You are on page 1of 19

PENJUALAN ANGSURAN

BARANG DAGANGAN

Penjualan angsuran barang dagangan, proses akuntansinya


hampir sama dengan penjualan Asettetap.
Perbedaan di antara penjualan angsuran barang dagangan
dengan penjualan angsuran Asettetap adalah:
1. Tingkat perputaran penjualan barang dagangan lebih cepat
daripada penjualan angsuran Asettetap
2. Penjualan angsuran barang dagangan tidak
memperhitungkan tingkat bunga angsuran
3. Metode laba yang dipakai adalah metode laba diakui secara
proporsionil dengan penerimaan kas
Penjualan angsuran barang dagangan sistem akuntansinya
adalah:
1. Piutang angsuran diberi tanda tahun terjadinya, agar dapat
diidentifikasi dengan jelas hubungannya dengan LKD pada
tahun yang bersangkutan dengan piutang tersebut.
2. LKBD harus diberi tanda tahun agar jelas hubungannya
dengan piutang angsuran tahun terjadinya.
3. Pencatatan persediaan barang dagangan dapat
menggunakan metode fisik maupun metode perpetual.
CONTOH

PT. KURNIASARI
Laporan Posisi Keuangan
Per 1 Desember 2011

Kas Rp    500.000,00 Liabilitas dagang Rp    1.100.000,00


Piutang reguler 1.400.000,00 Liabilitas lain-lain 1.600.000,00
Piutang angsuran 2009 1.000.000,00 LKBD 2009 (20%) 400.000,00
Piutang angsuran 2010 1.000.000,00 LKBD 2010 (25%) 440.000,00
Piutang angsuran 2011 1.300.000,00 LKBD 2011 (20%) 700.000,00
Persediaan 2.500.000,00 Modal saham 4.000.000,00
Asettetap (bersih) 3.300.000,00 Laba Yang Ditahan 2.760.000,00

Jumlah Rp 11.000.000,00 Jumlah Rp  11.000.000,00


Transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun 2011 adalah:
1. Penjualan untuk tahun 2011 terdiri dari penjualan reguler
Rp 2.500.000,00 dan penjualan angsuran Rp 3.500.000,00
2. Jumlah piutang yang tertagih selama tahun 2011 adalah:
 Pitang reguler Rp 1.000.000,00
 Piutang angsuran 2009 600.000,00
 Piutang angsuran 2010 800.000,00
 Piutang angsuran 2011 1.000.000,00
3. Biaya-biaya operasi selama tahun 2011 Rp 500.000,00
4. Penghapusan piutang untuk tahun 2011 adalah:
 Penghapusan piutang reguler Rp 200.000,00
 Penghapusan piutang angsuran 2009 200.000,00
 Penghapusan piutang angsuran 2010 100.000,00
5. Kebijakan penjualan perusahaan: HPP penjualan reguler 60% dan
penjualan angsuran 80%
Jurnal Pencatatan
Transaksi
Mencatat penjualan reguler dan penjualan angsuran
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Piutang Usaha
Rp 2.500.000,00
Des Piutang Angsuran (2011)
01 3.500.000,00
2011 Penjualan Rp 2.500.000,00
Penjualan Angsuran 3.500.000,00

Mencatat piutang yang berhasil ditagih


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Kas
Rp 3.400.000,00
Piutang Usaha Rp 1.000.000,00
Des
01 Piutang Angsuran (2009) 600.000,00
2011
Piutang Angsuran (2010) 800.000,00
Piutang Angsuran (2011) 1.000.000,00
Jurnal Pencatatan
Transaksi

Mencatat biaya-biaya operasi tahun 2011


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Des Biaya Operasional Rp 500.000,00


01
2011 Kas Rp 500.000,00

Mencatat penghapusan piutang


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Cadangan Kerugian Piutang Rp 435.000,00
LKBD 2009 40.000,00
Des LKBD 2010 25.000,00
01
2011 Piutang Usaha Rp 200.000,00
Piutang Angsuran (2009) 200.000,00
Piutang Angsuran (2010) 100.000,00
Jurnal Pencatatan
Transaksi

Mencatat jurnal penyesuaian untuk HPP reguler dan HPP angsuran

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


HPP Reguler Rp 1.500.000,00
Des
31 HPP Angsuran 2.800.000,00
2011
Persediaan Barang Dagangan Rp 4.300.000,00

Mencatat LKBD 2011 dan menutup HPP angsuran 2011

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


Penjualan Angsuran Rp 3.500.000,00
Des
31 HPP Angsuran Rp 2.800.000,00
2011
LKBD 2011 700.000,00
Jurnal Penutupan LKBD
ke LKD
Mencatat jurnal penutupan LKBD ke LKD

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


LKBD 2009 Rp 120.000,00
Des LKBD 2010 200.000,00
31
2011 LKBD 2011 200.000,00
Rp 520.000,00
LKD

Membuat jurnal penutup


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
LKD Rp 520.000,00
Penjualan 2.500.000,00
Des Biaya Operasi Rp 500.000,00
31
2011 Cadangan Kerugian Piutang 435.000,00
HPP Reguler 1.500.000,00
Laba Operas 585.000,00
PT. KURNIASARI
Laporan Laba/Rugi
31 Desember 2011
Reguler Angsuran Total
Penjualan Rp 2.500.000,00 Rp 3.500.000,00 Rp 6.000.000,00
Harga Pokok Penjualan 1.500.000,00 2.800.000,00 4.300.000,00
Laba Kotor Penjualan Rp 1.000.000,00 Rp 700.000,00 Rp 1.700.000,00
Dikurangi:
LKBD angsuran 2006 - 500.000,00 500.000,00
LKD Penjualan 2006 Rp 1.000.000,00 Rp 200.000,00 Rp 1.200.000,00
Ditambah:
Realisasi LKD 2004 & 2005 320.000,00
Jumlah realisasi LK 2006 Rp 1.520.000,00
Dikurangi:
Biaya Operasi Rp 500.000,00
Penghapusan piutang 435.000,00

Jumlah biaya tahun 2006 Rp 935.000,00


Laba bersih tahun 2006 Rp 585.000,00
PT. KURNIASARI
Laporan Perubahan Ekuitas
Per 31 Desember 2011

Laba yang ditahan per 1 Desember 2006 Rp 2.760.000,00


Laba bersih 2006 585.000,00

Jumlah laba yang ditahan per 31 Desember 2006 Rp 3.345.000,00


PT. KURNIASARI
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2011

Kas Rp 3.400.000,00 Liabilitas dagang Rp 1.100.000,00


Piutang reguler 2.700.000,00 Liabilitas lain-lain 1.600.000,00
Piutang angsuran 2004 200.000,00 LKBD 2004 (20%) 240.000,00
Piutang angsuran 2005 100.000,00 LKBD 2005 (25%) 215.000,00
Piutang angsuran 2006 3.800.000,00 LKBD 2006 (20%) 1.200.000,00
Persediaan (1.800.000,00) Modal saham 4.000.000,00
Asettetap (bersih) 3.300.000,00 Laba Yang Ditahan 3.345.000,00

Jumlah Rp 11.700.000,00 Jumlah Rp 11.700.000,00


Masalah Pemilikan
Kembali
Barang Dagangan
Apabila ada seorang pembeli gagal untuk memenuhi
kewajibannya untuk melunasi angsuran, maka barang yang
bersangkutan ditarik dan dimiliki kembali oleh penjual.
Catatan yang harus dibuat pada buku penjual akan
menyangkut:
1. Pencatatan kembali barang dagangan.
2. Menghapuskan saldo piutang penjualan angsuran atas
barang dagangan tersebut.
3. Menghapuskan LKBD yang berhubungan dengan barang
tersebut.
4. Pencatatan keuntungan dan kerugian karena adanya
pemilikan kembali barang dagangan tersebut.
CONTOH

Tuan Budi telah membeli secara angsuran sebuah lemari


pakaian seharga Rp 2.500.000,00 dari Toko “Charlie”. Setelah
membayar angsuran sebesar Rp 1.800.000,00 Tuan Budi tidak
bisa melunasi sisa angsurannya lagi.
Karena Tuan Budi tidak mampu melunasi sisa angsurannya,
maka Toko “Charlie” menarik kembali lemari pakaian
tersebut, dan nilai lemari tersebut ditaksir seharga
Rp 800.000,00.
Toko Charlie dalam setiap penjualan angsurannya
memperhitungkan tingkat laba kotor sebesar 30% dari
penjualan angsurannya.
Jurnal Pencatatan
Transaksi

Jurnal kepemilikan kembali barang dagangan yang dibuat oleh


Toko “Charlie” adalah sebagai berikut ini:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Persediaan Barang Dagangan 800.000


Des LKBD 210.000
31 700.000
2011 Piutang Angsuran
310.000
Laba Pemilikan Kembali
Perhitungannya

1. Sisa piutang angsuran yang belum dilunasi:


Rp 2.500.000,00 – Rp 1.800.000,00 = Rp 700.000,00
LKBD = Rp 700.000,00 X 30%
= Rp 210.000,00

2. Laba pemilikan kembali untuk lemari pakaian tersebut adalah:


Laba pemilikan kembali = (nilai persediaan yang dimiliki kembali
+ LKBD) – piutang angsuran yang
dibatalkan
= (Rp 800.000,00 + Rp 210.000,00) –
Rp 700.000,00
= Rp 310.000,00
Masalah Tukar Tambah (Trade
In) Dalam Penjualan Angsuran

Tukar tambah adalah perjanjian dimana penjual menyerahkan


barang-barang baru dengan perjanjian angsuran,
sedangkan pembeli menyerahkan barang yang sudah
dipakai yang digunakan sebagai pembayaran uang muka.
Dalam kasus tukar tambah, barang bekas yang diterima harus
dicatat sebesar harga penilaian yang dapat dianggap
sebagai perkiraan harga pokok (estimated cost).
Apabila terdapat perbedaan antara harga pokok yang
diperkirakan dengan harga pertukaran, maka perbedaan
tersebut akan dicatat ke dalam rekening cadangan selisih
harga pertukaran (CSHP).
CONTOH

Dealer motor “PINA” melayani tukar tambah motor untuk


menjual motor dagangannya. Seorang konsumen
menginginkan sebuah motor baru dengan cara menukarkan
sebuah motor miliknya sebagai uang muka.
Perjanjian di antara keduanya:
 Harga motor bekas disetujui Rp 2.500.000,00
 Harga motor baru Rp 12.500.000,00
 Harga pokok motor baru Rp 10.000.000,00
Toko “PINA” mempunyai data-data mengenai biaya perbaikan
dan harga jualnya:
 Perkiraan biaya perbaikan Rp 250.000,00
 Harga jual setelah perbaikan Rp 2.750.000,00
 Laba Kotor rata-rata penjualan motor = 20%
Perhitungannya

Nilai motor bekas disetujui Rp 2.500.000,00


Nilai jual motor stlh diperbaiki Rp 2.750.000,00
Dikurangi:
Laba kotor rata-rata:
= 20% X Rp 2.750.000,00 ( 550.000,00)
Perkiraan perbaikan ( 250.000,00)

Perkiraan Harga Pokok (Estimated Cost) Rp 1.950.000,00

Cadangan Selisih Harga Pertukaran Rp 550.000,00


Jurnal Pencatatan
Transaksi

Jurnal yang dibuat oleh Toko “PINA” adalah sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


Persediaan Barang Dagangan Rp 1.950.000,00
Des Cadangan Selisih Harga Pertukaran 550.000,00
31
2011 Piutang Angsuran 10.000.000,00
Penjualan Angsuran Rp 12.500.000,00

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

Des Harga Pokok Motor Rp 10.000.000,00


31
2011 Persediaan Barang Dagang-Motor
Rp 10.000.000,00

You might also like