You are on page 1of 29

DEFINISI :

OBAT TRADISIONAL  Bahan /ramuan bahan


berupa tumbuhan, bahan asal hewan, mineral,
sediaan galenik/sarian/ekstrak atau campuran
bahan tsb.  secara turun temurun (empiricaly)
digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.
JAMU  obat tradisional Indonesia ( Empirical
based herbal medicine)
OBAT HERBAL TERSTANDAR (OHT)  Sediaan
bahan alam, telah dibuktikan khasiat dan
keamanan secara ilmiah, mellaui uji preklinik dan
bahan bakunya telah di standarisasi (Scientific
based herbal medicine).
FITOFARMAKA  Sediaan obat bahan alam, telah
dibuktikan khasiat dan keamanannya secara ilmiah
melalui uji preklinik dan uji klinik, bahan baku dan
produk jadinya telah di standarisasi (Clinical based
herbal medicine)

SEDIAAN GALENIK  hasil ekstraksi dari simplisia


yang berasal dari tumbuhan atau hewan.

EKSTRAKSI  Proses pemisahan bahan asal


tumbuhan, hewan atau mineral dengan cara rebusan,
seduhan, maserasi, perkolasi atau dgn cara lain
sesuai dgn kegunaan bahan tsb.
METODE EKSTRAKSI
Pelarut  1. Pelarut polar : Air
2. Pelarut semipolar : etil asetat, aseton,
kloroform.
3. Pelarut nonpolar : n heksan, ether
4. Pelarut polar dan nonpolar : metanol,
etanol, asam asetat
Metode Ekstraksi dengan cara pemanasan yakni :
1.Dekoktum  pelarut air dengan suhu 90-95oC
selama 30 menit.
2.Infusum  pelarut air dengan suhu 90-95o C
selama 15 menit.
3. Refluks  metode ekstraksi panas dengan teknik
penyulingan (destilasi), bahan simplisia direndam dalam
sulven air, langsung di panasi.
4. Soxhletasi  hampir sama dengan refluks, hanya
suhunya lebih rendah
5. Coque  simplisia di rebus langsung dengan solven air.
Air rebusan lansung digunakan atau air dan ampasnya
langsung digunakan.
6. Seduhan  simplisia direndam dgn air mendidih,
selama 5-10 menit spt teh celup.
Metode ekstraksi dingin  Untuk bahan simplisia yang
mudah rusak oleh pemanasan.
1.Maserasi  merendam dengan pelarut dalam waktu 24-
48 jam, selanjutnya di saring. Filtrat di pekatkan dengan
rotafavor , shg diperoleh ekstrak kental.
2.Perkolasi  proses ekstraksi dingin dengan mengalirkan
pelarut secara kontinyu dalam waktu tertentu. Selanjutnya
diuapkan dgn rotafavor.
JENIS EKSTRAK
1.Ekstrak air  menggunakan pelarut air, ekstrak dapat
langsung digunakan atau di pekatkan/ dikeringkan.
2.Ekstrak kental  mellaui proses pemekatan dengan
rotafavor.
3.Ekstrak kering  dari proses pemekatan dilanjutkan
dengan pengeringan. Dapat menggunakan bahan
tambahan seperti laktosa, aerosil, atau menggunakan
metode kering beku (susu bubuk).
SLIDE 8
EKSTRAKSI BAHAN
SERBUK DAUN Achyranthes aspera L

Diekstraksi dengan etanol

AMPAS EKSTRAKSI ETANOL

Diuapkan dengan rotavapor

EKSTRAKSI KENTAL
UJI AKTIVITAS fraksinasi dengan
TAHAP I kromatografi lapis tipis
FRAKSI SENYAWA AKTIF
fraksinasi dengan
kromatografi kolom
FRAKSI AKTIF

UJI AKTIVITAS Dimurnikan


TAHAP II

ISOLAT MURNI

UJI AKTIVITAS Diidentifikasi


TAHAP III
IDENTITAS
DRUG TOXICITY TEST
PRACLINIC TOXICITY TEST ONLY:

1. GENERAL TOXICITY TEST


A. ACUTE TOXICITY TEST
B. SUBACUTE TOXICITY TEST
C. CHRONIC TOXICITY
2. SPECIFIC TOXICITY TEST :
A. TERATOGENIC TEST
B. CARCINOGENIC TEST
C. MUTAGENIC TEST
TOXICITY TEST : 
Test safety of drugs on animals
experimental before the drugs use on human or
animals husbandry or pet animals
REGULATION OF ACUTE TOXICITY OF DRUGS :
• Uses in single dose or repeated dose , but do
not more than 24 hours
• Route of administration : 2 route, yakni clinical
use (sesuai yang disarankan), and I.V. route
(bila memungkinkan)  untuk to know
sistemic safety of drug.
• To measure of LD50 yakni dosis yang
menyebabkan kematian 50% hewan coba untuk
dibadingkan dengan obat lain.
• To measure of maximum dose yang tidak
menyebabkan kematian.
• Pengamatan dilakukan dalam waktu 14 hari,
Semua hewan coba di korbankan 
pengamatan makroskopis dan mikroskpis thd.
organ vital.
Pelaksanaan Uji Toksisitas Akut :
• Hewan coba : Dua spesies mamalia, termasuk
non rodent (bila memungkinkan) jantan & betina.
• Dosis : maksimum yang tidak mematikan.
• Pengamatan dilakukan dalam 24 jam
• Hewan coba separo dikorbankan di amati
perubahan2 makroskopis dan mikroskopis
• Separo hewan coba lain di amati setiap hari
selama 14 hari terhadap : Perub. BB dan
Perubahan makroskopis.
• Setelah hari ke 14 semua hewan coba
dikorbankan  di amati perub.Makroskopis dan
mikroskopis pada jantung, paru2, hati, ginjal,
limpa dan jaringan lainya.
• Dibuat kurva dosis – respon.
PENENTUAN LD50

LD50 = Anti log ( log A + (B x log C)


Keterangan :
A = Dosis dibawah 50%
B = Jarak Proporsional yakni :
50% kematian-% kematian dibawahnya
% kematian diatas 50% - % dibawah 50%
C = Penambahan Dosis yakni :
Dosis diatas LD50%
Dosis dibawah LD50%
Pengujian Toksisitas Berulang
(Sub akut dan kronis) :
Tujuan : Menentukan toksisitas kumulatif dan
perubahan fisiologis dan patologis hewan coba.
Hewan coba : minimal 2 spesies hewan berbeda
Dose : maximal effect tidak mematikan.
Cara pemberian : seperti dipakai di klinik.
Lama pengujian :
Untuk pemakaian klinik 1-3 hari 
lama pengujian 14 hari.
Untuk pemakaian klinik 7 hari 
lama pengujian 28 hari.
Untuk pemakaian klinik 4 minggu 
lama pengujian 90 hari.
Untuk pemakaian  1 bulan 
lama pengujian 6 bulan.
Uji Karsinogenik :
1. Untuk obat-obat yang digunakan jangka lama
atau terapi penyakit kronis.
2. Zat kimia yang potensial menimbulkan
karsinogenik.
Dosis yang dipakai : Dosis tinggi (100x dosis
terapi)
Lama Uji : pada tikus 24 bulan pada mencit 18
bulan.

FDA  per kelompok minimal 25 ekor per jenis


kelamin, dan harus hidup sampai akhir
percobaan.
Kematian tak lebih 50% bukan karena kanker.
Dosis yang dipakai adalah dosis tertinggi yang
tidak menyebabkan kematian.
Evaluasi : adanya Neoplasma dibandingkan
kontrol.
Uji Toksisitas pada Reproduksi

Pengamatan uji meliputi pengaruh pada :


1. Gametogenesis
2. Embriogenesis
3. Implantasi
4. Organogenesis
5. Pertumbuhan fetus
6. Kelahiran
UJI AKTIVITAS OBAT HERBAL
1.Sebagai Obat ANTIKANKER
KANKER  Penyakit Seluler, invasif dan metastatik
akibat dari gangguan proliferasi dan diferensiasi sel.
(Karsinoma, Sarkoma, Leukemia dan Limfoma).
Penyebab  belum jelas (multifaktor) Inaktivasi gen
supresor tomor seperti p53, p21, protein bax.
Aktivasi protoonkogen jadi onkogen (zat kimia, obat2an,
sinar X, ultraviolet dll..
Mekanisme kerja obat antikanker :
1. Menghambat sintesis DNA ( hambatan dihidrofolic
acid reduktase, hambatan basa purin dan pirimidin).
2. Merusak DNA (merusak nucleic acid).
3. Antimitosis (Alkaloid)
4. Rekayasa genetik (inhibisi faktor pertumbuhan).
CONTOH TANAMAN BERKHASIAT ANTIKANKER
1.Kunir (Curcuma longa)
2.Kunir putih (Curcuma zesoaria)
3.Temu putih (Curcuma zesoria)
4.Sambung Nyawa (Gyrura procumbens)
5.Sambiloto (Andrographis paniculata Ness)
6.Pegagan (Centella asiatica)
7.Daun Dewa (Typhonium divaricatum)
8.Jarong (Achyranthes aspera linn)
9.Mengkudu ( Morinda Citrifolia)
10.Meniran (Phyllanthus niruri)
11.Tapak dara (Vinca rosea)
12.Kealdi tikus (Typhonium divaricatum)
2. ANTIDIABETES MELITUS
Diabetes Melitus (DM)  kadar gula darah melebihi batas
kadar normal (sebulum maupun sesudah makan).
Penyebab :
Pada DM tipe 1 karena faktor genetik kerusakan
sel β pankreas, ketergantungan insulin.
Pada DM tipe 2 karena faktor luar pola makan
dan obat2an yang menyebab fungsi sel β pankreas
berkurang, tidak tergantung insulin.
Pengobatan DM.
DM tipe 1  ketergantungan insulin
DM tipe 2  memperbaiki transportasi glukosa kedalam
sel, mempercepat pemecahan glukosa dalam
mitokondria, mengurangi pembentukan oksidan dan
mempercepat proses proliferasi sel β pankreas.
CONTOH TANAMAN BERKHASIAT ANTIDIABETES
1.Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) : daun
2.Jambo monyet (Anarcedium accidentale) : kulit
batang
3.Bawang merah (Allium cepa linn)
4.Johar : kulit batang
5.Jambu biji (Psidum guajava) : daun, buah kulit
batang
6.Tapak dara (Cataranthus rosea) daun
3. ANTIDIARE
Diare  Frequensi defekasi lebih banyak dari
normal, konsistensi feses encer.
Kejadian  bisa akut dan kronis.
Penyebab  bermacam2 (ifeksi bakteri, virus, parasit).
Peningkatan motilitas usus ( alergi makanan dan obat2an),
psikosomatik, Kelainan endokrin dan metabolisme.
Terapi : tergantung penyebab (antibakteri, antiamuba,
menurunkan motilitas usus, mengurang spasmus
usus.
CONTOH TANAMAN BERKHASIAT ANTIDIARE
1.Kunir (Curcuma domestika)  rimpang
2.Temulawak (Curcuma xanthorriza  rimpang
3.Jambu biji (Psydium guajava linn)  daun, kulit
batang, buah
4.Gambir (Uncaria gambir)  daun dan ranting
5.Delima (Punica granatum)  kulit buah, kulit akar
6.Kemukus ( Piper cubeba linn)  buah
4. ANTIFERTILITAS
Antifertilitas  Obat untuk mengurangi ke
suburan (kontrasepsi)
Metode  Sterilisasi jantan dan betina
Kondom, IUD, obat abortivum,
spermisidal, obat kontrasepsi.
Cara kerja obat antifertilitas :
1. Mencegah pematangan sel telur
2. Mencegah terjadi ovulasi
3. Mencegah pertemuan sel telur dan
spermatozoa
4. Mencegah proses inflantasi
5. Menghambat spermatogenesis.
TANAMAN BERKHASIAT ANTIFERTILITAS
1.Bayam duri (Amaranthus spinosus Linn)akar
2.Pepaya (Carica papaya Linn)  biji
3.Sadamala (Artemisin vulgaris Linn) daun
4.Blustru (Luffa cilindrica Linn)  daun
5.Rumput teki (Ciperus rotundus Linn)  rimpang
6.Daun manggis (Garsenia mangostana Lin)
7.Kembang spatu (Hibiscus rosasinensis Linn)  daun
8.Remek getik (Achyranthes aspera linn)  daun
9.Nanas (Ananas comosus Merr)  buah muda
10.Sere (Andropogon nardus Linn) - akar, daun muda.
11.Jambu biji (Psidium guajava Linn)  Kulit dan akar.
5. Hepatoprotektor
Kerusakan hepar  akibat konsumsi zat kimia seperti
obat2an (CCl4, parasetamol), infeksi virus hepatitis B,C.
Test fungsi hepar  pemeriksaan kadar SGOT dan
SGPT lebih dari 10 kali lipat.
Contoh : tanaman berkhasiat Hepatoprotektor
1.Sambiloto (Andrgafis paniculata)  daun
2.Kunyit (Curcuma domestica)  rimpang
3.Bawang putih (alium sativum L)  Umbi
4.Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza)  rimpang
5.Meniran (Phylanthus niruri L.) tanaman
6.Daun sendok (Plantogo mayor)  Daun.
7.Pegagan (Centella asiatica L.)  daun.
8.Dll. Cari sendiri.

You might also like