Pendahuluan • Pendokumentasian rujukan kasus kegawatdaruratan maternal neonatal yang meliputi, pencatatan rujukan kasus kegawatdaruratan maternal neonatal dan pelaporan rujukan kasus kegawatdaruratan maternal neonatal • Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. • Tanpa ada pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. • Pencatatan kasus rujukan menggunakan 1 (satu) Buku Register Rujukan (terlampir), dimana setiap pasien rujukan yang diterima dan yang akan dirujuk dicatat dalam buku register rujukan di 1 (satu) unit pelayanan. ALUR REGISTRASI PASIEN RUJUKAN
• Alur Registrasi Pasien Rujukan di sarana pelayanan kesehatan sebagai
berikut: a. Pasien umum yang masuk melalui rawat jalan (loket - Poliklinik) dan UGD di catat pada buku register pasien di masing-masing unit pelayanan. Apabila pasien di rawat, dicatat juga pada buku register rawat inap. b. Pasien datang dengan surat rujukan dari Polindes/ Poskesdes/ Pustu/ Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya tetap dicatat pada buku register pasien di masing-masing unit pelayanan dan selanjutnya juga dicatat pada buku registrasi rujukan (terlampir). c. Apabila pasien telah mendapatkan perawatan baik di UGD, Rawat Inap dan unit pelayanan lainnya yang diputuskan untuk dirujuk, maka langsung dicatat pada buku register rujukan pasien (terlampir). d. Setelah menerima surat rujukan balasan maka dicatat tanggal rujukan balik diterima pada buku register rujukan pasien (kolom balasan rujukan). e. Pada setiap akhir bulan, semua pasien rujukan (asal rujukan, di rujuk dan rujukan balasan) dijumlahkan dan dicatat pada baris terakhir f. Format buku register rujukan pasien dan dilaporkan sesuai dengan ketentuan (format terlampir). Kendala Sistem Rujukan • Penerima pertama pasien bukan tenaga medis terlatih • Dokter dan bidan sebagai tenaga terlatih justru berada di lini belakang • Prosedur penerimaan rujukan yang lambat karena birokrasi pelaporan • Belum selalu tersedia unit transfusi darah dan bank darah RS belum berfungsi sbg tempat antar penyimpanan darah • Keterbatasan pely pemeriksaan penunjang krn keterbatasan SDM dan sarana prasarana Kendala (lanjutan) • Keterbatasan keterampilan PKM dalam melakukan tindakan • Juklak sistem rujukan yang tidak baku • Belum ada kesinambungan pelayanan rujukan dalam satu mata rantai utuh. Umpan balik rujukan dari RS sering diabaikan karena tindakan yang dilakukan di RS kabupaten/kota dianggap telah menyelesaikan masalah Kendala (lanjutan) • Status PKM PONED dan bukan PONED sering membingungkan bidan apabila harus melakukan rujukan • Belum terdapat persepsi yang sama tentang prosedur tindakan diantara petugas pelaksana pelayanan • Keterbatasan pengetahuan masyarakat ttg Gadar Maternal neonatal • Keterbatasan kemampuan ibu dalam mengambil keputusan • Konsekuensi finansial sebagai dampak proses rujukan Manfaat sistem rujukan Maternal & Neonatal • Perbaikan sistem pelayanan kesehatan maternal dan neonatal tidak cukup hanya melakukan standardisasi pely dan peningkatan SDM tetapi juga perbaikan sistem rujukan maternal dan neonatal yg menjadi bagian dari tulang punggung sistem pely secara keseluruhan Alur Pelayanan Rujukan Gadar • Masyarakat dapat langsung memanfaatkan semua fasilitas pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal • Bidan di desa dan polindes dapat memberikan pely langsung terhadap bumil/bulin/bufas dengan komplikasi tertentu sesuai dengan kewenangan dan tingkat kemampuan Alur (lanjutan) • PKM Non-PONED harus mampu melakukan stabilisasi pasien dengan GADAR maternal neonatal sebelum melakukan rujukan • PKM PONED mampu memberikan pely langsung thd bumil/bulin/bufas dg komplikasi tertentu sesuai dengan kemampuan dan kewenangan atau melakukan rujukan pada RS PONEK Alur (lanjutan) • RS PONEK 24 jam mampu memberikan pely PONEK langsung thd pasien baik yg datang sendiri atau atas rujukan • Pemerintah propinsi/kabupaten memberikan dukungan secara manajemen, adm maupun kebijakan anggaran thd kelancaran pely Gadar Maternal dan Neonatal Alur (lanjutan) • POKJA /SATGAS GSI adalah bentuk kerjasama lintas sektoral di tingkat propinsi dan kabupaten untuk menyampaikan pesan peningkatan kewaspadaan masy thd komplikasi hamil dan bersalin serta gadar yang mungkin timbul • RS swasta dan dokter/bidan praktek swasta melaksanakan peran yang sama dg RS PONEK 24 jam, PKM PONED dan bidan dalam jajaran pely rujukan Terima Kasih