You are on page 1of 32

IMMUNISASI

Oleh : Rotua Lenawati


Tindaon.,SST.,M.Kes.
DEFENISI

• Imunisasi adalah suatu upaya untuk


menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan.
• Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang
sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh
atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid,
protein rekombinan yang bila diberikan kepada
seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik
secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu.
• Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yang selanjutnya disingkat
KIPI adalah kejadian medik yang berhubungan dengan
imunisasi baik berupa efek vaksin ataupun efek samping,
toksisitas, reaksi sensitifitas, efek farmakologis maupun
kesalahan program, koinsidens, reaksi suntikan atau hubungan
kausal yang tidak dapat ditentukan.
Jenis-jenis Vaksin
Vaksin Bakteri Vaksin Virus

•Campak
• BCG • Parotitis
Vaksin • OPV
• Rubela
Hidup • Yellow
• Varisela
Fever

• Difteria • Meningo • Influenza


Vaksin • Tetanus • Pneumo • IPV
Inaktif • Pertusis • Hib • Rabies
• Kolera • Typhim Vi • Hepatitis B
• Hepatitis A
@Vaksin – vaksin Baru
• Vaksin Pertussis acelluler (DPaT)
• Vaksin kombinasi (DPT-Hib, DPaT-Hib)
• Vaksin influenza
• Vaksin polisakarida: Haemophylus
influenzae (Hib), Salmonella typhi,
Pneumokokus, Meningokokus, Hepatitis A
• Vaksin polio injeksi = in-activated
(injectable) polio vaccine (IPV)
Vaksin Hepatitis B
1.Vaksin Hepatitis B
(Engerix-B, Euvax-B, Hepvac-B)
• Penyimpanan : 2 – 8 º C, uji kocok
• Penyuntikan : intramuskular, jangan di gluteal
• KIPI
– Reaksi lokal kemerahan, nyeri, bengkak, demam ringan 2
hari.
– Reaksi sistemik : mual muntah, nyeri kepala, nyeri otot,
sendi
Vaksin Polio Oral
2. Vaksin Polio Oral (OPV )
• Virus hidup, dilemahkan
• Virus poliomielitis tipe 1, 2, 3 strain Sabin
• Penyimpanan : dalam suhu minus 20ºC
potensi sampai 2 thn
• dlm suhu 2 – 8ºC potensi hanya sampai 6
bulan
• Setelah dibuka, dalam suhu 2 – 8ºC potensi
hanya sampai 7 hari
• Tidak beku, ada sorbitol
• Sedang diare : boleh divaksin, 4 minggu
kemudian beri 1 dosis sebagai dosis
tambahan
Vaksin Polio Injeksi (Injectable/inactivated
Polio Vaccine = IPV)
3.Vaksin BCG
• Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan
• Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 – 8ºC (bukan
freezer), hanya 3 jam
• Kering : simpan dlm suhu 2 – 8ºC, lebih baik
dalam freezer,
• Jangan kena sinar matahari
• Dosis : 0.05 ml intrakutan, deltoid kanan
Buku Imunisasi di Indonesia 2001, hal 80
Vademecum Biofarma, 2002
Vaksin BCG kering + pelarut
Vaksin DTPw (whole cells) dan TT
Vaksin DTPa (aselular)
4. Vaksin Difteri Tetanus Pertusis
• Difteria dan tetanus : toksoid yang dimurnikan
• Pertusis : bakteri mati, teradsorbsi dlm Al fosfat
• Tiap 1ml :40 Lf toksoid difteria, 24 OU pertusis, 15
Lf toksoid tetanus, Al fosfat 3 mg, thimerosal 0,1
mg.
• Simpan dan transportasi dalam 2 – 8ºC, jangan
dalam freezer
• Kocok sampai homogen, bila ada gumpalan atau
endapan jangan digunakan
Vaksin Tetanus
• Tujuan
– Eliminasi tetanus neonatorum
– Cegah tetanus
• Target imunisasi tetanus 5 kali
– 3 dosis saat bayi = 2 dosis toksoid dewasa
– dosis ke-4 (18-24bl) kekebalan + 5 th
– Dosis ke-5 (masuk SD) kekebalan + 10 th
– Dosis ke-6 (keluar SD, TD atau dT) kekebalan +
20 th
Vaksin Campak + pelarut
5.Vaksin Campak
• Virus hidup dilemahkan, jangan kena sinar
matahari
• Vaksin kering : sebaiknya simpan < 0º C atau
< 8ºC, lebih baik minus 20 º C. Pelarut tidak
boleh beku.
• Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 – 8ºC
maksimum 8 jam
• Tiap 0,5 ml mengandung
– 1000 u virus strain CAM 70
– 100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisin
• Dosis 0,5 ml, subkutan, di deltoid lengan atas
Penyediaan vaksin dan alat-alat

• Vaksin + pelarut khusus


• termos, ice-packed, es batu
• peralatan vaksinasi (alat cuci tangan,
pemotong ampul, alat suntik sekali pakai,
kapas alkohol, plester, kotak limbah)
• Alat penanganan kedaruratan (adrenalin,
kortikosteroid, selang dan cairan infus,
oksigen),
• Pencatatan : Buku KIA, KMS, blangko
vaksinasi
VVM = Vaccine Vial Monitor

Sri Sofyani, Dept. IKA FK USU-RS HAM 22


Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI 2004
Jenis Umur Pemberian Vaksinasi
Vaksin Bulan Tahun
lhr 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12

BCG
HepB 1 2 3

Polio 0 1 2 3 4 5

DTP 1 2 3 4 5

Campak 1 2

Hib 1 2 3 4

MMR 1 2

Tifoid Ulangan tiap 3 th

HepA Sri Sofyani, Dept. IKA FK USU-RS HAM 2x interval 6-1223bln


Penyuntikan dan penetesan vaksin

• Bicara pada bayi dan anak


• Tentukan lokasi penyuntikan : paha, lengan
• Posisi bayi / anak : nyaman dan aman
• Desinfeksi
• Pegang; peregangan kulit, cubitan
• Penyuntikan: dosis, sudut, cara
• Tetesan: dosis, hati-hati dimuntahkan
• Penekanan bekas suntikan
• Membuang alat suntik bekas
• Penulisan tanggal vaksinasi di kolom yang sudah
disediakan
Teknik dan posisi penyuntikan
• Bayi digendong pengasuh,
• Anak dipeluk dipangkuan menghadap pengasuh
• Otot yang akan disuntik dalam posisi lemas (relaks)
• Tungkai : sedikit rotasi ke dalam
• Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku
• Anak dipersilahkan memilih lokasi suntikan
• Metode Z tract : sebelum jarum disuntikkan geser
kulit dan subkutis ke samping, setelah disuntik
kemudian lepaskan
• Jarum disuntikan dengan cepat
• Bila suntikan lebih dari 1 kali, disuntikan bersamaan

Posisi anak pada waktu vaksinasi

Posisi Anak yang Salah
Posisi Bayi dalam
Gendongan Ibu pada
Penyuntikan BCG
Penetesan vaksin polio

Teknik Pemberian Vaksin
Intramuscular
Subcutaneous e.g. hepatitis A and B,
e.g. measles, mumps, DTP
rubella, varicella

Intradermal
BCG
Oral
e.g. polio
Sisa vaksin
• BCG
– setelah dilarutkan harus segera diberikan dalam 3
jam (simpan dalam suhu 2 – 8 ◦ C)
• Polio
– Setelah dibuka harus segera diberikan dalam 7 hari
(simpan dlm suhu 2 – 8 ◦ C)
• DPT
– Bila ada penggumpalan atau partikel yang tidak
hilang setelah dikocok  jangan dipakai
• Campak
– Setelah dilarutkan harus diberikan dlm 8 jam
(simpan dlm suhu 2 – 8 ◦ C)
TERIMA KASIH

You might also like