You are on page 1of 15

EMBOLISASI ARTERI UTERINA SEBAGAI

TATALAKSANA ADENOMIOSIS DENGAN ATAU TANPA


MIOMA UTERUS
V. FROELING, C. SCHEURIG-MUENKLER, B. HAMM, T.J. KROENCKE

Amuza Lechimi Kanthan


11.2016.400
 
Pembimbing :
dr. Freddy Dinata, Sp.OG
ABSTRAK
 Tujuan
 Untuk mengevaluasi hasil perbaikan klinis adenomiosis dengan atau tanpa mioma 40 bulan setelah
embolisasi arteri uterina (UEA).

 Methode
 Empat puluh (40) wanita berusia 39-56 tahun (median 46 tahun) dengan adenomiosis (gejala dan
temuan dari MRI) dengan atau tanpa mioma menjalani UEA.
 Perubahan dari gejala klinis, keparahan gejala sisa dan kualitas hidup setelah UEA dievaluasi.
 Kegagalan klinis didefinisikan sebagai tidak ada perbaikan gejala atau terapi invasif kedua setelah UEA.
 Hasil
 UEA berhasil mengontrol gejala pada 29 pasien (72,5%)
 Pada 11 pasien dengan kegagalan UEA, 10 menjalani histerektomi dan 1 menjalani dilatasi dan
kuretase.
 Tidak ada perbedaan yang signifikan pada keberhasilan UAE antara wanita dengan adenoymosis
murni dan wanita dengan adenomiosis uterus yang dikombinasikan dengan mioma uterus diamati.
 Hasil terbaik UEA didapatkan pada adenomiosis dengan dominasi mioma uterus dibanding
dengan mioma dengan dominan adenomiosis (kegagalan klinis 0% vs 31,5%, P = 0,058).
 Nilai skor kualitas hidup (HRQOL) meningkat dan skor keparahan gejala menurun setelah UEA.

 Kesimpulan
 UEA secara klinis efektif dalam jangka panjang pada kebanyakan wanita dengan adenomiosis.
Perbaikan gejala klinis dan kualitas hidup paling tinggi pada pasien dengan penyakit gabungan
adenomiosis dengan dominasi mioma.

 Kata kunci: Intervensi arteri, Embolisasi, Emboloterapi, Fibroid, MRI/MRA, Embolisasi arteri uteri.
PENDAHULUAN

 Adenomiosis didefinisikan sebagai adanya kelenjar endometrium ektopik dan stroma dalam
myometrium
 Pada 55% kasus, adenomiosis terjadi bersamaan dengan mioma
 Gejala klinis : menorrhagia, dismenore, dan dyspareunia

 Tujuan dari studi retrospektif ini adalah untuk mengevaluasi hasil klinis dan kualitas hidup
pasien (HRQOL) pada wanita yang menjalani UEA untuk adenomiosis dengan atau tanpa
mioma uterus setelah 40 bulan.
METHODE PENELITIAN

 Desain Studi dan Populasi Studi


 Retrospektif
 Sample: 40 wanita dengan gejala adenomiosis (menorrhagia, dysmenorrhea) dengan
tatalaksana dengan UEA pada tahun 2001 hingga 2009
 Inklusi: pasien pre-menopause yang tidak ingin hamil, dengan menorrhagia dominan,
dismenore dan temuan MRI berupa adenomiosis murni (terisolasi) atau adenomiosis dengan
mioma uterus.
 Eksklusi: PID, massa panggul yang tidak terdiagnosis, sedang hamil, insufisiensi ginjal.
 Radiologi sebelum Tindakan Embolisasi
 Tiga kelompok adenomiosis
 adenomiosis uterus murni,
 adenomiosis uterus dengan predominasi mioma : mioma lebih besar dari 5 cm dan/atau menunjukkan luas
dua pertiga dari rongga uterus dan pasien dengan gejala massal
 mioma uterus dengan predominan adenomiosis : mioma lebih kecil dari 5 cm dan/atau menutupi kurang dari
dua pertiga luas rongga uterus
 Prosedur Embolisasi

 UEA bilateral dilakukan dengan anestesi lokal setelah mendapatkan akses arteri femoralis.
Kateterisasi superselektif langsung dari kedua arteri uterus dilakukan dengan kateter 4F atau 5F
cobra- atau hook-type di bawah pencitraan fluoroskopi. Embolisasi dilakukan dengan menyebarkan
agen emboli partikulat yang dilarutankan dalam agen kontras iodinasi.

 Follow-up klinis

 Foloow-up selama rata-rata 40 bulan setelah tindakan UAE dengan mengevaluasi perubahan gejala
yang dirasakan dan kualitas hidup menggunakan kuesioner yang terdiri dari delapan pertanyaan yang
berkaitan dengan jenis dan tingkat keparahan gejala dan 29 pertanyaan tentang bagaimana penyakit
mempengaruhi aspek yang berbeda dari kualitas hidup pasien.
 Kegagalan klinis didefinisikan sebagai tidak ada perbaikan dalam keparahan gejala (semua
kategori) atau terapi invasif kedua untuk mengontrol gejala setelah UEA
HASIL
 Embolisasi
 UAE bilateral secara teknis berhasil tanpa komplikasi pada semua 40 wanita.

 Kegagalan terapi didapatkan pada 11 pasien (27,5%) dengan kebutuhan untuk reintervensi bedah
(histerektomi n = 10, dilatasi dan kuretase n = 1).
 Pada kelompok pasien dengan dominasi mioma uterus tidak ada yang mengalami kegagalan
terapi. Perbedaan kegagalan terapi antara kelompok pasien dengan dominasi mioma uterus dan
pasien dengan dominasi adenomiosis uterus hampir signifikan (kegagalan klinis 0% vs 31,5%, P
= 0,058).

 Kelangsungan hidup bebas dari reintervensi selama 6 tahun untuk pasien dengan adenomiosis
murni mencapai 48%, pasien dengan adenomiosis uterus dominan 58% dan pasien dengan
dominasi mioma uterus 100%
 Tingkat Keparahan Gejala dan Kualitas Hidup

 Menorrhagia (36 pasien, 90%) : 28 (77,7%) resolusi menorrhagia, perbaikan nyata pada 4 (11,1%),
membaik pada 1 wanita (2,7%) dan tiga (8,3%) tidak ada perbaikan.

 Dismenore (34 pasien, 85%) : 23 (73,5%) resolusi dismenore, 6 (17,6%) perbaikan nyata dari gejala,
2 (5,9%) gejala membaik dan tiga (8,8%) tidak ada perbaikan.

 Kelompok adenomiosis dengan dominasi mioma uterus menunjukkan perbaikan klinis paling
signifikan dibanding kelompok lain dari aspek perbaikan gejala dan kualitas hidup setelah UEA
PEMBAHASAN

 Studi ini menemukan UEA efektif secara klinis pada mayoritas (72,5%) pasien dengan adenomiosis
uterus.
 Kim et al. : perbaikan gejala pada 57,4% pasien selama 4,9 tahun follow-up
 Pelage et al. : perbaikan gejala pada 56,0% pasien pada 2 tahun follow-up

 Tidak ada kegagalan klinis pada pasien adenomiosis dengan dominasi mioma uterus
 Kegagalan klinis pada pasien mioma uterus dengan dominasi adenomiosis tinggi (31,5%)
 Tidak menjalani UEA ulang sebagai intervensi kedua karena gejala klinis yang parah sehingga pasien
lebih menyukai terapi bedah
 Tidak ada korelasi yang signifikan antara hasil klinis UAE dengan kedalaman invasi dari adenomiosis
maupun tipe adenomiosis (difus dan fokal).
 Kitamura et al. : tidak ada perbedaan dari hasil klinis dan pencitraan setelah UAE pada tipe
adenomiosis yang berbeda
 Ditemukan perbaikan signifikan dari gejala klinis dan kualitas hidup pada pasien dengan adenomiosis
uterus dominan dan adenomiosis murni yang menjalani UEA jika dibanding dengan terapi hormon
dan ablasi endometrium.

 Keterbatasan penelitian : ukuran sampel yang kecil : populasi


penelitian dengan tingkat morfologis yang berbeda
: penggunaan tiga agen emboli yang berbeda
KESIMPULAN
 UEA berhasil mengurangkan gejala seperti menorrhagia, dysmenorrhea dan meningkatkan
kualitas kehidupan pada mayoritas pasien dengan adenomiosis uterus.

 Meskipun tipe adenomiosis serta kedalaman infiltrasi tidak mempengaruhi hasil klinis, hasil
untuk pasien dengan dominasi mioma tampak lebih baik daripada untuk pasien dengan
adenomiosis uterus predominan atau adenomiosis murni.
THANK YOU

You might also like