You are on page 1of 37

Aedes aegypti

F I T R I A H A R I AT I R A M D H A N I
U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H PA L A N G K A R AYA
2021/2022
Klasifikasi

Menghisap darah manusia setelah matahari terbit (8.00-10.00)


sebelum matahari terbenam (15.00-17.00)
Vektor utama virus Dengue penyebab DBD
Morfologi telur
• Telur berbentuk lonjong berukuran ±50 mikron

• Pada waktu diletakkan telur berwarna putih, 15 menit kemudian berwarna abu-abu dan setelah 40 menit menjadi
hitam

• Pada dindingnya terdapat garis-garis yang menyerupai sarang lebah

• Nyamuk betina akan mengeluarkan 100 butir telur setiap kali bertelur

• Telur akan menetas 1-3 hari pada suhu 30 C dan 7 hari pada suhu 16 C

• Berdasarkan jenis kelaminnya, nyamuk jantan akan lebih cepat menetas dan menjadi dewasa dibandingkan betina
Morfologi telur
Morfologi larva
• Warna transparan dengan
ukuran 1-2 mm

• Terdiri atas bagian kepala, dada,


dan perut
Morfologi larva
Morfologi pupa
Nyamuk dewasa
Nyamuk dewasa
•Ukuran lebih kecil dibandingkan nyamuk yang lain

•Berwarna hitam dengan bintik-bintik putih di badan dan kaki

•Pada saat hinggap tubuh nyamuk membentuk sudut yang sejajar dengan tempat yang dihinggapinya

•Sayap bersisik hitam dengan sederet rambut di pinggir sayap yang disebut fringe

•Nyamuk betina tipe penusuk-pengisap (piercing-sucking) dan lebih menyukai manusia (anthropophagus),
nyamuk betina menghisap darah manusia untuk mematangkan telurnya.

•Nyamuk jantan bagian mulutnya lebih lemah dan tidak mapu menembus kulit manusia, sehingga menghisap
sari bunga tumbuh-tumbuhan.
Morfologi kepala
• Antena nyamuk betina mempunyai bulu yang tidak lebat (pilose)
• Antena nyamuk jantan mempunyai bulu yang lebat (pulmose)
Siklus hidup
Habitat
• Tempat berkembang biak Aedes aegypti adalah tempat-tempat berisi air bersih yang berada di dalam
rumah atau berdekatan dengan rumah penduduk, dapat berupa tempat penyimpanan air, bak mandi,
talang hujan, pot bunga, kaleng yang berisi air hujan, dsb.

• Tempat bersembunyi Aedes aegypti diantaranya adalah di semak-semak atau tanaman rendah, rumput-
rumputan, juga benda-benda yang tergantung di dalam rumah, seperti sarung, pakaian, dsb.
Epidemiologi
•Nyamuk ini tersebar di seluruh Indonesia. Selain ditemukan di kota-kota pelabuhan yang
penduduknya padat, nyamuk ini juga ditemukan di daerah pedesaan yang terletak di sekitar kota

•pelabuhan → hal ini karena larva Ae. aegypti terbawa melalui transportasi yang mengangkut
benda-benda berisi air hujan pengandung larva tsb.

•Walau umurnya pendek (sekitar 10 hari), tetapi dapat menularkan virus yang masa inkubasinya
3-10 hari.
Pengendalian
1. Kimiawi : Insektisida, abate, dan fogging.

2. Radiasi : Bahan radioaktif dosis tertentu


untuk memandulkan nyamuk

3. Biologis : Menggunakan predator alami


seperti ikan di bak penampungan air

4. Mekanik : Memasang kasa pelindung atau


menggunakan pendingin ruangan

5. Lingkungan : 3M (Menguras, menutup,


mengubur)
Culex sp.
F I T R I A H A R I AT I R A M D H A N I
U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H PA L A N G K A R AYA
2021/2022
Klasifikasi
Morfologi telur
• Berbentuk seperti cerutu, pada salah satu ujungnya terdapat bentukan seperti topi yang disebut corolla.

• Telur diletakkan di atas permukaan air, walaupun tidak memiliki lateral float telur dilekatkan satu sama lain dan tersusun
seperti rakit di atas permukaan air.
Morfologi Larva
• Larva terbagi menjadi empat
tingkatan perkembangan (instar)
• Terdiri dari caput (kepala), thorax
(dada), abdomen (perut), sifon dan
anal segmen.
• Sifon langsing dan panjang, bulu-
bulu sifon lebih dari satu pasang
• Duri-duri pada ujung abdomen
lebih dari 1 baris
• Ciri khas larva Culex sp. adalah pada
segmen yang terakhir terdapat
corong udara.
• Sewaktu istirahat sifon membentuk
sudut di permukaan air keruh
Morfologi pupa
• Pupa berbentuk notasi koma apabila dilihat dari lateral.
• Kepala dan thorax bersatu menjadi cephalothorax dengan abdomen melengkung.
• Pada bagian dorsal cephalothorax terdapat 1 pasang bentukan seperti terompet yang disebut breathing tube dan 1
pasang palmate hair.
• Setelah 2-3 hari sebagai pupa, permukaan dorsal cephalothorax akan pecah dan nyamuk dewasa muncul melalui slit yang
berbentuk seperti huruf T. Setelah sayapnya mengeras, nyamuk jantan dan nyamuk betina kawin.
Nyamuk dewasa
• Memiliki tubuh langsing dengan tiga bagian: kepala, thorax dan abdomen.

• Kepala nyamuk berbentuk bulat oval atau spheric, memiliki 1 proboscis, dan 2 palpus sensorik.

• Proboscis nyamuk Culex sp. terdiri dari labrum, mandibula, hipopharinx, maxilla, dan labium.

• Kepala nyamuk memiliki 1 pasang mata holoptic untuk nyamuk jantan dan mata dichoptic untuk nyamuk betina serta 1
pasang antena yang terdiri dari 15 segmen.

• Antena nyamuk jantan berambut lebat (plumose) dan antena nyamuk betina berambut jarang (pylose).

• Pada stadium dewasa palpus nyamuk jantan setinggi proboscis dan ujungnya tidak menebal. Nyamuk betina mempunyai
palpus yang lebih pendek darpada proboscis-nya.

• Nyamuk Culex sp. memiliki tipe mulut piercing and sucking


Nyamuk dewasa
Siklus hidup
Siklus hidup
1. Seekor nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir telur. Nyamuk Culex sp meletakan telurnya
diatas permukaan air secara bergelombolan dan bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk
mengapung.

2. Setelah kontak dengan air, telur akan menetas menjadi larva dalam waktu 2-3 hari.

3. Pada fase pupa membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi nyamuk dewasa, dan selama fase ini pupa tidak
akan makan apapun dan akan keluar menjadi nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari air.

4. Setelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan nyamuk betina yang sudah dibuahi
akan menghisap darah waktu 24-36 jam. Darah merupakan sumber protein yang esensial untuk
mematangkan telur. Perkembangan telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10 sampai 12 hari
Habitat dan Binomik
Diagnosa
• Nyamuk Culex sp. merupakan golongan serangga penular (vektor).

• Nyamuk dari genus Culex sp. dapat menyebabkan penyakit Japanese encephalitis atau radang otak dan
sebagai vektor penyakit filariasis.

• Nyamuk Culex yang banyak di temukan di Indonesia yaitu jenis Culex quinquefasciatus.

• Culex sp. memiliki ciri fisik coklat keabu-abuan ini mampu berkembang biak disegala musim. Hanya saja
jumlahnya menurun saat musim hijan karena jentik-jentiknya terbawa arus.
Pengendalian
Mansonia sp.
FITRIA HARIATI RAMDHANI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2021/2022
Klasifikasi
Nyamuk dewasa
• Pada saat hinggap nyamuk Mansonia sp tidak
membentuk sudut 90º. atau bisa dikatakan
sejajar dengan tempat hinggap.

• Secara morfologi nyamuk ini mempunai bentuk


tubuh besar dan panjang.

• Jantan menghisap sari bunga

• Betina menghisap darah untuk pembentukan


telur
Nyamuk dewasa
Siklus hidup
Telur diletakkan di balik permukaan daun tumbuhan air, telur akan menetas setelah 2 sampai 4

hari menjadi larva yang selalu hidup di dalam air. Untuk menjadi pupa Mansonia sp.

memerlukan waktu kira-kira 3 minggu. Dan untuk tumbuh dewasa diperlukan waktu 1 sampai 3

hari.Setelah menjadi nyamuk dewasa, nyamuk betina kemudian menghisap darah yang

diperlukan untuk pembentukan telur.


Habitat dan Binomik
•Habitat nyamuk Mansonia sp  terdiri dari rawa-rawa, sungai besar di tepi hutan atau dalam
hutan, larvae dan pupa melekat dengan sifonnya pada akar - akar ranting tanaman air,seperti
enceng gondok, teratai, kangkung, dan sebagainya. Bersifat zoofilik, eksofagik, eksofilik,
nokturnal.

•Nyamuk Mansonia sp hidup secara nokturnal, berada di wilayah hutan dan rawa endemik,
lingkungan kotor dan area peternakan ikan yang tidak terpakai. Nyamuk Mansonia sp bersifat
agresif dan menghisap darah saat manusia berada dalam aktivitas malam hari khususnya di luar
rumah.
Diagnosa
•Nyamuk Mansonia sp. tersebar di seluruh dunia dan beberapa spesies berperan sebagai vektor
penyakit.

•Mansonia uniformis diketahui berperan sebagai vektor Rift Valley Fever (RVF) dan filariasis,
sedangkan Ma. dives berperan sebagai vektor filariasis.
Pengendalian

You might also like