You are on page 1of 64

BAB 22

ASPEK KEPERILAKUAN PADA AKUNTANSI SOSIAL


AKUNTANSI KEPERILAKUAN

BY KELOMPOK VIII

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
KELOMPOK VIII
1. RIEKE MALAKAUSEYA (2019-30-002)
2. JAMES N RANGAN (2019-30-017)
3. SULKAN PUJIANTO (2019-30-046)
4. MEGI T RELMASIRA (2019-30-055)
5. MARVELLA S K LELIAK (2019-30-071)
6. JAINAP P HENAULU (2019-30-073)
7. GILBERD G BAA (2019-30-078)
8. SHELLA TRIYANTI (2019-30-079)
9. RAF NUSSY (2019-30-134)
10. NINDIYA ZABIDA D (2019-30-258)
11. FREDERIK SAHUREKA (2019-30-282)
12. STASYA NATTEN (2019-30-289)
SECTION BREAK
PERCAYA DIRI ADALAH RAHASIA NOMOR SATU
DARI KESUKSESAN
Welcome!!
ILMU BUKANLAH APA YANG DI HAFAL AKAN TETAPI APA YANG BERMANFAAT
PENGERTIAN AKUNTANSI SOSIAL

akuntansi sosial dapat didefinisikan sebagai seperangkat aktivitas organisasi yang


berkaitan dengan pengukuran dan analisis kinerja sosial organisasi dan pelaporan hasil
kepada kelompok yang berkepentingan didalam maupun diluar organisasi.
 
Matthew (1993) mendefinisikan akuntansi sosial sebagai "pengungkapan sukarela dari
informasi kualitatif maupun kuantitatif yang dibuat perusahaan untuk menginfor-
masikan atau memengaruhi pembaca. Pengungkapan kuantitatif bisa bersifat finansial
maupun non finansial.
 
Secara garis besar aspek akuntansi sosial terdiri dari lingkungan, tenaga kerja dan
masyarakat disekitar perusahaan. Akuntansi sosial berfokus pada kinerja pemerintah
dan pelaku bisnis, serta akuntansi sosial sebagaimana diterapkan pada kegiatan bisnis.
(Bagian shella ty)  
TAHAPAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI SOSIAL
 

SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI SOSIAL

Pada awal tahun 1900 , para ekonom telah mencoba untuk memasukkan manfaat
dan biaya sosial dalam teori ekonomi mikro neoklasik. Meskipun mereka
berusaha, manfaat dan biaya sosial dianggap sebagai anomali dan sebagian besar
diabaikan oleh mayoritas ekonom. Akan tetapi, kemajuan telah dilakukan dalam
analisis, pengukuran, serta penyajian masalah manfaat dan biaya sosial.
Pada tahun 1960-an juga terdapat pertumbuhan dalam gerakan lingkungan ketika
lebih banyak orang menyadari dampak industrialisasi pada kualitas udara, air, dan
tanah.
FASE-FASE PERKEMBANGAN AKUNTANSI SOSIAL
 
Fase pertama Howard Bowen
 
Sukoharsono (2010)⁶ dalam tulisannya menyatakan Howard Bowen
(1908-1989) adalah seorang historian ekonom amerika yang memberikan
inspirasi kemunculan akuntansi sosial dan lingkungan. Kontribusi bowen
adalah dengan publikasi buku yang berjudul social responsibility busi-
nessmen tahun 1953. Bowen (1953) meletakkan dasar konsep ini dengan
mengatakan :
 
" Ini mengacu pada kewajiban pengusaha untuk menerapkan kebijakan
tersebut, untuk membuat keputusan tersebut, atau mengikuti garis tin-
dakan yang diinginkan berdasarkan tujuan dan nilai masyarakat kita"
Fase kedua Keith Davis
 
Davis (1960) memperkenalkan tulisannya tentang "Can business afford to ignore its social responsibilities"
davis secara tajam berpandangan bahwa tanggung jawab sosial harus dimiliki oleh organisasi
 
"Keputusan dan tindakan bisnis diambil untuk alasan yang setidaknya sebagian melampaui kepentingan
ekonomi atau teknis langsung perusahaan"
 
Fase ketiga US Committee for Economic Development
 
Committee for Economic Development (CED) adalah organisasi nirlaba
dan non partisan Amerika yang beranggotakan 200 senior eksekutif pe-
rusahaan (corporate executives) dan pemimpin universitas terkemuka
membuat laporan sangat fenomenal tahun 1971.
Fase kedua Keith Davis

Keputusan dan tindakan bisnis diambil untuk alasan yang setidaknya sebagian melampaui kepentin-
gan ekonomi atau teknis langsung perusahaan (Davis, 1960)
Dengan pernyataan ini Davis menegaskan adanya tanggung jawab sosial organisasi di luar tanggung
jawab ekonomi Semata. Apabila hal tersebut berjalan dengan baik maka organisasi akan mendapatkan
keuntungan atas penjualan dan kemudian organisasi akan mampu melakukan tanggung jawab sosial-
nya seperti :
a. Menciptakan lapangan kerja
b. Memberi kontribusi untuk pemerintahan dengan cara membayar pajak
c. Menghasilkan barang dengan harga yang rasional

(Bagian rieke malakauseya)


Fase ketiga US committee for Economic Development (CED)
Oleh karena itu, peneliti seperti Carol,Waptrick dan Cochran,
CED adalah organisasi nirlaba dan non partisan Amerika
and Wood mengembangkan konsep yang disebut dengan
yang beranggotakan 200 senior Executive perusahaan dan
kinerja sosial perusahaan (Corporate Social performance –
merupakan Universitas pembuat laporan yang fenomenal
CSP) yang mengandung tiga dimensi yaitu :
pada tahun 1971. Laporan tersebut menggunakan 3 lingkaran
konsentris yaitu: 1. Dimensi kategori tanggung jawab sosial
2. Dimensi kemampuan memberikan respon
1. Inner circle of responsibilities
3. Dimensi dalam isu sosial tempat perusahaan
2. Intermediate circle of responsibilities
3. Outer circle of responsibilities Definisi CSP menurut Wood (1991) yakni :
Komponen tanggung jawab sosial organisasi bisnis : ... prinsip sebuah organisasi bisnis adalah tanggung jawab
sosial, proses responsif sosial, dan kebijakan, program dan
4. Tanggung jawab ekonomi
hasil yang dapat diamati karena berkaitan dengan hubun-
5. Tanggung jawab legal
gan masyarakat perusahaan...
6. Tanggung jawab etika
7. Tanggung jawab diskresioner Dari definisi tersebut, dampak pelaksanaan akuntansi sosial
dan lingkungan dapat diamati (observable
outcome)merupakan isu penting dalam model CSP yang
membedakan konsep akuntansi sosial dan lingkungan gen-
Fase keempat Mandatory Regulasi Perancis Pertama di Dunia

....Tanggung jawab sosial pengusaha perlu sepadan dengan kekuatan sosial mesosa... Maka penghin-
daran tanggung jawab sosial mengarah pada erosi bertahap kekuatan sosial...
Argumen ini menjadi cikal bakal untuk identifikasi kewajiban organisasi bisnis yang akan mendorong
munculnya konsep akuntansi sosial dan lingkungan pada era tahun 1970-an.
Fase ini membawa perubahan yang sangat mendasar tentang ke beberapa persyaratan mendetail tentang
pelaporan akuntansi sosial dan lingkungan. Kendatipun hal ini masih terbatas di Prancis tetapi regulasi
ini menjadi dasar kekejian beberapa negara maju untuk mulai memikirkan tentang implementasi akun-
tansi sosial dan lingkungan.
 
Fase kelima Runtuhnya Ekonomi Sosialis

Runtuhnya ekonomi sosialis yang disongsong dengan ekonomi neoliberalisme yang konservatif pada
tahun 1980-an mengakibatkan stagnan pengembangan akuntansi sosial dan lingkungan.
Runtuhnya ekonomi sosialis juga dibarengi dengan kinerja perusahaan besar ternama melorot tajam
seperti IBM, general Motors dan westinghouse di Amerika. Hal ini berakibat munculnya regulasi tentang
tata kelola perusahaan atau corporate governance yang mengutamakan pemegang saham. Pada saat itu be-
berapa konsep baru dengan nama baru mulai muncul misalnya socially responsible investing atau Sri yang
umumnya dipakai di Inggris.
 
Fase keenam Balance Scorecard

Fase ini merupakan bentuk kombinasi finansial dan nonfinansial dalam menilai kinerja organisasi. Akun-
tansi sosial dan lingkungan mendapatkan tempat tersendiri dalam kemunculan Balance scorecard keem-
pat perspektif yang sangat fenomenal tersebut adalah
1. Keuangan
2. pelanggan
3. proses internal bisnis
4. pembelajaran dan pertumbuhan
Pada awal tahun 1990-an merupakan booming model pelaporan akuntansi sosial dan lingkungan dengan
memanfaatkan konsep balanced scorecard. Banyak perusahaan besar di Amerika dan Eropa menggu-
nakan konsep ini agar perusahaan mampu mengekspresikan kepedulian organisasinya kepada stake-
holder.
 
Akuntansi keperilakuan : akuntansi multiparadigma

tersendiri dalam kemunculan Balance Scorecard. Keempat perspektif yang sangat fenomenal tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Keuangan.
2. Pelanggan.
3. Proses internal bisnis. didesain ulang secara komprehensif oleh Kaplan dan Norton (1990).15 Akuntansi
sosial dan lingkungan mendapatkan tempat
4. Pembelajaran dan pertumbuhan.
Awal tahun 1990-an merupakan booming model pelaporan akuntansi sosial dan lingkungan dengan meman-
faatkan konsep Balance Scorecard. Banyak perusahaan besar di Amerika dan Eropa menggunakan konsep ini
agar perusahaan mampu mengekspresikan kepedulian organisasinya kepada stakeholder.

(Bagian James N Rangan)


Fase Ketujuh Robert Hugh Gray

Kontribusi Gray (1992)16 untuk pengembangan akuntansi sosial dan lingkungan tidak diragukan lagi. Pub-
likasinya telah mewarnai konsep akuntansi sosial dan lingkungan sampai gagasan accounting for sustainabil-
ity. Gray (1993)7 mengidentifikasi warna yang berbeda terhadap metode akuntansi keberlanjutan. Metode
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Sustainable cost, metode ini memberikan penekanan pada biaya yang harus dikeluarkan oleh organisasi
pada akhir periode akuntansi, untuk mengembalikan dampak lingkungan hidup seperti posisi semula.
2. Natural capital inventory accounting, metode ini memberikan perhatian serius terhadap keberadaan modal
alam (natural capital), sebagai penyertaan yang selalu ada.
3. Input-output analysis, metode ini melaporkan arus fisik pemanfaatan material dan energi dan keluaran atas
produk dan barang sisa dalam unit. Pada fase ini, pemahaman akuntansi sosial dan lingkungan secara khusus
didesain secara kuantitatif dalam bentuk nilai moneter, sebagaimana melengkapi akuntansi konvensional se-
lama ini.
Fase Kedelapan John Elkington's Triple Bottom Line

Elkington (1997)18 adalah peletak dasar konsep "triple bottom line." Konsep ini memberikan inspirasi
yang lebih serius tentang perluasan akuntansi konvensional yang "single bottom line," yaitu keuangan. Is-
tilah "triple bottom line" menjadi penting saat people, planet, dan profit ditawarkan menjadi konsep akun-
tansi pertanggungjawaban sosial dan lingkungan.
1. Profit (keuntungan perusahaan). Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan
ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
2. People (kesejahteraan manusia/masyarakat). Perusahaan harus memiliki kepedulian terbadap kese-
jahteraan manusia.
3. Planet (keberlanjutan lingkungan hidup). Perusahaan pedulí terhadap lingkungan hidup dan keberlan-
jutan keragaman hayati.
Triple bottom line dengan "triple P" dapat disimpulkan bahwa "profit sebagai wujud aSpek ekonomi,
"planet" sebagai wujud aspek lingkungan, dan "people" sebagai aspek sosial. Jika dirinci lebih lanjut dari
ketiga aspek triple bottom line, maka ketiga aspek tersebut dapat diwujudkan dalam kegiatan sebagai
berikut.
1. Aspek sosial, misalnya pendidikan, pelatihan, kesehatan, perumahan, penguatan kelembagaan (secara
internal, termasuk kesejahteraan karyawan) kesejahteraan sosial, olahraga pemuda, wanita, agama, ke-
budayaan, dan sebagainya.
2. Aspek ekonomi, misalnya kewiraswastaan, kelompok usaha bersama/unit mikro kecil dan menengah,
agribisnis, pembukaan lapangan pekerjaan, infrastruktur ekonomi, dan usaha produktif lain.
3. Aspek lingkungan, misalnya penghijauan, reklamasi lahan, pengelolaan air, pelestarian alam, ekow-
isata penyehatan lingkungan, pengendalian polusi, serta penggunaan produksi dan energi secara efisien.

Adapun strategi dasar yang dapat digunakan dalam implementasi akuntansi sosial dan lingkungan
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penguatan kapasitas (capacity building).
2. Kemitraan (collaboration).
3. Penerapan inovasi.
Fase Kesembilan Sustainability Reporting

Pada waktu yang hampir bersamaan dengan Elkington (1997), NGO CERES (Coalition for
Environmentally Responsible Economies) dan United Nations Environment Programme's
(UNEP) mendirikan GRI (Global Reporting Initiative), organisasi independen yang mem-
bangun standar Sustainability Reporting. Guideline GRI pertama dikeluarkan tahun 1999
(GRI, 1997).
o ".GRI dibentuk untuk mengembangkan dan menyebarkan Pedoman Pelaporan Keberlan-
jutan yang dapat diterapkan secara global. Ini membantu organisasi dan pemangku ke-
pentingan mereka untuk melaporkan dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial dari aktivi-
tas, produk, dan layanan mereka, dengan menggunakan enam ekstra indikator keuangan.
GRI menyadari perlunya indikator non keuangan untuk mengukur dampak perusahaan
dalam hal pembangunan berkelanjutan dan juga untuk menilai keseluruhan kinerjanya,
sebuah faktor yang berkontribusi terhadap profitabilitas masa depannya."
TANGGAPAN PERUSAHAAN

Di pihak lain, banyak perusahaan dan asosiasi industri berperang mengubah peraturan pemerin-
tah yang atau mencoba untuk mengikisnya melalui ketidakpatuhan. Dalam kasus ini, manaje-
men mungkin merasa bahwa beberapa dari peraturan tersebut, seperti undang-undang perlin-
dungan lingkungan, akan memiliki dampak ekonomi negatif terhadap perusahaan karena biaya
untuk mematuhi undang- undang tersebut tidak sesuai dengan manfaatnya. Secara keseluruhan,
tỉngkat tanggung jawab sosial yang diterima oleh perusahaan memerlukan keputusan yang aktif.
Manajemen harus memutuskan seberapa banyak solusi yang akan dihasilkan dan seberapa
banyak yang akan dibersihkan, siapa yang akan direkrut, seberapa baik kondisi kerja akan dit-
ingkatkan, dan seberapa banyak sumbangan yang akan diberikan kepada kegiatan sosial. Jika
manajemen menerima tanggung jawab sosial semata-mata demi laba jangka pendek, adalah
tidak mungkin bahwa suatu perusahaan akan melakukan lebih dari apa yang diharuskan oleh
undang- undang.
Fase Kesepuluh Sosio Spiritualitas Akuntansi

Pada pembahasan ini lebih diutamakan holy spirit dalam bentuk universalitas yang dapat
dimaknai dengan kasih yang tulus (merciful), cinta yang tulus (truthful love), kesadaran
transendental, mampu melakukan kontemplasi diri, dan kejujuran. Lima dimensi ini adalah in-
dikator utama dalam proses pertanggungjawaban Individu dan organisasi di sekelilingnya. So-
sio Spiritualitas akuntansi menjadi penting dalam upaya menanamkan holy spirit dalam
mengkreasi dan melaksanakan pertanggungjawaban terhadap peristiwa ekonomi, sosial, dan
lingkungan dalam kesatuan organisasi. Walaupun konvensi akuntansi menggunakan "monetary
unit dalam pengukuran dan diskursus kebijakan, sosio spiritual akuntansi dibangun dengan
memanfaatkan "multiple units of measurements" untuk menilai kinerja individu dan organ-
isasi. Multiple units of measurements ini pada dasarnya untuk memberikan penilaian (assess-
ment) terhadap lima unsur holy spirit: kasih yang tulus (merciful), cinta yang tulus (truthful
love). kesadaran transendental, mampu melakukan kontemplasi diri, dan kejujuran.
TANGGAPAN PROFESI AKUNTAN

walaupun para akademisi dan praktisi akuntansi telah membahas bagaimana profesi reka dapat
memberikan kontribusi pada tanggung jawab sosial perusahaan sebelum adanya gerakan pada tahun
1960-an, kemajuan utama dalam bidang ini dibuat sejak ur tahun 1960-an sampai awal tahun 1970-
an. Dengan diberlakukannya undang- meriang menetapkan program sosial pemerintah, beberapa
akuntan merasa bahwa eka sebaiknya menggunakan keahliannya untuk mengukur efektivitas dari
program tersebut, Lebih lanjut, seseorang perlu mengukur tingkat respons perusahaan terhadap
keprihatinan yang disuarakan pada tahun 1960-an. Dengan demikian lahirlah akuntansi sosial. Pada
tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an banyak orang memperhatikan kebutuhan akan akuntansi
sosial perusahaan.
Akuntansi sosial tidak diterima secara universal sebagai bidang oleh akademisi atau praktisi, dan
tidak semua orang percaya bahwa perusahaan harus menghasilkan data akuntansi sosial. Ada banyak
bidang yang sedang ditulis untuk membenarkan keberadaan akuntansi sosial. Oleh karena itu, sulit
untuk mencapai kemajuan, karena untuk setiap dua langkah ke depan, bidang tersebut harus
mengambil satu langkah ke belakang untuk menjelaskan dirinya kembali
AKUNTANSI UNTUK MANFAAT DAN BIAYA SOSIAL

Dasar bagi kebanyakan teori akuntansi sosial datang dari analisis yang dilakukan oleh A. C. Pigou
(1948)20 terhadap biaya dan manfaat sosial. Pigou adalah seorang ekonom neo klasik yang memperke-
nalkan pemikiran mengenai biaya dan manfaat sosial ke dalam ekonomi mikro pada tahun 1920. Titik pent-
ingnya adalah bahwa optimalitas Pareto kritik dalam ekonomi kesejahteraan di mana adalah mungkin un-
tuk meningkatkan kesejahteraan seseorang tanpa mengurangi kesejahteraan orang lain) tidak dapat dicapai
selama produk sosial neto dan produk pribadi neto tidak setara. Pada dasarnya, argumen Pigou adalah se-
bagai berikut: "Seorang produsen menciptakan suatu produk dari mana ia memperoleh manfaat pribadi ter-
tentu (yang oleh akuntan disebut sebagai pendapatan)."
Menurut Pigou, optimalitas Pareto hanya dapat dicapai jika manfaat sosial marginal sama dengan biaya
sosial marginal. Perbedaan antara model Pigou dengan model ekonomi tradisional-di mana pendapatan
marginal setara dengan biaya marginal-- berasal dari perbedaan antara manfaat sosial dan pribadi dengan
biaya sosial dan pribadi Jika perbedaan neto antara kedua kelompok biaya dan manfaat tersebut adalah
thaka tidak akan ada perbedaan antara teori Pigou dengan teori ekonomi tradisional. tidak ada alasan untuk
mengharap hal itu akan terjadi.
TEORI AKUNTANSI SOSIAL

Berdasarkan analisis Pigou dan gagasan mengenai suatu "kontrak sosial," K. V. Ramanathan
(1976)21 mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis untuk akuntansi atas biaya dan manfaat
sosial. Dalam pandangan Ramanathan, perusahaan memiliki kontrak tidak tertulis untuk menye-
diakan manfaat sosial neto kepada masyarakat. Manfaat neto adalah selisih antara kontribusi pe-
rusahaan kepada masyarakat dengan kerugian yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut ter-
hadap masyarakat. Meskipun ia menggunakan bahasa yang berbeda, Ramanathan pada dasarnya
mengatakan, menggunakan istilah Pigou, bahwa manfaat sosial sebaiknya melampaui biaya
sosial sehingga perusahaan memberikan kontribusi neto kepada masyarakat. la yakin bahwa
akuntan mengukur kontribusi historis neto (yang merupakan analogi dari laporan posisi keuan-
gan) dan kontribusi tahunan neto dari perusahaan kepada masyarakat.
PENGUKURAN

Salah satu alasan utama lambatnya kemajuan akuntansi sosial adalah kesulitan
dalam mengukur kontribusi dan kerugian. Proses tersebut terdiri atas tiga langkah,
yaitu:
1. Menentukan apa yang menyusun biaya dan manfaat sosial.
2. Mencoba untuk mengidentifikasi seluruh pos yang relevan.
3. Menempatkan nilai moneter pada jumlah akhir.
 
MENENTUKAN BIAYA DAN MANFAAT SOSIAL

Memutuskan apa yang merupakan biaya dan manfaat sosial bukan hal yang mudah. Hal
tersebut tidak hanya melibatkan definisi yang tepat dari biaya dan manfaat sosial, tetapi juga
pemahaman mengenal berbagai sistem nilai. Para penganut paham Pigou akan mendefinisikan
biaya sosial yang tidak dikompensasikan sebagai non ekonomi eksternal dan eksploitasi ter-
hadap faktor-faktor produksi. Untuk menerjemahkan. mendefinisikan biaya sosial yang tidak
dikompensasikan sebagai seluruh kerugian dnisi ini ke dalam terminologi operasional,
mungkin adalah lebih mudah untuk diberikan kompensasi secara penuh. Misalnya, polusi
udara suatu pabrik kertas menimbulkan dampak berbahaya terhadap kesehatan orang-orang
yang tinggal di dekat pabrik tersebut merupakan suatu kerugian. Sistem nilai masyarakat
merupakan faktor penentu penting dari manfaat dan biaya corial. Dengan mengasumsikan
bahwa masalah nilai dapat diatasi dengan menggunakan beberapa jenis standar masyarakat,
masalah berikutnya adalah mengidentifikasi kontribusi dan kerugian secara spesifik.
KUANTIFIKASI TERHADAP BIAYA DAN MANFAAT

Ketika aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta
kontribusi tertentu diidentifikasi, maka dampak terhadap manusia dapat dihitung Dampak
tersebut dapat digolongkan sebagai langsung atau tidak langsung. Dampak langsung, misalnya,
adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh debu batu bara yang terhirup oleh pekerja di
tambang batu bara. Dampak tidak langsung adalah polusi Hir yang mengotori sungai dan
mematikan ikan-ikan di dalamnya.

Untuk mengukur kerugian yang sebenarnya, kehilangan yang dialami oleh orang-orang sebagai
akibat dari peristiwa ini harus dihitung. Walaupun perhitungan ini dapat dilakukan pada beber-
apa kasus, sering kall sulit untuk memberikan lebih dari sekadar estimasi kasar atau ukuran
pengganti. Dalam Bagian berikutnya, akan digunakan contoh mengenai produksi asbes di pabrik
untuk menunjukkan bagaimana kerugian dapat dihitung.
KUANTIFIKASI TERHADAP BIAYA DAN MANFAAT

Ketika aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi ter-
tentu diidentifikasi, maka dampak terhadap manusia dapat dihitung. Dampak tersebut dapat digolongkan se-
bagai langsung atau tidak langsung. Dampak langsung, misalnya, adalah penyakit paru-paru yang dise-
babkan oleh debu batu bara yang terhirup oleh pekerja di tambang batu bara. Dampak tidak langsung adalah
polusi air yang mengotori sungai dan mematikan ikan-ikan di dalamnya.
Untuk mengukur kerugian dibutuhkan informasi mengenai variabel utama yaitu ;

• WAKTU. Beberapa peristiwa yang menghasilkan biaya sosial membutuhkan waktu beberapa tahun un-
tuk menimbulkan suatu akibat.
• DAMPAK. Orang-orang dapat dipengaruhi secara ekonomi, fisik, psikologis, dan sosial oleh berbagai
kerugian. Untuk mengukur biaya sosial tersebut maka perlu untuk mengidentifikasi kerugian tersebut
dan mengidentifikasinya.

(Bagian Sulkan Pujianto)


• BIAYA EKONOMI. Biaya ini meliputi tagihan pengobatan dan rumah sakit yang tidak dikompensasi, hi-
langnya produktivitas, dan hilangnya pendapatan yang diderita oleh pekerja. Jelas, perhitungan ganda
atas hilangnya pendapatan dan produktivitas harus dihindari.
• KERUGIAN FISIK. Para pekerja yang terkena penyakit yang berkaitan dengan asbes akan menderita na-
pas yang pendek dan kemungkinan kematian prematur. Menghitung nilai dari kehidupan atau kesehatan
manusia adalah hal yang sulit untuk dilakukan, tetapi sering kali dicoba dalam analisis biaya-manfaat se-
cara tradisional.
• KERUGIAN PSIKOLOGIS. Meskipun terdapat banyak penyakit yang dapat terjadi akibat terkena
penyakit yang terkait dengan asbes, di sini hanya akan dibahas salah satu Pekerja dapat merasa tidak
cukup dan menjadi sedih karena kehilangan peran sebagai penghasil pendapatan keluarga, tidak mampu
melakukan aktivitas fisik, dan mengetahui bahwa kematian dapat terjadi segera.
• KERUGIAN SOSIAL. Dalam keluarga pekerja, perubahan peran dapat terjadi sebagai akibat dari
penyakit tersebut.
PELAPORAN KINERJA SOSIAL

Kerangka kerja akuntansi sosial belum secara penuh dikembangkan dan terdapat masalah
pengukuran yang serius mengenai biaya dan manfaat. Meskipun demikian,
sejumlah penulis telah menyarankan agar perusahaan melaporkan kinerja akuntansi sosial se-
cara internal maupun eksternal. Berbagai pendekatan pelaporan telah dibahas dalam literatur
akuntansi sosial
AUDIT SOSIAL

Audit sosial merupakan suatu proses di mana organisasi dapat menentukan kewajaran kinerja
sosial, melaporkan dan mengembangkan kinerjanya. Audit sosial mengukur dampak sosial dan peri-
laku relasi perusahaan. Audit sosial diharapkan dapat dipergunakan untuk menilai dampak sosial dari
kegiatan perusahaan, mengukur efektivitas program perusahaan yang bersifat sosial dan melaporkan
sampai seberapa jauh perusahaan memenuhi tanggung Jawab sosialnya. Informasi internal dan ek-
sternal memungkinkan penilaian menyeluruh terhadap sumber sumber daya dan dampaknya (sosial
dan ekonomi), sehingga pada prinsipnya audit sosial timbul dalam upaya memenuhi ketentuan infor-
masi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Pakar Aspek Akuntansi Sosial
• Buchholz (1982) Usaha untuk mengidentifikasi, mengukur, mengevaluasi, melaporkan, dan mengevaluasi
dampak perusahaan pada masyarakat yang tidak ditemukan dalam akuntansi tradisional.
• Murphy and Burton Suatu teknik pendokumentasian aktivitas perusahaan yang memperhatikan (1980)
beberapa isu seperti mempekerjakan perempuan atau minoritas, donasi perusahaan dan lain sebagainya.
• Cotton dkk. (1998) Proses di mana perusahaan menetapkan dan melaporkan kinerja sosialnya,
• Vinten (1990) Tinjauan (review) untuk memastikan bahwa perusahaan memberikan perhatian yang luas
untuk tanggung jawab sosialnya.
• Turnbull (1995) Proses di mana perusahaan mengukur dan melaporkan kinerjanya dengan tujuan untuk
menunjukkan tujuan sosial, komunitas, dan lingkungan.
• Zhang, Fraser Hill Proses untuk membuktikan bahwa data akuntansi telah disajikan dengan dan benar
berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum. Laporan akuntansi yang dimaksud di sini adalah tentang
akuntansi tanggung jawab sosial

Dari beberapa definisi audit sosial tersebut, audit sosial didefinisikan menjadi dua hal besar. Pertama, audit
sosial disamakan dengan akuntansi pertanggungjawaban sosial. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh
Gray dkk. (1997) bahwa audit sosial terkadang disamakan dengan akuntansi pertanggungjawaban sosial. Ke-
dua, audit sosial diartikan sebagai suatu proses pembuktian kewajaran atas akuntansi pertanggungjawaban
KEUNTUNGAN DAN HAMBATAN AUDIT SOSIAL
Keuntungan : Hambatan :
- Melibatkan stakeholder dalam - Dibutuhkan waktu dan usaha dari organisasi.
organisasi. - Biaya untuk mendanai sumber dari luar.
- Meningkatkan tanggung jawab kepada - Belum ada standar yang mengatur audit pertanggung-
jawaban sosial.
stakeholder utama
- Harus memperoleh opini dari non-stakeholder yang
- Memberikan garis besar yang berguna untuk aktivitas mungkin calon stakeholder potensial.
perusahaan.
- Proses audit pertanggungjawaban sosial merupakan
- Menyediakan kepercayaan pada hasil akuntansi per- proses yang rumit dan membingungkan.
tanggungjawaban sosial,
- Tidak ada standar kualifikasi untuk auditor pertanggung-
- Pengukuran untuk beberapa perluasan, mengamati jawaban sosial.
dampak sosial organisasi.
- Menstimulasi timbulnya praktik yang jujur.
MODEL LAPORAN SOSIAL

Secara umum, praktik masyarakat tentang model audit sosial yang berkembang dalam
masyarakat dapat dilihat dari model laporan Beechwood, Body Shop, Traidcraft, LHTD, Co-
operative Bank, APSO. Persamaan model tersebut adalah tahapan pelaksanaan audit pertang-
gungjawaban sosial adalah menjelaskan tujuan, mengidentifikasi stakeholder dalam kepentin-
gannya, memperhatikan kepentingan stakeholder dan melihatnya sebagai pusat audit pertang-
gungjawaban sosial, melakukan verifikasi dari pihak internal dan eksternal yang independen,
mengungkapkan penilaian kinerja kepada stakeholder dan publik, menilai kembali tujuan dan
aktivitas perusahaan.
PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN TAHUNAN

Ernst & Ernst melakukan survei atas pengungkapan sosial. Informasi sosial yang di-
ungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunan tersebut di laporkan berdasarkan laporan
tahunannya. sukarela dan selektif, dapat diargumentasikan bahwa informasi tersebut memiliki
nilai yang dipertanyakan dan seseorang tidak dapat menilai kinerja sosial dari perusahaan Se-
mentara itu, untuk melihat praktik pengungkapan sosial dalam laporan tahunan dari perusahaan
di Indonesia lebih lanjut, para peneliti akuntansi telah melakukan berbagai riset mengenai hal
ini. Riset yang dilakukan oleh Utomo (2000) mengenal praktik pengungkapan sosial pada lapo-
ran tahunan perusahaan terhadap 81 perusahaan publik (terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya direktori tahun 1998) menemukan bahwa perusahaan lebih banyak men-
gungkapkan tema ketenagakerjaan (29,87%) dibandingkan dengan tema produk dan konsumen
(20,74%) maupun tema kemasyarakatan (13,21%).
 Pengungkapan Sosial Tema Masyarakat:
Pos Pengungkapan Aspek Sosial
1. Dukungan terhadap kegiatan sosial budaya (pameran, pagelaran seni, dan lain-lain).
2. Dukungan terhadap kegiatan olahraga (termasuk menjadi sponsor)
3. Dukungan terhadap dunia anak (pendidikan).
4. Partisipasi terhadap kegiatan di sekitar kantor atau pabrik (perayaan hari besar).
5. Dukungan terhadap lembaga kerohanian (Dewan Masjid, Bazis, dan lain-lain).
 Pengungkapan Sosial Tema Konsumen :
Pos Pengungkapan Aspek Sosial
1. Mutu atau kualitas produk.
2. Penghargaan kuálitas (termasuk sertifikasi kualitas, sertifikasi halal, penghargaan, dan seterusnya)
3. Kepuasan konsumen (upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen).
4. Masalah komputer (Y2K), WA
5. Iklan yang terlalu mengeksploitasi dan membohongi konsumen.

 Pengungkapan Sosial Tema Tenaga Kerja


Pos Pengungkapan Aspek Sosial
1. Jumlah tenaga kerja.
2. Keselamatan kerja (kebijakan dan fasilitas keselamatan kerja)
3. Kesehatan (termasuk fasilitas dokter dan poliklinik perusahaan).
4. Koperasi karyawan
5. Gaji upah.
TABEL Pengungkapan Sosial Tema Tenaga Kerja

No Pos pengungkapan aspek sosial


1. Jumlah tenaga kerja
2. Keselamatan:kerja (kebijakan dan fasilitas keselamatan kerja)
3. Kesehatan (termasuk fasilitas dokter dan poliklinik perusahaan).
4. Koperasi karyawan.,
5. Gaji/upah
6. Tunjangan dan kesejahteraan lain (termasuk UMR, bantuan masa krisis untuk
keluarga,karyawan,asuransi, dan fasilitas transportasi)
7. Pendidikan dan latihan (termasuk kerjasama dengan perguruan tinggi)
8. Kesetaraan gender dalam kesempatan kerja dan karir
9. Fasilitas peribadatan (termasuk fasilitas peribadatan dan peringatan hari besar agama)
di,lingkungan perusahaan
10. Cuti karyawan (termasuk cuti yang diperlukan oleh pekerja wanita)
11. Pensiun (termasuk pembentukan atau pemilihan yayasan dana pensiun)
12. Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) dan Serikat Pekerja
13. Tingkat perputaran pekerja (termasUk pengurangan kerja dan perekrutan)
(Bagian Gilbert Ba'a)
TABEL Perbandingan antara Faktor Teknis dan Faktor Fundamental

Contoh Faktor Teknis Contoh Faktor Fundamental


Faktor regional, misalnya penurunan suku bunga Terbitnya laporan keuangan perusahaan
Bank Sentral AS.
Faktor politik, misalnya penanganan kasus pengadilan Rapat umum pemegang saham.
yang melibatkan tokoh publik.
Faktor sosial budaya; misalnya Kongres Papua Manajemen.
Merdeka:
Faktor keamanan, misalnya huru-hara. Kinerja.

Riset tersebut juga menyimpulkan bahwa pengungkapan sosial oleh perusahan di Indonesia relatif masih
sangat rendah. Hal ini diduga disebabkan karena perusahaan belum memanfaatkan laporan tahunan sebagai
media komunikasi antara perusahaan dan pemangku kepentingan. Kemungkinan lain adalah bahwa perusa-
haan hanya memanfaatkan laporan tahunan sebagai laporan kepada pemegang saham dan kreditor atau se-
bagai informasi bagi calon investor Padahal sebenarnya terdapat dua aspek yang sering dijadikan bahan
analisis oleh para investor dalam pengambilan keputusan investasinya. Kedua faktor tersebut adalah faktor
teknis dan faktor fundamental Perbedaan yang lebih jelas antara kedua faktor diatas dapat dilihat pada
PERKEMBANGAN LUAR NEGERI

Perusahaan Eropa sudah memelopori pengungkapan informasi sosial dalam laporan khusus
maupun laporan tahunan. Prancis, misalnya, telah mengeluarkan undang-undang yang
mengharuskan perusahaan dengan jumlah karyawan yang banyak untuk melaporkan pos-
pos hubungan karyawan. Terlibat dalam laporan ini adalah:
1) lapangan kerja,
2) gaji dan perubahan sosial,
3) kesehatan dan jaminan kerja,
4) kondisi kerja lainnya,
5) pelatihan,
6) hubungan industri, dan
7) pengaturan sosial lainnya yang relevan.
ARAH RISET

Riset dalam akuntansi sosial telah cukup ekstensif dan berfokus pada berbagal subjek yang berkisar dari
pengembangan kerangka kerja teoritis sampai mensurvei pengguna potensial dari data akuntansi sosial.
Akan tetapi, riset akademis saat ini terutama berkaitan dengan kegunaan dari data akuntansi sosial bagi
investor. Krithus menganggap trend saat ini sebagai berpikiran sempit, tetapi hal itu dapat dibenarkan oleh
kebutuhan untuk meyakinkan akuntan dari "arus utama" mengenal kegunaan data akuntansi sosial. Jika
dapat ditunjukkan bahwa investor akan menggunakan data ini sebagai bagian dari rangkaian informasinya
dalam membuat keputusan investasi, maka hal ini akan menjadi justifikasi yang kuat untuk menghasilkan
dan menyebarkan informasi akuntansi sosial.
Studi mengenai kegunaan informasi sosial bagi investor dapat dibagi menjadi dua bidang utama,
yaitu: 1) survei atas investor potensial, dan 2) pengujian empiris terhadap dampak pasar dari pengungka-
pan akuntansi sosial. Survei atas investor belum menghasilkan laporan apa pun yang bersifat konklusif
mengenai kebutuhan akan informasi akuntansi sosial. Beberapa investor tampak tertarik terhadap aspek
tertentu dari informasi akuntansi sosial, tetapi yang lain tidak tertarik.
ISTILAH AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA,

Pada disiplin ilmu akuntansi, akuntansi sumber daya manusia mengacu pada definisi yang dikem-
bangkan oleh Komite Asosiasi Akuntansi Amerika. Komite tersebut menggambarkan bahwa akuntansi sum-
ber daya manusia merupakan proses pengidentifikasian dan pengukuran data mengenai sumber daya manu-
sia serta pengomunikasian informasi ini ke pihak yang berkepentingan. Di lain pihak,Frederiksen dan West-
phalen mengatakan bahwa akuntansi sumber daya manusia adalah mengenai pengukuran nilai sumber daya
manusia di dalam perusahaan, termasuk bagian laporan yang menggambarkan masalah seperti biaya dan ke-
untungan dari pelatihan,kepindahan karyawan, ketidakhadiran, nilai pengetahuan karyawan, dan lain-lain.

Pernyataan ini setidaknya memiliki tiga unsur, antara lain:

1. Menjelaskan dan mendefinisikan istilah utama yang digunakan dalam akuntansi sumber daya manusia.
2. Mengidentifikasi dan membahas mengenai pemangku kepentingan utáma; yaitu pemerintah; mitra
sosial, perusahaan, dan karyawan serta posisi mereka terhadap akuntansi sumber daya manusia.
3. Lima studi kasus yang mengacu pada laporan sumber daya meliputi perusahaan/ organisasi publik dan
swasta yang bergerak di bidang produksi, ritel, dan jasa.
LINGKUP DAN SASARAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA

Akuntansi sumber daya manusia bukan merupakan isu baru dalam bidang ekonomi. Para
ekonom sudah mempertimbangkan modal manusia sebagai faktor produksi, dan mereka
mengeksplorasi dengan cara yang berbeda dari pengukuran investasi dalam pendidikan, kese-
hatan, dan bidang lainnya. Para akuntan telah memperkenalkan nilai aset manusia lebih kurang
selama 70 (tujuh puluh) tahun.
Ámerican Accounting Association (1970) mendefinisikan akuntansi sumber daya manusia
sebagai “proses identifikasi dan pengukuran data mengenai, sumber daya manusia serta pen-
gomunikasian informasi ini ke pihak yang berkepentingan." Terdapat dua alasan untuk mema-
sukkan sumber daya manusia dalam akuntansi, Pertama, manusia merupakan sumber daya
yang berharga bagi perusahaan selama merekä memberikan jasa yang dapat diukur. Kedua, ni-
lai dari seseorang sebagai sumber daya bergantung pada bagaimana ia dipekerjakan. Jadi, gaya
manajemen juga akan mempengaruhi nilai sumber daya manusia.
KERANGKA KONSEPTUAL

Secara konseptual, tujuan akuntansi sumber daya manusia adalah memasukkan nilai sumber daya manusia seba-
gai aset perusahaan pada laporan posisi keuangan,sama seperti aset umum lainnya. Di samping itu, nilai sumber
daya manusia juga dimasukkan dalam beberapa kategori biaya, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel
23.1.Kerangka konseptual ini menggunakan kriteria untuk menentukan unsur-unsur yang dapat dicatat. Pada
Tabel 23.2 dijelaskan berbagai kemungkinan dalam mempertimbangkan sumber daya manusia sebagai aset dan
sebagai biaya yang ada.

ANALISIS BIAYA PELATIHAN DAN PEMILIHAN

Tidak diragukan lagi bahwa ketika perusahaan berinvestasi dalam bidang sumber daya manusia dengan cara
melakukan akuisisi dan pelatihan, investasi ini diharapkan akan menghasilkan keuntungan dari jasa yang akan
dihasilkan oleh aset-aset tersebut. Berangkat dari investasi yang dilakukan dengan pelatihan, AECA (1994)
menyatakan bahwa salah satu teknik yang menunjukkan kapasitas yang lebih besar untuk merangsang efisiensi
didasarkan pada ide bahwa seorang karyawan dibujuk untuk berusaha memahami pekerjaannya dengan lebih
baik, sehingga ia lebih produktif dan lebih cepat bekerja.
TABEL Biaya Sumber Daya Manusia
Biaya Defenisi
Orisinalitas Arus keuangan dihasilkan ketika pelatihan
Pengganti Kejadian hari Ini untuk mengganti sumber daya yang digunakan dalam menentukan ak-
tivitas
Kesempatan Nilai sumber daya manusia lebih menguntungkan, alternatif yang digunakan.
TABEL Aset dan Biaya Sumber Daya Manusia
Aset Biaya
1. Masa yang akan datang. perusahaan akan mungkin mem- 1. Alasan untuk mempertimbangkan sumber daya manusia
peroleh keuntungan. Zubiaurre (1995) mengatakan bahwa sebagai aset yang berasal dari menggagalkan masalah-
laba yang dihasilkan adalah item subjektif. masalah ketika mempertimbangkannya sebagai Suatu aset.
2. Biaya aset harus diukur dengan mudah. ini menentukan  
seluruh operasi eksternal sederhana bukan internal
3. Hal ini baik bagi pengendalian sumber daya manusia. Pe-  
rusahaan tidak memiliki sumber daya manusia seperti aset
lain yang mereka miliki.
Meskipun terdapat penggolongan atas pelatihan yang berbeda, pernyataan berikut merupakan suatu
usulan yang menyatakan beberapa kriteria yang dimasukkan ke dalam konsep pelatihan, antara lain:
1. Kapan pelatihan berlangsung? Pelatihan dapat dilakukan pada saat karyawan terikat kontrak atau
setiap saat selama masa kerja.
2. Berapa lama periode pelatihan? Lama pelatihan dapat memakan waktu satu atau dua hari, sampai
satu atau dua minggu. Dalam beberapa hal, pelatihan dapat memakan waktu selama enam bulan,
satu tahun, atau bahkan lebih.
3. Apakah pelatihan ini berhubungan dengan sifat dasar pekerjaan dan bertujuan untuk memperbarui
pengetahuan karyawan melalui teknik baru atau apakah terdapat peluang bagi pelatihan atas
keterampilan baru yang tidak berhubungan dengan profesionalisme dari aktivitas pekerja?
4. Apakah pelatihan ini dilakukan secara internal atau eksternal?
Ukuran yang juga didasarkan pada sifat pekerjaan telah diusulkan oleh AECA (1994) dalam
dokumen akuntansi manajerialnya yang membedakan antara pelatihan dan strategi pelatihan persain-
gan.
PERLAKUAN DARI PERSPEKTIF AKUNTANSI KEUANGAN

Berangkat dari definisi yang telah dijelaskan sebelumnya, selama pengadaan pelatihan dapat memberikan
manfaat masa depan yang diharapkan atas biaya pelatihan yang dikeluarkan saat ini, maka sumber daya
manusia dapat diperlakukan sebagai aset, walaupun pada kenyataannya konsep ini tidak dianggap benar.

PERLAKUAN DARI PERSPEKTIF AKUNTANSI MANAJERIAL

Para karyawan yang bekerja di perusahaan merupakan personel yang benar-benar mengambil bagian pada
proses penciptaan nilai. Oleh karena itu, setiap kegiatan ekonomi yang terdapat di perusahaan selalu men-
ciptakan terjadinya blaya. Penggolongan secara tradisional dalam mempertimbangkan kategori biaya pada
umumnya memasukkan unsur bahan baku, perencanaan industri, dan personel. Ketika memperoleh arus
pendapatan dari penjualan barang dan jasa organisasi di pasar dengan nilai yang lebih tinggi dari pada arus
biaya, selisih ini dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan. Nilai merupakan suatu konsekuensi dari in-
teraksi antara bahan baku dan sumber daya manusia dalam produksi.
Portfolio
Presentation
Designed
Get a modern PowerPoint
Presentation that is beautifully
Your Picture Here designed. Easy to change Your Picture Here
colors, photos and Text. You
can simply impress your audi-
ence and add a unique zing
and appeal to your Presenta-
tions. Get a modern Power-
Point Presentation that is
beautifully designed. Easy to
change colors, photos and
Text. Get a modern Power-
Point Presentation that is
beautifully designed.
Infographic Style
Insert the title of your subtitle Here

Option A
You can simply impress your audi-
ence and add a unique zing and

A appeal to your Presentations.

Option B
You can simply impress your audi-
B C Option C
You can simply impress your audi-
ence and add a unique zing and ence and add a unique zing and
appeal to your Presentations. appeal to your Presentations.
Chart Style
Insert the title of your subtitle Here

80 Easy to change colors.


70 Get a modern PowerPoint Presentation that is beauti-
fully designed. You can simply impress your audience
60 and add a unique zing.

50 Option A Easy to change colors, photos and Text.

40
Option B Easy to change colors, photos and Text.
30
Option C Easy to change colors, photos and Text.
20

10 Option D Easy to change colors, photos and Text.

0
Option E Easy to change colors, photos and Text.
A B C D E
Portfolio
Presentation
Designed
Get a modern PowerPoint Pre-
sentation that is beautifully de-
Your Picture Here Your Picture Here Your Picture Here
signed. Easy to change colors,
photos and Text. You can simply
impress your audience and add a
unique zing and appeal to your
Presentations. Get a modern
PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. Easy to
change colors, photos and Text.
Get a modern PowerPoint Pre-
sentation that is beautifully de-
signed.
Infographic Style
Insert the title of your subtitle Here

Your Picture Here

Your Picture Here Your Picture Here

Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. Easy to change colors, photos and
Text. You can simply impress your audience and add a unique zing and appeal to your Presentations. Get a
modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed.
Worldmap Style
Insert the title of your subtitle Here

Easy to change colors, photos and


Text.

50K
Get a modern PowerPoint Pre-
sentation that is beautifully de-
signed.
You can simply impress your audience and add a
unique zing and appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos and Text. Easy to
change colors, photos and Text.

60%
Get a modern PowerPoint Presentation
that is beautifully designed.

80%
Get a modern PowerPoint Presentation
that is beautifully designed.
Infographic Style
Insert the title of your subtitle Here

Your Text Here


Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully de-
signed. Easy to change colors, photos and Text. You can simply
impress your audience and add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors, photos and Text.

Your Text Here Your Text Here


01 Easy to change colors, 02 Easy to change colors,
photos and Text. photos and Text.

Your Text Here Your Text Here


03 Easy to change colors, 04 Easy to change colors,
photos and Text. photos and Text.

Your Text Here Your Text Here


05 Easy to change colors, 06 Easy to change colors,
photos and Text. photos and Text.
Your Picture Here Your Picture Here Simple Portfolio
Presentation De-
signed
You can simply impress your audience
and add a unique zing and appeal to
Your Picture Here Your Picture Here your Presentations.

This PowerPoint Template has clean and


neutral design that can be adapted to any
content and meets various market seg-
Your Picture Here ments. With this many slides you are able
to make a complete PowerPoint Presenta-
tion that best suit your needs.
This PowerPoint Template has clean and
Your Picture Here neutral design that can be adapted to any
content and meets various market seg-
ments.
Infographic Style
Insert the title of your subtitle Here

40% Text Here


Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully de-
signed. Easy to change colors, photos and Text. You can simply
impress your audience and add a unique zing and appeal to your
Presentations.

Get a modern PowerPoint Presentation that is


Your Text Here
2019 beautifully designed. Easy to change colors, pho-
tos and Text. You can simply impress your audi-
ence and add a unique zing and appeal to your
Presentations.
Infographic Style
Insert the title of your subtitle Here

Your Text Here Your Text Here Your Text Here Your Text Here
You can simply im- You can simply im- You can simply im- You can simply im-
press your audi- press your audi- press your audi- press your audi-
ence and add a ence and add a ence and add a ence and add a
unique zing and unique zing and unique zing and unique zing and
appeal to your Pre- appeal to your Pre- appeal to your Pre- appeal to your Pre-
sentations. sentations. sentations. sentations.
Portfolio Presentation
Designed
This PowerPoint Template has clean and neutral design that can be adapted to any content
and meets various market segments. With this many slides you are able to make a complete
PowerPoint Presentation that best suit your needs.

Your Picture Here

You can simply impress your


audience and add a unique zing
and appeal to your Presenta-
tions.
Infographic Style
Insert the title of your subtitle Here

Your Text Here


Your Text Here
You can simply impress
your audience and add a
unique zing and appeal to
01 02 You can simply impress
your audience and add a
unique zing and appeal to
your Presentations.
your Presentations.
Your Text Here
Your Text Here
You can simply impress
You can simply impress

03 04
your audience and add a
your audience and add a
unique zing and appeal to
unique zing and appeal to your Presentations.
your Presentations.
Columns Style
Insert the title of your subtitle Here

Easy to change colors, photos and Text.

Easy to change colors, photos and Text. Get a modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. I hope and I believe that this Template will your Time, Money and
Reputation. Easy to change colors, photos and Text. Easy to change colors, photos and
Text. Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. You can sim-
ply impress your audience and add a unique zing and appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos and Text. I hope and I believe that this Template will your
Time, Money and Reputation. You can simply impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.

I hope and I believe that this Template will your Time, Money and Reputation. Easy to
change colors, photos and Text. Easy to change colors, photos and Text.

Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. You can simply
impress your audience and add a unique zing and appeal to your Presentations. Easy
to change colors, photos and Text.
Columns Style
Insert the title of your subtitle Here

Easy to change colors, photos and Text.

Easy to change colors, photos and Text. Get a modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. I hope and I believe that this Template will your Time, Money and
Reputation. Easy to change colors, photos and Text. Easy to change colors, photos and
Text. Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed.

Easy to change colors. Easy to change colors.

Easy to change colors, photos and Text. Easy to change colors, photos and Text.
Get a modern PowerPoint Presentation Get a modern PowerPoint Presentation
that is beautifully designed. I hope and I that is beautifully designed. I hope and I
believe that this Template will your Time, believe that this Template will your Time,
Money and Reputation. Money and Reputation.

Get a modern PowerPoint Presentation Get a modern PowerPoint Presentation


that is beautifully designed. that is beautifully designed.
Thank you
Insert the title of your subtitle Here
Fully Editable Shapes
Fully Editable Icon Sets : A

You can Resize without los-


ing quality

You can Change Fill Color &


Line Color

FREE
PPT TEM-
PLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets : B

You can Resize without los-


ing quality

You can Change Fill Color &


Line Color

FREE
PPT TEM-
PLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets : C

You can Resize without los-


ing quality

You can Change Fill Color &


Line Color

FREE
PPT TEM-
PLATES
www.allppt.com

You might also like