You are on page 1of 38

INFEKSI

ODONTOGEN
KELOMPOK DISKUSI INFEKSI ODONTOGEN 2
BEDAH MULUT :
1. Syifa Amalatun Nisa 4021060
2. Shiky Putri Perwardani 4021058
3.Riska Dewi Alfina 4021052
4. Tiara Adelina 4021062
5. Francisco Xavier Punef 4021074

Instruktur diskusi:
Drg. Achmad Gigih A.P.
Definisi Infeksi Odontogen

Infeksi odontogen adalah proses infeksi yang terjadi pada


gigi atau struktur penyangganya. jaringan pendukung gigi
mengalami infeksi yang meluas dari periodonsium ke apeks
yang melibatkan jaringan tulang periapikal.
Port De Entry Infeksi Odontogen

Pulpoperiapikal Periodontal Perikoronal

Jalur masuknya bakteri melalui Jalur masuknya bakteri melalui Perikoronal atau disebut juga
jaringan enamel, dentin, ruang jaringan penyangga gigi mulai operculum merupakan bagian
pulpa, hingga ke apikal gigi. dari gingiva hingga ke struktur dari jaringan gingiva yang
Infeksi. Biasanya oleh karena periodontal. Infeksi yang terjadi berada pada sekitar gigi yang
karies gigi pada jalur ini akan diawali oleh belum erupsi sempurna
penumpukan plak dan kalkulus.
Etiologi Infeksi Odontogen
Infeksi odontogen disebabkan oleh bakteri yang merupakan flora normal
dalam mulut, yaitu bakteri dalam plak, dalam sulkus gingiva, karies gigi dan mukosa
mulut.untuk mengetahui jenis bakteri dalam infeksi ini dapat dilakukan pemeriksaan
kultur.

60% Bakteri anaerob


Bakteri anaerob seperti alpha-hemolytic
Streptococcus, Peptostreptococcus,
Peptococcus, Eubacterium, Bacteroides
(Prevotella) melaninogenicus, dan
35% Bakteri
Fusobacterium. fakultatif anaerob

5% Bakteri aerob Infeksi campuran bakteri aerob dan


anaerob yaitu sekitar 35%

Bakteri aerob sendiri jarang


menyebabkan infeksi odontogen yaitu
hanya sekitar 5%.
Penyebaran Infeksi Odontogen
01 Perkontinuitatum
02 limfogen
Perluasan infeksi odontogen atau infeksi Gingiva dan jaringan lunak pada rongga
yang mengenai struktur gigi (pulpa dan mulut kaya dengan aliran limfatik, sehingga
periodontal) melalui jaringan ikat ke daerah infeksi pada rongga mulut dapat dengan
periapical, selanjutnya menuju kavitas oral mudah menjalar ke kelenjar limfe regional.
dengan menembus lapisan kortikal
vestibular dan periosteum dari tulang rahang

03 Hematogen
Penyebaran hematogen terjadi melalui thrombophlebitis vena wajah
yang menyebabkan thrombosis sinus cavernosus dan masuk
kedalam cranium. Jalur hematogen lainnya adalah melalui sirkulasi
general. Bakteri rongga mulut dapat menyebabkan infeksi sistemik,
misalnya kearah jantung yaitu sub bacterial endocarditis (SBE)
Pola penyebaran Perkontinuitatum

Spasium primer dan sekunder


Infeksi odontogenik yang paling sering berlanjut dari
komplikasi dari abses periapikal. Pus yang mengandung
bakteri pada abses periapikal akan berusaha keluar dari
apeks gigi, menembus tulang, dan akhirnya ke jaringan
sekitarnya, salah satunya adalah spasium wajah. Gigi
mana yang terkena abses periapikal ini kemudian yang
akan menentukan jenis dari spasium wajah yang terkena
infeksi. Tulang hyoid merupakan struktur anatomis yang
paling penting pada leher yang dapat membatasi
penyebaran infeksi.
Klasifikasi spasium infeksi odontogen
Spasium diklasifikasikan menjadi spasium primer dan spasium sekunder.
Spasium primer adalah area yang secara klinis dapat dilakukan palpasi karena terletak
superfisial pada wajah. Spasium sekunder adalah area yang secara klinis sulit untuk
dilakukan palpasi dan membutuhkan pemeriksaan penunjang untuk evaluasinya.

spasium primer maxilla:


Spasium sekunder:
1. Spasium canine
2. Spasium buccal 1. Spasium submasseter
3. Spasium ruang infratemporal. 2. Spasium pterygomandibular
3. Spasium superficial temporal dan dalam
4. Spasium pharyngeal
5. Spasium retropharyngeal
spasium primer mandibula: 6. Spasium prevertebral
1. Spasium submental
2. Spasium buccal
3. Spasium ruang submandibular
4. Spasium sublingual
Spasium Primer Maksila
spasium primer maksila:
1. Spasium canine
2. Spasium buccal
3. Spasium ruang infratemporal.
1. Spasium canine
Letak anatomis:
Terletak antara m. levator anguli oris dan m. levator labii superior

Manifestasi Klinis :
Penderita yang mengalami infeksi pada spasium kanius mengeluhkan
pembengkakan dan sembab dibawah mata. Kulit terlihat kemerahan dan
edema, sehingga lipatan nasolabial menghilang serta nyeri tekan.

Etiologi:
Umumnya infeksi gigi maksila akan menembus korteks labial buccal dan
juga menembus dibawah otot yang melekat pada maksila, sehingga abses
pada maksila (abses vestibular). Bila inklinasi insisif maksila lebih ke labial
atau infeksi menyebar dari akar palatal molar maksila akan menimbulkan
abses palatal. Pada kaninus maksila, karena akar yang panjang infeksi akan
menembus tulang dan superior terhadap otot levator anguli oris sehingga
menimbulkan abses pada fosa kanina spasium kaninus.

Keterangan gambar: a.penyebaran abses pada fossa kanina. b. gambaran klinis regio abses terdapat pembengkakan pada regio
infraorbital dan nasolabial fold berwarna kemerahan.
Penatalaksanaan abses Spasium canine
Insisi untuk drainase dilakukan intraoral di lipatan mucobuccal (sejajar dengan
tulang alveolar), di daerah kaninus. hemostat kemudian dimasukkan, dan ditempatkan di
kedalaman akumulasi purulen sampai bersentuhan dengan tulang. Akhirnya, saluran karet
ditempatkan, yang distabilkan dengan jahitan pada mukosa

Gambar 1 Gambar 2
Keterangan gambar 1: Insisi pada lipatan vestibular untuk drainase abses fossa kaninus. sebuah ilustrasi diagram. b. Foto klinis.
Keterangan gambar 2 :Penyisipan hemostat dan eksplorasi rongga abses sejauh permukaan tulang, untuk memfasilitasi drainase pus
2. Spasium buccal
Letak Anatomis:
Terletak antara otot buccinators dan kulit superfisial fasia. Otot buccinators terletak
superior sepanjang maksila dari premolar dan terletak di inferior bagian permukaan
lateral mandibula. Infeksi pada molar maksila sering menembus tulang dan superior
terhadap insersi otot buccinator yang akan menimbulkan infkesi pada spasium
buccal

Etiologi
Walaupun infeksi pada spasium buccal kebanyakan akibat penyebaran infeksi
infeksi dari gigi maksila, infeksi pada molar mandibula juga dapat mengenai
spasium ini
Manifestasi Klinis:
Terjadi pembengkakan pipi, yang memanjang dari arkus zigomatikus sampai batas
inferior mandibula, dan dari batas anterior ramus ke sudut mulut. Kulit muncul
tautan dan merah, dengan atau tanpa fluktuasi abses, yang jika diabaikan, dapat
menyebabkan drainase spontan

Keterangan gambar: a .Abses ruang buccal. penyebaran abses ke lateral buccinator otot. b Foto klinis menunjukkan
pembengkakan di pipi kanan
Penatalaksanaan abses Spasium buccal
Pertama dilakukan akses ke ruang buccal biasanya di intraoral karena tiga alasan utama:
1. Karena abses berfluktuasi secara intraoral di sebagian besar kasus.
2. Untuk menghindari cedera pada saraf wajah.
3. Untuk alasan estetika.
Insisi intraoral dibuat di daerah posterior mulut, dalam arah anteroposterior dan sangat hati-hati untuk
menghindari cedera duktus parotis. Sebuah hemostat kemudian digunakan untuk menjelajahi ruang secara
menyeluruh. Insisi ekstraoral dibuat ketika akses intraoral tidak akan memastikan drainase yang memadai,
atau ketika nanah berada jauh di dalam ruang. Sayatan dibuat kira-kira 2 cm di bawah dan sejajar dengan batas
inferior dari mandibula

Keterangan gambar: a. Karet drain distabilkan pada posisinya dengan jahitan. sebuah ilustrasi diagram. b. Foto klinis
3. Spasium Infratemporal
Letak Anatomis
Terletak posterior maksila, medial berbatasan dengan lempeng lateral
prosesus pterygoid tulang sfenoid dan superior berbatasan dengan dasar
tengkorak. Lateral spasium menyambung dengan spasium temporal bagian
dalam. Spasium infratemporal dan temporal saling berhubungan dan tidak
jarang spasium ini terkena infeksi bersamaan.

Etiologi
Proses infeksi didaerah ini bisanya dikarenakan trauma gigi posterior
maksila dan biasanya terdapat penonjolan jaringan tepat diatas dan di bawah
arkus zigomatikum

Manifestasi Klinis
Trismus dan nyeri selamapembukaan mulut dengan deviasi lateral ke
arahsisi yang terkena, edema di daerah anteriortelinga yang memanjang di
atas lengkungan zygomatic, serta edema kelopak mata diamati

Keterangan gambar: a penyebaran abses ke dalam ruang infratemporal. b Foto klinis abses infratemporal. Pembengkakan daerah
arkus zigomatikus kanan danoedema kelopak mata
Penatalaksanaan abses Spasium Infratemporal
Insisi untuk drainase abses adalah dibuat secara intraoral, pada kedalaman lipatan
mukobuccal, dan, lebih khusus, secara lateral (buccal) ke molar ketiga rahang atas dan medial ke
prosesus koronoideus, dalam arah superoposterior . hemostat dimasukkan ke dalam ruang abses.
Drainase abses mungkin dilakukan secara ekstraoral dalam kasus-kasus tertentu. Insisi dilakukan
pada mukosa dalam arah superior, sekitar 3 cm. Titik awal dari insisi adalah sudut yang dibuat oleh
persimpangan proses frontal dan temporal tulang zygomatic. Drainase abses dicapai dengan
sebagian besar melengkung, yang dimasukkan melalui kulit ke dalamakumulasi purulen

Keterangan gambar :Insisi di kedalaman lipatan Vestibular


untuk insisi dan drainase abses infratemporal
Spasium Primer Mandibula

spasium primer mandibula:


1. Spasium submental
2. Spasium buccal
3. Spasium ruang submandibular
4. Spasium sublingual
1. Spasium Submental
Letak Anatomis:
Spasium ini terletak diantara m.milohioid dan m.plastima. di depannya melintang
m.digastrikus, berisi kelenjar limfe submental. Perjalanan abses kebelakang dapat
meluas ke spasium mandibula dan sebaliknya

Etiologi:
Proses infeksi didaerah ini biasanya dikarenakan berasal dari spasium submandibula.
Gigi penyebab biasanya gigi anterior atau premolar.

Manifestasi Klinis:
Adanya selulitis pada regio submental. Tahap akhir akan terjadi supuratif dan pada
perabaan fluktuatif positif. Adanya pembengkakan. Kadang-kadang gusi disekitar gigi
penyebab lebih merah dari jaringan sekitarnya.
Keterangan gambar: a penyebaran abses ke dalam ruang submental. b Foto klinis abses submental
Penatalaksanaan abses submental
Setelah anestesi lokal dilakukan sekitar abses, insisi pada kulit dibuat di bawah dagu,
dalam arah horizontal dansejajar dengan batas anterior dagu .Nanah kemudian dikeringkan
dengan cara yang sama seperti pada kasus lainnya.
Penatalaksanaan abses submental
2. Spasium Buccal
Letak Anatomis:
Di batasi oleh kulit superfisial wajah pada bagian lateral dan muskulus
buccinator pada bagian medial.

Etiologi :
Spasium ini dapat terlibat baik akibat perluasan infeksi gigi pada maksila
maupun mandibula. Selain itu,spasium buccal terjadi akibat infeksi yang
merusak tulang di atas perlekatan muskuluss buccinator

Manifestasi klinis:
pembengkakan di sudut zygomaticus dan sekitar bawah dari mandibular.abses
membesar pada mukosa buccal dan menonjol ke dalam rongga mulutdan batas
tegas yang terlihat pada lengkung zygomaticus dan batas bawah mandibula.

Keterangan gambar: a penyebaran abses ke dalam ruang buccal. b Foto klinis abses buccal
3. Spasium Submandibular
Letak Anatomis:
Di batasi oleh kulit superfisial wajah pada bagian lateral dan muskulus buccinator pada bagian medial. Spasium
ini terletak dibagian bawah m.mylohioid yang memisahkannya dari spasium sublingual. Lokasi ini di bawah
dan medial bagian belakang mandibula.Dibatasi oleh m.hiooglosus dan m.digastrikus dan bagian posterior oleh
m.pterigoid eksternus. Berisi kelenjar ludah submandibula yang meluas ke dalam spasium sublingual. Juga
berisi kelenjar limfe submaksila. Pada bagian luar ditutup oleh fasiasuperfisial yang tipis dan ditembus oleh
arteri submaksilaris eksterna

Etiologi:
Infeksi pada spasium ini dapat berasal dari abses dentoalveolar, abses periodontal dan perikoronitis yang
berasal dari gigi premolar atau molar mandibula.

Manifestasi klinisInfeksi:
pembengkakan sedang di daerah submandibular, yang menyebar, menciptakan edema yang lebih besar dan
kemerahan pada kulit. Juga sudut mandibula, rasa sakit selama palpasi dan trismus moderat karena keterlibatan otot
pterygoid medial.

Keterangan gambar: a penyebaran abses ke dalam ruang submandibular. b Foto klinis abses submandibular
Penatalaksanaan abses submandibular
Penatalaksanaan abses submandibular
4. Spasium Sublingual
Letak Anatomis:
Spasium sublingual dari garis median oleh fasia yang tebal, terletak diatas m.milohioid dan bagian
medial dibatasi oleh m.genioglosus dan lateral oleh permukaan lingual mandibula

Etiologi:
Gigi yang paling sering menyebabkan infeksi pada ruang sublingual adalah gigi anterior mandibular,
premolar dan molar pertama, yang apeksnya ditemukan di atas perlekatan otot mylohyoid. Juga, infeksi
dapat menyebar ke iniruang dari ruang-ruang lain.

Manifestasi klinis:
Gejala klinis ditandai dengan pembengkakan dasar mulut dan lidah terangkat, bergerser ke
sisi yang normal. Kelenjar sublingual aan tampak menonjol karena terdesak oleh akumulasi
pus di bawahnya. Penderita akan mengalami kesulitan menelen dan terasa sakit.

Keterangan gambar: a penyebaran abses ke dalam ruang sublingual. b Foto klinis abses sublingual
Penatalaksanaan abses sublingual
Spasium Sekunder
Spasium sekunder:
1. Spasium Submasseter
2. Spasium pterygomandibular
3. Spasium superfisial temporal dan dalam
4. Spasium pharyngeal
5. Spasium retropharyngeal
6. Spasium prevertebral
1. Spasium Submasseter
Letak Anatomis :
Berjalan ke bawah dan ke depan diantara insersi otot masseter bagian
superfisialis dan bagian dalam. Spasium ini berupa suatu celah sempit yang
berjalan dari tepi depan ramus antara origo m.masseter bagian tengah dan
permukaan tulang. Keatas dan belakang antara origo m.masseter bagian tengah
dan bagian dalam. Disebelah belakang dipisahkan dari parotis oleh lapisan tipis
lembar fibromuskular

Etiologi :
Infeksi pada spasium ini berasal dari gigi molar tiga rahang bawah,
berjalan melalui permukaan lateral ramus ke atas spasium ini

Manifestasi Klinis :
Gejala klinis dapat berupa sakit berdenyut diregio ramus mansibula bagian dalam,
pembengkakan jaringan lunak muka disertai trismus yang berjalan cepat, toksik dan delirium.
Bagian posterior ramus mempunyai daerah tegangan besar dan sakit pada penekanan

Keterangan gambar: a penyebaran abses ke dalam ruang submasseter. b Foto klinis abses submasseter
Penatalaksanaan abses submasetter

Penatalaksanaan abses ini pada dasarnya di intraoral, dengan sayatan yang


dimulai di koronoid prosesus dan berjalan di sepanjang batas anterior ramus
menuju lipatan mukobuccal, kira-kira sejauh molar kedua. Sayatan juga dapat
dibuat secara ekstraoral pada kulit, di bawah sudut mandibula. Dalam kedua
kasus, hemostat adalah dimasukkan, yang berlangsung sejauh pusat supurasi dan
sampai bersentuhan dengan tulang. Karena akses jauh dari akumulasi purulen,
seringkali sulit untuk mengalirkan area dengan baik, sehingga sering kambuh.
2. Spasium Pterigomandibular

Letak Anatomis :
Terletak di sebelah lateral muskulus pterigomandibula medialis dan medial mandibula. Merupakan tempat injeksi
anestesi lokal untuk blok saraf alveolaris inferior. Penyebaran infeksi terutama berasal dari spasium submandibula dan
sublingual

Etiologi :
Penyebab utama abses pada spasium ini adalah infeksi dari gigi molar tiga atau akibat dari suatu blok nervus
alveolaris inverior, jika sisi penetrasi dari needle terinfeksi (pericoronitis).

Manifestasi Klinis :
Gejala klinis pada infeksi spasium ini adalah trismus yang parah dan sedikit edema ekstraoral yang tidak biasanya
tampak pada sudut mandibula. Secara intraoral, edema dari palatum lunak tampak pada sisi yang terinfeksi
sehingga terjadi perpindahan tempat dari uvula dan dinding faringeal lateral. Perawatan dapat dilakukan dengan
cara insisi dan drainase dilakukan mukosa rongga mulut dan lebih spesifik sepanjang crest temporal mesial. insisi
seharusnya sepanjang 1,5 cm dan dalamnya -4 mm. Suatu hemostat bengkok kemudian dimasukkan, yang
berjalan ke posterior dan lateral sampai berkontak dengan permukaan medial ramus mandibula. Abses di drain,
memungkinkan pengeluaran pus sepanjang tangkai instrumen.
Penatalaksanaan abses Pterigomandibular

Insisi untuk drainase dilakukan pada mukosa rongga mulut dan, lebih khusus,
sepanjang puncak temporal mesial . Insisi harus panjang 1,5 cm dan kedalaman
3-4 mm. Sebuah melengkung hemostat kemudian dimasukkan, yang berlanjut ke
posterior dan lateral sampai bersentuhan dengan permukaan dial ramus. Abses
dikeringkan, memungkinkan evakuasi nanah di sepanjang batang instrumen
3.Spasium Temporal Superfisial dan Dalam
Letak Anatomis :
Terletak posterior dan superior spasium pterigomandibula dan lateral
muskulus pterigomandibula. Spasium ini membelah muskulus temporalis
menjadi dua bagian, bagian, superfisialis yang meluas ke fasia temporal
dan bagian dalam yang berhubungan dengan spasium infratemporal

Etiologi :
Infeksi pada spasium temporalis disebabkan oleh perluasan dari infeksi
pada spasium infratemporalis yang saling berhubungan

Manifestasi Klinis :
Gejala klinis ditandai dengan edema yang sakit pada fascia temporalis,
trismus (temporal dan muskulus pterygoid mediana terlibat), dan sakit saat
palpasi pada edema. Perawatan dilakukan dengan insisi dan drainase
dilakukan secarahorizontal, pada tepi dari scalp hair dan kira kita 3 cm di
atas dari lengkung zygomatic ini kemudian dilakukan dengan hati-hati
diantara dua lapisan pada fasia temporal hingga muskulus temporalis.
Pergunakan hemostat yang bengkok untuk mendrain abses.

Keterangan gambar: a penyebaran abses ke dalam ruang temporal superfisial


4. Abses Spasium Parafaringeal

Letak Anatomis :
Sebelah belakang oleh glandulaparotis, muskulus prevertebalis dan prosesus stiloideus serta struktur
yang berasal dari prosesus ini. Kebelakang dari spasium ini merupakan lokasi arteri karotis, vena
jugularis dan nervus vagus, serta sturktur saraf spinal, glosofaringeal, simpatik, hipoglosal dan kenjar
limfe. Infeksi pada spasium ini mudah menyebar keatas melalui berbagai foramina menuju bagian otak.
Kejadian tersebut dapat menimbulkan abses otak, meningitis atau trombosis sinus. Bila infeksi berjalan
ke bawah dapat melalui selubung karotis sampai mediastinuim.

Manifestasi Klinis :
Spasium parafaringeal berbentuk konus dengan dasar kepala dan apeks bergabung dengan selubung
karotid. Bagian luar dibatasi oleh muskulus pterigoid interna dan sebelah dalam oleh muskulus
kostriktor.
5. Spasium Retrofaringeal

Letak Anatomis :
terletak di belakang faring, antara muskulus konstriktor faringeal superior dan lapisan alar fasia servikal dan
berasal dari dasar tengkorak meluas ke inferior setinggi servikalis atau torakalis. Infeksi spasium ini merupakan
jalur penyebaran ke spasium prevertebra dan ke diafragma. Infeksi pada spasium ini mudah menyebar ke atas
melaui foramen menuju otak dan berjalan ke bawah melalui selubungkarotis sampai ke mediastinum.

Etiologi :
Infeksi yang berasal dari spasium lateral faringeal yang saling bersebelahan.

Manifestasi Klinis :
Gejala klinis sama dengan yang ditemukan pada abses faringeal lateral secara klinik, kesulitan dalam
pengunyahan yang disebabkan oleh edema pada dinding posterior dari faring. Jika infeksi ini tidak dirawat
maka akan mengakibatkan obstruksi traktus respiratorius atas, ruptur abses sehingga terjadi aspirasi dari pus
ke dalam paru paru, dan perluasan ke daerah mediastinum. Terapi memerlukan drainase melalui spasium
faringeal lateral, dimana infeksi awal biasanya terjadi dan pemberian antibiotik
Penatalaksanaan abses Retrofaringeal

Tergantung pada margin edema, terapi memerlukan insisi posterior yang luas ke
sudut mandibula, berhati-hati tidak untuk melukai cabang masing-masing saraf wajah.
Drainase nanah dicapai setelah diseksi tumpul menggunakan hemostat untuk menjelajahi
koleksi purulen
6. Spasium Prevertebra

Letak Anatomis :
spasium ini meluas dari tuberkel faringeal pada dasar tengkorak sampai diafragma. Infeksi pada
spasium ini dapat meluas ke inferior setinggi diafragma mencakup torak dan mediastinum.

Keterangan gambar: a penyebaran abses ke dalam ruang prevertebra


DAFTAR PUSTAKA

Fragiskos D. Fragiskos. 2007. Oral Surgery. Springer-Verlag Berlin. Heidelberg.


Germany.
Peterson J.Larry , 2003, Oral and Maxillofacial Surgery, 4 th ed, The C.V. Mosby
Company
TERIMA KASIH

You might also like