You are on page 1of 14

Penggunaan Bahasa dalam Penyiaran

yang Melanggar Hukum

Muhammad Aulia A
KPID PROVINSI JAWA TENGAH
 KETUA KPID JAWA TEN
Kasus 1: Lirik Lagu
Lagu-lagu berlirik cabul sempat marak disiarkan pada 2013-2014

Awalnya aku cium-ciuman


Akhirnya aku peluk-pelukan Cinta satu malam, oh, indahnya
Tak sadar aku, dirayu setan Cinta satu malam, buatku melayang
Tak sadar aku, ku kebablasan Walau satu malam akan s'lalu kukenang
Dalam hidupku
Ku hamil duluan, sudah tiga bulan
Gara-gara pacaran tidurnya berduaan Cinta Satu Malam (Melinda)
Ku hamil duluan, sudah tiga bulan
Gara-gara pacaran suka gelap-gelapan Setiap malam di pinggir pantai
mobil bergoyang
Hamil Duluan (Tuty Wibowo) Tidak di pantai, tidak di hotel, di mobil oke

Cari yang enak tak perlu mahal di hotel-hotel


Biar di pantai di setiap mobil nikmat bercinta

Mobil Bergoyang (Lia MJ)


Pembatasan dan Pelarangan Lagu

KPID Provinsi Jawa Tengah melakukan pembatasan dan pelarangan


beberapa judul lagu dengan lirik saru/cabul/memuat kata kasar

DILARANG DIBATASI

• Artinya tidak diperbolehkan • Artinya hanya boleh


sama sekali untuk disiarkan disiarkan pada jam siar
• Contoh Lagu dewasa (22.00 – 03.00)
• Hamil Duluan • Contoh Lagu
• Mobil Bergoyang • Belan Duren
• Apa Aja Boleh • Burung Saya
• Pengen Dibolongi • Cucak Rowo
• Penak Mlumah
Kasus 2: Pelecehan, Kata
Kasar, Body Shaming
No Uraian Siaran Stasiun TV
1 Menayangkan pelecehan terhadap Nunung NET
yang bertubuh gemuk dengan ungkapan
galon.
2 Presenter Host campur sari mengucapkan KOMPAS TV
kata - kata "Dobol" saat ditanya singkatan dari
penyakit DB atau Demam Berdarah
3 Dalam siaran penyiar menggunakan kata SAS FM Sukoharjo
“itile” yang berkonotasi pada bagian alat
kelamin perempuan.
4 Salah satu pengisi acara (Kris Hatta) ANTV
memelesetkan inisial “RA” menjadi “Ruben
Asu”
Kasus 3: Iklan Pengobatan

Merujuk Peraturan Menteri Kesehatan, Peraturan Badan POM, dan Etika


Pariwara Indonesia, Iklan Pengobatan Tradisional dilarang menggunakan
bahasa SUPERLATIF
Contoh: Nomor satu tiada duanya, paling manjur, cespleng, minum sekali
langsung sembuh, dll

NO CONTOH KASUS KET


1 IKLAN “KLINIK ATFG-8” Disiarkan oleh Semarang TV,
Menggunakan tagline: "Sembuh tanpa Tagline ini dihapus setelah
obat, sembuh tanpa jamu dan bukan mendapatkan sanksi
Majik."
2 IKLAN OBAT TETES SOMAN Disiarkan oleh Radio Jaringan
Menggunakan tagline: “Dokter angkat Thomson Network, tagline saat
tangan, Soman turun tangan” ini telah diganti: “Berani Coba,
Berani Sembuh”
Pelarangan dan Pembatasan

1. Kekerasan
2. Kata Cabul 3. Lirik Lagu
Verbal

lirik bermuatan lirik yang dapat


seks, cabul, dipandang
Uangkapan Kasar /
dan/atau menjadikan
makian
mengesankan perempuan
aktivitas seks sebagai objek seks

Bahasa Indonesia
maupun Bahasa
Daerah
Regulasi P3SPS (Lirik Lagu)

SPS Pasal 20
(1) Program siaran dilarang berisi lagu dan/atau video
klip yang menampilkan judul dan/atau lirik
bermuatan seks, cabul, dan/atau mengesankan
aktivitas seks.
(2) Program siaran yang menampilkan musik dilarang
bermuatan adegan dan/atau lirik yang dapat
dipandang menjadikan perempuan sebagai objek
seks.
Regulasi P3SPS (Kekerasan Verbal)

SPS Pasal 24
(1) Program siaran dilarang menampilkan ungkapan kasar
dan makian, baik secara verbal maupun nonverbal,
yang mempunyai kecenderungan menghina atau
merendahkan martabat manusia, memiliki makna jorok/
mesum/cabul/vulgar, dan/atau menghina agama dan
Tuhan.
(2) Kata-kata kasar dan makian sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) di atas mencakup kata-kata
dalam bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa
asing.
Regulasi P3SPS (Iklan Pengobatan)

SPS Pasal 58
(1) Program siaran iklan tunduk pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan berpedoman pada Etika Pariwara Indonesia.

KPID merujuk pada regulasi terkait Iklan Pengobatan:


1. Permenkes No.1787 Tahun 2010 tentang Iklan dan Publikasi
Pelayanan Kesehatan
2. Permenkes No. 1109 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan
Pengobatan Komplementer Alternatif
3. Kepmenkes No.1076 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan
Pengobatan Tradisional
4. Per BPOM No 2 Tahun 2021 tentang Pedoman Pengawasan
Periklanan Obat
5. Etika Pariwara Indonesia (EPI)
Ketentuan Bahasa Pengantar
Program
SPS Pasal 53:
(1) Program siaran wajib menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar, baik tertulis
atau lisan sebagai bahasa pengantar utama.
(2) Program siaran dapat menggunakan bahasa
daerah sebagai bahasa pengantar dalam
penyelenggaraan program siaran muatan lokal
dan, apabila diperlukan, untuk mendukung
program siaran tertentu.
Ketentuan Penggunaan
Bahasa Asing
Penggunaan bahasa asing harus memenuhi ketentuan:

• Dalam pemberitaan, maksimal 30% dari siaran per hari


• Wajib menyertakan teks dalam Bahasa Indonesia,
kecuali program khusus bahasa asing:
• pelajaran bahasa asing
• pembacaan kitab suci
• siaran olahraga
• siaran langsung
• Sulih suara maksimal 30% dari seluruh program
berbahasa asing
Ketentuan Lainnya

Lembaga penyiaran berlangganan (LPB) yang menyiarkan


program-program asing melalui saluran-saluran asing yang
ada dalam paket siaran wajib berusaha semaksimal
mungkin menerjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dalam
bentuk teks atau sulih suara.
KOMISI PENYIARAN INDONESIA
DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
Jl. Trilomba Juang No. 6 Semarang
Telp. 024 – 8448608 Fax. 024 – 8448610
Website: kpid.jatengprov.go.id

SMS ADUAN
0811 310 4040
Email
kpidjateng@yahoo.com

You might also like