Professional Documents
Culture Documents
Metode Perhitungan Kebutuhan SDMK Berdasrkan Permenkes Ri Nomor 33
Metode Perhitungan Kebutuhan SDMK Berdasrkan Permenkes Ri Nomor 33
MET OD E PE R H I T
K ES R I NO M O R 3 3 T AH U N
BERDASA RK A N P E RM E N
O M A N P E NY U S U N A N
2015 TENTANG PED B E R D A Y A
C A N A A N K EB U TU H A N S U M
PEREN K E S EH A TA N
MA N U S I A
UHAN SDM K SULT RA -20 17
TIM PERENCANAAN KEBUT
Latar Belakang
Pasal 28H ayat (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
UUD 1945 mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
Latar Belakang
SE MENPAN NO 6 TAHUN 2012 POINT 5A NO 1 PERHITUNGAN BEBAN KERJA
DLM RANGKA PENYUSUNAN FORMASI PNS DITINDAKLANJUTI DENGAN
PEDOMAN PERHITUNGAN TENAGA KESEHATAN YANG DIKELUARKAN MENKES
DATA YANG DIBUTUHKAN DALAM ABK KESEHATAN :
• JENIS PEKERJAAN
A. TUGAS POKOK, URAIAN TUGAS, DAN NORMA WAKTU;
B. TUGAS PENUNJANG, URAIAN TUGAS, DAN NORMA WAKTU
1. Hari kerja ditentukan oleh kebijakan pemerintah yakni 5 hari atau 6 hari kerja
per minggu, sehingga dalam 1 tahun maka jumlah hari kerja 260 hari (5 x 52
minggu) dan 312 hari (6 x 52 minggu)-A.
2. Cuti pegawai (tahunan), sesuai ketentuan yang berlaku (B)
3. Hari libur nasional + cuti bersama, keputusan bersama oleh Menteri terkait (C)
4. Mengikuti pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku, rata-rata 5 hari (D)
5. Absen, merupakan data rata-rata untuk semua pegawai di Fasyankes
bersangkutan (E).
LANGKAH-02
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) – DALAM 1 TH
Kode Faktor Keterangan Penghitungan Jumlah Satuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
5 hr kerja / mg 52 260 hr/th
A Hari Kerja 6 hr kerja / mg 52 312 hr/th
B Cuti pegawai Hak Pegawai 12 hr/th
C Llibur Nasional + Cuti bersama Dalam 1 th (Kalender) 19 hr/th
D Mengikuti Pelatihan Dalam 1 th 5 hr/th
E Absen (Sakit, dll) Dalam 1 th 12 hr/th
F Waktu Kerja (dalam 1 minggu) Kepres No. 68/1995 37,5 Jam/mg
Permendagri 12/2008; Permen
G Jam Kerja Efektif (JKE) PAN-RB 26/2011
70% x 37.5 26,25 Jam/mg
5 hr kerja / mg (5) / (3) 5,25 Jam/hr
WK Waktu kerja (dalam 1 hari) 6 hr kerja / mg (5) / (3) 4,375 Jam/hr
5 hr kerja / mg A-(B+C+D+E) 212 Hari/th
Waktu Kerja Tersedia (hari) 6 hr kerja / mg A-(B+C+D+E) 264 Hari/th
WKT 5 hr kerja / mg A-(B+C+D+E)x7.5 1113 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (jam) 6 hr kerja / mg A-(B+C+D+E)x6.25 1155 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan 1200 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan 72000 mnt/th
WKT (Waktu Kerja Tesedia) : Jam Kerja Efektif bagi setiap SDMK untuk melaksanakan kewajiban pekerjaannya sesuai
dengan Tugas Pokok dan Fungsinya (hari/th; jam//th; menit/th)
Langkah 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu
(utk tugas pokok dan tugas penunjang)
Norma
NO Jenis Tugas Kegiatan Satuan Norma waktu Satuan Capaian dalam 1 tahun
waktu
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 30 menit/ps 845
CAPAIAN
Target yang akan di capai dalam tahun tersebut utk tiap kegiatan bisa dilihat dari
capaian tahun sebelumnya ditambah dengan perkiraan penambahan capaian
LANGKAH-04
MENETAPKAN STANDAR BEBAN KERJA (SBK)
Norma
Jenis Satuan WKT SBK
NO Kegiatan Waktu
Tugas mnt/Ps menit (6)/(4)
(menit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 72000 2400
2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps 72000 120
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn 72000 1200
Tugas
1 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 72000 1200
Pokok
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 72000 1200
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 72000 1200
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 72000 2400
LANGKAH-05
MENETAPKAN STANDAR TUGAS PENUNJANG (STP)
FTP
Langkah-01
Penetapan Standar Ketenagaan Minimal Faskes (Standar Ketenagaan
Minimal Puskesmas dan Standar Ketenagaan Minimal Rumah Sakit)
a. Standar Ketenagaan Minimal SDMK Puskesmas menurut
Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
b. Standar Ketenagaan Minimal Rumah Sakit (Permenkes No. 56
tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit) +
Lampiran Permenkes 340/2010 tentang Rumah Sakit Khusus
Langkah-02
Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Fasyankes (Puskesmas, Rumah Sakit Umum, dan Rumah
Sakit Khusus) Membandingkan antara jumlah standar dengan jumlah SDMK yang ada di fasyankes
sehingga terlihat apakah SDMK yang ada sudah sesuai dengan standar atau belum. Output dari
perhitungan dengan menggunakan standar ini bisa berupa :
a. Perhitungan Kebutuhan SDMK Puskesmas
i. Puskesmas Kawasan Perkotaan
ii. Puskesmas Kawasan Pedesaan
iii. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
b. Perhitungan Kebutuhan SDMK Rumah Sakit Umum
c. Perhitungan Kebutuhan SDMK Rumah Sakit Khusus
Telah dikembangkan aplikasi metode Standar Ketenagaan Minimal yang melengkapi buku manual 1
ini. Prinsip SKM ini adalah membandingkan antara standar dengan jumlah SDMK yang saat ini ada
Standar Ketenagaan Puskesmas Berdasarkan Permenkes 75/2014
Puskesmas
Puskesmas Kawasan Puskesmas Kawasan kawasan Terpencil
dan Sangat
Perkotaan Pedesaan
Terpencil
No. Jenis Tenaga
Non RI RI Non RI RI Non RI RI
2 Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 8 5 8 5 8
4 Bidan 4 7 4 7 4 7
5 Tenaga Kesmas 2 2 1 1 1 1
6 Tenaga kesling 1 1 1 1 1 1
7 Ahli teknologi Lab. medic 1 1 1 1 1 1
8 Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9 Tenaga kefarmasian 1 2 1 1 1 1
10 Tenaga Adminintrasi 3 3 2 2 2 2
11 Pekarya 2 2 1 1 1 1
Jumlah 22 31 19 27 19 27
STANDAR KETENAGAAN MINIMAL SDMK
RUMAH SAKIT UMUM KELAS A, B, C, DAN D BERDASARKAN PERMENKES 56/2014
RS
NO. JENIS TENAGA
A B C D
1. Dokter Umum 18 12 9 4
2. Dokter Gigi 4 3 2 1
3. Dokter Spesialis Dasar 24 12 8 4
a. Spesialis Penyakit Dalam 6 3 2 1*
b. Spesialis Kesehatan Anak 6 3 2 1*
c. Spesialis Bedah 6 3 2 1*
d. Spesialis Obstetri dan Ginekolog 6 3 2 1*
Ket: *) dari 4 jenis spesialis dasar, wajib terisi 2 jenis pelayanan, masing-masing 1 tenaga
4. Spesialis Penunjang Medik 15 10 3
a. Spesialis Anestesiologi 3 2 1
b. Spesialis Radiologi 3 2 1
c. 3 2 1
Spesialis Patologi Klinik
d. Spesialis Patologi Anatomi 3 2
e. Spesialis Rehabilitasi Medik 3 2
5. Dokter Spesialis Lain 36 8
a. Spesialis Mata 3 1*
b. Spesialis THT 3 1*
c. Spesialis Syaraf 3 1*
d. Spesialis Jantung & Pembuluh 3 1*
Darah
e. Spesialis Kulit & Kelamin 3 1*
f. Spesialis Kedokteran Jiwa 3 1*
g. Spesialis Paru 3 1*
h. Spesialis Orthopedi 3 1*
i. Spesialis Urologi 3 1*
j. Spesialis Bedah Syaraf 3 1*
k. Spesialis Bedah Plastik 3 1*
l. Spesialis Kedokteran Forensik 3 1*
Ket: *) dari 12 jenis spesialis lain, wajib terisi 8 jenis pelayanan, masing-masing 1 tenaga
NO.
JENIS TENAGA A B LANJUTAN
15
B
13
C
8
D
3
LANJUTAN
Kepala Instansi Farmasi RS 1 1 1 1
Rawat Jalan 5 4 2
1
Rawat Inap 5 4 4
Instansi Gawat Darurat 1 1
Ruang ICU 1 1
Koordinator penerimaan dan distribusi farmasi 1 1
1 1
Koordinator produksi farmasi 1 1
b. Tenaga Teknis Kefarmasian
Rawat Jalan 10 8 4
2
Rawat Inap 10 8 8
Instansi Gawat Darurat 2 2
Ruang ICU 2 2
Membantu tugas koordinator penerimaan dan distribusi farmasi Disesuaikan Disesuaikan
dengan beban dengan beban
kerja kerja
Disesuaikan Disesuaikan
Membantu tugas koordinator produksi farmasi Disesuaikan Disesuaikan dengan beban dengan beban
dengan beban dengan beban kerja kerja
kerja kerja
Susun
Dokumen Perencanaan Kebutuhan SDMK
OLEH
Tim perencana kebutuhan SDMK : Terdiri dari Pemangku Kepentingan Terkait di masing-masing Tingkat
Administrasi Pemerintahan dgn koordinasi dari Dinkes (berdasarkan Permenkes 33/2015)
Hasil perhitungan masing-
masing institusi
Proses
Analisis
Dok Ren-But Kab/Kota
Keadaan geografis, sosio-
kultural masyarakat
Dok Ren-But
Provinsi
OUTLINE DOK RENBUT KAB/KOTA
• BAGIAN I PENDAHULUAN
• BERISI LATAR BELAKANG
• ISI MENGAPA RENCANA INI HARUS DIBUAT DI KAB/KOTA TERSEBUT?
KAITKAN DENGAN :
• TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN (KEBIJAKAN)
• KEADAAN / MASALAH KESEHATAN SAMPAI DENGAN SAAT INI (GARIS
BESAR)
• KEADAAN SDM KESEHATAN S/D SAAT INI (GARIS BESAR)
• MAKA DIPERLUKAN ADANYA PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM
KESEHATAN
• BAGIAN II TUJUAN, ANTARA LAIN : • BAGIAN III KEADAAN SDM
• MEMBERIKAN GAMBARAN SINGKAT TENTANG KETERSEDIAAN SDM KESEHATAN
KESEHATAN MENURUT JENIS DAN JUMLAHNYA DI FASKES DI WILAYAH
KERJANYA
• ISI KEADAAN SDM
KESEHATAN (JENIS, JUMLAH
• MEMBERIKAN GAMBARAN KECUKUPAN JENIS DAN JUMLAH SDM DAN STATUS TENAGA) UNTUK
KESEHATAN DIBANDINGKAN DENGAN HASIL PERHITUNGAN
TIAP-TIAP FASKES YANG ADA
PERENCANAAN KEBUTUHAN SDMK DENGAN MENGGUNAKAN
DI KAB/KOTA
METODE ABK KES DAN STANDAR MINIMAL KETENAGAAN
TERSEBUT(INSTITUSI DINKES
• MENJADI ACUAN DALAM UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN SDM KAB/KOTA, PUSKESMAS,
KESEHATAN MELALUI PNS, PENUGASAN KHUSUS, KONTRAK,
RUMAH SAKIT UMUM, UPTD,
PENDELEGASIAN KEWENANGAN KEPADA TENAGA DENGAN
DAN FASKES2 LAINNYA)
KUALIFIKASI LEBIH RENDAH (TASK SHIFTING), ATAU MODEL
PENDAYAGUNAAN LAINNYA. DATA SDMK DISESUAIKAN
DENGAN DATA YANG DIENTRY
• MENJADI ACUAN DALAM MENINGKATKAN PEMERATAAN SDM DALAM DOKUMEN DESKRIPSI
KESEHATAN.
SDMK.
• MENJADI ACUAN DALAM MENINGKATKAN MUTU SDM KESEHATAN.
• MENJADI ACUAN DALAM PENYESUAIAN KAPASITAS PENDIDIKAN
TENAGA KESEHATAN
BAGIAN IV RENCANA KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
1. Tuliskan Metode Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan yang digunakan
a. Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK kes) (Permenkes No. 33 Tahun 2015 / Permen
PAN RB No. 26 tahun 2011 / Permendagri No.12 tahun 2008)
b. Metode Standar Ketenagaan Minimal (Permenkes No. 56 tahun 2014 (Untuk RS umum),
Permenkes No. 340 Tahun 2010 (Untuk RS khusus), Permenkes No.75 tahun 2014, Permen
PANRB No. 26 tahun 2011)
A. Kesimpulan kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan, penyebaran atau distribusi, dan
pengadaan SDMK;
B. Rekomendasi berisi rencana pemenuhan kebutuhan, distribusi, redistribusi, dan lainnya sesuai
dengan prioritas masalah yang ditemukan.
KAPAN????
Dok Ren-But idealnya disusun oleh Kab/Kota 9 bulan sebelum th dimaksud, yang kemudian direkap di Prov 6
bulan sebelum th dimaksud shg menjadi Dok Ren-But Nasional 3 bulan sebelum tahun dimaksud
s i BUKU MANUAL 3
v i n
r o
l P al PERENCANAAN
v e on
L e si KEBUTUHAN SDM
u k N a KESEHATAN
n t n
U d a BERDASARKAN RASIO
TENAGA KESEHATAN
TERHADAP PENDUDUK
Metode ini mempertimbangkan beberapa faktor yang
mempengaruhi jumlah kebutuhan SDMK yang
direncanakan, sebagai berikut:
Pegawai Masuk, terdiri dari:
a.Pengangkatan SDMK baru
b.Pengangkatan (pindah masuk)
Pegawai Keluar, terdiri dari:
c.SDMK yang pensiun
d.SDMK yang meninggal dan yg tidak mampu bekerja karena
sakit / cacat
e.SDMK yg keluar, mengundurkan diri, dipecat
TUJUAN
Menghasilkan data proyeksi kebutuhan SDMK
di suatu wilayah pemerintah daerah Provinsi
dan Pemerintah (Nasional).
DATA dan INFORMASI yg DIPERLUKAN
1. Data penduduk (sumber data: BPS 5 tahun terakhir)
2. Data angka pertumbuhan penduduk (sumber data: BPS 5 tahun terakhir).
3. Data jenis dan jumlah SDMK tahun terakhir (Sumber data: BKD, institusi kesehatan swasta).
4. Data target ratio SDMK terhadap penduduk tahun 2014, 2019, dan 2025 (sumber data:
Kepmenko Kesra No. 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan
(RPTK) Tahun 2011-2025).
5. Data pengangkatan baru (jumlah dan jenis) tahun terakhir (Sumber data: BKN, BKD, institusi
kesehatan swasta).
6. Data pindahan jenis dan jumlah Nakes yg pindah masuk tahun terakhir. (Sumber data: BKN,
BKD, institusi swasta).
7. Data Nakes yang pensiun, SDMK yang meninggal dan yg tidak mampu bekerja karena sakit /
cacat (Sumber data: BKN, BKD, institusi swasta).
8. Data SDMK yg keluar, mengundurkan diri, dipecat (Sumber data: BKN, BKD, institusi swasta).
9. Data pertambahan SDMK jenis tertentu per tahun, 3 tahun terakhit (Sumber: BKD dan BKN)
LANGKAH-LANGKAH METODE RASIO NAKES THD
JUMLAH PENDUDUK
Langkah 1
Menetapkan Target Terget Ratio per 100.000 penduduk
No. Jenis Nakes (Kepmenko Bidang Kesra No.54 Tahun 2013)
Rasio Kebutuhan
SDMK Berdasarkan 2014 2019 2025
Penduduk 1 Dokter Spesialis 10 11 12
2 Dokter Umum 40 45 50
(contoh utk
3 Dokter Gigi 12 13 14
nasional RPTK).
4 Perawat 158 180 200
Utk prov jika ada
5 Bidan 100 120 130
target tersendiri,
6 Perawat Gigi 15 18 21
maka memakai
7 Apoteker 9 12 15
target tsb, jika tdk
8 Ass. Apoteker 18 24 30
maka memakai
9 SKM 13 16 18
RPTK ini
10 Sanitarian 15 18 20
11 Nutrisionis / Ahli Gizi 10 14 18
12 Keterapian Fisik 4 5 6
13 Keterapian Medis 14 16 18
Langkah 2
Menetapkan Data (asumsi) SDMK masuk (pengangkatan baru dan pindah masuk) dan SDMK keluar
( pensiun, meninggal/tidak mampu bekerja karena sakit/cacat, dan pindak ke tempat lain) contoh
tabel utk nasional dan prov Jatim
No Komponen Indonesia Jawa Timur
(1) (2) (3) (4)
Tahun 2010-2015 1.38 % per th 0.67 % per th
Laju Pertemubuhan
1 Tahun 2015-2020 1.19 % per th 0.53 % per th
Penduduk ( r )
Tahun 2020-2025 1.00 % per th 0.38 % per th
a. Pengangkatan baru 6.8 % per th 6.8 % per th
2 Pegawai masuk
b. Pindah masuk 0.5 % per th 0.5 % per th
a. Pensiun 1.0 % per th 1.0 % per th
b. Meninggal dan tidak
3 Pegawai keluar mampu bekerja karena 0.5 % per th 0.5 % per th
sakit / cacat
c. Keluar, cuti besar, dipecat 1.0 % per th 1.0 % per th
LANGKAH 3 Perhitungan proyeksi penduduk, secara manual dpt dicontohkan sbb :
Perhitungan Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2014 – 2025 (10 tahun)
Pt = Po(1+r)
t → (1+r)
t
1.01 1.02 1.04 1.05 1.01 1.02 1.03 1.04
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Proyeksi Penduduk 251,960,095 255,461,700 258,501,694 261,577,864 264,690,641 267,840,460 271,066,400 273,777,064 276,514,835 279,279,983 282,072,783 284,829,000
1 P2023 dan
4 5 P2024 dengan Penduduk th.2020
Penduduk th.2014, P2017, P2018, P2019 Penduduk th.2020 (BPS Jakarta Ind.
rumus yg
hasil perhitungan dengan rumus yg sama (BPS Jakarta sama Pt = th.2013)
dari proyeksi 2010- Pt = Po x (1+r)t Indonesia th.2013) Po x (1+r)t
9
2015 8 -2015
-2015
Penduduk th.2015 P2016 = P2015 x (1+r)2 P2021 = P2020 x (1+r)2 P2021 = P2020 x (1+r)3
2 (BPS Jakarta 3 = 256,461,700 +(+1.19/100)2 = 271066400 x (1+1.00/100)2 = 256,461,700 x (1+1.00/100)3
Indonesia th.2013) = 258,501,694 = 273777064 = 276,514,835
6
7
Keterangan: Langkag dari no. 1 s/d no. 9 adalah langkah perhitungan proyeksi penduduk Indonesia tahun 2014-2025
LANGKAH 4 Perhitungan proyeksi pada kolom2, dgn keterangan sbb:
Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK (contoh: Perawat) di Indonesia sebagai berikut:
Penjelasan:
1. Proyeksi Penduduk Provinsi (contoh : Provinsi Jawa Timur) tahun 2014-2025
2. Target Rasio SDMK (contoh : Perawat) terhadap Jumlah Penduduk, tahun 2014, 2019, dan 2025 (Kepmenko Bidang Kesra No.54
Tahun 2013)
3. Proyaksi Kebutuhan SDMK (Perawat) berdasarkan Target Rasio SDMK (Perawat) terhadap Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2014-
2025
4. Jumlah SDMK (contoh: Perawat) diawal tahun (data existing / saat ini)
5. Proyeksi Kebutuhan SDMK (Perawat) Tahun 2014-2025 yang dihitung dari [Jumlah SDMK (Perawat) yang ada saat ini ditambah
dengan SDMK yang masuk (Pengangkatan baru dan Pindah masuk)] dikurang ((SDMK (Perawat) Pensiun, yang meninggal, sakit /
cacat, dan keluar, cuti besar dan dipecat)].
6. Kesenjangan SDMK (Perawat) adalah selisih Jumlah Kebutuhan SDMK (Perawat) berdasarkan rasio penduduk dengan Jumlah
SDMK (Perawat) di akhir tahun
TERIMA KASIH