Professional Documents
Culture Documents
Sistem Ekskresi Manusia - Widodo
Sistem Ekskresi Manusia - Widodo
Widodo
SMP Negeri 1 Paguyangan Brebes
Standar Kompetensi
1. Memahami berbagai sistem kehidupan manusia
Kompetensi Dasar
1.1 Mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan.
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Mendeskripsikan organ-organ penyusun sistem eskresi manusia
2. Menggambar struktur organ ekskresi pada manusia dan
memberi keterangan
3. Menjelaskan fungsi organ ekskresi pada manusia
4. Mendeskripsikan macam-macam kelainan dan penyakit pada
manusia yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
5. Menjelaskan cara mengatasi kelainan dan penyakit pada sistem
eskresi yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
6. Mendeskripsikan pentingnya menjaga kesehatan organ sistem
eskresi pada manusia
GINJAL PARU-PARU KULIT HATI
GINJAL
GINJAL
1. BRONCHIOLUS
2. ALVEOLUS
3. PLEURA
4. PEMBULUH DARAH
PARU-PARU
• Zat-zat yang dikeluarkan paru-paru
adalah karbon dioksida (CO2) dan uap
air (H2O).
• Berapa volume paru-paru? Pelajari
kembali sistem pernapasan.
• Lakukan kegiatan 1.2 dan laporkan
hasilnya
KULIT
KULIT
• Zat-zat yang dikeluarkan kulit adalah air, garam
dan urea dalam jumlah sedikit.
• Luas permukaan kulit pada orang dewasa sekitar
20.000 cm2 dengan ketebalan 0,01-0,5 cm.
• Kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan
jaringan pengikat bawah kulit.
a. Epidermis (kulit ari)
Lapisan yang terdapat pada epidemis antara lain:
• Lapisan tanduk (korneum), lapisan ini tersusun
dari sel-sel kulit mati yang dapat mengelupas.
• Sratum lusidium berupa lapisan bening yang
berada dibawah stratum corneum.
• Stratum granulosum yang mengandung pigmen
dan sratum germinativum (lapisan malpighi)
yang terus menerus membentuk sel baru ke arah
luar.
Epidermis (kulit ari)
Lapisan yang terdapat pada epidemis antara lain:
• Lapisan tanduk (korneum), lapisan ini tersusun
dari sel-sel kulit mati yang dapat mengelupas.
• Sratum lusidium berupa lapisan bening yang
berada dibawah stratum corneum.
• Stratum granulosum yang mengandung pigmen
dan sratum germinativum (lapisan malpighi)
yang terus menerus membentuk sel baru ke arah
luar.
Kandung rambut dan Kelenjar minyak
• Kandung rambut meliputi akar rambut dan
batang rambut. Kandung rambut juga
berhubungan dengan ujung-ujung saraf.
• Kelenjar minyak bermura pada kandung
rambut untuk menjaga agar kulit tidak
kering dan rambut tetap lemas.
Kelenjar keringat
• Kelenjar keringat merupakan pembuluh panjang
dari lapisan malpighi yang masuk ke bagian
dermis
Hati (Hepar)
• Hati (hepar) adalah kelenjar terbesar
di dalam tubuh.
• Hati terletak di bagian teratas dalam
rongga abdomen di sebelah kanan di
bawah diafragma.
• Pada orang dewasa, hati massanya mencapai 2.5 kg.
• Sebagai alat ekskresi, hati berfungsi mengeluarkan zat-zat
sisa (ekskresi), mengeluarkan zat-zat yang tak bermanfaat
maupun zat-zat yang masih bermanfaat bagi tubuh (sekresi)
Fungsi Hati
a. Mengeluarkan getah empedu yang berasal dari
perombakan erythrocyt yang telah tua. Getah empedu
ditampung dalam kantong empedu kemudian dialirkan ke
usus halus untuk mengemulsi lemak. Getah empedu yang
rusak dibuang melalui faeses dan urine sehingga warna
faeses dan urine sama dengan warna getah empedu.
b. Membuang zat-zat sisa metabolisme protein berupa
ureum. Zat sisa ini dibuang melalui ginjal.
c. Menawarkan atau menyaring racun yang masuk bersama
makanan.
d. Mengubah provitamin A menjadi vitamin A.
e. Tempat pembentukan protrombin dan tempat mengubah
gula darah menjadi gula otot.
• Hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan
dan kiri. Permukaan atas berbentuk cembung,
sedang permukaan bawah tidak rata dan
memperlihatkan lekukan.
• Hati menghasilkan empedu. Hati terdiri dari
garam empedu dan zat warna empedu
(bilirudin). Zat warna empedu dikeluarkan dari
tubuh melalui ginjal yang memberi warna
kuning pada urine.
Macam-macam kelainan dan penyakit pada sistem
ekskresi pada manusia diantaranya:
1. Anuria
9. Kistitis
2. Glikosuria
10. Nefrosis
3. Albuminaria
11. Polisistik
4. Hematuria
12. Gagal Ginjal
5. Bilirubinaria
13. Albino (Bule)
6. Batu ginjal
14. Diabetes Insipidus
7. Nefritis Glomerulus
15. Diabetes Mellitus
8. Pielonefritis
1. Anuria
• Adalah kegagalan ginjal menghasilkan urine
• Disebabkan karena kurangnya tekanan untuk
melakukan filtrasi atau bisa juga terjadi radang
pada glomerulus, sehingga plasma darah tak
dapat masuk ke glomerulus. Kurangnya tekanan
hidrostatis bisa disebabkan oleh penyempitan
(konstriksi) arteriol efferen oleh hormon
epinefrin atau oleh pendarahan sehingga darah
tidak dialirkan ke ginjal.
2. Glikosuria
• Adalah ditemukannya glukosa pada urine
• Menunjukkan terjadinya kerusakan pada badan
malpighi.
3. Albuminaria
• Ditemukan protein albumin pada urine.
• Berarti ada kenaikan permeabilitas membran
glomerulus.
• Disebabkan adanya luka pada membran
glomerulus akibat penyakit, kenaikan tekanan
darah dan iritasi sel-sel ginjal oleh zat-zat seperti
racun bakteri, eter, atau logam berat.
4. Hematuria
• Ditemukan erythrocyt pada urine.
• Disebabkan oleh radang organ-organ sistem
urine karena penyakit atau iritasi oleh batu
ginjal.
• Jika ditemukan darah dalam urine berarti ada
bagian saluran urine yang mengalami
pendarahan.
5. Bilirubinaria
• Adalah konsentrasi bilirubin dalam urine di atas
normal.
• Disebabkan adanya penguraian hemoglobin
dalam darah berlebihan atau
• Ketidakberfungsian hati atau kerusakan empedu.
6. Batu Ginjal
• Adalah benda keras yang sering ditemukan di dalam
saluran ginjal, pelvis ginjal atau saluran urine.
• Batu ginjal umumnya berdiameter 2-3 mm dengan
permukaan halus atau kasar. Kadang-kadang ditemukan
batu ginjal bercabang.
• Batu ginjal tersusun oleh kristal-kristal asam urat, kalsium
oksalat dan kalsium fosfat ditambah dengan kristal-kristal
garam, magnesium fosfat, asam urat atau sitin dan
mukoprotein.
• Batu ginjal terbentuk karena konsentrasi garam-garam
mineral yang berlebihan, berkurangnya jumlah air,
kebasaan dan keasaman urine yang abnormal atau
aktivitas kelenjar paratiroid yang berlebihan.
• Batu ginjal dapat menyumbat ureter, menimbulkan
tukak, dan memungkinkan terjadinya infeksi bakteri.
7. Nefritis Glomerulus
• Radang ginjal yang melibatkan glomerulus.
• Penyebab umum adalah reaksi alergi terhadap
racun yang dilepaskan oleh bakteri
Streptococcus yang telah menginfeksi bagian
tubuh lain yaitu tenggorokan.
• Glomerulonefritis memungkinkan erythrocyt
dan protein memasuki filtrat sehingga urine
mengandung banyak erythrocyt dan protein.
• Glomerulonefritis yang parah dapat
menyebabkan gagal ginjal
8. Pielonefritis
• Adalah radang pelvis ginjal, medula dan korteks
oleh infeksi bakteri.
• Infeksi berawal dari pelvis ginjal kemudian
melebar ke dalam ginjal.
• Pielonefritis dapat menyebabkan kerusakan
nefron dan korpuskulum renalis.
9. Kistitis
• Adalah radang kantung kemih yang melibatkan
lapisan mukosa dan submukosa.
• Dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, zat-zat
kimia, atau luka mekanis.
10. Nefrosis
• Adalah kondisi bocornya membran glomerulus
sehingga sejumlah besar protein berpindah dari
darah ke urine, air dan natrium menumpuk dalam
tubuh menyebabkan pembengkakan (oedem)
khususnya disekitar lutut, kaki, abdomen dan mata.
• Sering terjadi pada anak-anak, namun dapat terjadi
pada semua usia.
• Hormon steroid sintetis tertentu seperti cortison
dan prednison (mirip hormon yang disekresi oleh
kelenjar adrenal) dapat menekan terjadinya
nefrosis.
11. Polisistik
• Merupakan kelainan ginjal, disebabkan oleh
kerusakan saluran ginjal yang menyebabkan
rusaknya nefron dan menghasilkan kista mirip
dilatasi sepanjang saluran.
• Umumnya diturunkan.
• Dalam jaringan ginjal muncul kista, lubang kecil, dan
gelembung-gelembung berisi cairan. Kista tersebut
semakin banyak hingga menekan jaringan normal.
• Polisistik dapat menyebabkan gagal ginjal,
umumnya terjadi pada usia 40 tahun ke atas.
• Perkembangan polisistik dapat ditekan dengan diet,
obat, dan pemasukan cairan.
12. Gagal Ginjal
• Kerusakan semua nefron shingga nefron tak
dapat berfungsi.
• Dapat disebabkan oleh nefritis ginjal parah,
trauma ginjal, atau tidak adanya jaringan ginjal
karena tumor.
• Gagal ginjal parah menyebabkan penumpukan
urea dalam darah
13. Albino (bule)
• Terjadi karena tidak adanya pigmen melanin
pada lapisan granulosum
Diabetes melitus atau kencing manis