You are on page 1of 12

ASPEK KESELAMATAN

BANGUNAN GEDUNG
“Ketentuan kemampuan
Bangunan Gedung
terhadap bahaya
kebakaran”

RIZKY SUNANDI | D1031191047


BERDASARKAN :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2O2I
TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2OO2
TENTANG
BANGUNAN GEDUNG

&
STANDAR NASIONAL INDONESIA
SNI-03-1736-2000
SNI 03-3985-2000
SNI 03-1735-2000
Pengertian & Tujuan
ASPEK
01
KESELAMATAN Pengertian
 Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai
temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen (sebagai contoh) yang
“Ketentuan kemampuan menghasilkan panas, nyala api, cahaya, asap, uap air, karbon monoksida, karbon
Bangunan Gedung terhadap dioksida, atau produk dan efek ainnya. Detektor kebakaran adalah alat yang
bahaya kebakaran” dirancang untuk mendeteksi adanya kebakaran dan mengawali suatu tindakan. (SNI
03-3985-2000)

Tujuan
 Melindungi pengguna & harta benda

 Memberikan waktu untuk menyelamatkan pengguna

 Mempertimbangkan waktu, mutu dan biaya perawatan setelah kebakaran.


ASPEK Ketentuan Teknis
02
KESELAMATAN Sistem proteksi pasif :
“Ketentuan kemampuan  Pengaturan komponen arsitektur dan struktur; (SNI 03-1736-2000)
Bangunan Gedung terhadap
 Akses dan pasokan air untuk pemadam kebakaran; (SNI 03-1735- 2000)
bahaya kebakaran”
 Dan Sarana penyelamatan.

Sistem proteksi pasif juga mempertimbangkan fungsi, klasifikasi, risiko kebakaran,


geometri ruang, bahan bangunan terpasang, dan/atau jumlah dan kondisi Pengguna
dan/atau Pengunjung dalam Bangunan Gedung.
ASPEK
KESELAMATAN
“Ketentuan kemampuan
Bangunan Gedung terhadap
bahaya kebakaran”
ASPEK
KESELAMATAN
“Ketentuan kemampuan
Bangunan Gedung terhadap
bahaya kebakaran”
ASPEK Ketentuan Teknis
03
KESELAMATAN Sistem proteksi aktif :

“Ketentuan kemampuan Sistem pemadam kebakaran:


 sistem deteksi : (SNI 03-3985-2000)
Bangunan Gedung terhadap Klasifikasi detector kebakaran :
bahaya kebakaran” • detektor panas
• detector nyala api,
• detector gas kebakaran,
• dan detektor kebakaran lainnya.

Tipe-tipe detector :
• Detektor tipe garis,
• Detektor tipe titik.
• Dan detektor tipe sampel udara

Cara Operasi :
• Detektor tidak dapat diperbaiki ( “non restorable detector” )
• Detektor dapat diperbaiki ( “restorable detector” )
ASPEK
KESELAMATAN
“Ketentuan kemampuan
Bangunan Gedung terhadap
bahaya kebakaran”
ASPEK Ketentuan Teknis
03
KESELAMATAN Sistem proteksi aktif :

“Ketentuan kemampuan  Alarm kebakaran, (SNI 03-3985-2000)


Syarat suara alarm :
Bangunan Gedung terhadap • Mempunyai bunyi serta irama yang khas hingga mudah dikenal sebagai alarm kebakaran.
bahaya kebakaran” • Bunyi alarm tersebut mempunyai frekuensi kerja antara 500 ~ 1000 Hz dengan tingkat kekerasan
suara minimal 65 dB (A).
Alarm visual harus dipasang pada ruang khusus, seperti tempat perawatan orang tuli dan sejenisnya.

Pada semua lokasi panel kontrol dan panel bantu harus terpasang alarm kebakaran.

Semua bagian ruangan dalam bangunan harus dapat dijangkau oleh sistem alarm kebakaran
dengan tingkat kekerasan bunyi alarm yang khusus untuk ruangan tersebut.

Alarm kebakaran harus dipasang untuk ruang khusus di mana suara –suara dari luar tidak dapat
terdengar.

Sarana alarm luar harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan pula sebagai
penuntun cara masuk bagi anggota pemadam kebakaran dari luar.
ASPEK Ketentuan Teknis
03
KESELAMATAN Sistem proteksi aktif :

“Ketentuan kemampuan Sistem komunikasi : (SNI 03-3985-2000)


 sistem pengendalian asap kebakaran
Bangunan Gedung terhadap Tujuan:
bahaya kebakaran” • Mencegah resirkulasi sejumlah asap yang berbahaya di dalam bangunan.
• Seleksi pengoperasian dari peralatan untuk mengeluarkan asap dari sebuah bangunan.
• Seleksi pengoperasian terhadap peralatan untuk penekanan kompartemen asap.
• Pengoperasian dari pintu untuk menutup bukaan-bukaan di dalam kompartemen asap.

 pusat pengendali kebakaran.

Sistem proteksi aktif juga mempertimbangkan fungsi, klasifikasi, luas, ketinggian, volume bangunan,
danfatau jumlah dan kondisi Pengguna dan/atau Pengunjung dalam Bangunan Gedung
ASPEK Ketentuan Teknis
03
KESELAMATAN Manajemen kebakaran

“Ketentuan kemampuan Ketentuan teknis mengenai manajemen kebakaran mempertimbangkan fungsi, klasifikasi, luas,
jumlah lantai, dan/atau dengan jumlah Pengguna dan/atau Pengunjung tertentu. Penggunaan
Bangunan Gedung terhadap peralatan Bangunan Gedung harus memperhatikan risiko terhadap kebakaran. Dalam hal diperlukan
bahaya kebakaran” penentuan sifat bahan Bangunan Gedung dan tingkat ketahanan api komponen struktur Bangunan
Gedung, dilakukan pengujian api. Pengujian api dilakukan sesuai standar metode uji oleh lembaga
uji yang terakreditasi. Untuk mendukung kemampuan Bangunan Gedung terhadap bahaya
kebakaran, Pemerintah Daerah kabupaten kota menyusun dan menerapkan rencana manajemen
kebakaran skala perkotaan dan rencana induk sistem proteksi kebakaran kota.
TERIMAKASIH

You can Resize without


losing quality
You can Change Fill
Color &
Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com

You might also like