PENDAHULUAN • Indonesia termasuk delapan negara yang menyumbang 2/3 kasus TBC di seluruh dunia, Indonesia menempati posisi kedua setelah India dengan kasus sebanyak 845.000 dan kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam. • Berdasarkan WHO Global TB Report 2020, faktor kurang gizi merupakan faktor risiko tertinggi penyumbang penyakit TBC. Berdasarkan hal tersebut, TBC dan Stunting merupakan hal yang tidak terpisahkan dan sangat penting untuk dilakukan harmonisasi kepentingan pemangku kebijakan lintas sektor dalam rangka mensinergikan upaya-upaya yang mendukung proses eliminasi TBC tahun 2030 dan Penurunan Prevalansi Stunting menjadi 14% pada tahun 2024. • Berdasarkan pencatatan dan pelaporan Program Tubercolosis (TBC) dengan aplikasi Sistem Informasi Tubercolosis (SITB) Capaian program tuberkulosis (TBC) tahun 2021 di Kabupaten Kutai Kartanegara hingga Desember 2021 adalah capaian terduga TBC (SPM) 82,60 (100), Capaian Case Detection Rate (CDR) 67,4 (86) sedangkan Puskesmas Samboja : Capaian terduga TBC 63,39 %, Capaian Case Detection Rate (CDR) 35 % masih menunjukkan angka yang jauh di bawah target program nasional tahun 2021 ELIMINASI TB DI INDONESIA 2020-2030
Visi
• Indonesia mengakhiri epidemi Tuberkulosis di tahun 2050
Misi
• Menuju terwujudnya eliminasi Tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2030
Strategi
• Penguatan kepemimpinan program berbasis kabupaten/kota
• Peningkatan akses layanan Tuberkulosis bermutu dan berpihak pada pasien • Pengendalian infeksi dan optimalisasi pemberian pengobatan pencegahan Tuberkulosis • Pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis dan tatalaksana Tuberkulosis • Peningkatan peran serta komunitas, mitra dan multisektor lainnya dalam eliminasi Tuberkulosis • Penguatan manajemen program melalui penguatan sistem kesehatan TERIMA KASIH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Jl. CUT NYAK DHIEN NO 33 KEL. MELAYU TENGGARONG