You are on page 1of 25

LAPORAN KASUS

DEHIDRASI BERAT e.c DIARE AKUT


Oleh :
 Hennie Alvionita Jannet
NIM. 26100802033

Pembimbing:
dr. Yosua Hendriko Manurung

BAGIAN/SMF REHABILITASI MEDIK DAN EMERGENCY MEDICINE


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA/RSUD DORIS SYLVANUS
2021
PENDAHULUAN
• Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya, lebih dari 3 kali
dalam sehari dengan atau tanpa disertai darah atau lendir.
• Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, insiden diare balita di
Indonesia adalah 6,7%. Lima provinsi dengan insiden adalah
Aceh (10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi
Selatan (8,1%) dan Banten (8,0%). Karakteristik diare balita
tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,6%).
• Dehidrasi merupakan komplikasi paling sering dari diare akut.
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan
atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air
lebih banyak dari pada pemasukan.
Laporan kasus
• PRIMARY SURVEY
An. C, 3 tahun 2 bulan
• Vital Sign :
• Tekanan Darah : -
• Nadi : 130 x/menit, cepat dan lemah
• Suhu : 37,8 0C
• Pernapasan : 23 x/menit, thorakal-abdominal
• Airway : bebas, tidak ada sumbatan jalan nafas
• Breathing : spontan, 22 x/menit, pernapasan thorakal-abdominal,
pergerakan thoraks simetris kanan & kiri
• Circulation : nadi 130 x/menit, cepat dan lemah. CRT <2 detik
• Disability : Compos mentis (E4M6V5)
• Evaluasi masalah: Kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam Priority sign
yaitu pasien datang diantar orang tua dengan keluhan BAB cair dan terlihat
dehidrasi sehingga memerlukan penanganan segera. Pasien ditempatkan di
ruang non bedah. Pasien diberi label kuning.
• Tatalaksana awal : Tata laksana awal pada pasien ini adalah posisikan pasien dan
pemasangan IV line untuk rehidrasi cairan.
Identitas pasien
• Nama : An. C
• Usia : 3 tahun 2 bulan
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Jl. A R Iman No 09
• Tanggal pemeriksaan : 13 April 2021
Anamnesis
• Alloanamnesis
• Keluhan Utama : BAB cair
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang diantar orang tua pasien karena BAB cair sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Dalam sehari, BAB cair >5 kali dengan
setiap BAB sebanyak ±¾ gelas aqua. BAB cair bercampur ampas
tetapi lebih banyak airnya, berwarna kuning, tidak ada lendir dan
tidak ada darah. Makan dan minum berkurang sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit. Pasien saat ini minum susu formula dan makanan
seperti orang dewasa. Menurut orang tua, pasien agak rewel sejak
tadi malam. Pasien muntah >5 kali isi makanan dan minuman
sebanyak ¼ gelas aqua, setiap diberi makanan muntah. Ibu pasien
juga mengatakan anaknya demam sejak 2 hari yang lalu mendadak
naik, menggigil (-). Pasien terakhir BAK 7 jam SMRS.
• Pasien belum ada diberikan obat
…anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.
• Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada keluarga pasien yang menderita sakit seperti ini
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : Tampak lemas
• Kesadaran : Compos mentis
• Berat Badan : 12 kg
• Vital sign:
• Tekanan Darah : -
• Nadi : 136 x/menit, cepat dan lemah
• Suhu : 37,8 0C
• Pernapasan : 23 x/menit, thorakal-abdominal
• Kepala dan Leher
• Ubun-ubun sudah menutup
• Mata cekung (+/+)
• Konjungtiva anemis (-/-)
• Sklera ikterik (-/-)
• Refleks pupil (+/+)
• Bibir kering (+)
• Air mata saat menangis sedikit (+)
Thoraks
• Paru-paru
• Inspeksi: Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan,
penggunaan otot bantu pernapasan (-).
• Palpasi : massa (-/-)
• Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
• Auskultasi : Vesikuler +/+, wheezing (-/-), rhonki (-/-)
• Jantung
• Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi : Iktus kordis teraba
• Auskultasi : Bunyi jantung 1 (S1) dan 2 (S2) normal, mumur (-),
gallop (-).
• Abdomen
• Inspeksi : Datar
• Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
• Palpasi : Turgor lambat kembali ( >2 detik)
• Perkusi : Timpani
• Ekstremitas
• Akral dingin
• CRT < 2 detik
• Edema (-/-)
Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium
• Leukosit : 7.120/uL
• Hb : 11,6 g/dL
• Ht : 34,6 %
• Trombosit : 336.000 /uL
• GDS: 118 mg/dL
Usulan Pemeriksaan:
• Feses lengkap
Diagnosis
• Diagnosis kerja : Dehidrasi berat ec. diare akut
Penatalaksanaan
• IVFD RL 30 cc/kgBB loading dose  360 cc
• Pasang Kateter
• Setelah loading  evaluasi keadaan umum anak, nadi dan urin output
• Pada pasien, evaluasi setelah diberikan loading dose cairan RL 360 cc
nadi 116 x/menit, teraba lebih kuat dari sebelumnya, urin output dari
100 cc menjadi 130 cc.
• IVFD diganti menjadi Kaen 3B 20 tpm
• Inj. Ranitidine 2x25 mg/IV
• Inj. Ondansentron 3x2 mg/IV
• Oral :
• Zinc 1x20 mg
• Oralit
• Observasi keadaan umum anak, nadi dan urin output
• Konsul ke bagian Anak
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : ad bonam
Pembahasan
Menurut WHO: • Pada anamnesis, didapatkan
• Diare adalah buang air besar anak sudah mengalami
(defekasi) dengan tinja perubahan konsistensi tinja
berbentuk cair atau setengah dari padat menjadi cair
cair (setengah padat), tetapi masih ada ampasnya,
kandungan air tinja lebih tidak ada lendir dan darah.
banyak dari biasanya. Diare Anak juga mengalami
dengan memakai kriteria
perubahan frekuensi buang
frekuensi, yaitu buang air besar
encer lebih dari 3 kali dalam
air besar yaitu menjadi
sehari dengan atau tanpa sekitar 4-5 kali sehari. Anak
disertai darah atau lendir. Diare mengalami perubahan
akut adalah diare yang onset buang air besar seperti ini
gejalanya tiba-tiba dan sejak 1 hari sebelum masuk
berlangsung kurang dari 14 rumah sakit sehingga
hari onsetnya masih akut.
…pembahasan
• Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan
patofisiologis menjadi diare non inflamasi dan diare inflamasi.
• Diare inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di
kolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang
disertai lendir dan darah. Pada diare non inflamasi, diare
disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah.
• Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik
dapat dibagi menjadi kelompok osmotik, sekretorik, eksudatif
dan gangguan motilitas.
….pembahasan
• Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan
atau air pada tubuh yang terjadi karena pengeluaran air lebih
banyak daripada pemasukan (misalnya minum).
• Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan
gangguan keseimbangan zat elektrolit  tubuh.
• Dehidrasi merupakan komplikasi paling sering dari diare akut.
• Berdasarkan derajat dehidrasi, diare akut dibagi menjadi tiga
bagian yaitu diare tanpa dehidrasi, diare dengan dehidrasi
ringan-sedang dan diare dengan dehidrasi berat
• Penilaian derajat dehidrasi menurut WHO pada pasien ini
termasuk derajat C.
Bagian tubuh yang Nilai
diperiksa
0 1 2
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng, Mengigau,
apatis koma/syok
Turgor Normal Sedikit kurang Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Cekung
UUB Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering, sianosis
Denyut nadi Kuat <120 Sedang Lemah >140
(120-140)

• Penilaian:
• Skor 0-2 : dehidrasi ringan
• Skor 3-6 : dehidrasi sedang
• Skor 7-12 : dehidrasi berat
• Penilaian derajat dehidrasi menurut Maurice King, jumlah nilai
pada anak ini adalah 7, yaitu masuk dalam derajat dehidrasi berat.
…pembahasan
• Evaluasi laboratorium pada • Pemeriksaan penunjang yang
pasien diare infeksi dimulai dilakukan kepada pasien adalah
dari pemeriksaan feses pemeriksaan darah lengkap,
adanya leukosit. Pasien gula darah sewaktu dan
dengan diare berat, demam, elektrolit. Pemeriksaan darah
nyeri abdomen, atau lengkap untuk mengetahui
kehilangan cairan harus jumlah leukosit di dalam darah
diperiksa kimia darah, untuk melihat adanya infeksi
natrium, kalium, klorida, atau tidak. Pemeriksaan
ureum, kreatinin, analisa gas elektrolit diperlukan untuk
darah dan pemeriksaan melihat keseimbangan
darah lengkap. elektrolit karena pada diare
terjadi pengeluaran cairan yang
banyak sehingga dapat
menganggu keseimbangan
elektrolit dalam tubuh
Tatalaksana Dehidrasi berat
• Pada pasien diberikan
Menurut WHO: rehidrasi Infus RL loading
• Pada anak usia >12 bulan, dose yaitu 30 cc/kgBB
pemberian pertama sehingga infus RL di
cairan IV 30 cc/kgBB loading dose sebanyak
selama 30 menit. 360 cc.
• Evaluasi keadaan umum, • setelah dilakukan loading,
nadi dan urin output.
denyut nadi 128 x/menit,
• Pemberian dapat diulangi lebih kuat dari
jika denyut nadi sangat sebelumnya dan urin
lemah atau tak teraba bertambah menjadi 130
cc dari yang sebelumnya
hanya 100 cc saja
…Tatalaksana Dehidrasi berat
• Pemberian • Pada pasien,
berikutnya dilanjutkan
dilanjutkan 70 pemberian infus
cc/kgBB selama 2,5 KAEN 3B dengan
jam dosis 70 cc/kgBB
yaitu 20 tpm.
Kesimpulan
Telah dilaporkan An. C usia 3 tahun 2 bulan datang dengan
keluhan BAB cair. Pasien lalu masuk kedalam priority sign dan
diberi label warna kuning. Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang dilakukan, diagnosis pasien mengarah ke
dehidrasi berat ec diare akut karena infeksi virus. Pasien
kemudian mendapat tatalaksana awal di IGD yaitu rehidrasi
cairan yang dihitung berdasarkan berat badan anak. Pada
evaluasi pertama didapatkan pasien membaik dan kemudian
dilanjutkan pengobatan dan pasien kemudian dirawat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Halim I. Tatalaksana diare akut pada anak. Jurnal CDK Vol.
42, No. 4. Riau: 2015.
2. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013.
3. Leksana E. Terapi cairan pada dehidrasi. Jurnal CDK Vol. 42,
No. 1. Semarang: 2015.
4. Zein U, Sagala K, Ginting J. Patofisiologi diare akut. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2013.

You might also like