(Beserta Kajian Perbandingan KUHAP dan HIR) Power Point Diajukan untuk memenuhi tugas remidial UTS Hukum Acara dan Praktek Peradilan Pidana
Nama : Revie Rachmansyah Pratama
NIM : 8111413264 Rombel : 1 Landasan Hukum dalam pembuatan surat dakwaan • Undang – Undang NO. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang – Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Meliputi pasal 140 s/d 144 • Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia (SEJARI) Nomor: SE-004/.A/11/1993 tentang pembuatan surat dakwaan. Pengertian Surat Dakwaan • Menurut HIR Surat dakwaan atau “Surat Tuduhan” (acte van beschulding). • Disebut Surat dakwaan (akte van verwijzing) atau dalam istilah hukum inggris disebut imputation. • Menurut Pasal 140 ayat (1) KUHAP “Dalam hal penuntut umum berpendapat bahwa hasil dari penyidikan dapat dilakukan penuntutan, ia dalam waktu secepatnya membuat surat dakwaan”[1] Menurut para ahli • J.C.T. Simorangkir, bahwa dakwa berarti tuduh, mendakwa berarti menuduh demikian pula terdakwa atau berarti tertuduh • A. Karim Nasution, memberikan definisi yaitu surat atau akta yang memuat perumusan tindak pidana yang dituduhkan (didakwakan), yang sementara dapat disimpulkan dari surat – surat pemeriksaan pendahuluan yang merupakan dasar bagi hakim untuk melakukan pemeriksaan yang apabila dirasa cukup dapat dijatuhi hukuman • I.A. Nederberg, Surat dakwaan adalah surat yang menentukan batas – batas pemeriksaan hakim. • M. Yahya Harahap, Surat dakwaan adalah surat atau akta yang memuat rumusan tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa yang disimpulkan dan ditarik dari hasil pemeriksaan penyidikan, dan merupakan dasar serta landasan bagi hakim dalam pemeriksaan di muka sidang pengadilan Jika disimpulkan berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai surat dakwaan ialah: a.Surat Akta; b.Memuat rumusan tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa; c.Yang disimpulkan dan ditarik hasil dari pemeriksaan penyidikan dihubungkan dengan rumusan pasal tindak pidana yang dilanggar dan didakwakan pada terdakwa; dan d.Dasar bagi hakim untuk melakukan pemeriksaan di persidangan Fungsi Surat dakwaan Menurut SEJARI Nomor: SE-004/.A/11/1993 tentang pembuatan surat dakwaan fungsi surat dakwaan jika ditinjau dari berbagai kepentingan dalam perkara pidana, ialah: 1)Bagi pengadilan/Hakim, Surat dakwaan merupakan dasar membatasi ruang lingkup pemeriksaan, dan sebagai dasar pertimbangan menjatuhkan putusan; 2)Bagi Penuntut Umum, Surat dakwaan merupakan dasar pembuktian; 3)Bagi Terdakwa/Penasehat Hukum. Surat Dakwaan merupakan dasar untuk mempersiapkan pembelaan. Syarat Surat Dakwaan Dalam menyusun surat dakwaan terdapat 2 syarat, yaitu: 1)Syarat Formil (Pasal 143 ayat (2) huruf a KUHAP) 2)Syarat Materiil (Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP) Syarat Formil dakwaan Berdasarkan Pasal 143 ayat (2) huruf a, mencakup: 1)Diberi tanggal; 2)Memuat Identitas terdakwa secara lengkap meliputi; a. Nama lengkap; b. Tempat Lahir, Umur/Tanggal Lahir; c. Jenis Kelamin; d. Kebangsaan; e. Tempat Tinggal; f. Agama; dan g. Pekerjaan 3) Ditandatangani penuntut umum. Akibat Hukum Tidak Terpenuhinya Syarat Formil Dalam perumusan surat dakwaan berdasarkan syarat formil hal ini haruslah sesuai agar tidak terjadi kesalahan dlam mendakwa seseorang (error in subject) apabila terdapat kekeliruan maka hakim dapat membatalkan surat dakwaan. Syarat Materiel Surat Dakwaan Syarat materiel menurut Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, antara lain harus memuat uraian “Secara Cermat, Jelas, dan Lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana dilakukan” Unsur yang harus terpenuhi dalam syarat materiel mencakup tiga unsur, yaitu: 1) Jelas; 2)Cermat; dan 3)Lengkap. Penjelasan Jelas, Cermat, dan Lengkap berdasarkan SEJARI No: SE-004/.A/11/1993 • Cermat, berarti menuntut ketelitian jaksa Penuntut Umum dalam mempersiapkan surat dakwaan yang dipersiapkan bagi terdakwa. • Jelas, uraian secara jelas berarti uraian kejadian atau fakta kejadian yang jelas dalam surat dakwaan, sehingga terdakwa dengan mudah memahami apa yang didakwaka terhadap dirinya dan mempersiapkan pembelaan sebaik – baiknya. • Lengkap, dalam hal ini surat dakwaan memuat semua unsur tindak pidana yang didakwakan, unsur – unsur tersebut harus terlukis di dalam uraian fakta kejadian yang dituangkan dalam surat dakwaan [2] Di dalam bukunya A. Sofyan hukum acara pidana suatu pengantar, memberikan uraian mengenai cermat, jelas, dan lengkap: •Cermat, suratdakwaan harus dipersiapkan sesuai dengan undang – undang yang berlaku bagi terdakwa, tidak terdapat kekurangan atau kekeliruan; •Jelas berarti penuntut umum harus mampu untuk ; a) Merumuskan unsur – unsur delik yang didakwakan b) Uraian perbuatan materiel yang dilakukan oleh terdakwa c) Tidak diperbolehkan memadukan kedua unsur dakwaan •Lengkap berarti uraian surat dakwaan harus mencakup semua unsur – unsur yang ditentukan oleh undang – undang secara lengkap. Setidaknya, secara materiel syarat surat dakwaan telah memberi gambaran umum tentang : 1)Tindak pidana yang dilakukan; 2)Siapa yang melakukan tindak pidana tersebut; 3)Dimana tindak pidana dilakukan; 4)Kapan tindak pidana dilakukan; 5)Akibat apa yang ditimbulkan tindak pidana tersebut; 6)Apa yang mendorong terdakwa melakukan tindak pidana tersebut; 7)Bagaimana tindak pidana dilakukan; 8)Ketentuan – ketentuan pidana yang ditetapkan. Akibat Hukum Tidak terpenuhinya syarat materiel surat dakwaan. Apabila syarat materiel tidak terpenuhi maka menurut pasal Pasal 143 ayat (3) KUHAP, bahwa “surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b batal demi hukum” Formulasi surat dakwaan Menurut SEJARI No: SE-004/.A/11/1993 memberikan 5 jenis formulasi atau bentuk dakwaan, antara lain: 1)Tunggal; 2)Alternatif; 3)Subsidair; 4)Kumulatif; 5)Kombinasi;[3] Dakwaan Tunggal Dakwaan bentuk ini dimana seseorang atau lebih terdakwa melakukan satu macam perbuatan saja Ex: pencurian biasa didakwa dengan pasal 362 KUHP Dakwaan Alternatif Dakwaan secara alternatif, yaitu dakwaan yang mengecualikan antara satu dakwaan dan dakwaan lainnya yang ditandai dengan kata “ATAU” Ex: Dakwaan kesatu Pencurian biasa “Pasal 362 KUHP” ATAU Dakwaan kedua penadahan “Pasal 480 KUHP” Menurut Van Bemmelen dibuat alternatif dikarenakan dua hal, yaitu: 1) Jika penuntut umum tidak mengetahui perbuatan mana, apakah yang satu ataukah yang lain akan terbukti nanti dipersidangan. 2) Jika penuntut umum ragu, peraturan hukum pidana yang mana akan diterapkan oleh hakim atas perbuatan yang menurut pertimbangannya telah nyata tersebut.[4] Dakwaan kumulatif Dalam dakwaan kumulatif, yaitu sebagaimna diatur dalam pasal 141 KUHAP, jadi dakwaan kumulatif ditandai dengan kata DAN antara lain : •Beberapa tindak pidana dilakukan satu orang •Beberapa tindak pidana yangbersangkut paut •Beberapa tindak pifana yang tidak bersangkutan Dakwaan subsidiar
Sama halnya dengan dakwaan alternatif, dakwaan
subsider juga terdiri dari beberapa lapisan dakwaan yang disusun secara BeRIapis dengan maksud lapisan yang satu berfungsi sebagai pengganti lapisan sebelumnya. Sistematik lapisan disusun secara berturut dimulai dari Tindak Pidana yang diancam dengan pidana tertinggi sampai dengan Tindak Pidana yang diancam dengan pidana terendah. Dakwaan Kombinasi
Kombinasi Disebut dakwaan kombinasi, karena di
dalam bentuk ini dikombinasikan/digabungkan antara dakwaan kumulatif dengan dakwaan alternatif atau Subsidair. Timbulnya bentuk ini seiring dengan perkembangan dibidang kriminalitas yang semakin variatif baik dalam bentuk / jenisnya maupun dalam modus operandi yang dipergunakan. Daftar Pustaka •Andi Sofyan Hukum Acara Pidana suatu Pengantar, 2014, hal 176 - 177 • Andi Hamzah, pengantar hukum acara pidana indonesia, ghalia indonesia, hal 185 •Wirjono Projodikoro, hukum acara Pidana Indonesia, sumur bandung, 1983, Hal. 34 • Surat Edaran Jaksa Agung RI No:SE-004/.A/11/1983 • A. Karim Nasution, Masalah surat tuduhan dalam proses pidana, jakarta, cv pantjuran tujuh, 1981, Hal. 75