You are on page 1of 76

Analisis Kompetensi Pembelajaran

Bahan Diskusi PEKERTI


L2DIKTI WILAYAH IV 15 – 23 JUNI 2020

Disajikan Oleh
Dr. Toto Ruhimat, M.Pd Page 1
Kurikulum dan Pembelajaran

IDE
HI
DD
EN
CU
IDEAL/ RR
POTENTIAL IC
U LU
CURRICULUM M

RENCANA HASIL
TERTULIS IMPLEMENTASI

Silabus-SAP ACTUAL/REAL
CURRICULUM
(RPS)
PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar Page 2
Page 3
Framework 21st Century
Skills
Skills Aspek

   Berpikir secara kreatif


Creativity Thinking and  Bekerja kreatif dengan lainnya
Innovation  Mengimplementasikan inovasi
   Penalaran efektif
4Cs Critical Thinking and  Menggunakan sistem berpikir
Problem Solving  Membuat penilaian dan keputusan
 Memecahkan masalah
Communication  Berkomunikasi secara jelas
Collaboration  Berkolaborasi dengan orang lain

Page 4
Framework 21st Century
Skills (Lanjutan)
   Mengakses dan mengevaluasi informasi
Information, Media and  Menggunakan dan menata informasi
Technology Skills  Menganalisis dan menghasilkan media
 Mengaplikasikan teknologi secara efektif

Life & Career Skills :


    Menunjukkan perilaku scientific attitude
 1. Building (hasrat ingin tahu, jujur, teliti, terbuka dan
penuh kehati-hatian)
 Menunjukkan penerimaan terhadap nilai moral
yang berlaku di masyarakat

2. Spiritual Values  Menghayati konsep ke-Tuhanan melalui ilmu


pengetahuan
 Menginternalisasikan nilai-nilai spiritual dalam
kehidupan sehari-hari Page 5
PROGRAM STUDI MANAJEMEN (Strara 1)

CAPAIAN PEMBELAJARAN SIKAP (S)

Kode CAPAIAN PEMBELAJARAN


S.1 bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius
S.2 bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius
S.3 berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
S.4 menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,
serta pendapat atau temuan orisinal orang lain
S.5 berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila
S.6 bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
S.7 menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan
S.8 menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri. Page 6
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENGETAHUAN
(P)
1. menguasai konsep teoretis, metoda dan perangkat analisis fungsi manajemen
(perencanaan, pelaksanaan, pengarahan, pemantauan, evaluasi, dan pengendalian) dan
fungsi organisasi (pemasaran, sdm, operasi, dan keuangan) pada berbagai jenis organisasi;
2. menguasai konsep dan teknik menyusun rencana strategis dan menjabarkannya dalam
rencana operasional;
3. menguasai prinsip kepemimpinan dan kewirausahaan dalam berbagai tipe organisasi;
4. menguasai konsep tentang metode penelitian yang mencakup studi kasus, kesejarahan,
survei, simulasi, dan eksperimen pada lingkup kualitatif dan kuantitatif, secara eksploratif,
deskriptif, dan verifikatif;
5. menguasai minimal satu metode penelitian (studi kasus, kesejarahan, survei, simulasi, dan
eksperimen pada lingkup kualitatif dan kuantitatif, secara eksploratif, deskriptif, dan
verifikatif);
6. menguasai etika bisnis dan nilai-nilai kemanusiaan (humanity values);
7. menguasai pengetahuan tentang jenis dan regulasi organisasi lokal, nasional,
regional, dan global;
8. menguasai kaidah, prinsip dan teknik komunikasi lintas fungsi, level organisasi, dan
budaya;
9. menguasai minimal salah satu bahasa internasional.

Page 7
KETERAMPILAN KHUSUS (KK)

1. mampu merumuskan fungsi manajeman (perencanaan,pengorganisasian,


penyusunan staf, pengarahan, dan pengendalian serta evaluasi) pada level
operasional di berbagai tipe organisasi;
2. mampu melaksanakan fungsi organisasi (pemasaran, operasi, sumberdaya
manusia, keuangan, dan strategi) pada level operasional di berbagai tipe
organisasi;
3. mampu mengidentifikasi masalah manajerial dan fungsi organisasi pada level
operasional, serta mengambil tindakan solutif yang tepat berdasarkan alternatif
yang dikembangkan, dengan menerapkan prinsipprinsip kewirausahaan yang
berakar pada kearifan lokal;
4. mampu berkontribusi dalam penyusunan rencana strategis organisasi dan
menjabarkan rencana strategis menjadi rencana operasional organisasi pada
level fungsional;
5. mampu mengambil keputusan manajerial yang tepat di berbagai tipe pada
tingkat operasional, berdasarkan analisis data dan informasi pada fungsi
organisasi;
6. mampu melakukan kajian empirik dan pemodelan dengan menggunakan
metode ilmiah pada berbagai tipe organisasi berdasarkan fungsi organisasi;
7. mampu berkomunikasi efektif lintas fungsi dan level organisasi.

Page 8
KETERAMPILAN UMUM (KU)

1. menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks


pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan/atau teknologi sesuai
dengan bidang keahliannya;
2. mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan, teknologi
atau seni sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah
untuk menghasilkan solusi, gagasan, desain, ataukritik seni serta menyusun
deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir;
3. mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang
keahliannya, berdasarkan hasil analisis terhadap informasi dan data;
4. mengelola pembelajaran secara mandiri;
5. mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan pembimbing, kolega,
sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya.

Page 9
Capaian Pembelajaran
(learning outcomes):
Internasilisasi dan akumulasi ilmu
pengetahuan, pengetahuan praktis,
ketrampilan, afeksi, dan kompetensi yang
dicapai melalui proses pendidikan yang
terstruktur dan mencakup suatu bidang
ilmu/keahlian tertentu atau melalui
pengalaman kerja.

Page 10
Arti Kompetensi

Kompetensi adalah pengetahuan,


keterampilan, dan sikap serta nilai yang
dicerminkan pada kebiasaan berpikir dan
bertindak yang sifatnya berkembang dan
dinamis, kontinu serta dapat diraih setiap
waktu. Kebiasaan berpikir dan bertindak
dengan konstan dan konsisten serta
dilakukan secara terus menerus yang
menunjukan sesorang menjadi kompeten.
Page 11
Istilah Kompetensi
1 TUJUAN KOMPETENSI CP LULUSAN/
INSTITUSI/ / PRODI LULUSAN PRODI
/PRODI
2 TUJUAMN MAKUL KOMPETENSI MAKUL CP MK
3 TUJUAN UMUM KOMPETENSI DASAR CP SUB MMK
4 TUJUAN KHUSUS INDIKATOR CP SUB-SUB MK
(INDIKATOR)

Page 12
Kepmendikbud No. 056/U/1994 ---- -------------------- KBI
Kepmendiknas No. 232/U/200 dan 045/U/2002 ----- KBK Page 13
Paradigma Kurikulum sebagai Sebuah Program

Page 14
Hirarki Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
yg dibebankan pd MK
(bersifat umum)

Capaian Pembelajaran MK (CPMK)


(Courses Learning Outcomes) (bersifat
spesifik)

Sub Capaian Pembeljaran MK (Sub-


CPMK) (Lesson learning outcomes)
(bersifat spesifik)

Sub Capaian Pembeljaran MK (Sub-sub


CPMK) (Lesson learning outcomes)
(lebih bersifat spesifik, observebel,
terukur)

Page 15
Hirarki Tujuan Pendidikan
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
(Membentuk manusia Indonesia seutuhnya)

TUJUAN INSTITUSIONAL/LEMBAGA
(Jenjang dan Jenis Persekolahan)

TUJUAN KURIKULER
(Mata Pelajaran/Bidang Studi)

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)


(Mata Pelajaran/Bidang Studi)

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)

(Per Satuan KBM/ Bahasan)

Page 16
Pengantar
• Pengetian Taksonomi
Taksonomi : aturan atau klasifikasi hierarkis dari sesuatu
atau prinsip yang mendasari klasifikasi.
• Taksonomi Bloom, taksonomi yang dibuat untuk
tujuan pendidikan, yang dikembangkan oleh Bloom dan
kawan-kawan mulai tahun 1950-an.
• Tujuan pendidikan , harapan kemampuan akhir yang
dapat dimiliki peserta didik/mahasiswa setelah
pembelajaran selesai,

Page 17
Taksonomi
Tujuan Pendidikan
Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang
berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan,
pengertian, dan keterampilan berpikir.

Affective Domain (Ranah Afektif) berisi


perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,
apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

Psychomotor Domain (Ranah


Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik
seperti tulisan tangan, mengetik,
berenang, dan mengoperasikan mesin.
Page 18
ALUR CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian Pembelajaran
Program Studi
CPL

Capaian Pembelajaran MK
(courses learning outcomes). CPMK

Capaian Pembelajaran (sub


CPMK) tiap pemb/pert
(lesson learning outcomes) Sub-CPMK Sub-CPMK Sub-CPMK dst.

Capaian
pembelajaran Sub
dari sub CPMK
Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator

Page 19
Tahapan Menjabarkan CPL dalam Sebuah Mata Kuliah

Page 20
Hirarki
• Setiap ranah (domain) dibagi kembali menjadi beberapa
hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang
sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks.

• Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan


terintegrasi, tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah
merupakan dasar untuk kemampuan diatasnya.
Contoh: Balam ranah kognitif, untuk mencapai
“pemahaman” yang berada di tingkatan kedua
diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan
pertama.

Page 21
DOMAIN
KOGNITIF

Synthesis Evaluation

Analysis
Application
Comprehension
Knowledge

Page 22
RANAH KOMPETENSI :

KEMAMPUAN BERPIKIR (KOGNITIF)

MENGEVALUASI

(Bloom - 1956) MENSINTESI


S
MENGANALISIS MENCIPTAKAN/
BERKREASI
MENERAPKAN

MEMAHAMI MENGEVALUASI

MENGINGAT
MENGANALISIS

MENERAPKAN

MEMAHAMI

MENGINGAT

(Revisi : David R. Krathwohl, 2001)


9

Page 23
A TAXONOMY FOR LEARNING TEACHING AND ASSESSING
(A REVISION OF BLOOM’S TAXONOMY OF EDUCATIONAL OBJECTIVES)

THE TAXONOMY TABLE

The The Cognitive Process Dimension


Knowledge
Dimension 1 2 3 4 5 6
Rememb Understand Aply Sintesis Evaluat Create
er
A
Factual
B
Conceptual
C
Procedural
D
Metacognitive Page 24
Kreatif

Evaluasi

Menganalisis &
sintesis
Menerapkan

Memahami

Mengingat

KEMAMPUAN BERPIKIR
(KOGNITIF)
Page 25
Mengingat Memahami
1 2
- Memilih - Menggolongkan - Menafsirkan
- Menguraikan - Mempertahankan - Menaksir
- Mendefinisikan - Mendemonstrasikan - Mempertimbangkan
- Menunjukkan - Membedakan - Memadankan
- Memberitabel - Menerangkan - Membuat ungkapan
- Mendaftar - Mengekspresikan - Mewakili
- Menempatkan - Mengemukakan - Menyatakan kembali
- Memadankan - Memperluas - Menulis kembali
- Mengingat - Memberi contoh - Menentukan
- Menamakan - Menggambarkan - Merangkum
- Menghilangkan - Menunjukkan - Mengatakan
- Mengutip - Mengaitkan - Menerjemahkan
- Mengenali - Menjabarkan
- Menentukan
- Menyatakan

Page 26
Menerapkan Menganalisis
3 4
- Menerapkan - Menganalisis
- Menentukan - Mengategorikan
- Mendramatisasikan - Mengelompokkan
- Menjelaskan - Membandingkan
- Menggeneralisasikan - Membedakan
- Memperkirakan - Membeda-bedakan
- Mengelola - Mengunggulkan
- Mengatur - Mendiversivikasikan
- Menyiapkan - Mengidentifikasi
- Menghasilkan - Menyimpulkan
- Memproduksi - Membagi
- Memilih - Merinci
- Menunjukkan - Memilih
- Membuat sketsa - Menentukan
- Menyelesaikan - Menunjukkan
- Menggunakan - Melaksanakan survei
 
Page 27
Menilai Menciptakan
5 6
- Menghargai - Memilih - Melakukan
- Mempertimbangkan - Menentukan - Merumuskan
- Mengkritik - Menggabungka - Membuat hipotesis
- Mempertahankan - Mengombinasikan - Menemukan
- Membandingkan - Mengarang - Membuat
- Mengkonstruksi - Mempercantik
- Membangun - Mengawali
- Menciptakan - Mengelola
- Mendesain - Merencanakan
- Merancang - Memproduksi
- Mengembangkan - Memainkan peran
- Menceritakan.

Page 28
Pembentukan Pola

Pengorganisasian

Penilaian

Partisipasi

Penerimaan

KEMAMPUAN BERSIKAP/NILAI
(AFEKTIF)
Page 29
PENERIMAAN PENANGGAPAN
• memilih • menyesuaikan; membantu
• membandingkan • melaporkan; mendikusikan
• menanyakan • menyambut; menawarkan diri
menjawab • mendatangi; menampilkan
• menyatakan • melaksanakan; menyumbangkan
• memberi • membawakan; menyelesaikan
• melanjutkan • menyatakan persetujuan
• menempatkan • memraktikkan; menjawab
• menjelaskan • menceritakan; membentuk
• menidentfikasi • memenuhi
• menggunakan
• mengemukakan

Page 30
PENILAIAN/PENENTUAAN SIKAP

• mengikuti • menuntun
• memilih • membenarkan
• menunjukkan • menolak
• melaksanakan • mengajak
• menyatakan pendapat • melengkapi
• mengambil prakarsa • mempelajari
• ikut serta • membedakan
• menggabungkan diri • mengerjakan
• mengundang • membentuk
• mengusulkan • mempertimbangkan
• membela

Page 31
Aspek Sikap
PENGORGANISASIAN PEMERANAN
• mengatur; mengintegrasikan • menunjukkan
melengkapi; merumuskan • mempraktekkan
• berpegang pada • membuktikan
• menghubungkan; mengaitkan • bertindak; menyatakan
• menyusun;mengubah • memperlihatkan
• menyempurnakan; menyesauikan • melayan
• menyamakan; membandingkan • imengundurkan diri
• mempertahankan; memodifikasi • bertahan
• membela; menyiapkan • mempertimbangkan
• menggeneralisasikan • mempersoalkan
• mengombinasikan;menggambarkan • memerankan;
• mengambil inisiatif menyelesaikan
• mendengarkan;mengguna
kan;mempengaruhi;memb
edakan Page 32
3
3 KREATIVITAS
PENYESUAIAN POLA GERAKAN

GERAKAN KOMPLEKS

GERAKAN TERBIASA

GERAKAN TERBIMBING

KESIAPAN

PERSEPSI KETERAMPILAN
(PSIKOMOTOR)

Page 33
PERSEPSI KESIAPAN
• memilih • menanggapi
• mengidentifikasi • memulai
• membedakan • mengawaliberaksi
• menyiapkan • mempersiapkan
• menyisihkan • memprakarsai
• menunjukkan • mempertunjukkan
• menghubungkan • menilai
• memisahkan • memindahkan
• menelusuri • memeragakan
• mendeskripsikan • bersedia melakukan
• mengenal melaksanakan
• menentukan

Page 34
RESPON MEKANISME
memraktikan; memainkan mengoperasikan
mengikuti; mengerjakan membangun
membuat; memperlihatkan melaksanakan
memasang; membongkar mengerjakan
mengikat; merakit membongkar; menyusun
membedah; membetulkan menggunakan
membentuk; mengukur mengatur; memainkan
menyetel; mencampur mendemonstrasikan
membangun; membedah menangani
membetulkan; membuka; memasang;
menutup; membuat sketsa memperbaiki

Page 35
Pengetahuan (Knowledge)
• Pengertian : Kemampuan mengingat / mengungkapkan kembali informasi
yang sudah dipelajarinya (recall).
• Macam-macam Ingatan:
Pertama, pengetahuan tentang sesuatu yang khusus misalnya
mengetahui tentang terminologi atau istilah-istilah yang dinyatakan dalam
bentuk simbol-simbol tertentu baik verbal maupun non verbal;
pengetahuan tentang fakta misalnya kemampuan untuk mengingat tokoh
proklamator Indonesia, mengingat tanggal dan tahun sumpah pemuda,
mengingat deskripsi tentang suatu teori dan lain sebagainya.
Pengetahuan mengingat fakta semacam ini sangat bermanfaat untuk
mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi berikutnya.
Kedua, pengetahuan tentang cara/prosedur atau cara suatu proses
tertentu, misalnya kemampuan untuk mengungkapkan suatu gagasan,
kemampuan untuk mengurutkan langkah-langkah tertentu, kemampuan
untuk menggolongkan atau mengkategorikan sesuatu berdasarkan kriteria
tertentu dan lain sebagainya.

Page 36
Pemahaman (Comprehension)

• Pengertian Pemahaman. Kemampuan untuk memahami suatu objek atau


subjek pembelajaran. Kemampuan memahami akan (mungkin) terjadi
manakala didahului oleh sejumlah pengetahuan (knowledge). Pemahaman
lebih tinggi tingkatannya dari pengetahuan.
• Bentuk Pemahaman. Berkenaan dengan kemampuan menjelaskan,
menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti
suatu konsep, ataupun kemampuan ekstrapolasi.
• Contoh:
Kemampuan Menerjemahkan, kesanggupan untuk menjelaskan makna
yang terkandung dalam sesuatu. Misalnya, menterjemahkan sandi atau
simbol kedalam kalimat lain yang memliki arti yang sama.
Pemahaman menafsirkan , misalnya menafsirkan grafik, bagan atau
gambar; Pemahaman ekstrapolasi, yakni kemampuan untuk melihat
dibalik yang tersirat atau tersurat. Atau kemampuan untuk melanjutkan atau
memprediksi sesuatu berdasarkan pola yang sudah ada.

Page 37
Penerapan
• Penerapan berhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan
suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus-
rumus, dalil, hukum, konsep, ide dan lain sebagainya ke dalam
situasi baru yang konkrit.
• Perilaku yang berkenaan dengan kemampuan penerapan ini,
misalnya kemampuan memecahkan suatu persoalan dengan
menggunakan rumus, dalil atau hukum tertentu.

Page 38
Analisis
• Analisis adalah kemampuan menguraikan atau
memecah suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-
bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar bagian
bahan itu.
• Analisis merupakan tujuan pembelajaran yang kompleks
yang hanya mungkin dipahami dan dikuasai oleh
mahasiswa yang telah dapat menguasi kemampuan
memahami dan menerapkan.
• Analisis berhubungan dengan kemampuan nalar.

Page 39
Sintesis
• Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-
bagian ke dalam suatu keseluruhan yang bermakna,
seperti merumuskan tema, rencana atau melihat
hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia.
• Sintesis merupakan kebalikan dari analisis. Kalau
analisis mampu menguraikan menjadi bagian-bagian,
maka sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur
atau bagian-bagian menjadi sesuatu yang utuh.
• (kemampuan berpikir kreatif)

Page 40
Evaluasi
• Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain
kognitif Bloom. Tujuan ini berkenaan dengan
kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu
berdasarkan kriteria tertentu.
• Dalam evaluasi, terkandung pula kemampuan untuk
memberikan suatu keputusan dengan berbagai
pertimbangan dan ukuran-ukuran tertentu. Misalnya,
memberikan keputusan bahwa sesuatu yang diamati itu
baik, buruk, indah, jelek dan lain sebagainya.
• Untuk dapat memiliki kemampuan memberikan penilaian
dibutuhkan kemampuan-kemampuan sebelumnya.

Page 41
Kreativitas

• Kemampuan tertinggi kognitif 


(Anderson).

• Kemampuan mencipta, mengkreasi,


memodifikasi, membuat sesuatu,
membuat usulan, dll.

Page 42
KATA OPERASIONAL UNTUK PERU
MUSAN TUJUAN
KOGNITIF

Page 43
Rumusan untuk EVALUASI
Kritiklah X berdasarkan
kriteria Y....

Penilaian Tujuan
Evaluasi X sesuai dengan
persfektif.....
SINTESIS Pertahankanlah .....
Rangkaikan ....
Buatlah karangan...
Kombinasikanlah....
Simpulkan......
ANALISIS
Jabarkan ....
Uraikan.....
Tunjukkan
hubungan .....
Identifikasi ....
APLIKASI
Terapkan....
Demontrasikan...
Hitunglah.......
PEMAHAMAN
Jelaskan...
Bagaimana...
Nyatakan ....
INGATAN
Terjemahkan
Apa ....
Siapa...
Dimana...
Kapan....
Sebutkan ....

Page 44
DOMAIN
AFEKTIF

Page 45
Penerimaan
• Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan
seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu
masalah.
• Seseorang memiliki perhatian yang positif terhadap
gejala-gejala tertentu manakala mereka memiliki
kesadaran tentang gejala, kondisi atau objek yang ada,
kemudian mereka juga menunjukkan kerelaan untuk
menerima, bersedia untuk memperhatikan gejala, atau
kondisi yang diamatinya itu yang pada akhirnya mereka
memiliki kemauan untuk mengarahkan segala
perhatiannya terhadap objek itu.

Page 46
Merespon
• Merespon atau menanggapi ditunjukkan oleh kemauan
untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti
kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu,
kemauan untuk mengikuti diskusi, kemauan untuk
membantu orang lain dan lain sebagainya.
• Responding biasanya diawali dengan diam-diam
kemudian dilakukan dengan sungguh-sungguh dan
kesadaran setelah itu baru respon dilakukan dengan
penuh kegembiraan dan kepuasan.

Page 47
Menghargai
• Tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuk memberi
penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu
objek tertentu.
• Menghargai terdiri atas penerimaan suatu nilai dengan
keyakinan tertentu, seperti menerima akan adanya
kebebasan atau persamaan hak antara laki-laki dan
perempuan; mengutamakan suatu nilai seperti memiliki
keyakinan akan kebenaran suatu ajaran tertentu; serta
komitmen akan kebenaran yang diyakininya dengan
aktivitas.

Page 48
Mengorganisasi

• Berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem


organisasi tertentu, termasuk hubungan antar nilai dan
tingkat prioritas nilai-nilai itu.
• Tujuan ini yaitu integrasi nilai, yaitu memahami unsur-
unsur abstrak dari suatu nilai yang telah dimiliki dengan
nilai-nilai yang datang kemudian; serta mengorganisasi
suatu sistem nilai, yaitu memgembangkan suatu sistem
nilai yang saling berhubungan yang konsisten dan bulat
termasuk nilai-nilai yang lepas-lepas.

Page 49
Karakterisasi Nilai

• Karakterisasi nilai adalah mengadakan


sintesis dan internalisasi sistem nilai
dengan pengkajian secara mendalam,
sehingga nilai-nilai yang dibangun
dijadikan pandangan (falsafah) hidup serta
dijadikan pedoman dalam bertindak dan
berperilaku.

Page 50
KATA OPERASIONAL UNTUK PERU
MUSAN TUJUAN
AFEKTIF

Page 51
DOMAIN
PSIKOMOTOR

Page 52
Persepsi

• Mempersepsikan, yaitu kemampuan


menggunakan berbagai isyarat sensor untuk
melakukan aktivitas motorik, seperti
keterampilan menerjemahkan isyarat indra.
• Penggunaan alat indera untuk menjadi
pegangan dalam membantu gerakan.

Page 53
Kesiapan

• Menyiapkan; meningkatkan kesiapan fisik,


mental, dan emosional untuk melakukan
suatu tindakan.
• Kesiapan fisik, mental, dan emosional
untuk melakukan gerakan.

Page 54
Respon Terpimpin

• Proses imitasi dan gerakan coba-coba


dengan merujuk pada pola gerak/contoh
yang ada. Ketepatannya ditentukan
latihan.
• Tahap ini merupakan awal dalam
mempelajari keterampilan yang lebih
kompleks.

Page 55
Mekanis

• Mekanis adalah tahap peralihan dalam belajar


melalui pengembangan kebiasaan dan
melakukan gerakan yang didukung dengan
keyakinan dan rasa percaya diri.
• Membiasakan gerakan-gerakan yang telah
dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan
dan cakap.

Page 56
Respon Kompleks
• Keterampilan direfleksikan dalam gerak yang
kompleks. Gerakan motoris yang terampil yang
di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang
kompleks.
• Kemahiran ditunjukkan dengan kinerja yang
cepat, akurat, sangat terkoordinasi, dan
menggunakan energi minimal.
• Kategori ini termasuk melakukan kegiatan tanpa
ragu-ragu, dan aksi otomatis.

Page 57
Adaptasi

• Adaptasi adalah keterampilan yang


dikembangkan dengan baik secara
individu dapat memodifikasi pola
pergerakan sesuai persyaratan khusus.
• Keterampilan yang sudah berkembang
sehingga dapat disesuaikan dalam
berbagai situasi.

Page 58
Orisinalitas
• Orisinalitas adalah membuat gerakan baru
sehingga sesuai dengan keadaan tertentu,
dengan kata lain membuat pola gerakan baru
yang disesuaikan dengan situasi atau
permasalahan tertentu.
• Pembelajaran menekankan pada
pengembangan kreativitas yang berlandaskan
keterampilan tinggi.

Page 59
KATA OPERASIONAL UNTUK PERU
MUSAN TUJUAN
PSIKOMOTOR

Page 60
Kriteria
Merumuskan Tujuan Khusus/indikator
• Menggunakan kata kerja operasional.
Contoh: mahasiswa mampu menerapkan rumus, bukan mahasiswa
dapat memahami
• Harus dalam bentuk hasil belajar, bukan apa yang dipelajari.
Contoh: Mahasiswa dapat menjelaskan .........., bukan Mahasiswa dapat
mengetahui cara-cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif.
• Harus berbentuk tingkah laku mahasiswa, bukan tingkah laku dosen.
Contoh: mahasiswa dapat ..........., bukan Dosen dapat menjelaskan
..............
• Hanya meliputi satu jenis kemampuan, agar mudah dalam menilai
pencapaian tujuan.
 

Page 61
Merumuskan Tujuan Khusus
• Model empat komponen:
ABCD: A = Audience,
B = Behavior,
C = Condition. Dan
D = Degree
(Baker, 1971).

• Model lima komponen:


Who (siapa; siswa/ anak didik),
Behavior (tingkah laku),
What (tentang apa, apa yang dipelajari),
Criterion (kriteria ketercapaian tujuan), dan
Condition (dalam kondisi pembelajaran yang bagaimana).
Lee (1973)

Page 62
Rumusan Baker

• A= Audience; siapa yang belajar. Dirumuskan secara spesifik agar jelas


untuk siapa tujuan belajar itu diarahkan.
Contohnya; Mahasiswa Prodi ...... semester 1 dsb.
• B= Behavior; perilaku spesifik yang diharapkan terbentuk setelah KBM.
Rumusan perilaku ini mencakup kata kerja aktif transitif (KK+Objek).
Contoh: menyebutkan bagian-bagian daun.
• C= Condition; keadaan/ syarat yang harus dipenuhi dalam
melakukan/unjuk kemampuan.
Contoh: secara berkelompok, tanpa membaca kamus, dsb.
• D= Degree; batas minimal tingkat keberhasilan terendah yang harus
dipenuhi dalam mencapai perilaku yang diharapkan.
Contoh: paling sedikit tiga buah, paling lambat satu minggu, minimal
80%, dsb..

Page 63
Contoh
Rumusan Tujuan Khusus

”Setelah membaca wacana yang diberikan Dosen, (A)


Mahasiswa (B) mampu memberikan contoh
penggunaan gaya bahasa sarkasme (C) secara tertulis (D)
paling sedikit tiga buah.”
 
Note:
1. Unsur A biasanya hanya ditulis satu kali di awal
penulisan tujuan.
2. Unsur C, sering kali tidak disebutkan bila memang
tidak menekankan pada suatu kondisi pembelajaran
yang khusus.

Page 64
Kegunaan Taksonomi

1. Membantu mengelompokkan tujuan-tujuan


sehingga bisa mengurangi beban kerja
yang harus dilakukan dalam mendesain
sistem instruksional.
2. Membantu dalam menentukan pengurutan
(sequence) dan pembagian (segment)
pembelajaran.
3. Berguna untuk membuat perencaan kondisi
internal dan eksternal belajar yang
diperlukan untuk terjadinya b elajar secara
sukses. (Gagne,et.al., 1992:51)

Page 65
JENIS BERPIKIR

Page 66
Berpikir deduktif (Deductive
Thinking)
cara berpikir yang dilakukan adalah dari
teori ke fakta. Misalnya cara berpikir
tentang penerapan prinsip ekonomi (supply
and demand) dalam pertanian bila
persediaan gabah atau beras sedikit tetapi
permintaan banyak maka harga beras akan
naik.
Page 67
Berpikir induktif (Inductive
Thinking)
• cara berpikir yang dilakukan adalah dari
fakta ke teori. Misalnya cara berpikir
tentang dari kejadian perusakan hutan
yang kemudian datang musim hujan maka
akan terjadi banjir dan longsor.

Page 68
Berpikir kritis (Critical
Thinking)
• cara berpikir yang dilakukan adalah
menguji kecermatan dan kemurnian
data/informasi. Misalnya cara berpikir
tentang pengungkapan data persebaran
peternakan unggas di Indonesia, untuk
mengkritisi data tersebut mahasiswa
dimotivasi untuk mengidentifikasi dan
mengungkap data dari sumber lain.

Page 69
Berpikir kreatif (Creative Thinking)

cara berpikir yang dilakukan adalah mencari hal yang baru


atau menemukan alternatif lain. Misalnya mahasiswa
diajak untuk menemukan alternatif enerji terbarukan
selain cara yang sudah dipelajari di kelas, atau membuat
bentuk grafik perkembangan usaha enerji di Indonesia,
selain grafik yang sudah ada.

Page 70
Berpikir hipotetik
(Hypothesis Thinking)
• cara berpikir yang dilakukan adalah
menduga atas dasar asumsi lalu
membuktikan dengan data dan kajian.

Page 71
Berpikir komprehenship
( Comprehenship Thinking)
• cara berpikir yang dilakukan adalah
mengkaji suatu persoalan secara
menyeluruh. Misalnya mengkaji tentang
perusakan hutan, populasi kendaraan dan
akibatnya. Mahasiswa diajak untuk
mengkaji penyebab perusakan hutan atau
populasi kendaraan dari berbagai aspek
serta akibatnya tersebut.

Page 72
Berpikir Reflektif (Reflective
Thinking)
(merenung/mengingat) cara berpikir
yang dilakukan adalah proses
pengendapan pengalaman dengan
mengurutkan kembali pada struktur
kognitif mahasiswa.

Page 73
ADA PERTANYAAN?

Page 74
TERIMA KASIH

Page 75
Rujukan:

Bloom, B., Englehart, M. Furst, E., Hill, W., & Krathwohl, D. (1956).
Taxonomy of educational objectives: The classification of
educational goals. Handbook I: Cognitive Domain. New York, Toronto:
Longmans, Green.

Krathwohl, D., Bloom, B., & Masia, B. (1956). Taxonomy of educational


objectives. Handbook II: Affective Domain. New York: David McKay.
Rudi Susilana
Harrow, A. (1972). A Taxonomy of the Psychomotor Domain: A guide
for developing behavioral objectives. New York: David McKay.
Disajikan
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. (Eds.). (2001). A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessing: A revision of Bloom's taxonomy
of educational objectives. New York: Longman.

Page 76

You might also like