You are on page 1of 12

ASKEP ANAK KEJANG

KELOMPOK 5
Pengertian
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai
mengakibatkan akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan
listrik serebral yang berlebihan.
Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba yang
suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang bersifat sementara.
Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal di atas 38°c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang
demam sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering dijumpai
pada anak-anak usia di bawah 5 tahun.
Anatomi Otak & Fisiologi

Otak adalah suatu alat tubuh yang sangat


penting karena merupakan pusat komputer
dari semua alat tubuh, bagian dari syaraf
sentral yang terletak di dalam rongga
tengkorak (Kranium) yang dibungkus oleh
selaput otak yang kuat.
Klasifikasi Kejang
Kejang yang merupakan pergerakan abnormal atau
perubahan tonus badan dan tungkai dapat diklasifikasikan
menjadi 3 bagian yaitu : kejang, klonik, kejang tonik dan
kejang mioklonik.
Patofisiologi

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak


diperlukan suatu energi yang didapat dari metabolisme. Bahan
baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah glukosa.
Sifat proses itu adalah oksidasi dimana oksigen disediakan
dengan peraataraan fungsi paru dan diteruskan ke otak melalui
system kardiovaskuler. Jadi sumber energi otak adalah glukosa
yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air.
Manifestasi Klinik
1. Kejang parsial ( fokal, lokal )
Kejang parsial sederhana : Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau
lebih hal berikut ini :
- Tanda – tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi Tanda atau
gejala otonomik: muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil.
- Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik, merasa
seakan jatuh dari udara, parestesia.
- Gejala psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik.
- Kejang tubuh; umumnya gerakan setipa kejang sama.
Patofisiologi

2. Parsial kompleks
- Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya
sebagai kejang parsial simpleks.
- Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik :
mengecap–ngecapkan bibir,mengunyah, gerakan menongkel
yang berulang – ulang pada tangan dan gerakan tangan
lainnya.
- Dapat tanpa otomatisme : tatapan terpaku
G. Komplikasi

Komplikasi yang paling umum dari


kejang demam adalah adanya kejang
demam berulang. Sekitar 33% anaka
akan mengalami kejang berulang
jika ,ereka demam kembali.
Pemeriksaan Penunjang
- Elektroensefalogram ( EEG ) : Untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang.
- Pemindaian CT : Menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dri biasanya untuk mendeteksi perbedaan
kerapatan jaringan.
- Magneti resonance imaging ( MRI ) : menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik dan
gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah–daerah otak yang tidak jelas terliht bila menggunakan
pemindaian CT.
- Pemindaian positron emission tomography ( PET ) : untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu
menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau aliran darah dalam otak.
- Uji laboratorium
Pungsi lumbal : Menganalisis cairan serebrovaskuler.
Hitung darah lengkap : Mengevaluasi trombosit dan hematokrit.
Panel elektrolit
Skrining toksik dari serum dan urin
GDA
Kadar kalsium darah
Kadar natrium darah
Kadar magnesium darah
Penatalaksanaan
Beberapa hal yang harus di perhatikan adalah sebagai berikut:
a. Anak harus di baringkan di tempat yang datar dengan posisi menyamping, bukan terlentang, untuk menghindari bahaya
tersedak.

b. Jangan meletakkan benda apapun dalam mulut sianak seperti sendok atau penggaris, karena justru benda tersebut dapat
menyumbat jalan nafas.
c. Jangan memegangi anak untuk melawan kejang.

d. Sebagian besar kejang berlangsung singkat & dan tidak memerlukan penanganan khusus.
e. Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit, anak harus segera di bawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Sumber lain
menganjurkan anak untuk di bawa ke fasilitas kesehatan jika kejang masih berlanjut setelah 5 menit. Ada pula sumber
yang menyatakan bahwa penanganan lebih baik di lakukan secepat mungkin tanpa menyatakan batasan menit.
f. Setelah kejang berakhir ( jika < 10 menit ), anak perlu di bawa menemui dokter untuk meneliti sumber demam, terutama
jika ada kakakuan leher, muntah-muntah yang berat,atau anak terus tampak lemas.
Penatalaksanaan
Jika anak di bawa kefasilitas kesehatan, penanganan yang akan di lakukan selain point-point di
atas adalah sebagai berikut :
- Memastikan jalan nafas anak tidak tersumbat.
- Pemberian oksigen melalui face mask.
- Pemberian diazepam 0.5 mg / kg berat badan per rectal (melalui) atau jika terpasang selang
infuse 0.2 mg / kg per infus.
- Pengawasan tanda-tanda depresi pernafasan

Jika kejang masih berlanjut :


- Pemberian diazepam 0.2 mg / kg per infuse diulangi. Jika belum terpasang selang infus 0.5
mg / kg per rektal.
- Pengawasan tanda – tanda depresi pernapasan.
- Pemberian fenobarbital 20 – 30 mg / kg per infuse dalam 30 menit atau fenitoin 15–40 mg / kg
per infuse dalam 30 menit.
- Pemberian Fenitoin hendaknya di sertai dengan monitor EKG (rekam jantung).
KELOMPOK 5

JUMRIANI 12020009
RESKIANA 12020016
RISKA AULIYAH 12020017

THANK YOU!

You might also like