Professional Documents
Culture Documents
Bab IV Manajemen Bank
Bab IV Manajemen Bank
Secondary Reserve
Merupakan cadangan tunai kedua yang berfungsi sebagai
cadangan penyangga posisi primary reserve. Apabila saldo kas
terus berkurang , demikian juga saldo giro pada BI sebagai akibat
besarnya penarikan dana deposan, maka secondary reserve dapat
digunakan untuk meberikan bantuan,
Regulasi tentang Likuiditas
Likuiditas Minimum yang wajib dipelihara
Likuiditas minimum yang wajib dipelihara adalah sekurang-
kurangnya 5% dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah alat
likuid dengan kewajiban yang dapat dibayar dalam suatu masa
laporan.
Laporan likuiditas
Laporan likuiditas dibagi menjadi 4 masa laporan untuk setiap
bulannya, yaitu :
1. Laporan I meliputi masa sejak tanggal 1 s/d tanggal 7
2. Laporan II meliputi masa sejak tanggal 8 s/d tanggal 15
3. Laporan III meliputi masa sejak tanggal 16 s/d tanggal 23
4. Laporan IV meliputi masa sejak tanggal 24 s/d akhir bulan.
Hari minggu dan hari –hari libur umum lainnya tidak termasuk
dalam masing-masing laporan tersebut.
Sistem Manajemen Bank
Unit banking system
Branch banking system
Group and chain banking system
Mixed system
Unit Banking System
Pada unit ini bentuk operasional bank berlaku terbatas pada
lingkup satu unit bank, berdiri sendiri (otonom) dan memiliki
kewenangan yang mencakup kegiatan dalam batas bank itu sendiri.
Operasional bank ini hanya terbatas dinegara bagian atau propinsi
tertentu dan tidak membuka cabang dinegara bagian atau propinsi
tertentu.
Ciri utama dari bank yang menganut unit banking system adalah :
1. Memiliki organisasi yang relatif kecil
2. Ruang lingkup operasionalnya terbatas
3. Delegation of authority yang dimiliki hanya sedikit
4. Prosedur kredit tidak berbelit dan langsung ditangani oleh direksi
5. Karena sistemnya kesatuan maka kekuasaan bisa terhimpun pada
satu tangan
Branch Banking System
Merupakan sistem bank dimana secara operasional bank
mempunyai satu kantor pusat dan beberapa kantor cabang
dikota lain dengan sistem manajemen modern yang terpadu,
berencana, dan desentralisasi kewenangan tentang
pengelolaan dana dan kredit.
Group and Chain Banking System
Beberapa bank yang menggabungkan diri
dalam bentuk manajemen terutama soal
dana dan kredit yang dipimpin oleh salah
satu bank yang tersebar dalam kelompok
atau perorangan yang merupakan
pemegang saham terbesar.
Mixed System (Sistem Campuran)
Pada sistem ini paling sulit dipantau karena pada bagian
kegiatan tertentu menggunakan unit system dan pada bagian
lain menjalankan branch system. Biasanya bank-bank besar
memberikan kewenangan khusus bagi cabang-cabang
tertentu misalnya cabang khusus atau cabang utama atau
cabang-cabang di luar negeri yang seolah-olah seperti unit
banking system.
Manajemen Perkreditan
Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga (UU
No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan).
Manajemen perkreditan pada dasarnya merupakan suatu proses
yang terintegrasi antarasumber-sumber dana, alokasi dana yang
dapat dijadikan kredit dengan perencanaan, pengorganisasian,
pemberian, administrasi, dan pengamanan kredit.
Tujuan pemberian kredit adalah untuk mendapatkan
keuntungan (profit) yang tinggi dari jasa pemberian kredit dan
keamanan bank , yaitu kemanan untuk nasabah penyimpanan.
Unsur – unsur Kredit
Kepercayaan
Kesepakatan
Jangka waktu
Risiko
Jenis Kredit
Jenis kredit menurut sifat penggunaan
Jenis kredit menurut keperluannya
Jenis kredit menurut jangka waktu
Jenis kredit menurut jaminannya
Jenis Kredit Menurut Sifat Penggunaan
Terdiri atas :
Kredit konsumtif
kredit ini dipergunakan oleh peminjam untuk keperluan
konsumsi, artinya uang kredit akan habis dipergunakan atau
semua akan terpakai untuk memenuhi kebutuhannya.
Kredit Produktif
Kredit ini ditujukan untuk keperluan produksi dalam arti
luas. Melalui kredit produktif inilah suatu utility uang dan
barang dapat dilihat dengan nyata. Peranan kredit produktif
digunakan untuk peningkatan usaha baik usaha-usaha
produksi, perdagangan, maupun investasi.
Jenis Kredit Menurut Keperluannya
Kredit Produksi/Exploitasi
Kredit ini diperlukan perusahaan untuk meningkatkan
produksi baik peningkatan kuantitatif, yaitu jumlah hasil
produksi maupun peningkatan kualitatif yaitu
peningkatan kualitas/mutu hasil produksi. Disebut juga
kredit exploitasi karena bantuan modal kerja tersebut
digunakan untuk menutup biaya-biaya eksploitasi
perusahaan secara luas berupa pembelian bahan-bahan
baku, bahan penolong dan biaya produksi lainnya (upah,
biaya pengepakan, biaya distribusi dan sebagainya)
Kredit Perdagangan
Kredit ini diperlukan untuk keperluan-keperluan perdagangan
pada umumnya yang berarti peningkatan utility of place dari
sesuatu barang. Pelaksanaan pemberian kredit perdagangan
dalam negeri maupun luar negeri dapat dilakukan dengan
Letter of Credit (L/C). Letter of Credit pada dasarnya adalah
surat perintah dari pembeli (importir) kepada penjual
(eksportir) untuk mengirimkan sejumlah barang yang tertera
dalam L/C dengan jaminan uang akan dikirim bilaman syarat-
syarat dalam L/C dapat dipenuhi oleh penjual.
Kredit Investasi
Kredit ini diberikan oleh bank kepada para pengusaha
untuk kepreluan investasi pemanfaatannya bukanlahlah
keperluan untuk penanaman modal kerja, akan tetapi
untuk keperluan perbaikan ataupun pertambahan barang
modal (capital goods) beserta fasilitas-fasilitas yang erat
hubungannya dengan itu
Ciri-ciri dari kredit ini antara lain :
1. Diperlukan untuk penanaman modal
2. Mempunyai perencanaan yang terarah dan matang
3. Waktu penyelesaian kredit berjangka menengah dan
panjang
Jenis Kredit Menurut Jangka Waktu
Kredit jangka pendek
Kredit dengan jangka waktu selama-lamanya 1 tahun
Jangka menengah
Krdit yang berjangka waktu antara 1 sampai 10 tahun
Jangka panjang
Kredit yang berjangka waktu lebih dari 10 tahun
Jenis Kredit Menurut Jaminannya
Kredit Tanpa Jaminan
Yang dimaksud disini adalah jaminan fisik. Di Indonesia jenis
kredit ini belum lazim dan dilarang oleh Bank Indonesia.
Tetapi di Eropa dan Amerika kredit ini justru yang lazim
dipakai dan khususnya diperuntukkan pada perusahaan yang
besar dan kuat.
Kredit dengan Jaminan
Jenis kredit ini adalah kredit yang penilaiannya lengkap dalam
arti segala aspek penilaian turut dipertimbangkan termasuk
jaminan. Jaminan kredit dapat berupa tanah, rumah, pabrik,
dan atau mesin-mesin pabrik, perhiasan dan barang-barang
fisik lainnya.
Faktor – faktor Dalam Penentuan Bunga
Kredit
Biaya dana
Biaya operasi
Cadangan risiko kredit macet
Laba yang di inginkan
Pajak
Keadaan ekonomi dan keuangan
Tingkat risiko
Kemampuan dalam perdagangan dan persaingan
Konsep Penilaian Kredit
Prinsip-prinsip Perkreditan
Aspek Penilaian Kredit
Teknik Penyelasaian Kredit Macet
Prinsip-prinsip Perkreditan
Character
Capacity
Capital
Colleteral
Condition
Character
Prinsip ini diperhatikan dan diteliti tentang kebiasaan-
kebiasaan, sifat-sifat pribadi, cara hidup, keadaan keluarganya,
hobby, dll. Prinsip ini merupakan ukuran tentang kemauan
untuk membayar.
Capacity
Penilaian terhadap capacity debitur dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan debitur mengembalikan
pokok pinjaman serta bunga pinjamannya. Kemampuannya
dinilai dari kegiatan usaha dan kemampuannya melakukan
pengelolaan atas usaha yang akan dibiayai dengan kredit.
Capital (permodalan)
Penyelidikan terhadap prinsip capital atau permodalan tidak
hanya melihat besar kecilnya modal tersebut, tetapi juga
bagaimana distribusi modal itu ditempatkan oleh debitur.
Kesemuanya ini dapat dilihat dari posisi neraca perusahaan
calon debitur.
Colleteral (barang jaminan)
Penialaian terhadap colleteral (barang jaminan) yang
diserahkan debitur sebagai jaminan atas kredit bank yang
diperolehnya adalah untuk mengetahui sejauh mana nilai
barang jaminan atau agunan dapat menutupi risiko kegagalan
pengembalian kewajiban-kewajiban debitur. Fungsi jaminan
disini adalah sebagai alat pengaman terhadap kemungkinan
tidak mampunya debitur melunasi kredit yang diterimanya.
Condition
Menilai kondisi secara umum serta kondisi pada
sektor usaha calon debitur. Maksudnya agar bank
dapat memperkecil risiko yang mungkin timbul oleh
kondisi ekonomi, keadaan perdagangan dan
persaingan dilingkungan sektor usaha calon debitur
dapat diketahui, sehingga bantuan yang akan
diberikan benar-benar bermanfaat bagi
perkembangan usahanya.
Aspek-aspek Penilaian Kredit
Aspek umum dan manajemen
Aspek teknis
Aspek ekonomis dan komersial
Aspek financial
Aspek jaminan
Aspek analisis dampak lingkungan
Aspek umum dan Manajemen
Bentuk, nama dan alamat perusahaan (termasuk akte
pendirian perusahaan)
Susunan pengurus lengkap perusahaan (dilengkapi
daftar riwayat hidupnya)
Bidang usaha calon debitur
Social standing pengurus
Jumlah pegawai
Struktur organisasi
Aspek teknis
Keterangan tentang produksi termasuk kapasitas riil dan
design capacity
Perkembangan usaha (produksi, penjualan dan persediaan)
Lokasi perusahaan
Persediaan bahan baku dan kontinuitas persediaan
Rencana usaha
Kualitas tenaga kerja
Aspek Ekonomis dan Komersial
Kondisi pemasaran dan posisi harga penjualan
Keadaan persaingan dari perusahaan sejenis dan posisi debitur
dalam persaingan
Prospek pemasaran dimasa mendatang
Aspek Financial
Analisis laporan neraca dan rugi laba perusahaan
Analisis biaya dan pendapatan
Perhitungan kebutuhan kredit
Aspek Jaminan
Jumlah dan nilai jaminan
Status pemilikan
Daya tahan pemilikan
Tata cara pengikatan
Aspek Analisis Dampak Lingkungan
Merupakan aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan
timbul dengan adanya suatu usaha, serta cara-cara pencegahan
terhadap dampak tersebut.
Kredit Bermasalah