You are on page 1of 13

TUTORIAL KMB 1

Asuhan keperawatan pada Tn. H dengan diagnosa


TB aktif + efusi pleura
kelompok 3 :
• Tasya Nabila (10119100)
• Isna Kurnia Aprilianti (10119089)
• Delia Rosdiana (10119069)
• Dede Komariah (10119085)
• Tasya Widya Salsabila (10119099)
• Rizqi Fauzi Nurul Awalin (10119059)
• Dikri Nurfazrin (10119063)
• Aom AL Karom (10119077)
• Reksa Fazar Nugraha (10119065)
• Muhammad Ridho (10119079)
• TB paruaktif, kondisi Tuberkolosis yang menular dimana
penyakiti menyerang berbagai organ yang di sebabkan
oleh infeksi langsung bakteri Mycrobacterium
tuberculosis, berbeda dengan penyakit TB biasa. TB aktif
ini dapat menularkan penyakitnya.
• Efusi pleura merupakan suatu keadaan dimana terdapat
penumpukan cairan dalam rongga pleura. Diantara pleura
yang melapisi paru paru dinding dada, terdapat rongga
pleura.
Pada beberapa kondisi, TBC di paru dapat mengalami
komplikasi yang menyebabkan terjadinya penumpukan
cairan di selaput paru yang disebut dengan efusi pleura.
Pada umumnya keadaan efusi pleura dapat menyebabkan
beberapa keluhan seperti,
• Sulit bernapas
• Nyeri pada dada
• Batuk yang berlebihan.
Analisa Data
1.DS : pasien mengeluh sakit pada daerah dada
DO: -fokal premitus paru kiri menurun
-ekspansi dada kiri tertinggal
-RR: 28x/menit
-N: 74x/menit
• Etiologi
Pembentukan mucus

Kongesti mucus di rongga pleura

Penurunan ekspansi paru sekunder

Pola Nafas Tidak Efektif
• Masalah keperawatan : Ketidakefektifan pola nafas
2. DS: pasien mengatakan ditenggorokannya ada dahak
DO: -suara paru kiri-kanan terdengar ronchi
-pola napas cepat dan dangkal
Etiologi
Pembentukan mucus

Produksi sputum kental

Banyaknyasputu

Batuktidakproduktif

edema trakeal/paringeal

ketidakefektifan bersihanJalan Nafas
Masalah keperawatan: ketidakefektifan bersihan jalan napas
3.DS: pasien mengatakan kurang nafsu makn
DO:- porsi makan habis ¼ porsi
-berat badan menurun 5kg dalam 2minggu
Etiologi
Penurunan Metabolisme t ubuh

Sesak Nafas Sekunder

Penekanan struktur Abdomen

Kelemahan Otot Menelan

Gamgguan Menelan Makanan

Asupan Nutrisi Tidak terpenuhi

Penurunan Berat Badan

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari KebutuhanTubuh
Masalah keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari KebutuhanTubuh
4. DS: pasien mengatakan batk terus menerus
-pasien mengatakan sesak napas 
DO: pola napas cepat dan dangkal
Etiologi
Atelektasis paru

Pertukaran O2 dan CO2 terganggu

hiperkapnia

Gangguan pertukaran gas
Masalah keperawatan : Gangguan pertukaran gas
Diagnosa keperawatan
a.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru
sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura.
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan produksi mucus
yang kental, kelemahan, batuk tidak produktif, dan edema trakeal/paringea
c.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubngan dengan
peningkatan metabolisme tubuh dan penurunan nafsu makan akibat sesak
nafas terhadap struktur abdomen
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan
ekspansi paru dan kerusakan membran alveolar kapiler.
Perencanaan keperawatan
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap
penumpukan cairan dalam rongga pleura.
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam klien mampu mempertahankan
Fungsi paru secara normal.
Kriteria Evaluasi: Irama, frekuensi, dan kedalaman pernapasan berada dalam batas normal, pada
pemeriksaan rontgen toraks tidak ditemukan adanya akumulasi cairan pada rongga pleura, dan
bunyi
napas terdengar jelas.
Rencana Intervensi
• Identifikasi faktor penyebab
• Kaji kualitas, frekuensi, dan kedalaman pernapasan, serta melaporkan setiap perubahan yang
terjadi.
Rasional
• Dengan mengidentifikasi faktor penyebab, kita dapat menentukan jenis efusi pleura sehingga
dapat mengambil tidakan yang tepat.
• Dengan mengkaji kualitas, frekuensi, dan kedalaman pernapasan kita dapat mengetahui sejauh
mana perubahan kondisi klien.
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produksi mukus yang kental,
kelemahan, batuk tidak produktif, dan edema trakeal/faringeal.
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam bersihan jalan napas klien kembali
efektif
Kriteria Evaluasi:
• Klien mampu melakukan batuk efektif.
• Pernapasan klien normal (16 – 20 kali/menit) tanpa ada penggunaan otot bantu napas. Bunyi
napas normal, Rh -/- dan pergerakan pernapasan normal.
Rencana Intervensi
-Kaji fungsi pernapasan (bunyi napas, kecepatan, irama, kedalaman, dan penggunaan otot bantu
napas).
-kaji kemampuan mengeluarkan sekret, catat karakter, dan volume sputum.
Rasional
Penurunan bunyi napas menunjukkan atelektasis, ronkhi menunjukkan akumulasi sekret dan
ketidakefektifan pengeluaran sekresi yang selanjutnya dapat menimbulkan penggunaan otot bantu
Napas dan peninggkatan kerja pernapasan.
-pengeluaran akan sulit bila sekret sangan kental(efek infeksi dan hidrasi yang tidak adekuat)
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan metabolism tubuh dan penurunan nafsu makan akibat sesak nafas
sekunder terhadap penekanan struktur abdomen.
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan nutrisi
klien terpenuhi.
Kriteria Evaluasi: Nafsu makan meningkat
Rencana Intervensi
-Catat status nutrisi klien
-Monitor intake output
-anjurkan klien untuk bedrest
Rasional
-Berguna dalam mendefinisikan nutrisi dan caira
-Mengukur keefektifan nutrisi dan ciran.
-dapat membantu menghemat energi
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi
paru dan kerusakan membran alveolar kapiler. 
Tujuan: Menunjukaan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat.
Kriteria Evaluasi: Frekuensi dan kedalaman napas sesuai.
Rencana Intervensi
-Tinggikan kepala tempat tidur, dorong napas dalam.
-Auskultasi bunyi napas.
Rasional
- Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan napas
untuk menurunkan kolaps jalan napas, dispnea dan kerja napas.
-Bunyi napas makin redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasi

You might also like