You are on page 1of 35

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN I.

DENGAN
DIAGNOSA MEDIS WAHAM KEBESARAN

KELOM[POK 1
Nur Afni Aswar
Anggi Ainun Nisa
Ayun Polimengo
Dewi Priyanti Pilok
Meylan A. Kalay
Marselinus Jamaluddin
Ferdiyanto Ibrahim
Fuspita A. Kusang
Asriani
Legianti
Mega
PENGERTIAN
Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa
suatu dimana proses pikir yang tergangu dapat dilihat dengan
adanya keyakinan yang salah dan bertentangan dengan
kehidupan nyata, namun tetap dipertahankan walaupun
individu lain tidak mempercayai hal tersebut.
Waham adalah keyakinan seseorang berdasarkan
penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten
dengan intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham
dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan
seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang,
pertengkaran orang tua, dan aniaya (Keliat, 1999; dalam
Dermawan dan Rusdi, 2013).
PENYEBAB WAHAM

A. Faktor Predisposisi
1. Genetis
2. Neuro biologis
3. Neuro transmitter
4. Psikologis
B. Faktor Presipitasi
1. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
2. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
3. Adanya gejala pemicu
TANDA DAN GEJALA

Perilaku dan
01 Kognitif 02 hubungan sosial

03 Afektif 04 Fisik
Patofisiologi
Proses ternjadinya waham menurut Yusuf, Fitryasari, apa yang diyakini klien menyebabkan klien merasa
dan Nihayati (2015) adalah sebagai berikut : didukung, sehingga pasien menganggap apa yang
1. Fase Terbatasnya Kebutuhan Manusia (Lack of diyakini sebagai sebuah kebenaran karena seringnya
Human Need) : diulang-ulang
Terjadinya waham diawali oleh terbatasnya berbagai 5. Fase Nyaman (Comforting)
kebutuhan pasien secara fisik dan psikis Dalam fase ini, klien merasa nyaman dengan
2. Fase Rendahnya Kepercayaan Diri (Lack of Self keyakinan dan kebohongannya serta menganggap
Esteem) semua orang akan mempercayai dan
Setiap orang pasti memiliki ideal diri yang mereka mendukungnya.
bentuk sesuai keinginan dan kebutuhan mereka 6.  Fase Peningkatan (Improving)
3. Fase Pengendalian Internal dan Eksternal (Control Ketika klien waham yang telah mengalami fase
Internal and External) comforting dan merasa didukung oleh lingkungan
Pada fase ini, klien mencoba berpikir secara rasional karena tidak ada yang mengonfrontasi keyakinannya,
apa yang diyakini adalah kebohongan, hanya untuk maka klien akan masuk pada fase peningkatan ini.
menutup kekurangan, dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapi, menghadapi kenyataan bagi klien
adalah hal yang berat karena kebutuhan untuk diakui,
dianggap penting, dan diterima lingkungan menjadi
prioritas hidup
4. Fase Dukungan Lingkungan (Environment Support)
Dukungan lingkungan sekitarnya yang mempercayai
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PADA PASIEN TN.A DENGAN KASUS WAHAM
 
Ruangan Rawat : Perawatan Sawo
Tanggal di rawat : 22/02/2022
 
1. Ientitas Pasien
Nama : Tn.I ( Laki – Laki)
Umur : 35 thn/ 05- 05 1986
Pendidikan : SMA
Suku : Kaili
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Ds. Watumaeta Kab. Poso
Informan : Pasien
Tanggal pengkajian :1/03/2022
No,RM : 085108
II. Alasan Masuk RS
Pasien masuk di RS pada tanggal 22 Februari 2022 dengan
keluhan gelisah, dialami sejak akhir Desember. Namun,
memberat sejak 3 hari yang terakhir. Pasien mengancam
orang sekitarnya menggunakan benda tajam (Parang)
Pada bulan Desember 2021 – Januari 2022 pasien
mengurung diri dikamar , tidak mau bekerja dan berbicar
sendiri.
III. Keluhan Pada Saat Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 1 Maret 2022, Pasien
mengatakan dia sangat hebat dan memiliki kekuatan untuk
menaklukkan orang banyak dengan cara memukulnya.
IV. Faktor Predisposisi
Tiga Faktor predisposisi yaitu :
1. Riwayat Pengobatan dan Penyakit
2. Riwayat penyakit keluarga
3.Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital :
TD : 130/80 mmHg
N : 88x/mnt
S : 36.6 °C
R :22x/mnt
Keluhan Fisik
KU : sedang
Kesadaran : Apatis

Pasien tidak memiliki keluhan fisik


ataupun gangguan fisik lainnya
Konsep Diri
Identitas diri :
Gambaran diri : Pasien menyadari dirinya
Idela diri :
Pasien tidak memiliki Pasien menyadari cita-cita
seorang laki – laki berusia
cacat fisik, tidak yang ingin dicapai yaitu
35thn dan pasien
mengalami perubahan membahagiakan keluarga dan
mengatakan jika dia tidak
ukuran fisik, orang tuanya dengan memiliki
memiliki gangguan penyakit
pasientidak ada keluhan penghasilan yang cukup.
apapun.
sakit pada bagian Namun, semua pekerjaan
anggota tubuh lainnya. pasien terhambat karena harus
Pasien menyukai melakukan perawatan di RS.
Peran :
seluruh anggota
Pasien mennyadari perannya
tubuhnya dan seluruh
sebagai seorang anak dan
anggota tubuhnya
ayah dari anak-anaknya.
mampu berfungsi Harga diri :
Sehingga dia harus berbakti
dengan baik. Pasien memiliki
kepada orang tua dan
menafkahi keluarganya.
Hubungan sosial
Orang yang berarti :
pasien mengatakan jika
orang sangat berarti
dalam hidupnya adalah keluarga

Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :


pasien tidak mengetahui perannya dan kesulitan berbaur
dengan
masyarakat karena emosi yang tidakstabil

 
Hambatan dalam hubungan dengan orang lain :
mudah emosi ketika berkomunikasi dan menjalin
hubungan dengan orang lain.
 
Status Mental
Yang bermasalah pada status mental :
1. Pembicaraan : pasien acuh tak acuh ketika diajak bicara dan hanya menjawab beberapa pertanyaan
saja.
2. Alam perasaan : Pasien memiliki alam perasaan gembira berlebihan : pasien merasa gembira dan senang
karena memiliki kekuatan yang tidak bisa dimiliki orang lain yaitu selalu menang ketika terlibat perkelahian.

3.Afek : pasien memiliki afek labil, apabila pasien merasa terbantahkan pasien akan emosi dan
memukul-mukul benda yang ada disekitarnya. Dan pasien merasa tenang jika
keinginannya dituruti.
4. Interaksi selama wawancara : pasien hanya menjawab beberapa pertanyaan, tidak mempertahankan kontak mata dan
acuh tak acuh terhadap pembicara
5. Persepsi : Pasien mendengar suara bisikan setiap kali bertemu dengan orang banyak, jika orang itu akan melukai
dirinya, pasien tidak melihat sesuatu yang mengganggu fikirannya pasien tida memiliki halusinasi perabaan, pasien
tidak memiliki halusinasi pengecapan dan pasien
tidak memiliki halusinasi penciuman.
6. Arus pikir
Blocking : pasien berbicara namun tiba-tiba berhenti, kemudian melanjutkan pembicaraan namun tidak sesuai
dengan pembicaraan sebelum blocking terjadi.
7. Isi pikir
Obsesi : pasien memiliki obsesi untuk menang disetiap perkelahian dan tidak menerima kegagalan
Waham kebesaran : pasien mempercayai dirinya memiliki kekuatan yang tidak tertandingi oleh siapapun
5. Persepsi : Pasien mendengar suara bisikan setiap kali bertemu dengan orang
banyak, jika orang itu akan melukai dirinya, pasien tidak melihat
sesuatu yang mengganggu fikirannya pasien tida memiliki halusinasi
perabaan, pasien tidak memiliki halusinasi pengecapan dan pasien tidak
memiliki halusinasi penciuman.
6. Arus pikir
Blocking : pasien berbicara namun tiba-tiba berhenti, kemudian
melanjutkan pembicaraan namun tidak sesuai dengan pembicaraan sebelum
blocking terjadi.
7. Isi pikir
Obsesi : pasien memiliki obsesi untuk menang disetiap perkelahian
dan tidak menerima kegagalan
Waham kebesaran : pasien mempercayai dirinya memiliki kekuatan yang tidak
tertandingi oleh siapapun
8. Tingkat Kesadaran
Apatis : pasien acuh tak acuh terhadap pembicaraan dan orang-orang disekitarnya
Pasien tidak memiliki masalah disorientasi waktu, tempat dan orang-orang
yang ada disekitarnya.
9. Daya tolak diri :Mengingkari penyakit yang diderita :
Pasien tidak menerima jika dia mengalami gangguan jiwa, dan
cenderung mengatakan jika dia normal seperti manusia pada
umumnya.
Adaptif Ya Tidak
Bicara dengan orang lain   V
Mampu menyelesaikan masalah   V

Teknik relaksasi   V
Aktivitas konstruktif v  
Olahraga   V

Mekanisme kopoing Maladaptif    


Minum alkohol   V
Reaksi lambat / berlebihan v  
Bekerja berlebihan v  
Menghindar v  
Mencederai diri   V
Diagnosa Keperawatan :

1. Waham Kebesaran
ANALISA DATA

Data Masalah
Ds : Waham
1. Pasien mengatakan dia sangat hebat dan Kebesaran
memiliki kekuatan untuk menaklukkan orang
banyak dengan cara memukulnya.
2. Pasien memiliki obsesi terhadap kemenangan
3. Pasien mengatakan mendengar bisikan
 
Do :
4. Wajah pasien tampak tegang
5. Tatapan mata pasien tajam
6. Pasien acuh tak acuh terhadap pembicaraan
yang dilakukan
7. Pasien tidak mampu mengendalikan emosi
8. Pasien tidak kooperatif ketika diajak bicara
 
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Intervensi


Waham Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan SP1
pasien dapat mengontrol wahamnya. Kriteria hasil : 1. Membina hubungan saling percaya antara perawat
1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan dan pasien
perawat 2. Membantu orientasi realita
2. Pasien mau menceritakan ide-ide dan perasaan yang 3. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
muncul secara berulang dalam pikirannya. 4. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya
3. Pasien dapat mengidentifikasi stressor atau pencetur 5. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
waham. kegiatan harian
4. Pasien dapat mengidentifikasi wahamnya.
5. Pasien dapat mengidentifikasi konsikuensi wahamnya. SP2
6. Pasien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara 6. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
menghentikan pikiran yang berpusat pada wahamnya. 7. Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki
7. Pasien mendapat dukungan keluarga 8. Melatih kemampuan yang dimiliki
8. Pasien mampu menggunakan obat secara tepat dan  
teratur. SP3
9. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
10. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
penggunaan obat secara teratur
11. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP 1 WAHAM
 
Nama : Tn. I
Ruangan : Sawo
Pertemuan :1
Tanggal : 1 Maret 2022
Waktu : 10.00 WITA

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds :Pasien mengatakan dia sangat hebat dan memiliki kekuatan untuk menaklukkan orang
banyak dengan cara memukulnya.Pasien memiliki obsesi terhadap kemenangan
Pasien mengatakan mendengar bisikan
Do : -Wajah pasien tampak tegang
-Tatapan mata pasien tajam
-Pasien acuh tak acuh terhadap pembicaraan yang dilakukan
-Pasien tidak mampu mengendalikan emosi
-Pasien tidak kooperatif ketika diajak bicara
2. Diagnosa Keperawatan : Waham Kebesaran
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat mengontrol wahamnya
Tindakan Keperawatan
SP1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, membantu orientasi
realita, mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi,
membantu pasien memenuhi kebutuhannya dan melakukan
pecatatan dalam jadwal kegiatan harian.
 
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase prainteraksi
a. Perawat mengkaji perasaan dan persiapan diri sebelum melakukan
kegiatan SP1
b. Perawat menganalisis kekuatan dan keterbatasan profesionalisme diri
sendiri
c. Perawat mempersiapkan alat yaitu alat tulis dan jam tangan
d. Perawat mempersiapkan tempat pertemuan
e. Perawat mencuci tangan
 
2. Orientasi
a. Salam terapeutik :
“selamat pagi pak, perkenalkan nama saya perawat afni, saya mahasiswa keperawatan Ners
Poltekkes Palu yang dinas diruangan ini dari jam 08.00 – 14.00 WITA siang nanti. Kalau
boleh tau nama bapak siapa? “ “senangnya di panggil siapa pak?” (perawat menjulurkan
tangan untuk menjabat tangan dan mentap wajah pasien dengan senyuman).
“bagaimana kabarnya hari ini?”
“bapak tadi pagi sudah makan? Bangun jam berapa tadi pak? Apa saja kegiatan bapak hari
ini?”
“bagaimana jika hari ini kita berbincang – bincang mengenai perasaan bapak, boleh pak?”
“bapak maunya dimana? Disini saja ya pak, lebih aman dan tenang “
“ untuk waktunya sebentar saja ya pak. Sekitar 15 mnt saja. Sekrang jam 10.00, kita akan
berbincang sampai jam 10.15. bagaimana pak, apakah bapak bersedia?”
3. Fase Kerja
“apa yang bapak rasakan saat ini?”
“saya mengerti pak, saat ini bapak merasa paling kuat dan hebat. Namun, perasaan hebat itu tidak harus membuat bapak
mengancam orang lain dengan benda tajam ataupun sampai menyakiti diri bapak dan orang disekitar bapak. Karena
setahu saya orang kuat dan hebat itu tidak harus menyakiti atau membuat orang lain takut. Sebaliknya, dengan
kehebatan dan kekuatan yang bapak miliki bisa membantu dan melindungi orang – orang disekitar bapak, tapi tidak
dengan memukul atau melukai orang lain.”
“bapak ingat nama lengkapnya bapak?” “ya benar, sekarang bapa tau berada dimana sekarang?” “bapak ingat hari ini
hari apa dan tanggal berapa?” “ya, betul sekali pak”.
“sekarang bapak mengenal siapa mereka itu?”, “tidak kenal ya pak?”.
“jadi, mereka itu adalah perawat yang berjaga diruangan ini dan merawat bapak selama di rawat di RS. Ini”.
“tampaknya bapak sering menggertakkan gigi dan mengepalkan tangan, ada yang membuat bapak kesal? Apa bisa bapak
ceritakan hal apa itu biar saya bnatu untuk menyelesaikannya pak?”
“bapak merasa dipandang sebelah mata ya pak?” “orang – orang disekitar bapak?, iya pak, padahal bapak ini hebat loh,
memiliki pekerjaan yang bagus dan menghasilkan uang yang banyak.”
“jadi, setelah keluar dari RS, bapak ingin melanjutkan pekerjaan bapak yang tertunda untuk menghasilkan uang yang
banyak yah pak?” “wah hebat yah pak”
“sekarang sudah jam 10.15 nih pak, kesepakatan awal kita sudah habis yah pak”
4. Terminasi
“bagaimana perasaan bapak setelah berbincang – bincang tadi?”
“apa saja tadi yang kita bicarakan pak?” “iya benar sekali”
“untuk hari ini cukup sekian dulu ya pak, besok kita akan bertemu lagi di
tempat yang sama dengan waktu yang sama untuk melatih kemampuan
yang bapak miliki agar bapak bisa lebih kuat lagi dan lebih hebat lagi,
apakah bapak mau?”
“baik kalau begitu pak, sangat bagus pak bapak sudah berani menceritakan
masalah bapak kepada saya. Kalau begitu saya permisi dulu yah pak,
selamat pagi.”
Evaluasi Keperawatan SP1 
Tanggal : 1 Maret 2022
Jam : 14.00 WITA
S : -Pasien mengatakan dia sangat hebat dan memiliki kekuatan yang tidak dimiliki orang
lain
- Pasien menyebutkan nama lengkap, tanggal hari ini dan mengenal orang-orang
disekitarnya
- Pasien menceritakan dia dipandang sebelah mata oleh orang-orang terdekatnya
- Pasien mengatakan dia akan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda jika keluar dari
RS.
O : - Wajah pasien tampak tegang
- Tatapan mata pasien tajam
-Pasien acuh tak acuh terhadap lingkungan disekitarnya
A : Pasien mampu menceritakan permasalahan yang dihadapi dengan baik
Waham belum teratasi
SP1 Selesai
P :
Perawat : Lanjutkan SP2 Waham
Pasien : Anjurkan pasien untuk mengenali kemampuan dirinya.
 
 
 
SP 2 WAHAM
 
Nama : Tn. I
Ruangan : Sawo
Pertemuan : II
Tanggal : 1 Maret 2022
Waktu : 10.00 WITA
 
Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds : - Pasien mengatakan dia sangat hebat dan memiliki kekuatan untuk menaklukkan
orang banyak dengan cara memukulnya.
- Pasien memiliki obsesi terhadap kemenangan
- Pasien mengatakan mendengar bisikan
Do : -Wajah pasien tampak tegang
- Tatapan mata pasien tajam
- Pasien acuh tak acuh terhadap pembicaraan yang dilakukan
- Pasien tidak mampu mengendalikan emosi
- Pasien tidak kooperatif ketika diajak bicara
2. Diagnosa Keperawatan : Waham Kebesaran
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat mengontrol
wahamnya
4. Tindakan Keperawatan
SP 2 : Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien, berdiskusi tentang
kemampuan yang dimiliki, dan melatih kemampuan yang dimiliki
 
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase prainteraksi
a. Perawat mengkaji perasaan dan persiapan diri sebelum melakukan
kegiatan SP2
b. Perawat menganalisis kekuatan dan keterbatasan profesionalisme diri
sendiri
c. Perawat mempersiapkan alat yaitu alat tulis dan jam tangan
Perawat mempersiapkan tempat pertemuan
Perawat mencuci tangan
3. Fase Kerja
;Apa saja hobby bapak? Saya catat ya pak, terus apa lagi?
“ Wah.., rupaya bapak pandai main volly ya, tidak semua orang bisa bermain
volly seperti bapak.
“Bisa bapak ceritakan kepada saya kapan pertama kali bapak bermain volly?
Siapa yang dulu mengajarkanya kepada bapak?Dimana?
“Bisa bapak peragakan kepada saya bagaimana bermain volly yang baik itu?
“ Wah… baik sekali permainanya
“ Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bapakini,ya berapakali
sehari/seminggu bapak mau be3rmain volly?
“Apa yang bapak harapkan dari kemampuan bermain volly?
“ Ada tidak hobi atau kemampuan bapak yang lain selain be3rmain bola volly?
4. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap
tentang hobi dan kemampuan bapak”
“Setelah ini coba bapak lakukan latihan volly sesuai dengan
jadwal yang telah kita buat ya?”
“Besok kita ketemu lagi ya pak.
“Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang sebelum
makan siang? Di Meja depan kamar bapak saja . Nanti kita
akan membicarakan tentang obat yang harus bapak minum,
setuju?
Evaluasi Keperawatan SP2
 
Tanggal : 2 Maret 2022
Jam : 14.00 WITA

S : Pasien mengatakan dia senang bermain volly


Pasien mengatakan dia akan menjadi pemain hebat dalam volly
O : Wajah pasien tampak tegang
Tatapan mata pasien tajam
Pasien acuh tak acuh terhadap lingkungan disekitarnya
A : mampu menceritakan kemampuan yang dimiliki dan mempraktekanya
dengan baik
Waham belum teratasi
SP2 Selesai
P :
Perawat : Lanjutkan SP3 Waham
Pasien : Anjurkan pasien untuk minum obat secara teratur.
 
 
 
 
SP 3 WAHAM
 
Nama : Tn. I
Ruangan : Sawo
Pertemuan : III
Waktu : 11.00 WITA
 
Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds : 1. Pasien mengatakan dia sangat hebat dan memiliki kekuatan untuk menaklukkan orang
banyak dengan cara memukulnya.
2. Pasien memiliki obsesi terhadap kemenangan
3. Pasien mengatakan mendengar bisikan
Do : 1. Wajah pasien tampak tegang
2. Tatapan mata pasien tajam
3. Pasien acuh tak acuh terhadap pembicaraan yang dilakukan
4. Pasien tidak mampu mengendalikan emosi
5. Pasien tidak kooperatif ketika diajak bicara
2. Diagnosa Keperawatan : Waham Kebesaran
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat mengontrol wahamnya
. Tindakan Keperawatan
SP 3
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien, memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur,
menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase prainteraksi
a. Perawat mengkaji perasaan dan persiapan diri sebelum melakukan kegiatan SP3
b. Perawat menganalisis kekuatan dan keterbatasan profesionalisme diri sendiri
c. Perawat mempersiapkan alat yaitu alat tulis dan jam tangan
d. Perawat mempersiapkan tempat pertemuan
e. Perawat mencuci tangan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik :
“Assalamualaikum pak.”
Bagaimana pak sudah dicoba latihan volly nya?. Bagus sekali”
Sesuai dengan janji kita kemarin bagaimana kalau kita sekarang membicarakan tentang obat yang bapak
minum?”.
“Dimana kita mau berbicara? Di meja depan kamar bapaksaja yah.
“Berapa lama bapak mau kita berbicara?15 atau 20 menit?
 
3. Fase Kerja
“Bapak berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?”
“ Bapak perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang”
“Obatnya ada tiga macam bang, yang warnanya oranye namanya CPZ
gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks,
dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi
teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan
jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu
mengatasinya bapak bisa banyak minum ”.
“Sebelum minum obat ini bapak mengecek dulu label di kotak obat apakah
benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus
diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama
obatnya sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya
bapak tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum
berkonsultasi dengan dokter”.
4. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap
tentang obat yang bapak minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan bapak. Jangan lupa minum obatnya dan nanti
saat makan minta sendiri obatnya pada suster”
“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Bapak!”
“bapak, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan.
Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan di tempat sama?”
“Sampai besok.”
Evaluasi Keperawatan SP3
 
Tanggal : 3 Maret 2022
Jam : 14.00 WITA
 
S : Pasien setuju untuk berbincang – bincang
Pasien mampu mengetahui jadwal minum obat, jenis
obat dan kegunaan obat yang diminum
O : Pasien mampu membedakan jenis obat yang diminum,
jadwal minum obat dan kegunaan obat
 
A : Pasien mampu membedakan jenis obat yang diminum,
jadwal minum obat dan kegunaan obat
Waham belum teratasi
SP3 Selesai
 
P :
Perawat : Pertahankan intervensi
Pasien : Anjurkan pasien untuk minum obat secara teratur.
 
 
 
 
 
KESIMPULAN
Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa suatu dimana proses
pikir yang tergangu dapat diliat dengan adanya keyakinan yang salah dan
bertentangan dengan kehidupan nyata, namun tetap dipertahankan
walaupun individu lain tidak mempercayai hal tersebut. Waham cukup
sering ditemui pada kasus skizofernia berat. Penderita kizofernia dengan
waham cukup sulit diketahui bagi masyarakat umum, karena masyarakat
masih banyak yang kurang mengerti arti waham itu sendiri, dan masih
banyak juga yang mengira waham tersebut adalah halusinasi.
SARAN
Diharapkan kepada pembaca terutama pada petugas kesehatan dapat lebih
meningkatkan pelayanan khususnya dengan kasus ini di keperawatan jiwa
(waham).
THANK YOU …..!!!

You might also like