You are on page 1of 19

TARKA - VADA

HARI HARSANANDA

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Pengertian Tarka Vada
Tarka vada merupakan sebuah salah satu metode dalam Darsana (Nyaya
Darsana), yang mengedepankan aspek diskusi hingga berdebat guna
mendapatkan kebenaran melalui kaidah –kaidah ilmiah dengan mengede-
pankan logika serta argument yang logis

Tarka Vada, memiliki 4 keadaan yang harus diperhatikan


1. Pramata ( Subjek atau pengamat)
2. Prameya ( Objek yang diamati)
3. Pramiti ( Hasil Pengamatan)
4. Pramana ( Cara untuk mengamati)
Catur Pramàóa

Sabda
Pramàóa
Upamana
Pramàóa
Anumana Penyaksian
Pramàóa
Praktyaksa
Perbandingan
Pramàóa
Penyimpulan
Pengamatan lang-
sung
Praktyakûa Pramàóa

Praktyakûa Pramàóa atau pengamatan langsung memberikan


pengetahuan kepada kita tentang objek – objek menurut
keadaanya masing – masing ( Maswinara,1999:128), dalam
Praktyakûa Pramàóa terdapat dua tingkat pengamatan yaitu
Nirvikalpa ( pengamatan yang tidak menentukan), dan
Savikalpa ( pengamatan yang menentukan), dalam Nirvikalpa
Pratyaksa, pengamatan terhadap sesuatu obyek adalah semata –
mata sebagai objek tanpa penilaian, tanpa asosiasi dengan suatu
subjek, sedangkan pada Savikalpa Pratyaksa, pengamatan ter-
hadap suatu obyek, dibarengi dengan pengenalan terhadap ciri-
ciri, sifat – sifat dan juga subyeknya
Pratijña
Memperkenalkan obyek permasalahan ten-
tang kebenaran pengamatan

Hetu
Alasan penyimpulan

Anumàóa Pramàóa, terdapat su- Udàharana


atu perantara diantara subyek dan Menghubungkan dengan aturan
obyek dimana pengamatan umum tentang suatu masalah
langsung dengan indra saja tidak
Upanaya
dapat secara langsung menyim- pemakaian aturan umum itu pada
pulkan hasil dari pengamatan. kenyataan yang dilihat
Diperlukan tahapan atau Nigamana
(Avayava) dalam usaha meng- Penyimpulan yang benar dan pasti dari seluruh
gapai sebuah penyimpulan. proses sebelumnya .
Contoh Penggunaan Metode Anumana Pramana
Untuk Mempermudah memahami metode Anumana Pramana, akan
dijabarkan contoh sebagai berikut:

 Suatu ketika, kita melihat seseorang yang mengeluarkan


darah dari kepalanya (Pratijña),.

 darah tersebut biasanya muncul diakibatkan oleh adanya


luka (Hetu)
 kita mulai menghubungkan antara darah yang keluar den-
gan konsep “luka” tersebut (Udàharana)
 kemudian kita mulai membuat kesimpulan bahwa, jika ada darah
pada kulit, kemungkinan kulit tersebut terluka (Upanaya)

 hingga akhirnya muncul kesimpulan bahwa kepala orang


tersebut terluka (Nigamana).
Upamàóa Pramàóa
Upamàóa Pramàóa merupakan cara pengamatan dengan
membandingkan kesamaan-kesamaan yang mungkin terjadi
atau terdapat di dalam obyek yang diamati dengan obyek –
obyek yang sudah ada atau pernah diketahui
( Maswinara,1999:133).

Adapun contoh dari konsep Upamàóa Pramàóa adalah


sebagai berikut, masyarakat Indonesia telah terlebih
dahulu mengetahui dan menyaksikan bencana alam
tsunami di Aceh pada tahun 2004, ketika melihat fenom-
ena di Palu dan Donggala, kita bisa mengetahui fenom-
ena yang terjadi adalah tsunami disebabkan gejala yang
sama dengan penampakan yang serupa diantara kedu-
anya
Úabda Pramàóa

Laukika Sabda, yaitu


bentuk kesaksian yang
Vaidika Sabda, yaitu berasal dari orang yang
bentuk kesaksian dapat dipercaya and
yang didasarkan pada kesaksiannya dapat di-
naskah- naskah kebe- terima menurut logika
naran. dan akal sehat
Penghambat Dalam Berpikir Logis

01 DOKTRIN NEGATIF

02 BIAS KOGNITIF

03 SESAT PIKIR/ LOGICAL FALLACY


Doktrin Negatif
Idols of the Tribe
kekeliruan – kekeliruan yang disebabkan oleh kecen-
derungan manusia ketika memandang sesuatu, manusia
tesebut mengukur dari pandangannya sendiri dan tidak
berdasarkan pada realitas yang dilihatnya. (Maksum,
Pengertian
2014:121).
Idol of the Cave Doktrin Negatif adalah
kekeliruan – kekeliruan yang disebabkan factor – factor yang
oleh subjektivitas manusia karena manu- dirumuskan oleh filsuf
Francis Bacon, yang di-
sia cenderung prejudice atau
berprasangka Idol of the market-place
DOKTRIN anggap menjadi ham-
kekeliruan kekeliruan yang disebabkan oleh NEGATIF batan bagi manusia
manusia yang terlalu percaya pada tanggapan untuk berpikir secara
mayoritas masyarakat. Hal semacam ini berimp- objektif dan logis
likasi pada sempitnya perspektif yang dimiliki
oleh manusia ketika sebuah kontruksi akan se-
buah entitas atau realitas telah dibentuk oleh
masyarakat,. Idol of the Teathre

kekeliruan – kekeliruan yang disebabkan oleh rasa percaya


yang berlebihan terhadap tradisi atau budaya yang telah
diwariskan secara turun temurun tanpa pikiran yang kritis .
Bias Kognitif

Confirmation Bias
Bandwagon effect Anchoring bias
In Group Bias Negative Bias
Social Proof Availibility Bias
Bias .
Bandwagon effect
01
Sebuah Bias Kognitif yang dimana seseorang
awalnya mungkin tidak percaya akan sebuah in-
formasi, namun kepercayaan itu semakin
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
orang yang percaya terhadap informasi tersebut

In Grup Bias.
02
Sebuah bias kognitif yang dimana seseorang
cenderung memfavoritkan seseorang yang
dekat, disukai, disayangi bahkan di cintai, se-
hingga orang tersebut lebih mudah percaya

Penjelasan
pada hal – hal yang diyakini oleh sosok yang di
favoritkan tersebut. Hal ini menjadikan seseo-
rang memiliki ikatan kuat pada seseorang dan
Bias Kognitif berpotensi membenci orang atau kelompok
yang berseberangan dengan sosok yang di fa-
voritkan
Social proff Bias
03 Sebuah bias kognitif yang mempengaruhi
psikologis , dimana seseoranga meniru perilaku
orang – orang disekitarnya jika ia tidak yakin
akan tindakan yang benar

Confirmation Bias
04
Sebuah Bias Kognitif yang menjadikan kita
secara aktif mencari dan pilih kasih thd in-
formasi yang mendukung kepercayaan kita
dan menampikkan bukti – bukti yang

Penjelasan menentang apa yang kita percayai

Bias Kognitif
Availibility Bias
05
Sebuah Bias Kognitif yang dimana seseorang
mengambil sebuah kesimpulan hanya di-
dasarkan pada fakta – fakta sekitar yang
sesungguhnya terbatas
Negative Bias.
06 Sebuah bias kognitif yang dimana seseorang
cenderung lebih concern atau lebih memper-
hatikan fakta – fakta negative di sekitar kehidu-
pannya

Anchoring Bias

07 Arti dari kata “anchor” adalah jangkar.


Maka, anchoring bias adalah kecenderungan un-
tuk terlalu bergantung atau “berjangkar” pada in-
formasi pertama yang diketahui.
Penjelasan Daniel Kahneman,seorang psikolog,, mengatakan
kalau secara sistematis, otak manusia akan
Bias Kognitif mengambil informasi pertama yang diterima, dan
menginterpretasi hal-hal lain berdasarkan kesim-
pulan yang diambilnya dari informasi pertama
Content Here
Youcan simply impress your audience and add a unique zing
and appeal to your Presentations.

Content Here
You can simply impress your audience and add a unique zing
and appeal to your Presentations.
LOGICAL
FALLACY
Presumption Fallacy : Kita gagal mengambil kesimpulan yang be-
01 nar dari suatu kejadian akibat berangkat dari stereotype, prasangka,
stigma, atau presumsi yang belum terbukti kebenaranya

Post-Hoc Ergo Propter-Hoc : Mengambil Kesimpulan


01 02 bahwa sesuatu terjadi setelah sesuatu yang lain berarti
merupakan penyebabnya

Argumentum Ad Populum : suatu proposisi itu benar karena diper-


03 cayai oleh banyak atau kebanyakan orang. Dengan kata lain, ide
dasar dari argumen adalah: "Jika banyak yang percaya hal itu,
maka hal itu adalah benar."

Argumentum ad Hominem :upaya untuk menyerang kebenaran


03 suatu klaim dengan menunjuk sifat negatif orang yang men-
dukung klaim tersebut.
Masalah Dalam Berpikir Logis

Jurnalisme yang Lemah Faktor Ekonomi Yang Pendidikan Literasi Media yang Rendah
Internet
Lemah selain menitikberatkan ke- Masyarakat yang tengah dalam
kehadiran Internet bagi situasi berkembang tidak jarang
Jurnalisme yang lemah : faktor ekonomi yang banyak kalangan meng- salahan pada konten, manu-
menganggap internet dan segala
maksud dari jurnalisme lemah dapat menjadi sia selaku penikmat konten
hadirkan dunia tanpa batas. yang tertulis di dalamnya meru-
yang lemah ini adalah ak- pemicu lahirnya berita juga tidak dapat lepas tang-
Hal ini tentunya berimplikasi pakan kebenaran, hal ini tak lepas
tivitas jurnalistik yang ku- – berita hoaks dise- gung jawab. Pendidikan
jelas pada proses penye- dari ponsel pintar yang secara mu-
rang mengedepankan yang rendah, keenganan
babkan berita hoaks baran konten – konten dalam filterisasi informasi
dah dimiliki namun tidak dimiliki
atas reliabelitas narasum- yang terkesan out of hoaks, apalagi kecenderun- oleh “orang – orang yang pintar”.
serta sifat dan sikap kritis
ber dan validitas data mind sangat laku untuk Keyakinan akan informasi di internet
gan konten hoaks meru- pada informasi yang rendah
melalui proses verifikasi, dijual. selalu benar akibat literasi media
pakan isu atau fenomena juga menjadi pemicu
hal ini jelas mengaki- yang buruk inilah yang menjadi
. yang tengah hangat dalam penyebaran konten –konten
alasan konten hoaks mudah terse-
batkan informasi yang hoaks dalam masyarakat
masyarakat, sehingga sirku- bar tanpa ada verifikasi informasi
bias atau bahkan infor- terlebih dahulu.
lasi hoaks sangat terjaga
masi yang salah. dalam ranah sosial media.
Matur Suksma

You might also like