Professional Documents
Culture Documents
Rangkuman Teori Leinninger Glennata
Rangkuman Teori Leinninger Glennata
Teori trascultural nursing dipandang sebagai pengetahuan tentang individu, keluarga, kelompok,
komunitas, dan institusi dalam sistem perawatan kesehatan yang beragam. Fokus utama teori Leininger
adalah asuhan keperawatan sesuai dan memiliki manfaat bagi orang tanpa melihat latar belakang
budaya yang berbeda atau serupa. Teori Leininger melibatkan pengetahuan dan pemahaman budaya
yang berbeda sehubungan dengan praktik keperawatan.
Transcultural Nursing berfokus pada fakta bawah budaya yang berbeda memiliki perilaku peduli yang
berbeda dan nilai kesehatan dan penyakit yang berbeda, keyakinan, dan pola perilaku. Fokus
berikutnya adalah pada sistem generik, sistem perawatan profesional, dan asuhan keperawatan.
Professional
Professional
Nursing Care
Care Systems
(Caring)
Cultural care preservation or Maintenance
Ini mencakup tindakan dan keputusan yang membantu, mendukung, memfasilitasi atau
memungkinkan profesional yang membantu orang dari budaya tertentu untuk mempertahankan dan/atau
melestarikan nilai-nilai perawatan yang relevan sehingga mereka dapat mempertahankan kesejahteraan
mereka, memulihkan diri dari penyakit.
Tindakan dan keputusan profesional yang membantu, mendukung, fasilitastif, atau memungkinkan
yang membantu orang-orang dari budaya tertentu untuk beradaptasi atau bernegosiasi dengan orang lain
terkait kesehatannya.
Memfasilitasi, mendukung, dan suportif kepada individu atua kelompok untuk memperbaiki atau
meningkatkan cara hidup manusia, kondisi kesehatan (kesejahteraan), untuk menangani cacat dan
situasi kematian.
Pengetahuan asuhan profesional dan keterampilan praktik yang dipelajari secara formal dan
kognitif yang diperoleh melalui lembaga pendidikan yang digunakan untuk memberikan tindakan
bantu, suporif, atau fasilitatif kepada individu atau kelompok untuk meningkatkan kualitas manusia.
Perawatan profesional yang diajarkan, dipelajari, dan ditransmisikan secara formal, kesehatan,
penyakit, kebugaran dan pengetahuan serta keterampilan tertentu.
Sumber:
Madeleine Leininger: Transcultural Nursing Theory
← NMJN Jurnal Keperawatan di Indonesia Terindeks Scopus
Model Sunrise
Dalam model sunrisenya menampilkan visualisasi hubungan antara berbagai konsep yang signifikan ide pelayanan
dan keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan dan merupakan karakteristik dasar dari
keperawatan. Terdapat 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" dan dapat menjadikan inspirasi dalam penelitian
khususnya yang berkaitan dengan asuhan transkultural yaitu :
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama panggilan, umur dan tempat
tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien
dengan kepala keluarga.
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik
atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut
budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah : posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga,
bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan
dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan
individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya. Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan
yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk
klien yang dirawat.
F. Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai
sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien,
sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi,
penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
1. Kelebihan :
a. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan kepada perawat dalam pemberian
asuhan dengan latar belakang budaya yang berbeda.
b. Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan pelaksanaan model-model teori
lainnya (teori Orem, King, Roy, dll).
c. Penggunakan teori ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan berdampak terhadap pasien, staf
keperawatan dan terhadap rumah sakit.
d. Penggunanan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat keputusan yang kompeten dalam
memberikan asuhan keperawatan.
e. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan praktek keperawatan .
2. Kelemahan :
a. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sendiri dan hanya digunakan sebagai
pendamping dari berbagai macam konseptual model lainnya.
b. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi masalah keperawatan sehingga
perlu dipadukan dengan model teori lainnya.
ISBN:9789794489147, 979448914X
Penerbit:Egc
Bahasa:Indonesia
Pengarang:Ns. Asmadi, S.Kep
Buat Kutipan
Daftar isi
Aplikasi Konsep Dan Prinsip Transkultural
Nursing Sepanjang Daur Kehidupan Manusia
Kehamilan dan kelahiran bayi pun dipengaruhi oleh aspek sosial dan budaya
dalam suatu masyarakat. Dalam ukuran-ukuran tertentu, fisiologi kelahiran secara
universal sama. Namun proses kelahiran sering ditanggapi dengan cara-cara yang
berbeda oleh aneka kelompok masyarakat (Jordan, 1993). Berbagai kelompok yang
memiliki penilaian terhadap aspek kultural tentang kehamilan dan kelahiran
menganggap peristiwa itu merupakan tahapan yang harus dijalani didunia. Salah satu
kebudayaan masyarakat kerinci di Provinsi Jambi misalnya, wanita hamil dilarang
makan rebung karena menurut masyarakat setempat jika wanita hamil makan rebung
maka bayinya akan berbulu seperti rebung. Makan jantung pisang juga diyakini
menurut keyakinan mereka akan membuat bayi lahir dengan ukuran yang kecil.
Perawatan Dan Pengasuhan Anak
Kasus yang dibahas ini adalah kasus pada pasien pasca melahirkan. Kasus ini pada
umumnya menggunakan format pengkajian pasca melahirkan. Penggunaan format
pengkajian ini pada umumnya hanya melihat kebutuhan fisik pada ibu melahirkan.
Penggunaan pengkajian aspek budaya pada saat ini dianggap penting karena bila
perawat tidak melihat konteks budaya maka pasien mungkin saja mengikuti apa yang
dianjurkan oleh perawat tetapi hanya pada saat dirawat, setelah kembali ke rumah
karena kuatnya pengaruh budaya maka pasien akan kembali kepada budayanya sendiri.
Bila hal ini terjadi maka tujuan dari asuhan keperawatan tidak akan tercapai.
Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistemis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer, Taptich & Bemochi,1996).
Pengkajian pada konteks budaya didefinisikan sebagai proses mengumpulkan data
untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya
klien (Giger and Davidhizar,1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen
yang ada pada “sunrise model” yaitu :
1) Faktor teknologi
2) Faktor agama dan falsafah hidup
3) Faktor sosial dan keterikatan keluarga
4) Nilai budaya dan gaya hidup
5) Faktor ekonomi
6) Faktor pendidikan
7) Faktor politik dan peraturan yg berlaku
Diagnosa Keperawatan
Terdapat tiga diagnose keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan
transcultural yaitu: gangguankomunikasi verbal berhubunagan dengan perbedaan
kultural, gangguan interaksi sosial berhubungan dengan system nilai yang diyakini.
Pada kasus ini diagnosa yang diangkat adalah resiko ketidakpatuhan dalam
pengobatan yang berhubungan dengan system nilai yang diyakini . diagnosa yang
diangkat berdasarkan data yaitu ASI (colostrum) tidak diberikasn kepada bayi,
diberikannya pisang pada hari hari pertama bayi lahir dan ibu tidak diperbolehkan
makan makaan protein hewani yang berbau amis misalkan ikan. Data-data tersebut
lebih cenderung kepada diagnosa ketidakpatuhan pengobatan karena system nilai yang
dimiliki pasien sangat kuat.
Perencanaan dan pelaksanaan
Untuk mengatasi budaya klien dimana dimana klien tidak diperbolehkan makan
makanan protein hewani yang berbau amis misalkan telur dan ikan, tindakan yang
dilakukan adalah mengakomodasi budaya klien yang tidak menguntungkan. Intervensi
yang diberikan adalah mengganti protei nabati atau hewan yang tidak berbau amis
misalnya daging ayam. Sedangkan budaya yang merugikan kesehatan bayiyaitu
dibuangnya kolostrum dan diberi makan pisang maka perawat harus mampu mengubah
budaya klien. Hanya saja dalampelaksanaan tindakanya tidak dapat langsung
menyalahkan teteapi dengan dukungan, dengan pemberian informasi yang adekuat dan
dengan penuh kesabaran serta menggunakan pihak ke3 yang memiliki pengaruh yang
cukup kuat dari daerah tersebut.
Evaluasi
Kemajuan perkembangan pasien dilihat dari apakah klien mengganti protein
hewani dengan protein nabati untuk memenuhi kecukupan gizi ibu dan bayi,
apakah ibnu tidak membuang kolostrum dan apakah ibu tidak memberikan
makanan tambahan selain hanya ASI. Bila ini tidak berhasil maka petugas harus
melakukan evaluasi ketidakberhasilan dan berupayamemberikan penyuluhan
kepada masyarakat yang ada didaerah tersebut serta melibatkan INDUNG
BEURANG Agar tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.
ISBN:9789794489147, 979448914X
Penerbit:Egc
Bahasa:Indonesia
Pengarang:Ns. Asmadi, S.Kep
Buat Kutipan
Daftar isi
Kesimpulan
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu. Oleh sebab itu,
penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat. misalnya
kebiasaan hidup sehari-hari, seperti tidur, makan, pekerjaan, pergaulan sosial dan lain-
lain. Kultur juga terbagi dalam sub kultur.
Nilai-nilai budaya timur masih sangat kental, seperti misalnya wanita yang sedang
hamil ingin diperiksa oleh bidan atau perawat wanita daripada dengan dokter pria. Hal
ini menunjukkan bahwa budaya timur masih kental dengan hal-hal yang dianggap tabu.
Dalam Masyarakat tradisional sistem pengobatan tradasional ini adalah pranata sosial
yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari pranata sosial
umumnya dan bahwa praktek pengobatan asli (tradisional) adalah rasional dilihat dari
sudut kepercayaan yang berlaku mengenai sebab akibat.