You are on page 1of 55

LAPORAN PENDAHULUAN &

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN EMFISEMA

Oleh:
Ni Luh Putu Santi Sriningsih (NIM. 21131110019)
Ni Putu Widanti Oktaviani (NIM. 21131110028)
Emfisema

 adalah penyakit kronis atau jangka panjang akibat


kerusakan pada alveolus yaitu kantong udara kecil
pada paru- paru. Kondisi ini dapat menyebabkan
penderitanya sesak atau sulit bernafas.
(Harvard Health Publishing 2019).
ETOILOGI
 Menurut Brunner & Suddarth (2002), merokok merupakan penyebab
utama emfisema. Akan tetapi pada sedikit pasien (dalam presentasi
kecil) terdapat predisposisi familiar terhadap emfisema yang yang
berkaitan dengan abnormalitas protein plasma, defisiensi antitripsin-
alpha1 yang merupakan suatu enzim inhibitor. Tanpa enzim inhibitor
ini, enzim tertentu akan menghancurkan jaringan paru. Individu yang
secara ganetik sensitive terhadap faktor-faktor lingkungan (merokok,
polusi udara, agen-agen infeksius, dan alergen) pada waktunya akan
mengalami gejala-gejala obstruktif kronik.
FAKTOR PENCETUS
1. Rokok
2. Faktor Genetik
3. Hipotesis Elastase - Anti
Elastase
4. infeksi
5. polusi
6. Faktor Sosial Ekonomi
7. Pengaruh Usia
8. Obstruksi Jalan Nafas
EPIDEMIOLOGI
 Bronkitis kronis dan emfisema paru sering terdapat bersama-sama pada
seorang penderita. Kadang-kadang bronkitis kronis yang lebih banyak,
kadang-kadang emfisema paru yang lebih banyak. Jarang yang hanya
bronkitis kronis saja atau emfisema saja. Di Amerika Serikat kurang
lebih 2 juta orang menderita emfisema.
 Emfisema menduduki peringkat ke-9 diantara penyakit kronis yang
dapat menimbulkan gangguan aktifitas. Emfisema terdapat pada 65 %
laki-laki dan 15 % wanita. Sedangkan data epidemiologis di Indonesia
sangat kurang. Penderita bronkitis kronis dan emfisema paru yang
dirawat di Subunit Pulmonologi, UPF /Laboratorium Penyakit Dalam RS
Hasan Sadikin/Fakultas Kedokteran Unpad Bandung selama tahun 1968-
1978 adalah 6,21% dari seluruh penderita paru, merupakaan urutan ke-
enam terbanyak.
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan radiologis (Sinar X


dada)
2. Tes Spirometri dan Pemeriksaan
kedistal fungsi paru
3. Analisis gas darah
4. Pemeriksaan EKG
5. Kimia darah
6. Sputum
PENATALAKSAAN (MEDIS & PERAWATAN)

1. Bronkodilator
2. Terapi Aerosolisasi (proses membagi partikel
menjadi serbuk yang sangat halus)
3. Pengobatan Infeksi (Terapi antimikroba)
4. Kortikosteroid (digunakan setelah tindakan
lain untuk melebarkan bronkiolus dan
membuang sekresi).
5. Oksigenasi
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN EMFISEMA
 

1. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
B. Riwayat Kesehatan
 Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering muncul pada pasien dengan penyakit
emfisema bervariasi, antara lain: sesak nafas, batuk, dan nyeri di
daerah dada sebelah kanan pada saat bernafas. Banyak sekeret
keluar ketika batuk, berwarna kuning kental, merasa cepat lelah
ketika melakukan aktivitas.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dengan penyakit emfisema biasanya diawali dengan sesak nafas , batuk, dan
nyeri di daerah dada sebelah kanan pada saat bernafas, banyak secret keluar ketika batuk,
secret berwarna kuning kental , merasa cepat lelah ketika melakukan aktivitas.

 Riwayat Penyakit Dahulu


Perlu ditanyakan juga apakah pasien sebelumnya pernah menderita penyakit lain
seperti TB Paru, DM, Asma, Kanker,Pneumonia dan lain-lain. Hal ini perlu diketahui
untuk melihat ada tidaknya faktor predisposisi.

 Riwayat Penyakit Keluarga


Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
atau mungkin penyakit-penyakit lain yang mungkin dapat menyebabkan penyakit
emfisema.
C. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
 Bernafas
Pasien umumnya mengeluh sesak dan kesulitan dalam bernafas karena terdapat sekret.
 Makan dan Minum
Observasi seberapa sering pasien makan dan seberapa banyak pasien menghabiskan makanan
yang diberikan. Minum seberapa banyak dan seberapa sering pasien minum.
 Eliminasi
Observasi BAB dan BAK pasien, bagaimana BAB atau BAK nya normal atau bermasalah, seperti
dalam hal warna feses /urine, seberapa sering, seberapa banyak, cair atau pekat, ada darah tau
tidak,dll.
 Gerak dan Aktivitas
Observasi apakah pasien masih mampu bergerak, melakukan aktivitas atau hanya duduk
saja(aktivitas terbatas). Biasanya pasien dengan anemia mengalami kelemahan pada tubuhnya
akibat kurangnya suplai oksigen ke jaringan tubuh.
 Istirahat dan tidur
Kaji kebutuhan/kebiasaan tidur pasien apakah nyenyak/sering terbangun di sela-sela
tidurnya.
 Kebersihan Diri
Kaji bagaimana toiletingnya apakah mampu dilakukan sendiri atau harus dibantu oleh orang
lain. Berapa kali pasien mandi ?
 Pengaturan suhu tubuh
Cek suhu tubuh pasien, normal(36°-37°C), pireksia/demam(38°-40°C), hiperpireksia=40°C<
ataupun hipertermi <35,5°C.
 Rasa Nyaman
Observasi adanya keluhan yang mengganggu kenyamanan pasien. Pasien dengan penyakit
emfisema biasanya mengalami sesak nafas, batuk, dan nyeri di daerah dada.
 Rasa Aman
Kaji pasien apakah merasa cemas atau gelisah dengan sakitnya.
 Sosialisasi dan Komunikasi
Observasi apakah pasien mampu berkomunikasi dengan keluarganya, seberapa besar
dukungan keluarganya.
 Prestasi dan Produktivitas
Prestasi apa yang pernah diraih pasien selama pasien berada di bangku sekolah hingga saat
usianya kini.
 Ibadah
Ketahui agama apa yang dianut pasien, kaji berapa kalipasien sembahyang, dll.
 Rekreasi
Observasi apakah sebelumnya pasien sering rekreasi dan sengaja meluangkan waktunya untuk
rekreasi. Tujuannya untuk mengetahui teknik yang tepat saat depresi.
 Pengetahuan atau belajar
Seberapa besar keingintahuan pasien untuk mengatasi mual yang dirasakan dan caranya
meningkatkan nafsu makannya.Disinilah peran kita untuk memberikan HE yang tepat.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Rambut dan hygene kepala : Warna rambut hitam, tidak berbau,
rambut tumbuh subur, dan kulit kepala bersih.
2. Mata ( kanan/kiri ) : Posisi mata simetris, konjungtiva merah
muda, skelera putih, dan pupil isokor, dan respon cahaya baik.
3. Hidung : Simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakkan, dan
berfungsi dengan baik.
4. Mulut dan tenggorokan : Rongga normal, mukosa terlihat pecah-
pecah, tonsil tidak ada pembesaran.
5. Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, dan
pendengaran tidak terganggu.
6. Leher : Kelenjer getah bening, sub mandibula, dan sekitar telinga
tidak ada pembesaran.
7. Dada/ thorak
 Inspeksi
adanya peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan serta penggunaan otot bantu
napas, tampak mempunyai bentuk dada barrel chest (akibat udara yang
terperangkap), penipisan massa otot, dan pernapasan dengan bibir dirapatkan.
 Palpasi
Pada palpasi, ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya menurun.
 Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan diafragma
menurun.
 Auskultasi
Sering didapatkan adanya bunyi napas ronkhi dan wheezing sesuai tingkat
beratnya obstruktif pada bronkhiolus.
8. Kardiovaskular  Anoreksi disertai mual
 Irama jantung regular; S1,S2 tunggal.  Berat badan menurun
 Nyeri dada ada, biasanya skala 6 dari 10 12. Muskuloskeletal/integument
 Akral lembab  Berkeringat
 Saturasi Hb O2 hipoksia  Massa otot menurun
9. Persyarafan
 Keluhan pusing ada
 Gangguan tidur ada
10. Perkemihan B4 (bladder)
 Kebersihan normal
 Bentuk alat kelamin normal
 Uretra normal

11. Pencernaan
E. Data Penunjang
 Analisa gas darah
Pa O2 : rendah (normal 80 – 100 mmHg)
Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44 mmHg).
Saturasi hemoglobin menurun.
Eritropoesis bertambah

 Sputum : Kultur untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi patogen


 Tes fungsi paru : Untuk menentukan penyebab dispnoe, melihat obstruksi.
 Foto Sinar X rontgen
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
B.Analisa Data

Data Fokus Data Standar Masalah Keperawatan


DS :   Kerusakan pertukaran
 Pasien mengatakan sesak.  Pasien mengatakan tidak sesak gas
DO :  Pernafasan reguler, pasien tidak
 Dispnea, pasien tampak gelisah, gelisah, tidak tampak adanya
tampak sianosis pada bibir pasien , sianosis, Pa O2 : (normal 80 –
nilai PO2 : menurun,nilai PCO2 : 100 mmHg), Pa CO2 : (normal
menurun, RR = 24 ×/menit. 36 – 44 mmHg), RR = 16-20
  ×/menit.
 
Masalah
Data Fokus Data Standar
Keperawatan
DS :   Bersihan jalan nafas
 Pasien mengatakan kesulitan untuk bernapas.  Pasien mengatakan tidak mengalami tidak efektif
DO : kesulitan bernapas  
 Frekuensi pernafasan pasien tidak teratur, tampak  
otot-otot bantu pernapasan, bunyi nafas tidak  Kecepatan pernapasan teratur, tidak ada otot
normal (ronchi) pasien tampak batuk. bantu pernapasan, bunyi napas normal,
 RR : 30 x/menit pasien tidak batuk.
 RR : 16-20×/menit
DS :   Perubahan nutrisi
 Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan mual.  Nafsu makan pasien meningkat, pasien tidak kurang dari kebutuhan
DO : merasa mual. tubuh
 Berat badan pasien menurun, tonus otot menurun,  Berat badan ideal, tonus otot normal, pasien
pasien tampak lemah. tampak segar
 
DS :   Intoleransi aktivitas
 Pasien selalu mengeluh kelelahan dan lemas  Pasien tampak segar.
DO :  
 Pernafasan meningkat setelah melakukan  
aktivitas  Pernafasan normal : 16-20 ×/menit
 Cepat lelah saat beraktivitas  Pasien tidak cepat lelah saat beraktivitas
B.Analisa Masalah
Problem Etiologi Symptom
Kerusakan pertukaran gas Ketidaksamaan ventilasi- Pasien mengatakan sesak, dispnea, pasien tampak
perfusi gelisah, tampak sianosis pada bibir pasien , nilai PO2
menurun,nilai PCO2 menurun, RR = 24 ×/menit.
Bersihan jalan nafas tidak Peningkatan produksi Pasien mengatakan kesulitan untuk bernapas, frekuensi
efektif sekret. pernafasan pasien tidak teratur, tampak otot-otot bantu
pernapasan, bunyi nafas tidak normal (ronchi), pasien
tampak batuk, RR : 30 x/menit.
Perubahan nutrisi kurang Anoreksia dan mual Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan mual, berat
dari kebutuhan tubuh badan pasien menurun, tonus otot menurun, pasien
tampak lemah.
Intoleransi aktivitas Keletihan dan hipoksemia Pasien selalu mengeluh kelelahan dan lemas, pernafasan
meningkat setelah melakukan aktivitas, cepat lelah saat
beraktivitas
C.Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi-perfusi yang
ditandai dengan pasien mengatakan sesak, dispnea, pasien tampak gelisah, tampak sianosis
pada bibir pasien , nilai PO2 menurun,nilai PCO2 menurun, RR = 24 ×/menit.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret yang
ditandai dengan pasien mengatakan kesulitan untuk bernapas, frekuensi pernafasan pasien
tidak teratur, tampak otot-otot bantu pernapasan, bunyi nafas tidak normal (ronchi), pasien
tampak batuk, RR : 30 x/menit.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan mual
yang ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan dan mual, berat badan pasien
menurun, tonus otot menurun, pasien tampak lemah.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan hipoksemia yang ditandai dengan
pasien selalu mengeluh kelelahan dan lemas, pernafasan meningkat setelah melakukan
aktivitas, cepat lelah saat beraktivitas.
3. INTERVENSI
Diagnosa Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
No Rasional
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
1 Kerusakan pertukaran Setelah dilakukan intervensi Pemantauan Respirasi 1. Pemantauan frekuensi berguna
gas yang berhubu-ngan keperawatan selama ……… 1. Monitor frekuensi, irama dan untuk mengetahui kondisi
dengan ketidaksamaan maka pertukaran gas kedalaman napas pernapasan pasien
ventilasi-perfusi. meningkat dengan kriteria 2. Monitor pola napas 2. Pemantauan pola napas
hasil: 3. Monitor kemampuan batuk berguna untuk mengetahui
a. Dispnea menurun efektif kondisi pernapasan pasien
b. Bunyi nafas tambahan 4. Monitor adanya produksi 3. Apabila pasien mampu batuk
menurun sputum efektif secret mudah untuk
c. P CO2 membaik 5. Monitor nilai AGD keluar
d. P O2 membaik Terapi Oksigen 4. Banyak sedikitnya sputum
e. Takikardi membaik (N: 6. Pertahankan kepatenan jalan akan mempengaruhi jenis
60-100x/menit) napas terapi yang dibutuhkan
f. Frekuensi napas 7. Berikan oksigen sesuai 5. Nilai AGD menunjukan
membaik (RR: 16-20 kebutuhan kondisi pertukaran gas dalam
x/menit tubuh
g. Sianosis membaik 6. Jalan napas yang paten akan
h. Pola napas membaik mengurangi sesak
7. Oksigen akan memperbaiki
hipoksemia.
Diagnosa Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
No Rasional
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
2 Bersihan jalan Setelah dilakukan Latihan Batuk Efektif 1. Mengkaji kemampuan
nafas tidak efektif intervensi keperawatan 1. Identifikasi kemampuan pasien untuk batuk
berhubungan selama …….. maka batuk 2. Retensi sputum
dengan bersihan jalan napas 2. Monitor adanya retensi menyebabkan sesak
peningkatan meningkat dengan sputum 3. Posisi semi fowler atau
produksi sekret. kriteria hasil: 3. Atur posisi semi fowler fowler akan
a. Batuk efektif atau fowler melonggarkan jalan napas
meningkat 4. Ajarkan pasien teknik 4. Teknik batuk efektif
b. Produksi sputum batuk efektif berguna untuk
menurun 5. Kolaborasi dalam membersihkan laring,
c. Mengi (ronchi) pemberian mukolitik atau trakea, dan bronkiolus
menurun ekspektoran dari secret
d. Dispnea menurun 5. Pemberian mukolitik
e. Frekuensi napas akan membuat secret
membaik (RR: 16- menjadi lebih encer
20x/menit) sehingga mudah
f. Pola napas membaik dikeluarkan
Diagnosa Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
No Rasional
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
3 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi 1. Mengetahui status nutrisi pasien
kurang dari intervensi keperawatan 1. Identifikasi status nutrisi apakah kurus, normal, gemuk,
kebutuhan tubuh selama ......... maka 2. Monitor asupan makanan sangat gemuk
berhubungan status nutrisi meningkat 3. Sajikan makanan secara 2. Mengetahui kemampuan
dengan anoreksia dengan kriteria hasil: menarik dan suhu yang pasien untuk menerima
dan mual a. Porsi makanan sesuai makanan
yang dihabiskan 4. Kolaborasi dengan ahligizi 3. Makanan yang menarik akan
meningkat untuk menentukan menambah selera makan
b. Nafsu makan jumlah kalori nutrisi yang 4. Menentukan kalori individu dan
meningkat dibutuhkan pasien. kebutuhan nutrisi
5. Kolaborasi dalam pemberian 5. Pemberian medikasi dapat
medikasi sebelum makan mengurangi mual
Diagnosa Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
No Rasional
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
4 Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi 1. Mengetahui tingkat
aktivitas intervensi keperawatan 1. Monitor kelelahan fisik kelelahan pasien apakah
berhubungan selama 3 x 24 jam maka termasuk tanda-tanda vital sudah menurun atau tidak
dengan keletihan toleransi aktivitas 2. Identifikasi faktor yang 2. Penyakit kronik seperti
dan hipoksemia meningkat dengan menyebabkan keletihan penyakit paru menjadi
kriteria hasil: 3. Sediakan lingkungan yang faktor terjadinya kesulitan
a. Frekuensi nadi nyaman dan rendah aktivitas
membaik (N: 60-100 stimulus 3. Lingkungan yang nyaman
x/menit 4. Anjurkan melakukan dapat meningkatkan
b. Keluhan lelah aktivitas secara bertahap kualitas istirahat untuk
menurun   mengurangi keletihan
c. Dyspnea setelah 4. Aktivitas yang bertahap
aktivitas menurun akan mengurangi
d. Dyspne saat aktivitas keletihan
menurun  
e. Frekuensi napas
membaik (RR: 16-20
x/menit
4. IMPLEMENTASI
 Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam
rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat
waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan
mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta
mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.

5. EVALUASI
 Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap
perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan telah dicapai.
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA
Tn. S DENGAN EMFISEMA DI
RUANG MAWAR RS. BUNGA MELATI
TANGGAL 20 – 23 OKTOBER 2021”

Oleh:
Ni Luh Putu Santi Sriningsih (NIM. 21131110019)
Putu Widanti Oktaviani (NIM. 21131110028)
KASUS:
Tn. S usia 40 tahun pekerjaan buruh Pasien datang ke UGD RS Bunga Melati
pada tanggal 20 Oktober 2021 pukul 18.00 wita diantar oleh keluarga. Pasien
mengeluh sesak sejak pagi hari, batuk-batuk sejak sebulan, nyeri pada dada
sebelah kanan saat bernafas, banyak secret keluar ketika batuk, secret
berwarna kuning kental, serta merasa cepat lelah ketika melakukan aktivitas.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut pasien di diagnose menderita
emfisema paru dan disarankan untuk dirawat inap.
PENGKAJIAN
 Identitas Pasien

Nama Tn. S
Umur 40 th
Jenis Kelamin Laki-laki
Pendidikan SMA
Pekerjaan Buuh
Status Perkawinan Kawin
Agama Hindu
Suku Bali
Alamat Tabanan
Tanggal Masuk 20-10-2021
Tanggal Pengkajian 20-10-2021
Sumber informasi Pasien. RM
Diagnosa Masuk Emfisema
Riwayat Kesehatan
 Keluhan Utama
Pasien mengeluh sesak napas

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke UGD RS Bunga Melati pada tanggal 20 Oktober 2021 pukul 18.00 wita
diantar oleh keluarga. Pasien mengeluh sesak sejak pagi hari, batuk-batuk sejak sebulan, nyeri
pada dada sebelah kanan saat bernafas, banyak secret keluar ketika batuk, secret berwarna
kuning kental, serta merasa cepat lelah ketika melakukan aktivitas. Saat di UGD pasien
diberikan terapi bronkodilator, Oksigenasi, serta dilakukan pemeriksaan rontgen thorax.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut pasien di diagnose menderita emfisema paru dan
disarankan untuk dirawat inap. Pada pukul 21.00 pasien dipindahkan ke ruang rawat inap
Mawar.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatatakan memiliki riwayat penyakit Asma

 Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
 Bernafas
Pasien mengeluh sesak dan sulit untuk mengeluarkan dahak
 Makan dan Minum
Pasien mengatakan nafsu makan menurun, sebelum sakit pasien biasa menghabiskan
1 porsi nasi lengkap dengan sayur dan lauk-pauk, setelah sakit pasien mengatakan
hanya mampu menghabiskan 5 sendok makan bubur
 Eliminasi
Pasien mengatakan tidak mengalami masalah dalam BAB dan BAK
 Gerak dan Aktivitas
Pasien mengatakan cepat lelah saat beraktivitas dan merasa sesak, untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari pasien dibantu oleh istrinya
 Istirahat dan tidur
Pasien mengatakan tidak mengalami masalah saat tidur

 Kebersihan Diri
Pasien mengatakan sebelum sakit biasa mandi 2 x sehari secara
mandiri, setelah sakit pasien tetap menjaga kebersihan diri dengan
gosok gigi dan mandi dengan dibantu oleh istrinya.

 Pengaturan suhu tubuh


Pasien mengatakan tidak merasa kepanasan atau kedinginan

 Rasa Nyaman
Pasien mengeluh merasa sesak nafas, batuk, dan nyeri di daerah dada.
 Rasa Aman
Pasien mengatakan tidak merasa cemas karena sudah dirawat di rumah sakit

 Sosialisasi dan Komunikasi


Pasien mampu berkomunikasi dengan baik dengan keluarga maupun petugas
kesehatan

 Prestasi dan Produktivitas


Pasien mengatakan saat ini bekerja sebagai buruh bangunan

 Ibadah
Pasien mengatakan menganut agama hindu dan beribadah ke pura saat hari raya
keagamaan

 Rekreasi
Pasien mengatakan biasanya berjalan-jalan ke kebun saat waktu luang untuk merawat
tanaman

 Pengetahuan atau belajar


Pasien tidak begitu mengetahui secara detail tentang penyakitnya, namun pasien tahu
bila penyakitnya diakibatkan karena sebelumnya pasien sering merokok
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan umum : lemah


 Tingkat kesadaran : composmentis
 GCS: eye: 4, verbal : 5, motorik : 6
 Tanda-tanda vital :
 TD : 140/90 mmHg
 Nadi : 94 x/menit
 Suhu: 36,7 0C
 RR : 26 x/menit
 SPO2 : 80 %
Keadaan Fisik
 Rambut dan hygene kepala
Warna rambut hitam, tidak berbau, rambut tumbuh subur, dan kulit kepala
bersih.
 Mata ( kanan/kiri )
Posisi mata simetris, konjungtiva merah muda, skelera putih, dan pupil isokor,
dan respon cahaya baik.
 Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakkan, dan berfungsi dengan
baik.
 Mulut dan tenggorokan
Rongga normal, tampak sianosis pada bibir pasien, tonsil tidak ada
pembesaran.
 Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, dan pendengaran tidak terganggu.
 Leher
Kelenjer getah bening, sub mandibula, dan sekitar telinga tidak ada
pembesaran.
 Dada/ thorak Kebersihan normal, Bentuk alat
kelamin normal, Uretra normal
Inspeksi: Pasien tampak sesak, terlihat
adanya retraksi dada, pasien terpasang  Muskuloskeletal/integument:
masker oksigen 7 Lpm. Berkeringat, Massa otot menurun
Palpasi: Ekspansi meningkat
Perkusi: Pada perkusi didapatkan
suara normal
Auskultasi: Didapatkan adanya bunyi
napas ronkhi
 Kardiovaskular
Irama jantung regular; S1,S2 tunggal.
Akral lembab
Saturasi Hb O2 80 %

 Genetalia
Data Penunjang

 Analisa gas darah


- Pa O2 : 70 (normal 80 – 100 mmHg)
- Pa CO2 : 60 (normal 36 – 44 mmHg).
 Foto sinar X rontgen : tampak pulmo corakan paru berkurang tampak hiperaerasi kedua
lapang paru,Sela iga tampaknya melebarKesan foto thorax:Sugestif emfisema pulmonum
bilateral
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Analisa Data
Data Fokus Data Standar Masalah Keperawatan
DS :
 Pasien mengatakan  Pasien mengatakan Gangguan pertukaran
sesak. tidak sesak gas
DO :
 Pasien tampak sesak,
tampak sianosis pada  Pernafasan reguler,
bibir pasien, pasien tidak gelisah,
TD : 140/90 mmHg tidak tampak adanya
Nadi : 94 x/menit sianosis.
Suhu: 36,7 0C  SPO2 Normal 95%-
RR : 26 x/menit 100%
SPO2 : 80 % Pa O2: (normal 80 – 100
nilai Pa O2 : 70 mmHg),
mmHg, nilai Pa CO2 : Pa CO2: (normal 36 –
60 mmHg. 44 mmHg).
RR = 16-20 ×/menit.

DS :
DS :
 Pasien mengatakan  Pasien mengatakan Bersihan jalan nafas
sesak dan sulit tidak mengalami tidak efektif
mengeluarkan kesulitan bernapas dan
dahak. mampu mengeluarkan
DO : dahak
 Frekuensi  Kecepatan pernapasan
pernafasan pasien teratur, tidak ada otot
tidak teratur, bantu pernapasan,
tampak otot-otot bunyi napas normal,
bantu pernapasan, pasien tidak batuk.
bunyi nafas tidak
normal (ronchi)
pasien tampak  RR : 16-20×/menit
batuk.
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 94 x/menit
0
Suhu: 36,7 C
RR : 26 x/menit
SPO2 : 80 %

DS : Defisit nutrisi
 Pasien mengatakan  Nafsu makan pasien
tidak nafsu makan meningkat
DO :
 pasien tampak lemas.  pasien tampak segar
 Porsi makan sedikit 1
- 2 sendok makan.  porsi makan habis

 Pasien mual setiap


 pasien tidak mual
makan
muntah
DS :
 Pasien mengeluh  Pasien tampak segar. Intoleransi aktivitas
cepat lelah saat
beraktivitas dan
merasa sesak
DO :
 Pasien tampak lemas  Pasien tampak sehat.
 RR : 26 x/menit  Pernafasan normal :
 Pasien tampak lemas 16-20 ×/menit
dan sesak setelah  Pasien tidak cepat
berjalan lelah saat beraktivitas
 Analisa Masalah

Gangguan pertukaran gas Ketidaksamaan Pasien mengatakan sesak, pasien tampak sesak, tampak
ventilasi-perfusi. sianosis pada bibir pasien, nilai PaO2 : 70 mmHg, nilai
PaCO2 : 60, RR = 26 ×/menit, SPO2 : 80 %.
Bersihan jalan nafas tidak Peningkatan produksi Pasien mengatakan sesak dan sulit mengeluarkan dahak,
efektif sekret Frekuensi pernafasan pasien tidak teratur, tampak otot-otot
bantu pernapasan, bunyi nafas tidak normal (ronchi) pasien
tampak batuk, RR : 26x/menit
Defisit nutrisi Anoreksia dan mual Pasien mengatakan tidak nafsu makan, pasien tampak lemas.

Intoleransi aktivitas Keletihan dan Pasien mengeluh cepat lelah saat beraktivitas dan merasa
hipoksemia sesak, RR 26x/menit, SPO2 : 80 %, Pasien
tampak lemas dan sesak setelah berjalan.
 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi-
perfusi ditandai dengan pasien mengatakan sesak, pasien tampak sesak,
tampak sianosis pada bibir pasien, nilai PaO2 : 70 mmHg, nilai PaCO2 :
60, RR = 26 ×/menit, SPO2 80%
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi secret ditandai dengan pasien mengatakan sesak dan sulit
mengeluarkan dahak, Frekuensi pernafasan pasien tidak teratur, tampak
otot-otot bantu pernapasan, bunyi nafas tidak normal (ronchi) pasien
tampak batuk, RR : 26 x/menit, SPO2 80%.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia dan mual ditandai dengan
pasien mengatakan tidak nafsu makan, pasien tampak lemas
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan
hipoksemia.ditandai dengan pasien mengeluh cepat lelah saat
beraktivitas dan merasa sesak, RR : 26 x/menit, Pasien tampak lemas
dan sesak setelah berjalan
INTERVENSI
 Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan
ventilasi-perfusi
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi secret
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia dan mual
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan hipoksemia
 Intervensi Keperawatan
No Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
Rasional
Dx (SLKI) (SIKI)
1 Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi 1. Pemantauan frekuensi
intervensi keperawatan 1. Monitor frekuensi, berguna untuk
selama 3 x 24 jam maka irama dan kedalaman mengetahui kondisi
pertukaran gas meningkat napas pernapasan pasien
dengan kriteria hasil: 2. Monitor pola napas 2. Pemantauan pola napas
a. Dispnea menurun 3. Monitor kemampuan berguna untuk
b. Bunyi nafas tambahan batuk efektif mengetahui kondisi
menurun 4. Monitor adanya pernapasan pasien
2
c. P CO membaik produksi sputum 3. Apabila pasien mampu
2
d. P O membaik 5. Monitor nilai AGD batuk efektif secret
e. Takikardi membaik Terapi Oksigen mudah untuk keluar
(N: 60-100x/menit) 6. Pertahankan kepatenan 4. Banyak sedikitnya
f. Frekuensi napas jalan napas sputum akan
membaik 7. Berikan oksigen sesuai mempengaruhi jenis
(RR: 16-20 x/menit kebutuhan terapi yang dibutuhkan
SPO2 95-100% 5. Nilai AGD menunjukan
g. Sianosis membaik kondisi pertukaran gas
h. Pola napas membaik dalam tubuh
6. Jalan napas yang paten
akan mengurangi sesak
7. Oksigen akan
memperbaiki
hipoksemia.
2 Setelah dilakukan Latihan Batuk Efektif 1. Mengkaji kemampuan
intervensi keperawatan 1. Identifikasi pasien untuk batuk
selama 3 x 24 jam maka kemampuan batuk 2. Retensi sputum
bersihan jalan napas 2. Monitor adanya retensi menyebabkan sesak
meningkat dengan sputum 3. Posisi semi fowler atau
kriteria hasil: 3. Atur posisi semi fowler fowler akan
a. Batuk efektif atau fowler melonggarkan jalan
meningkat 4. Ajarkan pasien teknik napas
b. Produksi sputum batuk efektif 4. Teknik batuk efektif
menurun 5. Kolaborasi dalam berguna untuk
c. Mengi (ronchi) pemberian mukolitik membersihkan laring,
menurun atau ekspektoran trakea, dan bronkiolus
d. Dispnea menurun dari secret
e. Frekuensi napas 5. Pemberian mukolitik
membaik akan membuat secret
(RR: 16-20x/menit) menjadi lebih encer
SPO2 95-100% sehingga mudah
f. Pola napas membaik dikeluarkan
3. Setelah dilakukan Manajemen nutrisi 1. Mengetahui status
intervensi keperawatan 1. Identifikasi status nutrisi pasien apakah
selama 3 x 24 jam maka nutrisi kurus, normal, gemuk,
status nutrisi meningkat 2. Monitor asupan sangat gemuk.
dengan kriteria hasil: makanan 2. Mengetahui
a. Porsi makanan 3. Sajikan makanan kemampuan pasien
yang dihabiskan secara menarik dan untuk menerima
meningkat suhu yang sesuai makanan.
b . Nafsu makan 4. Kolaborasi dengan 3. Makanan yang menarik
meningkat ahligizi untuk akan menambah selera
menentukan jumlah makan.
kalori nutrisi yang 4. Menentukan kalori
dibutuhkan pasien. individu dan kebutuhan
5. Kolaborasi dalam nutrisi.
pemberian medikasi 5. Pemberian medikasi
sebelum makan dapat mengurangi mual
4 Setelah dilakukan Manajemen Energi 1. Mengetahui tingkat
intervensi keperawatan 1. Monitor kelelahan kelelahan pasien apakah
selama 3 x 24 jam maka fisik termasuk tanda- sudah menurun atau
toleransi aktivitas tanda vital tidak
meningkat dengan 2. Identifikasi faktor 2. Penyakit kronik seperti
kriteria hasil: yang menyebabkan penyakit paru menjadi
a. Frekuensi nadi keletihan faktor terjadinya
membaik (N: 60-100 3. Sediakan lingkungan kesulitan aktivitas
x/menit yang nyaman dan 3. Lingkungan yang
b. Keluhan lelah rendah stimulus nyaman dapat
menurun 4. Anjurkan melakukan meningkatkan kualitas
c. Dyspnea setelah aktivitas secara istirahat untuk
aktivitas menurun bertahap mengurangi keletihan
d. Dyspne saat aktivitas 4. Aktivitas yang bertahap
menurun akan mengurangi
e. Frekuensi napas keletihan
membaik
RR: 16-20 x/menit
SPO2 95% -100%
IMPLEMENTASI
Hari/ No
Jam Tindakan Keperawata Respon Klien Ttd
Tgl Dx

Rabu, 20.00- 1 a. Memonitor frekuensi, irama S: pasien mengeluh sesak, pasien  


20/10/ 08.00 dan kedalaman napas mengatakan sulit mengeluarkan
2021 wita b. Memonitor pola napas dahak.
c. Memonitor kemampuan batuk  
efektif O: RR: 26x/menit, SPO2 80%
d. Memonitor adanya produksi pola napas tidak teratur, pasien
sputum tampak kesulitan bernapas dan
e. Memonitor nilai AGD mengeluarkan dahak, nilai PaO2:
f. Mempertahankan kepatenan 70 mmHg, nilai PaCO2: 60
jalan napas mmHg, pasien diposisikan semi
g. Memberikan oksigen sesuai fowler dan diberikan oksigen 3
kebutuhan liter melalui nasal kanul
IMPLEMENTASI
Hari/ No
Jam Tindakan Keperawata Respon Klien Ttd
Tgl Dx

Rabu, 20.00- 2 a. Mengidentifikasi S: pasien mengatakan batuk-  


20/10/ 08.00 kemampuan batuk batuk namun dahak sulit
2021 wita
b. Memonitor adanya retensi keluar, setelah diberikan obat
sputum pernapasan terasa lebih
c. Mengatur posisi semi longar
fowler atau fowler  
d. Mengajarkan pasien O: pasien tampak sulit
teknik batuk efektif mengeluarkan dahak, pasien
e. Melakukan kolaborasi mencoba melakukan batuk
dalam pemberian efektif yang diajarkan, dahak
mukolitik: Ventolin nebu keluar berwarna kekuningan
3x1 ampul dan kental
 
IMPLEMENTASI
Hari/ No
Jam Tindakan Keperawata Respon Klien Ttd
Tgl Dx

Rabu, 20.00- 3 a. Mengidentifikasi status nutrisi S: pasien mengeluh mual dan  


20/10/ 08.00 b. Memonitor asupan makanan tidak nafsu makan, pasien
2021 wita c. Menyajikan makanan secara mengatakan hanya makan 5
menarik dan suhu yang sesuai sendok makan bubur.
d. Melakukan kolaborasi dengan  
ahligizi untuk menentukan O: pasien tampak lemas
jumlah kalori nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
e. Melakukan kolaborasi dalam
pemberian medikasi sebelum
makan:
- Antasida sirup 3 x C 1
IMPLEMENTASI
Hari/ No
Jam Tindakan Keperawata Respon Klien Ttd
Tgl Dx

Rabu, 20.00- 4 a. Memonitor kelelahan S: pasien mengatakan sulit  


20/10/ 08.00 fisik termasuk tanda- beraktivitas karena sesak
2021 wita
tanda vital O:
b. Mengidentifikasi faktor T : 140/90 mmHg, N:
yang menyebabkan 94x/menit, RR: 26x/menit,
keletihan S: 36.70C, SPO2 80%
c. Menyediakan lingkungan -pasien tampak sesak saat
yang nyaman dan rendah mencoba berjalan ke kamar
stimulus mandi.
d. Menganjurkan melakukan  
aktivitas secara bertahap  
IMPLEMENTASI

 Dst
EVALUASI
Hari/Tgl No Dx EVALUASI
Sabtu, 1 S : pasien mengatakan sudah tidak sesak dan sudah bisa melakukan
23/10/ batuk efektif
2021 O : RR: 20x/menit, SPO2 :95% pola napas sudah baik, pasien tampak
sudah bisa mengeluarkan dahak, oksigen sudah dilepas, hasil AGD:
- Pa O2: 85 mmHg,
- Pa CO2 : 40 mmHg
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Sabtu, 2 S : pasien mengatakan sudah tidak sesak, sudah mampu batuk efektif
23/10/ dan sudah tidak terasa ada dahak yang menyumbat
2021 O : pasien tidak tampak kesulitan bernapas, pola napas baik, frekuensi
napas 20x/menit, suara ronchi sudah berkurang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
EVALUASI
Hari/Tgl No Dx EVALUASI
Sabtu, 3 S : pasien mengatakan nafsu makan sudah membaik
23/10/ O : pasien sudah tampak lebih segar, pasien menghabiskan 1
2021
porsi makanan yang disediakan
A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Sabtu, 4 S : pasien mengatakan sudah tidak sesak dan cepat lelah saat
23/10/ maupun setelah beraktivitas ringan
2021
O : T : 130/90 mmHg, N: 84x/menit, RR: 20x/menit,
SPO2 :95% ,S: 36.70C, pasien tampak sudah mampu berjalan-
jalan di dalam kamar sendiri
A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

You might also like