You are on page 1of 41

HIDUP DI BAWAH NAUNGAN

AL QUR’AN DAN ASSUNNAH

Dr. H. Sayid Qutub, S.Kom, S.Th.I, MA, M.Pd, M.Si, Al Hafizh


HIDUP DIBAWAH NAUNGAN AL QUR’AN DAN
ASSUNNAH
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
‫ضن ًكا َونَحْ ُش ُرهُ يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة َأ ْع َمى‬ َ ‫} َو َم ْن َأ ْع َر‬123{ ‫ضلُّ َوالَ يَ ْشقَى‬
َ ً‫ض َعن ِذ ْك ِرى فَِإ َّن لَهُ َم ِعي َشة‬ َ ‫فَِإ َّما يَْأتِيَنَّ ُكم ِّمنِّي هُدًى فَ َم ِن اتَّبَ َع هُ َدا‬
ِ َ‫ي فَالَ ي‬ •
Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak
akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat
dalam keadaan buta. (Q.S Thaha: 123, 124).
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫هللا َو ُسنَّةَ َرس ُْولِ ِه‬


ِ ‫اب‬ ِ َ‫ت فِ ْي ُك ْم َأ ْم َر ْي ِن لَ ْن ت‬
َ َ‫ ِكت‬: ‫ضلُّ ْوا َما تَ َم َّس ْكتُ ْم بِ ِه َما‬ ُ ‫تَ َر ْك‬ •
Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada
keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim,
al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal
Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13).
AL-QUR’AN KITAB YANG PENUH
KEBERKAHAN
ٌ ‫َو ٰهَ َذا ِكتَابٌ َأ ْن َز ْلنَاهُ ُمبَا َر‬
َ ‫ك فَاتَّبِعُوهُ َواتَّقُوا لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُم‬
‫ون‬ •
“Dan ini adalah Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan dengan penuh berkah.
Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat.” (QS.Al-An’am:155)
‫ق الَّ ِذي بَي َْن يَ َد ْي ِه‬
ُ ‫ص ِّد‬ ٌ ‫َو ٰهَ َذا ِكتَابٌ َأ ْن َز ْلنَاهُ ُمبَا َر‬
َ ‫ك ُم‬ •
“Dan ini (Al-Qur’an), Kitab yang telah Kami turunkan dengan penuh berkah.
Membenarkan kitab-kitab (yang diturunkan) sebelumnya.” (QS.Al-An’am:92)
‫ُون‬ ٌ ‫َو ٰهَ َذا ِذ ْك ٌر ُمبَا َر‬
َ ‫ك َأ ْن َز ْلنَاهُ ۚ َأفََأ ْنتُ ْم لَهُ ُم ْن ِكر‬ •
“Dan ini (Al-Qur’an) adalah suatu peringatan yang mempunyai berkah yang
telah Kami turunkan. Maka apakah kamu mengingkarinya? (QS.Al-Anbiya’:50)
‫ك لِيَ َّدبَّرُوا آيَاتِ ِه‬ َ ‫ِكتَابٌ َأ ْن َز ْلنَاهُ ِإلَ ْي‬
ٌ ‫ك ُمبَا َر‬ •
“Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka
menghayati ayat-ayatnya.” (QS.Shad:29)
َ ‫ِإنَّا َأ ْن َز ْلنَاهُ فِي لَ ْيلَ ٍة ُمبَا َر َك ٍة ۚ ِإنَّا ُكنَّا ُم ْن ِذ ِر‬
‫ين‬ •
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh,
Kamilah yang memberi peringatan.” (QS.Ad-Dukhan:3)
GENERASI TERBAIK

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


‫اس قَرْ ِني ثُ َّم الَّ ِذي َْن يَلُ ْونَهُ ْم ثُ َّم الَّ ِذي َْن يَلُ ْونَهُ ْم‬
ِ َّ‫َخ ْي ُر الن‬ •
“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya,
kemudian generasi berikutnya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari,
no. 3651, dan Muslim, no. 2533)
• Sahabat Nabi Muhammad adalah mereka yang paling akrab dengan Al-
Quran. Hidup mereka disibukkan dengan tilawah, mengkaji, dan merenungi
kandungannya siang maupun malam.
• Bahkan para sahabat Nabi tersebut adalah yang mampu mengkhatamkan Al-
Quran dalam satu rakaat shalat malam saja.
• Dalam sebuah riwayat mengatakan bahwa Utsman bin Affan RA terkadang
khatam seluruh ayat Al-Quran hanya dalam satu rakaat shalat witir.
• Dalam riwayat lain, Abdullah bin Zubair RA kerap kali mengkhatamkan
seluruh Al-Quran dalam satu malam yang ia lalui.
• Sa’id bin Jubair RA mengkhatamkan Al-Qur’an dalam 2 rakaat salat di dalam
Ka’bah. Tsabit al Banani RA mengkhatamkan Al-Qur’an dalam sehari
semalam. Abu Harrah juga melakukan demikian.
• Abu Syaikh Hana’i RA mengatakan, “Aku dapat mengkhatamkan Al-Qur’an
dua kali dalam semalam ditambah 10 juz. Bahkan jika aku mau, aku dapat
mengkhatamkannya tiga kali.”
• Dalam perjalanannya, saat Shalil bin Kisan RA menunaikan ibadah haji, dirinya
bisa mengkhatamkan al-Quran sebanyak dua kali setiap malam hari.
• Manshur bin Zadzan RA diberitakan bisa mengkhatamkan Al-Quran hanya
dalam satu kali salat Dhuha dan satu kali lagi antara Zhuhur dan Ashar.
SELAIN SAHABAT NABI SAW, PARA ULAMA PUN
AKRAB DENGAN AL-QURAN
• Setelah membaca kisah-kisah para sahabat yang begitu dekat dengan Al-Quran, kini kita akan
melihat para ulama yang mewarisi sifat-sifatnya para sahabat.
• Mereka pun terkenal sangat akrab dengan Al-Quran. Dalam Syarah Ihya’ Ulumiddin dijelaskan
bahwa para ulama itu memiliki kebiasaan yang berbeda-beda dalam mengakrabi Al-Quran.
• Imam Syafii mengkhatamkan Al-Quran sebanyak dua setiap hari pada bulan Ramadhan. Hal
senada juga dilakukan oleh Aswad, Shalih bin Kisan, Sa’id bin Jubair dan masih banyak lagi.
• Selain itu, ada juga yang mengkhatamkan Al-Qur’an 3 kali setiap hari, seperti Sulaim bin Atar,
seorang tabi’in yang mashur.
• Ia pernah ikut dalam penaklukkan Mesir pada masa sahabat Umar RA. Beliau juga pernah
diangkat sebagai penguasa Qasas oleh Mu’awiyah. Beliau mengkhatamkan Quran 3 kali setiap
malamnya.
PARA ULAMA MENGKHATAMKAN AL QUR’AN

ِ َّ‫مَّرَت ِ ىِف الْع ِام ال‬ ‫ض َعلَْي ِه‬ •


‫ان‬
َ ‫ َوَك‬، ‫ض‬
َ ِ
‫ب‬ُ‫ق‬ ‫ى‬‫ذ‬ َ ‫َ نْي‬ َ ‫ َف َعَر‬، ‫آن ُك َّل َع ٍام َمَّرًة‬
َ ‫ض َعلَ ى النَّىِب ِّ – صلى اهلل عليه وسلم – الْ ُق ْر‬ ُ ‫ان يَ ْع ِر‬
َ ‫َك‬
} ‫ض { فِ ِيه‬ َ ِ
‫ب‬ُ‫ق‬ ‫ى‬ ِ َّ‫يعت ِكف ُك َّل ع ٍام ع ْشرا فَاعت َكف ِع ْش ِرين ىِف الْع ِام ال‬
‫ذ‬ َ َ َ َْ ً َ َ ُ َْ َ
“Jibril itu (saling) belajar Al-Qur’an dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam setiap tahun sekali (khatam). Ketika di tahun beliau akan meninggal
dunia dua kali khatam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa pula beri’tikaf
setiap tahunnya selama sepuluh hari. Namun di tahun saat beliau akan
meninggal dunia, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari.” (HR. Bukhari no.
4998).
AL-ASWAD BIN YAZID
Seorang ulama besar tabi’in yang meninggal dunia 74 atau 75 Hijriyah di Kufah- bisa
mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan setiap dua malam. Dari Ibrahim An-Nakha’i,
ia berkata,
ِ ‫ضا َن يِف ُك ِّل لَْيلََتنْي‬ ِ •
َ ‫اَألس َوُد خَي ْت ُم ال ُقْرآ َن يِف َرَم‬
ْ ‫َكا َن‬
“Al-Aswad biasa mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan setiap dua malam.” (Siyar
A’lam An-Nubala, 4: 51). Disebutkan dalam kitab yang sama di luar bulan Ramadhan, Al-
Aswad biasa mengkhatamkan Al-Qur’an dalam enam malam. Waktu istirahat beliau untuk
tidur hanya antara Maghrib dan Isya. (Siyar A’lam An-Nubala, 4: 51)
QATADAH BIN DA’AMAH

‫الع ْشُر َختَ َم ُك َّل لَْيلَ ٍة‬ ٍ ِ


َ ‫ َوِإذَا َجاءَ َرَم‬،‫• َكا َن َقتَ َادة خَيْت ُم ال ُقْرآ َن يِف َسْب ٍع‬
َ َ‫ فَِإذَا َجاء‬،‫ضا ُن َختَ َم يِف ُك ِّل ثَالَث‬
“Qatadah biasanya mengkhatamkan Al-Qur’an dalam tujuh hari. Namun jika
datang bulan Ramadhan ia mengkhatamkannya setiap tiga hari. Ketika datang
sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, ia mengkhatamkan setiap
malamnya.” (Siyar A’lam An-Nubala’, 5: 276)
IMAM SYAFI’I

ً‫ضا َن ِسِّتنْي َ َخْت َمة‬ ‫م‬‫ر‬ ِ


‫ر‬ ‫ه‬‫ش‬َ ‫يِف‬ ‫ن‬
َ ‫آ‬
‫ر‬ ‫ق‬
ُ ‫ال‬ ‫م‬ِ‫• َكا َن الشَّافِعِي خَيْت‬
َ ََ ْ ْ ُ ُّ
“ Imam Syafi’i biasa mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan sebanyak
60 kali.” Ditambahkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa khataman tersebut
dilakukan dalam shalat. (Siyar A’lam An-Nubala’, 10: 36). Bayangkan, Imam
Syafi’i berarti mengkhatamkan Al-Qur’an sehari dua kali
IBNU ‘ASAKIR
‫ وكان كثري‬،‫ ويعتكف يف املنارة الشرقية‬،‫ وخيتم يف رمضان كل يوم‬،‫ خيتم كل مجعة‬،‫كان مواظبا على صالة اجلماعة وتالوة القرآن‬ •
‫النوافل واالذكار‬
“Ibnu ‘Asakir adalah orang yang biasa merutinkan shalat jama’ah dan tilawah Al-
Qur’an. Beliau biasa mengkhatamkan Al-Qur’an setiap pekannya. Lebih luar
biasanya di bulan Ramadhan, beliau khatamkan Al-Qur’an setiap hari. Beliau biasa
beri’tikaf di Al-Manarah Asy-Syaqiyyah. Beliau adalah orang yang sangat gemar
melakukan amalan sunnah dan rajin berdzikir.” (Siyar A’lam An-Nubala’, 20: 562)
MENJADI GENERASI QUR’ANI
8M
1. Membeli Al Qur‘an
2. Mengambil Air Wudhu
3. Membaca Al Qur’an
4. Menghafal Al Qur‘an
5. Muraja’ah Al Qur’an
6. Mentadabburi Al Qur’an
7. Mengamalkan Al Qur’an
8. Mendakwahkan Al Qur’an
ENAM SYARAT MERAIH ILMU MENURUT SAYYIDINA ALI BIN ABI
THALIB

ٍ َ‫ك َع ْن َمجْ ُم ْو ِعهَا ِببَي‬


‫ان‬ َ ‫ َسُأ ْنبِ ْي‬# ‫َأاَل لَ ْن تَنَا َل ْال ِع ْل َم ِإاَّل بِ ِستَّ ٍة‬ •
ٍ ‫ َوِإرْ َشا ِد ُأ ْستَا ٍذ َوطُ ْو ِل َز َم‬# ‫ار َوب ُْل َغ ٍة‬
‫ان‬ ٍ َ‫ص َواصْ ِطب‬ ٍ ْ‫َذ َكا ٍء َو ِحر‬ •
• Ingatlah engkau tidak akan meraih ilmu kecuali dengan enam hal # saya akan
memberitahukan kepadamu penjelasan semuanya. Cerdas, keinginan yang
kuat, sabar, bekal, petunjuk guru, dan waktu yang lama.
MERAIH KESUKSESAN ILMU

1. Niat Karena Allah SWT


2. Baca Basmalah
3. Sungguh-Sungguh dan Serius
4. Metode / Guru
5. Tinggalkan Kemaksiatan
6. Sabar
7. Berdo’a
10 KEISTIMEWAAN AL-QUR’AN
• Di dunia ini, tidak ada satupun kitab yang apabila manusia berinteraksi
dengannya akan mendapat berkah kecuali Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab
suci umat Islam yang utama.
• Selain Al-Qur’an memang ada tiga kitab lainnya yang wajib diimani: Zabur,
Taurat, Injil. Hanya saja ketiganya tidak wajib dipedomani karena isinya
telah diperbarui dan terjamin keasliannya di dalam Al-Qur’an.
• Interaksi dengan Al-Qur’an selalu menuai berkah. Raihlah berkah dengan
mempelajari keistimewaan Al-Qur’an, agar Anda semakin termotivasi untuk
memperbanyak interaksi Anda dengan Al-Qur’an.
1. KONTEN AL- QUR’AN TETAP SEPANJANG MASA, TANPA REVISI

• Al-Qur’an adalah kitab yang awet, tak lekang oleh waktu baik dari segi substansi maupun segi
penerapannya.
• Al-Qur’an terlindung dari revisi dan penggantian konten karena isinya akan selalu relevan sepanjang zaman.
• Jaminan keawetan Al-Qur’an ini secara langsung dijamin oleh Allah Subhanahu wa taala dalam QS. Al Hijr
ayat 9

ِّ ‫ِإنَّا نَ ْحنُ نَ َّز ْلنَا‬


َ ُ‫الذ ْك َر َوِإنَّا لَهُ لَ َحا ِفظ‬
‫ون‬
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.
(QS. Al Hijr ayat 9).

• Hal ini menjadikan Al-Qur’an berbeda dengan kitab Injil (Nasrani) dan Taurat (Yahudi) yang telah dirubah
oleh pemiliknya.
2. TERJAGA DARI KONTRADIKSI

• Di dalam Al-Qur’an tidak terdapat pertentangan antara satu perintah dengan


perintah lainnya.
• Setiap perintah, larangan, dan berita bersifat melengkapi satu sama lainnya.
Sesuai dengan firman Allah dalam QS An-Nisa ayat 82:

ْ ‫ان ِمنْ ِعن ِد َغ ْي ِر هللاِ لَ َو َج ُدوا فِي ِه‬


‫اختِالَفا ً َك ِثي ًرا‬ َ ‫َأفَالَ يَتَ َدبَّ ُر‬
َ ‫ون ا ْلقُ ْر َء‬
َ ‫ان َولَ ْو َك‬

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran


itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang
banyak di dalamnya”.(QS An-Nisa ayat 82)
3. MUDAH DIHAFALKAN

• Dalam surat Al- Qamar ayat 32, Allah menjamin bahwa Al-Qur’an itu mudah
dipelajari dan dihafalkan.
• Al-Qur’an adalah kitab cerdas yang membuat orang merenung dan melatih
kemampuan asosiasi dengan pemisalan yang ada di dalamnya.

ِّ ِ‫ان ل‬
‫لذ ْك ِر‬ َ ‫س ْرنَا ا ْلقُ ْر َء‬
َّ َ‫َولَقَ ْد ي‬ •

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran”. (QS Al-
Qamar ayat 32)
4. BAHASA AL-QUR’AN TAK DAPAT DITIRU

• Al-Qur’an menggunakan bahasa arab yang sangat tinggi. Walau Anda memahami bahasa fusha
(bahasa tinggi) sekalipun, Anda tak akan bisa menandingi bahasa Al-Qur’an. Walau Nabi Muhammad
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam adalah seseorang yang berbudi luhur dan berbicara dengan bahasa sopan,
tidak mungkin Rasulullah yang membuatnya.

Surat Yunus ayat 38 mempertegas hal ini,

ُ ِ‫ون ا ْفتَ َراهُ قُ ْل فَْأتُوا ب‬


‫سو َر ٍة ِّم ْثلِ ِه‬ َ ُ‫َأ ْم يَقُول‬

“Atau (patutkah) mereka mengatakan: “Muhammad membuat-buatnya”. Katakanlah: “(Kalau benar


yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya … “. ( QS. Yunus ayat 38)
• Menghadapi manusia-manusia yang mau membuat rekaan dan tandingan Al-Qur’an, Allah Subhanahu Wa
Ta’ala mengirimkan tantangan melalui firman-Nya:

‫ين‬ َ ‫ُون هَّللا ِ ِإنْ ُك ْنتُ ْم‬


َ ِ‫صا ِدق‬ ِ ‫ش َه َدا َء ُك ْم ِمنْ د‬ ُ ‫ب ِم َّما نَ َّز ْلنَا َعلَى َع ْب ِدنَا فَْأتُوا ِب‬
ُ ‫سو َر ٍة ِمنْ ِم ْثلِ ِه َوا ْدعُوا‬ ٍ ‫وَِإنْ ُك ْنتُ ْم فِي َر ْي‬ •

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami
(Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain
Allah, jika kamu orang-orang yang benar”. (QS. Al-Baqarah ayat 23).

Tantangan ini dipertegas dengan,

‫ين‬ ِ ‫ستَطَ ْعتُ ْم ِمنْ د‬


َ ‫ُون هَّللا ِ ِإنْ ُك ْنتُ ْم‬
َ ِ‫صا ِدق‬ ٍ ‫س َو ٍر ِم ْثلِ ِه ُم ْفتَ َريَا‬
ْ ‫ت َوا ْدعُوا َم ِن ا‬ ْ ‫ون ا ْفتَ َراهُ قُ ْل فَْأتُوا بِ َع‬
ُ ‫ش ِر‬ َ ُ‫َأ ْم يَقُول‬

“Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad telah membuat-buat Al-Quran itu”, Katakanlah : “(Kalau demikian),
maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang
kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar”. (Q.S. Huud [11]: 13)
• Manusia, tidak akan menyerah. Mungkin mereka akan bekerjasama dengan
setiap makhluk yang ingin membuat tandingan Al-Qur’an. Namun Allah
masih menjamin ini tak akan berhasil sesuai firman-Nya,

‫ض‬
ٍ ‫ض ُه ْم لِبَ ْع‬ َ ‫ون ِب ِم ْثلِ ِه َولَ ْو َك‬
ُ ‫ان بَ ْع‬ ِ ‫س َوا ْل ِج ُّن َعلَ ٰى َأنْ يَْأتُوا بِ ِم ْث ِل ٰ َه َذا ا ْلقُ ْر‬
َ ُ‫آن اَل يَْأت‬ ُ ‫ت اِإْل ْن‬ ْ ‫قُ ْل لَِئ ِن‬
ِ ‫اجتَ َم َع‬
‫ظَ ِهي ًرا‬

Artinya: Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk


membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat
yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi
sebagian yang lain”. (Q.S. Al-Isra’ ayat 88).
5. MEMBACANYA ADALAH KEBAIKAN
• Membaca Al-Qur’an adalah kegiatan yang mendatangkan banyak sekali pahala. Pahala ini
akan meningkat seiring dekatnya interaksi kita dengan Al-Qur’an, mulai dari membaca
arti dan tafsirnya, memahami, hingga menghafalkannya.

ٌ‫ش ِر َأ ْمثَالِ َها الَ َأقُو ُل الم َح ْرفٌ َولَ ِكنْ َألِفٌ َح ْرفٌ َوالَ ٌم َح ْرفٌ َو ِمي ٌم َح ْرف‬ َ ‫سنَةٌ َوا ْل َح‬
ْ ‫سنَةُ بِ َع‬ ِ ‫َمنْ قَ َرَأ َح ْرفًا ِمنْ ِكتَا‬
َ ‫ب هَّللا ِ فَلَهُ بِ ِه َح‬

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan
setiap kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan "Alif
lam mim" itu satu huruf, tetapi "Alif" itu satu huruf, "Lam" itu satu huruf dan "Mim" itu
satu huruf,“ (HR. Bukhari).
6. AL-QUR’AN ADALAH MENTAL HEALER
• Terkait dengan salah satu isu yang populer di media sosial saat ini, mental health, Al-Qur’an dapat berkontribusi
dalam memberi ketenangan batin bagi setiap orang.
• Bagi penderita gangguan mental, selagi melakukan pengobatan disarankan untuk membarenginya dengan
meningkatkan interaksi dengan Al-Qur’an.
ْ‫شيَ ْت ُه ُم ال َّر ْح َمةُ َو َحفَّ ْت ُه ُم ا ْل َمالَِئ َكةُ َو َذ َك َرهُ ُم هَّللا ُ فِي َمن‬
ِ ‫س ِكينَةُ َو َغ‬ ُ ‫َاب هَّللا ِ َويَتَ َدا َر‬
َّ ‫سونَهُ بَ ْينَ ُه ْم ِإاَّل نَ َزلَتْ َعلَ ْي ِه ُم ال‬ َ ُ‫ت هَّللا ِ يَ ْتل‬
َ ‫ون ِكت‬ ٍ ‫اجتَ َم َع قَ ْو ٌم فِي بَ ْي‬
ِ ‫ت ِمنْ بُيُو‬ ْ ‫َما‬
ُ‫ِع ْن َده‬

“Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam suatu majlis kecuali turun pada mereka ketenangan dan diliputi oleh rahmat
dan dikerumuni oleh malaikat dan Allah akan menyebutkan mereka di hadapan para malaikatnya”. (HR. Muslim

• Membaca Al-Qur’an adalah penawar dari sifat-sifat toksik agamawi dan rohani seperti syirik, munafik, iri hati dan
dengki, serta sifat-sifat jahat lainnya.
7. KISAH-KISAH DALAM AL-QUR’AN NYATA DAN LEBIH
TERPERINCI

• Di dalam Al-Qur’an, terdapat banyak kisah-kisah. Sebut saja kisah Keluarga Imran, Kisah
Nabi Musa, Kisah SIti Maryam, Kisah Nabi Daud, dan kisah Nabi Muhammad Shalallahu
‘Alaihi Wasallam sendiri.
• Kisah-kisah ini menceritakan perjuangan nabi-nabi atau kesesatan yang dilakukan suatu
kaum sebagai pelajaran bagi kita yang hadir di generasi mendatang.
• Kebenaran kisah ini telah divalidasi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam berbagai firman-
Nya.
• Misalkan, validasi pada kisah Nabi Musa dan Fir’aun:

ِّ ‫سى َوفِ ْر َع ْو َن بِا ْل َح‬


‫ق‬ َ ‫نَ ْتلُوا َعلَ ْي َك ِمن نَّبَِإ ُمو‬ •
“Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar”. (QS. al-
Qashash ayat 3)
• Di pertengahan Surat Al-Kahfi, Allah Subhanahu Wa Ta’ala pun menjelaskan
mengenai validnya kisah pemuda kahfi dan kisah-kisah lainnya dalam surat
tersebut.
ِّ ‫ص َعلَ ْي َك نَبََأ ُهم بِا ْل َح‬
‫ق‬ ُّ ُ‫نَ ْح ُن نَق‬ •
“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya”.
(QS. Al-Kahfi ayat 13)
8. AL- QUR’AN ADALAH SATU-SATUNYA KITAB YANG
MEMINTAKAN SYAFAAT BAGI PEMBACANYA

• Tak ada satupun kitab yang memintakan syafaat di hari akhir kepada
pembacanya kecuali Al- Qur’an.

‫ص َحا ِب ِه‬ َ ‫آن فَِإنَّهُ يَْأ ِتي يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة‬


ْ ‫شفِي ًعا َأِل‬ َ ‫ا ْق َر ُءوا ا ْلقُ ْر‬ •

• “Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat


memohonkan syafa’at bagi orang yang membacanya (di dunia)”. (HR.
Muslim).
9. AL-QUR’AN ADALAH HAKIM SEMUA KITAB
SEBELUMNYA

• Al-Qur’an adalah kitab terakhir dan paling sempurna yang membenarkan kitab-kitab
sebelumnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Azza wa Jalla :

ِ ‫ص ِّدقًا لِّ َم™ا بَ ْي َن يَ َد ْي ِه ِم َن ا ْل ِكتَا‬


‫ب َو ُم َه ْي ِمنًا َعلَ ْي ِه‬ َ َ‫َوَأن َز ْلنَآِإلَ ْيكَ ا ْل ِكت‬
ِّ ‫اب ِبا ْل َح‬
َ ‫ق ُم‬

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran,


membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya)
dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu”. (QS al-Maidah ayat 48)
10. AL-QUR’AN ADALAH KITAB
PERADABAN
Al-Qur’an adalah kitab peradaban, yang darinya suatu kaum dapat dimuliakan. Pelajarilah Al-Qur’an
agar minimal pribadi kita dapat berubah menjadi lebih baik.

Dari ‘Amir bin Watsilah, dia menuturkan bahwa suatu ketika Nafi’ bin Abdul Harits bertemu dengan
‘Umar di ‘Usfan (sebuah wilayah diantara Mekah dan Madinah, pent). Pada waktu itu ‘Umar
mengangkatnya sebagai gubernur Mekah. Maka ‘Umar pun bertanya kepadanya, “Siapakah yang kamu
angkat sebagai pemimpin bagi para penduduk lembah?”. Nafi’ menjawab, “Ibnu Abza.” ‘Umar kembali
bertanya, “Siapa itu Ibnu Abza?”. Dia menjawab, “Salah seorang bekas budak yang tinggal bersama
kami.” ‘Umar bertanya, “Apakah kamu mengangkat seorang bekas budak untuk memimpin mereka?”.
Maka Nafi’ menjawab, “Dia adalah seorang yang menghafal Kitab Allah ‘azza wa jalla dan ahli di bidang
fara’idh/waris.” ‘Umar pun berkata, “Adapun Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam memang telah
bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat dengan Kitab ini sebagian kaum dan dengannya pula
Dia akan menghinakan sebagian kaum yang lain.”.” (HR. Muslim dalam Kitab Sholat al-Musafirin).
AL QUR’AN SOLUSI BERBAGAI MASALAH ?
1. Kenapa Aku Diuji?

َ ِ‫وا َولَيَ ۡعلَ َم َّن ۡٱل ٰ َك ِذب‬


‫ين‬ ْ ُ‫ص َدق‬ َ ‫ين ِمن قَ ۡبلِ ِهمۡۖ فَلَيَ ۡعلَ َم َّن ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذ‬
َ ‫ين‬ َ ُ‫ب ٱلنَّاسُ َأن ي ُۡت َر ُك ٓو ْا َأن يَقُولُ ٓو ْا َءا َمنَّا َوهُمۡ اَل ي ُۡفتَن‬
َ ‫ون َولَقَ ۡد فَتَنَّا ٱلَّ ِذ‬ َ ‫َأ َح ِس‬

Firman Allah SWT maksudnya : “Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan
sahaja mengatakan; “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya
Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta,” (QS. Al-
Ankabut: 2-3)
2. Kenapa Aku Tidak Dapat Apa Yang Aku Hajatkan?

‫ اَل‬±‫ َوَأنتُ ۡم‬±‫م َوٱهَّلل ُ يَ ۡعلَ ُم‬±ۚۡ ‫َّ ُك‬±‫ ّر ل‬ٞ ‫‍ٔي ا َوهُ َو َش‬±ۡٗ ‫ُّوا َش‬
ْ ‫ ٰ ٓى َأ ن تُ ِحب‬±‫م َو َع َس‬±ۖ ۡ ‫ر لَّ ُك‬ٞ ‫ي‍ٔ ا َوهُ َو َخ ۡي‬±ۡٗ ‫وا َش‬
ْ ُ‫ ٰ ٓى َأ ن تَ ۡك َره‬±‫م َو َع َس‬±ۖۡ ‫ لَّ ُك‬±‫ه‬ٞ ‫ُ َوهُ َو ُك ۡر‬±‫ ۡٱلقِتَال‬±‫ َعلَ ۡي ُك ُم‬±‫ب‬َ ِ‫ُكت‬
‫ون‬َ ‫تَ ۡعلَ ُم‬

Firman Allah SWT maksudnya : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui,” (QS. al-Baqarah: 216)

3. Kenapa ujian yang aku terima seberat ini?

ۡ ‫ َعلَ ۡينَٓا ِإ‬±‫ا َواَل تَ ۡح ِم ۡل‬±َ‫ينَٓا َأ ۡو َأ ۡخطَ ۡأنَ ۚا َربَّن‬±‫اخ ۡذنَٓا ِإن نَّ ِس‬ ۗ
‫ ٗرا‬±‫ص‬ ِ ‫ا اَل تَُؤ‬±َ‫بَ ۡت َربَّن‬±‫ا ۡٱكتَ َس‬±‫ا َم‬±َ‫بَ ۡت َو َعلَ ۡيه‬±‫ا َك َس‬±‫ا َم‬±َ‫ َعهَ ۚا لَه‬±‫ًا ِإاَّل ُو ۡس‬±‫ ٱهَّلل ُ نَ ۡفس‬±‫ف‬ ُ ِّ‫اَل يُ َكل‬
‫ى‬±َ‫ص ۡرنَا َعل‬ َ ‫ َأن‬±‫ا َو ۡٱر َحمۡ نَ ۚٓا‬±َ‫ٱغفِ ۡر لَن‬
ُ± ‫ا فَٱن‬±َ‫ َم ۡولَ ٰىن‬±‫ت‬ ۡ ‫ا َو‬±َّ‫ َعن‬±‫ف‬ُ ‫ٱع‬ۡ ‫ َو‬±‫ا بِ ِۖۦه‬±َ‫ لَن‬±َ‫ا اَل طَاقَة‬±‫ا َم‬±َ‫ا َواَل تُ َح ِّم ۡلن‬±َ‫ن قَ ۡبلِنَ ۚا َربَّن‬±‫ ِم‬±‫ى ٱلَّ ِذي َن‬±َ‫ َعل‬±‫تَهُۥ‬±‫ا َح َم ۡل‬±‫َك َم‬
َ ‫ۡٱلقَ ۡو ِم ۡٱل ٰ َكفِ ِر‬
‫ين‬

Firman Allah SWT maksudnya : “Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai
dengan kesanggupannya,” (QS. al-Baqarah: 286)
4. Kenapa aku merasa lemah dan bersedih hati?

َ ِ‫َ ۡو َن ِإن ُكنتُم ُّم ۡؤ ِمن‬±‫وا َوَأنتُ ُم ٱَأۡل ۡعل‬


‫ين‬ ْ ُ‫وا َواَل تَ ۡح َزن‬
ْ ُ‫َواَل تَ ِهن‬

Firman Allah SWT maksudnya : “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu
bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-
orang yang beriman,” (QS. Ali-Imran: 139)

ِ ‫لر‬±‫وب َج ِميع ًۚا ِإنَّهۥُ هُ َو ۡٱل َغفُو ُر ٱ‬


‫َّحي ُم‬ ْ ُ‫وا َعلَ ٰ ٓى َأنفُ ِس ِهمۡ اَل تَ ۡقنَط‬
َ ُ‫وا ِمن ر َّۡح َم ِة ٱهَّلل ۚ ِ ِإ َّن ٱهَّلل َ يَ ۡغفِ ُر ٱل ُّذن‬ ْ ُ‫ين َأ ۡس َرف‬
َ ‫ي ٱلَّ ِذ‬
َ ‫۞قُ ۡل ٰيَ ِعبَا ِد‬

Firman-Nya lagi yang bermaksud : “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap
diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang,” (QS az-Zumar: 53)
5. Bagaimana harus aku menghadapi dugaan ini?

َ ‫وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُكمۡ تُ ۡفلِح‬


‫ُون‬ ْ ُ‫وا َوٱتَّق‬
ْ ُ‫ُوا َو َرابِط‬
ْ ‫صابِر‬ ْ ‫ٱصبِر‬
َ ‫ُوا َو‬ َ ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬
ۡ ‫وا‬

Firman Allah SWT maksudnya : “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala
kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih
daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah
sempadan) serta bertakwalah kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan),”(QS. Ali-Imran:
200)

َ ‫صلَ ٰو ۚ ِة َوِإنَّهَا لَ َك ِبي َرةٌ ِإاَّل َعلَى ۡٱل ٰ َخ ِش ِع‬


‫ين‬ ْ ُ‫ٱستَ ِعين‬
َّ ‫وا بِٱلص َّۡب ِر َوٱل‬ ۡ ‫َو‬

Firman-Nya lagi yang bermaksud : “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan
mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang
khusyuk” (QS. Al-Baqarah: 45)

6. Apakah balasan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang sabar?

‫ان َو َم ۡن‬ ِ ‫ون َو ۡع ًدا َعلَ ۡي ِه َح ٗقّا فِي ٱلتَّ ۡو َر ٰى ِة َوٱِإۡل ن ِج‬
ِ ۚ ‫يل َو ۡٱلقُ ۡر َء‬ َ ۖ ُ‫ون َوي ُۡقتَل‬
َ ُ‫يل ٱهَّلل ِ فَيَ ۡقتُل‬
ِ ِ‫ون فِي َسب‬ َ ُ‫ين َأنفُ َسهُمۡ َوَأمۡ ٰ َولَهُم بَِأ َّن لَهُ ُم ۡٱل َجنَّ ۚةَ يُ ٰقَتِل‬ َ ِ‫ٱشتَ َر ٰى ِم َن ۡٱل ُم ۡؤ ِمن‬ ۡ َ ‫•۞ِإ َّن ٱهَّلل‬
‫ك هُ َو ۡٱلفَ ۡو ُز ۡٱل َع ِظي ُم‬ َ ِ‫ُوا بِبَ ۡي ِع ُك ُم ٱلَّ ِذي بَايَ ۡعتُم ِب ِۚۦه َو ٰ َذل‬
ْ ‫ٱستَ ۡب ِشر‬ ۡ َ‫َأ ۡوفَىٰ بِ َع ۡه ِد ِهۦ ِم َن ٱهَّلل ۚ ِ ف‬

Firman Allah SWT maksudnya : “Sesungguhnya Allah telah membeli daripada orang-orang mukmin, diri, harta
mereka dengan memberikan syurga untuk mereka….,” (QS. At-Taubah: 111)
7. Kepada siapa aku berharap?

‫ش ۡٱل َع ِظ ِيم‬ ۡ ُ ۖ ‫•فَِإن تَ َولَّ ۡو ْا فَقُ ۡل َح ۡسبِ َي ٱهَّلل ُ ٓاَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل هُ ۖ َو َعلَ ۡي ِه تَ َو َّك ۡل‬
ِ ‫ت َوهُ َو َربُّ ٱل َع ۡر‬
Firman Allah SWT maksudnya : “Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Hanya
kepadaNya aku bertawakal,” (QS At-Taubah: 129)

•Hati Mukmin akan tenang dan bahagia apabila hati dan jiwanya bergantung kepada Allah SWT setiap
masa. Tidak ada pengharapan yang lain melainkan mengharap dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada
Allah SWT.

•Hati yang tenang dan bahagia adalah satu kurniaan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang
dikasihi-Nya. Hati yang sejahtera ini tidak akan putus asa dan rasa kecewa walaupun dia dikecewakan
oleh insan lain kerana pertalian yang kukuh di antara hatinya dengan kecintaan kepada Allah SWT.

•Hati Mukmin akan sentiasa berbaik sangka terhadap takdir Allah SWT kerana sesungguhnya setiap
kejadian ciptaan Allah SWT mengandungi hikmah dan kebaikan yang tidak dapat difikirkan oleh akal
manusia.

•Itulah kemukjizatan Al-Qur’an yang mampu membuat pembacanya luluh hatinya, sehingga dengan kita
dekat dengan Al-Qur’an, insyaAllah hati akan tenang dan pikiran pun akan selalu berada dalam kesucian.
SOLUSI SEMUA MASALAH [QS. NUH : 10-13

‫ا‬±‫ر ا َّم‬±ٗ َ‫ َأ ۡن ٰه‬±‫ل لَّ ُك ۡم‬±‫ َويَ ۡج َع‬±‫ت‬ ٰ ُ ‫فَقُ ۡل‬


ْ ‫تَ ۡغفِر‬±‫ ٱ ۡس‬±‫ت‬
ٖ َّ‫ َجن‬±‫ل لَّ ُك ۡم‬±‫ َويَ ۡج َع‬±‫ َوبَنِي َن‬±‫م بَِأمۡ ٰ َو ٖل‬±‫ار ا َويُمۡ ِد ۡد ُك‬ ±ٗ َّ‫ َغف‬±‫ َكا َن‬±‫ ِإنَّهُۥ‬±‫ُوا َربَّ ُك ۡم‬
±ٗ ‫م ِّم ۡد َر‬±‫ َمٓا َء َعلَ ۡي ُك‬±‫ َّس‬±‫ ِل ٱل‬±‫ار ا ي ُۡر ِس‬
‫ُون هَّلِل ِ َوقَ ٗارا‬
َ ‫لَ ُكمۡ اَل تَ ۡرج‬
10. maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya
Dia adalah Maha Pengampun-,

11. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,

12. dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

13. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?


PETUNJUK AL-QURAN DARI SEBELUM
MANUSIA LAHIR SAMPAI SETELAH KEMATIAN
1. Ketika seorang anak masih dalam kandungan: Q.S: Al-A’raf (7): 189
2. Tentang ASI, kesanggupan orang tua dalam merawat anak, serta musyawarah antara ayah dan ibu: Q.S:
Al-Baqarah (2): 233
3. Cara menasehati anak dalam pendidikan dini (> 2 thn) sampai baligh, bersikap pada orang tua, serta
cara anak bergaul dalam kehidupan sosial:Q.S: Luqman (31): 13-19
4. Anak mulai belajar, agar anak dapat menyerap, mengingat, dan memahami pelajaran dengan baik:Q.S:
At-Taubah (9): 122
5. Agar anak dapat berprestasi di kelas/sekolah: Q.S: Al-Mujadilah (58): 11
6. Agar anak terbebas dari pergaulan bebas: Q.S: Al-Hujurat (49): 13
7. Maka, pilihlah orang yg terbaik dan tempat yang terbaik dalam mendidik anak:Q.S: Ali-Imran (3): 37
8. Tumbuh besar, suka dengan lawan jenis, bila serius untuk menikahinya:Q.S: An-Nisa (4): 4
9. Terjadi pernikahan: Q.S: Ar-Rum (30): 21
10. Setelah pernikahan, bagaimana istri dan suami agar kompak/rukun dalam menjalani Rumah Tangga:
Q.S: An-Nisa (4): 34
11. Tugas seorang suami mencari nafkah, kalau dengan cara yg standar: Q.S: Al-Baqarah (2): 168
12. Sudah bergerak dan rezekinya ingin cepat datang:Q.S: Al-Baqarah (2): 172
13. Kalau belum bergerak, tapi ingin rezeki datang duluan:Q.S: Al-A’raf (7): 96
14. Tugas istri dalam merawat anak agar tidak membantah orang tua: Q.S: Al-Isra (17): 23
15. Apabila kita sakit: Q.S: Asy-Syuaraa (26): 80
16. Bila sakit tersebut menjadi semakin parah/berat:  Q.S: Al-Anbiya (21): 83-84
17. Ditimpa kesulitan/kesukaran dalam setiap perkara: Q.S: Al-Isra (17): 79-81
18. Ketika kesulitan itu semakin berat, seakan-akan semua menjadi gelap:Q.S: Al-Anbiya (21): 87-
88
19. Cara belajar menghadapi persoalan:Q.S: Al-Baqarah (2): 214
20. Solusinya seperti apa dlm menghadapi masalah, agar kita dpt mempelajarinya:Q.S: Ali Imran
(3): 142
21. Belum diberi keturunan, meski usia sudah terlampau jauh: Q.S: Maryam (19): 4-11
22. Bagaimana doanya agar memiliki keturunan?bQ.S: Ali Imran (3): 38-39
23. Bila kita (sebagai anak) panjang umur sampai umur 40 tahun dan org tua masih ada, cara kita
terhadap orang tua:Q.S: Al-Ahqaf (46): 15
24. Bila kita mendapatkan nikmat dari Allah SWT, syukuri: Q.S: Ibrahim (14): 7
25. Bila mendapatkan ujian dari Allah, bagaimana harus bersikap:Q.S: Al-Baqarah (2): 155-157
26. Apakah kita akam hidup selamanya?: Q.S: Ali Imran (3): 185
27. Ada yg meninggal dengan tenang: Q.S: Al-Balad (90): 27-30
28. Ada pula yang meninggal dengan cara yang mengerikan: Q.S: Al-Anfal (8): 50
29. Bagaimana malam pertama dalam alam kubur bagi org beriman: Q.S: Ali Imran (3): 169-
171
30. Malam pertama bagi mereka yg tidak beriman: Q.S: Al-Mu’min (40): 46-48
31. Ada yg masuk surga tanpa hisab: Q.S: Albaqarah (2): 25
32. Ada yg masuk neraka tanpa hisab: Q.S: AlKahfi (18): 100-101
33. Kalau ingin surga yang dekat dengan Rasulullah SAW (Surga ke-1):  Q.S: Ali Imran (3):
31
34. Bagi yang ingin surga yg di bawahnya lagi (Surga ke-2):  Q.S: Az-Zariyat (51): 15-23
35. Bagi yang ingin surganya seluas langit dan bumi (Surga ke-3): Q.S: Ali Imran (3): 133-134
36. Masuk masjid pun dijelaskan dalam Quran: Q.S: At-Taubah (9): 18
37. Bagi yang punya mushala: Q.S: Al-Baqarah (2): 125
38. Bila hanya memiliki mihrab saja: Q.S: Ali Imran (3): 37-39
Insya Allah, semua fase dalam kehidupan ini telah diatur dalam Al-Quran
ALHAMDULILLAH SELESAI
JAZAKUMULLAH KHAIRAL JAZA

You might also like