You are on page 1of 16

ORGANISASI MANAJEMEN

PERKERETAAPIAN DI INDONESIA
By Diana Rendrarini
Pengangkutan Kebutuhan Vital Bagi
Masyarakat
1. Geografis Indonesia
2. Menunjang Pembangunan Segala Sektor
3. Mendekatkan Desa dan Kota
4. Perkembangan Ilmu dan Tekhnologi
5. Mampu mengangkut muatan dalam jumlah yang besar
6. Mampu menempuh jarak yang jauh
7. Jadwal perjalanan dengan frekuensi tinggi dapat dilakukan
8. Jarang sekali terjadi hambatan karena semua fasilitas dimiliki oleh satu
perusahaan sehingga penyediaan jasa lebih terjamin kelancarannya
9. Dapat memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan bus
Perusahaan Kereta Api bersifat monopoli
faktor-faktornya:
1. Bersifat public utility
2. Bersifat strategis
3. Membutuhkan modal/investasi

Note : Pemerintah sampai sekarang yang mampu mengelolanya


Kereta Api

1. Kereta Api Barang


2. Kereta Api Penumpang
Faktor-faktor pemanfaatan kereta api
harus mempertimbangkan:
1. Kenyamanan
2. Peningkatan fasilitas/alih teknologi
3. Perawatan :
a. Jalan rel
b. Aset tanah
c. Prasarana : Pelayanan prima, keselamatan perjalanan,
kecepatan/ketepatan waktu, kemudahan layanan,
kenyamanan
Dasar Hukum
1. Angkutan Kereta Api : UU No. 13/1992 tentang
perkereta apian Lbr. Neg. No. 47/1992 Ps 46 UU KA
mulai berlaku 17 Sept 1992 diperbaharui UU No.
23/2007 Kereta Api
2. Aspek Hukum Publik : Pengangkutan diatur dengan UU
3. Aspek Hukum Perdata : Pengangkutan diatur dengan
Perjanjian yang dibuat oleh para pihak
Pengangkutan Kereta Api

1. Diadakan dengan perjanjian antar pihak (karcis terjadi perjanjian


pengangkutan (Psl 35 (2) UU KA; karcis penumpang diterbitkan atas tunjuk
setiap pemegang karcis penumpang berhak diangkut)
2. Terjadinya pengangkutan kereta api
3. Kewajiban-hak pada angkutan kereta api
4. Terjadinya pembatalan pemberangkatan
5. Stasiun
Direktur
Utama

Riset &
Perencanaan
Pengembangan

Latihan &
Inspektorat
Pendidikan

Sekretaris
Perusahaan

Instalansi Traksi & Lalu Lintas &


Personalia Keuangan
Tetap Bengkel Niaga

Pola ini dilengkapi dengan staff atau unit operasional


Pola Organisasi Wilayah

Kepala
Wilayah

Instalansi Lalu Lintas Sinyal &


Administrasi Teknik
Tetap & Niaga Telkom
Direktur Utama

Direktur
Direktur Direktur Direktur Keselamatan Direktur Direktur
Operasi Teknik Keuangan & Manajemen Komersial dll
Resiko
Organisasi Manajemen Perkeretaapian di
Indonesia
 Tanggung jawab menyeluruh PJKA berada di tangan pemimpin tunggal yaitu
Kepala Perusahaan Jawatan Kereta Api (KAPERJANKA)
 Kantor Pusat : Bandung
Organisasi Manajemen terdiri dari :

1. Direktur (5)
2. Kepala Pusat (3)
3. Inspektur Perusahaan (1)
4. Sekretaria Perusahaan (1)
Direktur PJKA

1. Direktur Keuangan
2. Direktur Instalansi Tetap
3. Direktur Traksi & Perbekalan
4. Direktur Lalu Lintas dan Perniagaan
5. Direktur Personalia
Kepala Pusat

1. Kepala Pusat Perencanaan


2. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
3. Kepala Pusat Pendidikan dan Pengembangan
Sejarah Perkeretaapian di Indonesia :

 Th. 1864 : Pertama kali dibangun Jalan Rel 26 km antara Kemijen Tanggung oleh
Pemerintah Hindia Belanda
 1864 s/d 1945 : Staat Spoorwegen (SS), Verenigde Spoorwegenbedrifj (VS), Deli
Spoorwegen Maatschappij (DSM)
 1945 s/d 1950 : DKA
 1950 s/d 1963 : DKA – RI
 1963 s/d 1971 : PNKA
 1971 s/d 1991 PJKA
 1991 s/d 1998 : PERUMKA
 1998 S/d 2010 : PT. KERETA API (Persero)
 2010 s/d sekarang : PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
Kebijakan manajemen KA untuk
pencegahan kecelakaan KA :
1. Peningkatan kualitas SDM (motivasi)
2. Penegakan & penindakan hukum terhadap perilaku disiplin SDM
3. Pendeteksian dini terhadap potensi bencana yang akan terjadi khususnya
bencana alam
4. Pendekatan edukatif-persuasif pada lingkungan masyarakat secara umum,
serta upaya pendidikan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi

You might also like