Professional Documents
Culture Documents
Emfisema FIX
Emfisema FIX
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN EMFISEMA
Oleh:
Ni Luh Putu Santi Sriningsih (NIM. 21131110019)
Ni Putu Widanti Oktaviani (NIM. 21131110028)
Emfisema
1. Bronkodilator
2. Terapi Aerosolisasi (proses membagi partikel
menjadi serbuk yang sangat halus)
3. Pengobatan Infeksi (Terapi antimikroba)
4. Kortikosteroid (digunakan setelah tindakan
lain untuk melebarkan bronkiolus dan
membuang sekresi).
5. Oksigenasi
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN EMFISEMA
1. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
B. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering muncul pada pasien dengan penyakit
emfisema bervariasi, antara lain: sesak nafas, batuk, dan nyeri di
daerah dada sebelah kanan pada saat bernafas. Banyak sekeret
keluar ketika batuk, berwarna kuning kental, merasa cepat lelah
ketika melakukan aktivitas.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dengan penyakit emfisema biasanya diawali dengan sesak nafas , batuk, dan
nyeri di daerah dada sebelah kanan pada saat bernafas, banyak secret keluar ketika batuk,
secret berwarna kuning kental , merasa cepat lelah ketika melakukan aktivitas.
11. Pencernaan
E. Data Penunjang
Analisa gas darah
Pa O2 : rendah (normal 80 – 100 mmHg)
Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44 mmHg).
Saturasi hemoglobin menurun.
Eritropoesis bertambah
5. EVALUASI
Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap
perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan telah dicapai.
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA
Tn. S DENGAN EMFISEMA DI
RUANG MAWAR RS. BUNGA MELATI
TANGGAL 20 – 23 OKTOBER 2021”
Oleh:
Ni Luh Putu Santi Sriningsih (NIM. 21131110019)
Putu Widanti Oktaviani (NIM. 21131110028)
KASUS:
Tn. S usia 40 tahun pekerjaan buruh Pasien datang ke UGD RS Bunga Melati
pada tanggal 20 Oktober 2021 pukul 18.00 wita diantar oleh keluarga. Pasien
mengeluh sesak sejak pagi hari, batuk-batuk sejak sebulan, nyeri pada dada
sebelah kanan saat bernafas, banyak secret keluar ketika batuk, secret
berwarna kuning kental, serta merasa cepat lelah ketika melakukan aktivitas.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut pasien di diagnose menderita
emfisema paru dan disarankan untuk dirawat inap.
PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama Tn. S
Umur 40 th
Jenis Kelamin Laki-laki
Pendidikan SMA
Pekerjaan Buuh
Status Perkawinan Kawin
Agama Hindu
Suku Bali
Alamat Tabanan
Tanggal Masuk 20-10-2021
Tanggal Pengkajian 20-10-2021
Sumber informasi Pasien. RM
Diagnosa Masuk Emfisema
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Pasien mengeluh sesak napas
Kebersihan Diri
Pasien mengatakan sebelum sakit biasa mandi 2 x sehari secara
mandiri, setelah sakit pasien tetap menjaga kebersihan diri dengan
gosok gigi dan mandi dengan dibantu oleh istrinya.
Rasa Nyaman
Pasien mengeluh merasa sesak nafas, batuk, dan nyeri di daerah dada.
Rasa Aman
Pasien mengatakan tidak merasa cemas karena sudah dirawat di rumah sakit
Ibadah
Pasien mengatakan menganut agama hindu dan beribadah ke pura saat hari raya
keagamaan
Rekreasi
Pasien mengatakan biasanya berjalan-jalan ke kebun saat waktu luang untuk merawat
tanaman
Genetalia
Data Penunjang
DS :
DS :
Pasien mengatakan Pasien mengatakan Bersihan jalan nafas
sesak dan sulit tidak mengalami tidak efektif
mengeluarkan kesulitan bernapas dan
dahak. mampu mengeluarkan
DO : dahak
Frekuensi Kecepatan pernapasan
pernafasan pasien teratur, tidak ada otot
tidak teratur, bantu pernapasan,
tampak otot-otot bunyi napas normal,
bantu pernapasan, pasien tidak batuk.
bunyi nafas tidak
normal (ronchi)
pasien tampak RR : 16-20×/menit
batuk.
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 94 x/menit
0
Suhu: 36,7 C
RR : 26 x/menit
SPO2 : 80 %
DS : Defisit nutrisi
Pasien mengatakan Nafsu makan pasien
tidak nafsu makan meningkat
DO :
pasien tampak lemas. pasien tampak segar
Porsi makan sedikit 1
- 2 sendok makan. porsi makan habis
Gangguan pertukaran gas Ketidaksamaan Pasien mengatakan sesak, pasien tampak sesak, tampak
ventilasi-perfusi. sianosis pada bibir pasien, nilai PaO2 : 70 mmHg, nilai
PaCO2 : 60, RR = 26 ×/menit, SPO2 : 80 %.
Bersihan jalan nafas tidak Peningkatan produksi Pasien mengatakan sesak dan sulit mengeluarkan dahak,
efektif sekret Frekuensi pernafasan pasien tidak teratur, tampak otot-otot
bantu pernapasan, bunyi nafas tidak normal (ronchi) pasien
tampak batuk, RR : 26x/menit
Defisit nutrisi Anoreksia dan mual Pasien mengatakan tidak nafsu makan, pasien tampak lemas.
Intoleransi aktivitas Keletihan dan Pasien mengeluh cepat lelah saat beraktivitas dan merasa
hipoksemia sesak, RR 26x/menit, SPO2 : 80 %, Pasien
tampak lemas dan sesak setelah berjalan.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi-
perfusi ditandai dengan pasien mengatakan sesak, pasien tampak sesak,
tampak sianosis pada bibir pasien, nilai PaO2 : 70 mmHg, nilai PaCO2 :
60, RR = 26 ×/menit, SPO2 80%
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi secret ditandai dengan pasien mengatakan sesak dan sulit
mengeluarkan dahak, Frekuensi pernafasan pasien tidak teratur, tampak
otot-otot bantu pernapasan, bunyi nafas tidak normal (ronchi) pasien
tampak batuk, RR : 26 x/menit, SPO2 80%.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia dan mual ditandai dengan
pasien mengatakan tidak nafsu makan, pasien tampak lemas
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan
hipoksemia.ditandai dengan pasien mengeluh cepat lelah saat
beraktivitas dan merasa sesak, RR : 26 x/menit, Pasien tampak lemas
dan sesak setelah berjalan
INTERVENSI
Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan
ventilasi-perfusi
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi secret
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia dan mual
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan hipoksemia
Intervensi Keperawatan
No Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
Rasional
Dx (SLKI) (SIKI)
1 Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi 1. Pemantauan frekuensi
intervensi keperawatan 1. Monitor frekuensi, berguna untuk
selama 3 x 24 jam maka irama dan kedalaman mengetahui kondisi
pertukaran gas meningkat napas pernapasan pasien
dengan kriteria hasil: 2. Monitor pola napas 2. Pemantauan pola napas
a. Dispnea menurun 3. Monitor kemampuan berguna untuk
b. Bunyi nafas tambahan batuk efektif mengetahui kondisi
menurun 4. Monitor adanya pernapasan pasien
2
c. P CO membaik produksi sputum 3. Apabila pasien mampu
2
d. P O membaik 5. Monitor nilai AGD batuk efektif secret
e. Takikardi membaik Terapi Oksigen mudah untuk keluar
(N: 60-100x/menit) 6. Pertahankan kepatenan 4. Banyak sedikitnya
f. Frekuensi napas jalan napas sputum akan
membaik 7. Berikan oksigen sesuai mempengaruhi jenis
(RR: 16-20 x/menit kebutuhan terapi yang dibutuhkan
SPO2 95-100% 5. Nilai AGD menunjukan
g. Sianosis membaik kondisi pertukaran gas
h. Pola napas membaik dalam tubuh
6. Jalan napas yang paten
akan mengurangi sesak
7. Oksigen akan
memperbaiki
hipoksemia.
2 Setelah dilakukan Latihan Batuk Efektif 1. Mengkaji kemampuan
intervensi keperawatan 1. Identifikasi pasien untuk batuk
selama 3 x 24 jam maka kemampuan batuk 2. Retensi sputum
bersihan jalan napas 2. Monitor adanya retensi menyebabkan sesak
meningkat dengan sputum 3. Posisi semi fowler atau
kriteria hasil: 3. Atur posisi semi fowler fowler akan
a. Batuk efektif atau fowler melonggarkan jalan
meningkat 4. Ajarkan pasien teknik napas
b. Produksi sputum batuk efektif 4. Teknik batuk efektif
menurun 5. Kolaborasi dalam berguna untuk
c. Mengi (ronchi) pemberian mukolitik membersihkan laring,
menurun atau ekspektoran trakea, dan bronkiolus
d. Dispnea menurun dari secret
e. Frekuensi napas 5. Pemberian mukolitik
membaik akan membuat secret
(RR: 16-20x/menit) menjadi lebih encer
SPO2 95-100% sehingga mudah
f. Pola napas membaik dikeluarkan
3. Setelah dilakukan Manajemen nutrisi 1. Mengetahui status
intervensi keperawatan 1. Identifikasi status nutrisi pasien apakah
selama 3 x 24 jam maka nutrisi kurus, normal, gemuk,
status nutrisi meningkat 2. Monitor asupan sangat gemuk.
dengan kriteria hasil: makanan 2. Mengetahui
a. Porsi makanan 3. Sajikan makanan kemampuan pasien
yang dihabiskan secara menarik dan untuk menerima
meningkat suhu yang sesuai makanan.
b . Nafsu makan 4. Kolaborasi dengan 3. Makanan yang menarik
meningkat ahligizi untuk akan menambah selera
menentukan jumlah makan.
kalori nutrisi yang 4. Menentukan kalori
dibutuhkan pasien. individu dan kebutuhan
5. Kolaborasi dalam nutrisi.
pemberian medikasi 5. Pemberian medikasi
sebelum makan dapat mengurangi mual
4 Setelah dilakukan Manajemen Energi 1. Mengetahui tingkat
intervensi keperawatan 1. Monitor kelelahan kelelahan pasien apakah
selama 3 x 24 jam maka fisik termasuk tanda- sudah menurun atau
toleransi aktivitas tanda vital tidak
meningkat dengan 2. Identifikasi faktor 2. Penyakit kronik seperti
kriteria hasil: yang menyebabkan penyakit paru menjadi
a. Frekuensi nadi keletihan faktor terjadinya
membaik (N: 60-100 3. Sediakan lingkungan kesulitan aktivitas
x/menit yang nyaman dan 3. Lingkungan yang
b. Keluhan lelah rendah stimulus nyaman dapat
menurun 4. Anjurkan melakukan meningkatkan kualitas
c. Dyspnea setelah aktivitas secara istirahat untuk
aktivitas menurun bertahap mengurangi keletihan
d. Dyspne saat aktivitas 4. Aktivitas yang bertahap
menurun akan mengurangi
e. Frekuensi napas keletihan
membaik
RR: 16-20 x/menit
SPO2 95% -100%
IMPLEMENTASI
Hari/ No
Jam Tindakan Keperawata Respon Klien Ttd
Tgl Dx
Dst
EVALUASI
Hari/Tgl No Dx EVALUASI
Sabtu, 1 S : pasien mengatakan sudah tidak sesak dan sudah bisa melakukan
23/10/ batuk efektif
2021 O : RR: 20x/menit, SPO2 :95% pola napas sudah baik, pasien tampak
sudah bisa mengeluarkan dahak, oksigen sudah dilepas, hasil AGD:
- Pa O2: 85 mmHg,
- Pa CO2 : 40 mmHg
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Sabtu, 2 S : pasien mengatakan sudah tidak sesak, sudah mampu batuk efektif
23/10/ dan sudah tidak terasa ada dahak yang menyumbat
2021 O : pasien tidak tampak kesulitan bernapas, pola napas baik, frekuensi
napas 20x/menit, suara ronchi sudah berkurang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
EVALUASI
Hari/Tgl No Dx EVALUASI
Sabtu, 3 S : pasien mengatakan nafsu makan sudah membaik
23/10/ O : pasien sudah tampak lebih segar, pasien menghabiskan 1
2021
porsi makanan yang disediakan
A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Sabtu, 4 S : pasien mengatakan sudah tidak sesak dan cepat lelah saat
23/10/ maupun setelah beraktivitas ringan
2021
O : T : 130/90 mmHg, N: 84x/menit, RR: 20x/menit,
SPO2 :95% ,S: 36.70C, pasien tampak sudah mampu berjalan-
jalan di dalam kamar sendiri
A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan