukaran
antara dua pihak yang sama-sama
2 memahami aset dan berkenan untuk
melakukan pertukaran.
Lebih jauh standar mensyaratkan bahwa
sekali suatu entitas menggunakan model
revaluasi, mereka harus secara konsiten
melakukannya di waktu yang akan
datang, atau memastikan bahwa tidak
ada perbedaan signifikan antara nilai
wajar dengan nilai saji pada saat
pelaporan laporan keuangan.
Thank you
Kelompok 1

You might also like